Monosit 3%
Radiologi: Chest X-Ray
• Ekspertise:
• Pulmo: Corakan
bronkovaskular paru normal,
hilus baik
• Cor : CTI = 50%
• Aorta Elongasi
• Sinus dan diafragma naik
• Kesan: Elongasi aorta
Diagnosis
B20 stadium III dengan infeksi oportunistik:
• Diare kronik
• Kandidiasis Oral
• Prurigo
Tatalaksana
• Cotrimoxazole 1 x 960 mg
• Nystatin drop 4 x 1 ml
• Fluconazole 2 x 1 tab
• Kontrol Poli Pelangi
• Saran Pemeriksaan Lab Darah untuk CD4
Prognosis
• Quo Ad vitam : Dubia ad malam
• Quo Ad functional : Dubia ad malam
Follow Up
Tanggal Keadaan pasien Laboratorium Tatalaksana
25/10/13 T: 110/80 mmHg Duviral 2 x 1
19/09/13 BB: 62 kg Cotrimoxazole 1 x 960 mg
Nystatin drop 4 x 1 ml BB: 62 kg Neviral 2 x1
S: Os merasakan
bercak putih disekitar Fluconazole 2 x 1 tab
S: - Cotrimoxazole Forte 1 x 1
mulut berkurang. Kontrol Poli Pelangi
Frekuensi diare
menurun 1 kali / hari.
08/11/13 T: 110/80 mmHg Duviral 2 x 1
Lemas (+), Keringat
dingin (+) BB: 65 kg Neviral 2 x1
26/09/13 T: 120/80 mmHg (Sampel darah per Cotrimoxazole Forte 1 x 1 tab S: gusi bengkak (+) Cotrimoxazole Forte 1 x 1
19/09/14)
BB: 60 kg Neurodex 1 x 1 tab
21/11/13 T: 110/80 mmHg Duviral 2 x 1
CD4 Absolut: 33 sel/ml
S: - Ranitidin 2 x 1 tab
(N = 410 – 1590 sel/ml) BB: 62 kg Neviral 2 x1
Lansoprazole 1 x 1 tab
CD4 %: 4% S: Batuk, pilek, sakit Cotrimoxazole Forte 1 x 1
(N = 31 – 60%) tenggorokan, panas,
lemas Tremenza 3 x 1
11/10/13 T: 120/80 mmHg Informed Consent ARV
Paratusin 3 x 1
BB: 61 kg Duviral 2 x 1
S: - Cotrimoxazole Forte 1 x 1
Limfosit B
NK cell
CD4+
• Digunakan untuk mengetahui tingkat sistem, menentukan
terapi, melihat respon terapi, serta penentuan pemberian
profilaksis patogen oportunistik pada penderita HIV / AIDS.
• Pemeriksaan menggunakan flow cytometri, berkala 3 – 6
bulan
• Sangat bermanfaat memprediksi perkembangan infeksi
oportunistik.
• Jumlah CD4+ sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti pada infeksi akut, tindakan operasi besar, maupun
pemberian kortikosteroid.
• Pemakaian ARV meningkatkan jumlah CD4+ sebanyak 50 sel
/ mm3 dalam pemakaian 4 hingga 8 minggu kemudian
meningkat sebanyak 50 – 100 sel / mm3 setiap tahunnya.
Patogenesis HIV
• Pada fase kronik progresif, pasien rentan terhadap infeksi lain dan
respons imun terhadap infeksi tersebut menstimulasi produksi HIV
dan destruksi jaringan limfoid. Penyakit HIV berjalan ke fase akhir
yang disebut AIDS dimana terjadi destruksi seluruh jaringan limfoid
perifer, jumlah sel CD4+ dalam darah kurang dari 200 sel/mm3, dan
viremia HIV meningkat drastis. Pasien AIDS menderita infeksi
oportunistik, neoplasma, kaheksia (HIV wasting syndrome), gagal
ginjal dan degenerasi susunan saraf pusat.
Diagnosis
• Kelainan Kulit:
• Infeksi Virus
• Infeksi Bakteri
• Infeksi Jamur
• Infeksi Parasit
• Dermatitis non spesifik
• Kanker
Laboratorium
• A1: Rapid test
• A2: Enzym-linked immunosorbent assay (ELISA)
• A3: Western Blot (WB), Indirect Immunofluorescence Assay
(IFA) atau radio-immunoprecipitation assays (RIPA).
Tatalaksana: Stadium Klinis
Tatalaksana: Penilaian Imunologi
• Pemeriksaan CD4 melengkapi pemeriksaan klinis untuk
menentukan pasien yang memerlukan pengobatan profilaksis
IO dan terapi ARV. Rata rata penurunan CD4 adalah sekitar 70-
100 sel/mm3/tahun, dengan peningkatan setelah pemberian
ARV antara 50 – 100 sel/mm3/tahun. Jumlah limfosit total
tidak dapat menggantikan pemeriksaan CD4.+.