Anda di halaman 1dari 26

URODINAMIKA

Andrian Sitompul
PPDS ILMU BEDAH
FK ULM / RSUD ULIN BANJARMASIN
Pendahuluan
• Merupakan pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui :
1. Fungsi Kandung Kencing : Cystometry
2. Fungsi Spinchter : Bergantung 2 element  sphincter interna
(smooth muscle) & sphincter externa (voluntary) 
Electromyography
3. The act of voiding : hasil interasksi antara fungsi kandung kencing
dan spinchter  aliran kencing
Hasil interaksi ketiga pemeriksaan diatas digunakan menilai
normalitas dan abnormalitas fungsi saluran kemih bawah
Fase pengisian

BLADDER
• Tekanan rendah,
berperan sebagai
P
reservoir dengan
compliance tinggi

URETHRA
P • Tekanan sfingter uretra
harus melebihi tekanan
buli
Fase berkemih
BLADDER
• Kontraksi yang
terkoordinasi menghasilkan
tekanan
P • Pengosongan buli secara
komplit

P URETHRA
• relaksasi
Urinary Flow Rate
• Normal (kondisi buli penuh) : Pria 20-25 ml/s, Wanita 25-30 mL/s 
dipengaruhi usia dan volume urine yang dikeluarkan
• < 15 mL/s : suspect obstruksi; < 10 mL/s : obstruksi
• Urinary flow rate bergantung pada :
• Aktivitas Otot Detrusor
• Outlet resistance
• Spinchter Uretra Interna dan Externa :
Peningkatan aktivitas spincter uretra atau ketidamampuan relaksasi pada saat
voiding  obstruksi
Gangguan fungsional : infeksi, hormonal, psikologis
• Mechanical factor :
Prostate Enlargement, Striktur Uretra, Cystoceles, scaring and fibrosis urethra
due to previous operation
UROFLOWMETRY
• Menilai pancaran urine selama proses miksi
secara elektronik.
• Mendeteksi keberadaan Bladder Outlet
Obstruction (BOO)
• Alat yang digunakan mengukur kecepatan
urine (mL/detik)
Persiapan Pasien
• Pengamat seminim mungkin (privasi), bersih, tenang
• Penempatan peralatan yang teratur  pasien dapat mudah
melakukan miksi
• Pasien dianjurkan tidak membuang air sebelum pemeriksaan
(minimal 2 jam)
• Pasien  minum yang banyak
• Pemakaian obat-obatan yang mempengaruhi hasil  STOP
• Pasien sebaiknya memiliki catatan urin output per hari
Practical tips
• Perhatikan laju urin dan pola grafik uroflow
• Bila volume urin <150-200 cc, hasil tidak bisa dipercaya
• Pasien harus berada dalam lingkungan yang mendukung dan tidak
boleh dalam keadaan tertekan
• Uroflowmetri tidak cukup untuk mendiagnosis BOO disebabkan
uroflowmetri tidak bisa membedakan dengan gangguan kontraktilitas
detrusor
PARAMETER
• Laki – laki muda : 15 – 20 mL/detik; Abnormal < 10 mL/detik
• Angka ini berkurang 1-2 mL/detik per 5 tahun bertambahnya umur.
• Ada penurunan peak flow seiring dengan waktu dan pada umur 80 tahun maksimum
flow menjadi 5,5 mL/detik.
• Wanita: uretra yang sangat pendek, tahanan outlet yang minimal & tidak ada prostat
 faktor yang mempengaruhi uroflow pada wanita adalah kekuatan otot detrusor
dan resistensi uretra dan derajat relaksasi sfingter.
• Pada wanita normal, Qmax dapat lebih besar dari 30 mL/detik, kurva berbentuk
sama seperti pada pria, dan flow time lebih pendek.
• Flow max pada wanita tidak tergantung umur.
• Flow time terlalu panjang
• Maximum flow rate normal
• Average flow rate rendah
• Adanya intermittent obstruksi
• Kemungkinan gangguan ada di
aktivitas spinchter uretra atau
ketidak sinergisan kontraksi blader
dan relaksasi spinchter 
Pemeriksaan lanjutan
• Maximum flow rate tidak
melebihi 20 mL/s
• Average flow rate 10 mL/s
• Ada interupsi di tengah kencing
• Jumlah urine minimal
• Gangguan pada spincter uretra
Gambar 1 :
Khas pada obstruksi saluran kemih bawah (BPH) dimana
maximum flow rate dan average flow rate < 10 mL/s &
flow time yang panjang

Gambar 2 :
Gambaran pada pasien overaktivitas bladder (urgency)
dimana maximum flow rate dicapai di awal mixing dan
turn perlahan-lahan
Bladder Function
• Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi buli adalah :
• Bladder capacity
• Accommodation
• Sensation
• Contractility
• Voluntary control
• Response to drugs
• Fungsi ini dapat dinilai dengan Cystometry
CYSTOMETRY
• Cystometry dapat dilakukan dengan dua metode :
1. Perekaman tekanan buli (intravesica) mulai dari buli kosong
(filling) hingga pengosongan buli (voiding)
2. Perekaman tekanan intravesica dengan mengisi cairan ke dalam
buli secara retrograde
• Cystometry mengukur hubungan antara tekanan intravesica dengan
volume buli
Karena tekanan pada buli-buli juga
dipengaruhi oleh tekanan / kondisi
intraabdomen maka Tekanan Detrusor
didapatkan dari Tekanan Intravesica
yang dikurangi tekanan abdomen
Phases of cystometrogram
Cystometogram (Capacity, Sensation)
• Nilai normal ditandai dengan tekanan
intravesica yang relatif rendah &
konstan hingga mendekati kapasitas
maksimum, meninggkat sedikit
menjelang voiding dan meningkat tajam
saat voiding.
• Sensasi fullness mulai dirasakan pada
volume 100-200 ml, semakin terasa
(strongly) mendekati nilai maskimum
dan keinginan kencing sangat kuat saat
volume maksimum (400-500 mL)
Cystometogram (Compliance)
• Accommodation : Kemampuan kandung
kencing mempertahankan tekanan
konstan selama pengisian (Bladder
Compliance)
• Normal > 30 – 40 mL/cmH2O
• Decrease compliance < 30 mL/cmH2O
• Pada kurva sebelah
• 400 mL : 12 cm = 33,33 mL/cmH2O
Cystometogram
(Contractility and Voluntary Control)
• Secara normal tidak terdapat
peningkatan atau aktivitas kontraksi
detrusor selama fase pengisian, dan
aktivitas detrusor akan meningkat pada
saat pengosongan sampai buli kosong.
• Kemampuan pasien menahan urine
dapat dipantau saat filling phase. Dinilai
apakah pasien dapat menahan kencing
sampai volume buli mendekati
maksimum.
• Normal kontaktilitas saat voiding 20-40
mL/cmH2O
Multichannel normal-
filling cystometrogram.
At completion of fill, the
detrusor pressure (Pdet)
is 10 cm H2O and there is
no detrusor overactivity.

Multichannel filling
cystometrogram shows detrusor
overactivity with multiple
contractions. Patient had
idiopathic detrusor overactivity. C
Vol, volume infused; Pabd,
abdominal pressure; Pdet,
detrusor pressure; Pves,
intravesical pressure.
Sphincter Function
• Fungsi sphincter dapat dinilai dengan :
• Merekam aktivitas electroyographic dari sphincter uretra externa (voluntary)
• Merekam baik aktivitas sphincter uretra interna (smooth muscle) dan sphincter
uretra externa (voluntary)
• Metode pemeriksaan ini disebut “Pressure profile measurement” atau
Profilometry. Profilometry dapat dinilai dengan :
• Membrane Catether Technique
• Microtransducer Technique
• Pemeriksaan ini disarankan bersaaman dengan pemeriksaan tekanan
detrusor (cystometry)
• Profilometry dimulai dari buli yang
kosong sehingga dapat dinilai
perubahan tekanan sphincter saat
relaksasi dan kontraksi
• Dengan menggunakan kedua alat
tersebut dapat dinilai :
1. Total pressure
2. Maximum closure pressure
3. Distribution of closure pressure
4. Functional length of sphincteric unit
4 Pertanyaan yang Dinilai dari Cystometry dan
Profilometry

1. Apakah buli berelaksasi selama pengisian?


2. Apakah uretra berkontraksi selama pengisian?
3. Apakah buli berkontraksi dengan baik selama proses
berkemih?
4. Apakah uretra membuka dengan baik selama
berkemih?

Anda mungkin juga menyukai