1
Gambaran Umum Perkopian Indonesia
EKSPOR :
Indonesia produsen utama ke 3 Volume 534 ribu ton
dunia, setelah Brasil & Vietnam Nilai US$ 1,2 milyar
2
MASA PANEN KOPI DI INDONESIA
MENURUT LOKASI DARI KATULISTIWA
Lokasi Kontribusi
Dari Wilayah Masa Panen Thd
Katulistiwa Produksi
Sumbagsel
Selatan Jawa April – Sept
Sulawesi (Juli – Agust) 82 %
Bali / N T T
Aceh Okt – Maret
Utara Sumut (Nov – Feb) 18 %
3
LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KOPI NASIONAL
TAHUN 2010 S.D 2013*)
Rata2
No Uraian 2010 2011 2012 2013*) Pertmbhn/Thn
(%)
1 Luas Areal (Ha)
1.210.365 1.233.698 1.235.289 1.240.919 0,84
2 Produksi (Ton)
686.921 638.646 691.163 698.887 0,77
3 Produktivitas
(Kg/Ha) 779 702 745 755 (0,81)
4
LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
PERKEBUNAN KOPI INDONESIA 2013*)
1.193.149 669.064
1 Perkebunan Rakyat 753
(96,15%) (95,73%)
22.589 13.820
2 Perkebunan Negara 810
(1,82%) (1,98%)
25.181 16.002
3 Perkebunan Swasta 803
(2,03%) (2,29%)
1.240.919 698.886
Total 755
(100%) (100%)
*) angka sementara
Sumber: Statistik Perkebunan 2012
5
DAERAH PENGHASIL KOPI di INDONESIA Tahun 2014 *)
6
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keunikan karakteristik
Kopi Spesialti yang tidak dihasilkan oleh negara lain.
Kopi Arabika Spesialti Karakteristik Produktivitas
(Ton)
Gayo Maountain - Sumatera Utara very good aroma & flavor, good acidity & medium body 15,000-20,000
Mandheling - Sumatera Utara very good aroma & complex flavor, light acidity & strong body 10,000-15,000
Lintong - Sumatera Utara excellent aroma & complex flavor, medium acidity & excellent body 5,000-10,000
Mangkuraja - Bengkulu delicate aroma & flavor, medium acidity & good body 700 - 1.000
Preanger - Jawa Barat rather lemony & flavor, high intensity acidity & high body 500-1,500
Java – East Java good aroma & flavor, high clean acidity & medium body, spicy tone 3,000-4,000
Toraja - Sulawesi excellent aroma & flavor, high acidity & medium body, balance bitter hints 3,000-5,000
Kalosi - Sulawesi good aroma & flavor, medium high acidity & medium body, high bitter hints 3,000-5,000
Kintamani - Bali good aroma & flavor, medium to high acidity & medium body 2,000-3,000
Flores - Bajawa good aroma & flavor, medium to high acidity & medium body 2,000-3,000
Baliem - Papua heavy body with low acidity, chocolate with tobacco notes 500-1,000
Lopi Luwak / Civet Coffee very unique excellent aroma & flavor, medium body, medium acidity & long after taste 30 - 50
Java Estate Robusta WIB / Jawa Timur medium body, good flavor, clean, very light acidity 5,000-7,000
Flores Robusta AP / Nusa Tenggara Timur good aroma and flavor, good body, neutral taste 10,000-15,000
7
LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
KOPI ROBUSTA DAN ARABIKA TAHUN 2010-2013*)
Growth
NO KET 2010 2011 2012 2013*)
(%)
PRODUKTIVITAS
C
(kg/ha)
Jenis
Extract, Essence,
Green Beans Instant Coffee Concenttrate Roasted Coffee
Total
Tahun Volume Value Volume Value Volume Value (000 Volume Value (000 Value (000
(Ton) (000US$) (Ton) (000US$) (Ton) US$) (Ton) US$) US$)
2007 321,545 633,918 13,186 50,491 6,096 13,259 935 2,079 699,747
2008 468,018 989,399 7,829 49,098 15,618 40,915 727 2,055 1,081,467
2009 510,187 835,999 7,200 41,616 19,647 50,507 708 1,700 929,822
2010 432,780 812,531 7,384 40,812 43,870 126,445 812 4,210 983,998
2011 346,091 1,034,814 7,196 48,467 69,721 218,358 399 1,855 1,303,494
2012 447,064 1,244,146 71,685 274,598 14,941 42,695 1,526 5,366 1,566,805
2013 532,157 1,166,244 72,899 263,810 10,030 30,502 1,867 7,705 1,468,261
9
NEGARA UTAMA TUJUAN EKSPOR KOPI INDONESIA
TAHUN 2013
Ekspor kopi biji masih didominasi ke
Negara Tujuan Pangsa (%) negara tradisional :
• USA
1. Uni Eropa 31 • Jerman
- Jerman
- Italia • Jepang
- Inggris
- Belgia • Italia
- Lain-lain Ekspor kopi biji ke negara-negara non
2. Jepang 8
tradisional (emerging markets) masih
3. Amerika Serikat 13
4. Afrika 12 rendah tetapi terus meningkat.
- Algeria Ekspor kopi instan, kopi sangrai,
- Mesir ekstract / essence / konsentrat
- Maroko
didominasi negara-negara non
- Afsel
5. Asia dan lainnya 36 tradisional :
• Philipina
• Malaysia
Jumlah 100
• Singapura
10
KOMPOSISI JENIS PRODUK KOPI
INDONESIA TAHUN 2013
Kopi Olahan :
Kopi bubuk & gongseng (HS 0901.21) 30
Kopi solubel : 10
- Kopi instan (HS 2101.11)
- Olahan dengan dasar ekstrak,essen atau
konsentrat (HS 2101.12)
Jumlah 100
11
PRODUKSI & KONSUMSI KOPI DUNIA
Volume (juta karung)
150 146 Produksi
145
145
146 Konsumsi
139
140 142
136
135 133 132
129
130 129 133
129 132
125 123
120 120
120 116 123
115113
119
110
110
108
105
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber : ICO
12
Trend World consumption
Calendar years 1970 to 2020*
200
180
172.8
164.6
160 156.7
140
2000-2010
2.5%
120
Million bags
1990-1999
1.8%
100 1980-1989
1970-1979 1.7%
1.3%
80
60
40
20
Global Coffee Market tahun 2011 (Ernest & Young) mencapai sebesar
$ 274 milyar terdiri dari :
Retail sales (at home) : $ 71 milyar (26%)
Food service (Restaurant) : $ 153 milyar (56%)
Institutional sales : $ 50 milyar (18%)
Sementara untuk pasar kopi komersial diperkirakan masih mendominasi
sekitar 90% dan 10% berupa kopi spesialiti
14
Pertumbuhan Rata-Rata Konsumsi Kopi Dunia
Average annual
Calender years 2009 2010 2011 2012 growth rate
(2009 - 2012)
In thousand bags
Sumber : ICO
15
Perkembangan komposisi konsumsi
kopi dunia (1990 – 2013)
16
PERKEMBANGAN & TANTANGAN
PRODUK KOPI OLAHAN
INDONESIA
17
Potensi peningkatan konsumsi domestik Dalam Negeri :
Konsumsi kopi masyarakat Indonesia relative masih rendah yaitu sekitar 0,9
kg/kapita/ tahun, sementara beberapa negara seperti Brazilia mencapai 6
kg/kapita/tahun, Finlandia 11,4 kg/kapita/tahun,Norwegia 10,6 kg/kapita/
tahun.
18
Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan konsumsi kopi dunia lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan produksi, antara lain disebabkan :
2. Menurut ICO, bahwa sejak tahun 2010 trend telah terjadi peningkatan
konsumsi kopi dunia sebesar 2,5% per tahun. Sehingga pada tahun
2020, konsumsi kopi dunia diperkirakan akan mencapai 165 s/d 173
juta karung atau mengalami defisit sebesar 30 – 37 juta karung .
4. Secara umum, dengan meningkatnya taraf hidup dan life style, telah
mendorong terjadinya peningkatan tingkat konsumsi di negara
produsen kopi (Brasil, Mexico, Indonesia, Vietnam, India)
.
19
Bahan Baku Kopi
Keterbatasan bahan baku untuk industri pengolahan
kopi DN dan pasar ekspor kopi biji
20
Lanjutan..
21
21
Keunggulan Kopi Indonesia di Luar Negeri :
22
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPI OLAHAN
INDONESIA
1. Dalam rangka pemenuhan bahan baku, meningkatkan produksi & perluasan
lahan tanaman kopi melalui intensifikasi & ekstensifikasi melalui program
revitalisasi perkopian nasional (Gerakan Nasional Kopi), antara lain :
• Kopi Arabika :
Perluasan areal
Konversi kopi Robusta di lahan tinggi yang sesuai
Penanaman di lahan baru milik petani yang sesuai
Mengupayakan Pendaftaran & Penerbitan Sertifikasi Indikasi Geografis
23
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPI INDONESIA
(Lanjutan)
24
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Peningkatan produktivitas kopi melalui intensifikasi dan pengendalian perluasan tanaman kopi
Robusta, serta mendorong perluasan kopi arabika terutama pemanfaatan lahan tidur yang
banyak tersebar di luar Jawa melalui Gernas Kopi
2. Agar dapat meningkatkan daya saing, diperlukan konsistensi dalam peningkatan mutu melalui
pembinaan petani pekebun kopi untuk menghasilkan biji kopi bermutu baik dan memenuhi SNI,
3. Keunggulan kopi specialty Indonesia yang telah dikenal di pasar internasional harus tetap
dipertahankan dan perlu dilakukan perluasan segmen pasar untuk memperoleh harga premiun
yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan promosi konsumsi kopi dalam negeri dengan cara menggiatkan konsumsi kopi
oleh masyarakat antara lain masalah kopi terhadap kesehatan, serta melalui pengembangan
kopi yang memiliki karakteristik dan citarasa khas masing-masing daerah.
5. Konsumsi kopi dunia telah tumbuh secara stabil pada tingkat 2,5% per tahun. Pertumbuhan
tercepat terjadi di “emergin market” seperti Eropa Timur dan Asia. Peluang pasar ini perlu
ditangkap dan dilakukan promosi secara terarah dan berkesinambungan dari seluruh
stakeholder perkopian Indonesia.
6. Perlu adanya standard dan sertifikat nasional untuk kopi yang lebih sederhana dalam standar
keamanan pangan yang berkelanjutan (sustainability), sehingga dapat berlaku sesuai dengan
standar kualitas internasional.
7. Mendorong Pendaftaran & Penerbitan Sertifikasi Indikasi Geografis terutama pada daerah
sentra produksi kopi arabika
25
26