KJDR
KJDR
DALAM RAHIM
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN KASUS
PEMBAHASAN
BAB 1 PENDAHULUAN
KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM
Dari data pusat statistik kesehatan nasional
Amerika Serikat didapatkan angka kejadian
KJDR pada tahun 2001 berkisar 6,5 kematian
dalam 1000 kelahiran
Di Indonesia sendiri KJDR merupakan penyebab
kematian perinatal yang mengambil porsi hampir
50% dari seluruh kematian perinatal
PENYEBAB KEMATIAN JANIN
DALAM RAHIM
Penyebab KJDR dapat dikategorikan
menjadi 3 faktor
Janin
Maternal
Plasenta
FAKTOR JANIN
Anomali struktur kongenital, pertumbuhan janin
terhambat, anomali kromosom, hidrops fetalis
non imun dan alomunisasi merupakan penyebab
penyebab bayi lahir mati yang paling sering.
Anomali struktural
anomali sistem saraf (48%)
anomali jantung dan gastrointestinal (masing
masing sekitar 9%)
Anomali Kromosom
Trisomi 21
Monosomi x (Sindroma Turner)
Trisomi 18
FAKTOR PLASENTA
Solusio plasenta merupakan penyebab kematian
yang paling sering, dan merupakan penyebab
dari 14% kasus kematian janin dalam rahim
Belitan tali pusat dan simpul ketat pada tali
pusat dihubungkan dengan 21% kematian janin
dalam rahim
Perdarahan fetomaternal juga dapat
menyebabkan kematian janin dalam rahim pada
sekitar 4,7% dari 319 kematian janin di L.A
County Women’s Hospital
FAKTOR MATERNAL
Korioamnionitis berhubungan peningkatan
resiko kematian janin dalam rahim 6 kali lebih
tinggi (9,4%)
Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit
maternal yang paling sering yang berhubungan
dengan dengan 58% kematian janin dalam
rahim
Ruptura uteri yang disebutkan bertanggung
jawab terhadap 3% kematian janin dalam rahim
FAKTOR LAIN
Sekitar 2535% dari semua kematian janin
dalam rahim masih tetap belum diketahui
penyebabnya walaupun terdapat evaluasi dan
penyelidikan yang adekuat
DIAGNOSIS
Diagnosis KJDR dapat ditegakkan berdasarkan
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS
Dari anamnesis umumnya ibu mulai merasakan
gerakan anak berkurang hingga tidak terasa
sama sekali
Ukuran perut yang mengecil
Berat badan ibu yang mulai menurun
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik
Tidak dapat menemukan atau mendengar
detak jantung janin (DJJ) baik dengan
fetoskop maupun dengan doppler
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan
pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan
hCG urin, dimana akan menjadi negatif
beberapa hari setelah kematian
Pemeriksaan lain berupa pemeriksaan USG
dimana secara visual tidak ditemukannya fetal
movement dan fetal heartbeat.
EVALUASI
Tujuan dari evaluasi
Menentukan penyebab kematian
Mengidentifikasikan resiko berulangnya kejadian
yang sama pada kehamilan selanjutnya
PEMERIKSAAN PADA FETUS DAN
PLASENTA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Bila otopsi dan studi kromosom dilakukan, ±
35% kematian janin dalam rahim ditemukan
memiliki anomali struktural mayor, 20% lainnya
memiliki gambaran dismorfik atau abnormalitas
skeletal, 8% memiliki abnormalitas kromosom
OTOPSI
Pasien harus diberitahu dan disarankan untuk
mengijinkan otopsi penuh namun sesungguhnya
informasi yang baik juga dapat dikumpulkan
dari studistudi terbatas
Yang terpenting orang tua harus dihubungi dan
disarankan untuk melakukan konseling
mengenai penyebab kematian, resiko
kekambuhan, dan strategi untuk menghindari
terulangnya kejadian yang sama pada kehamilan
berikutnya
PENANGANAN
Kejadian KJDR merupakan trauma berat bagi
penderita dan keluarga serta menunjukkan
kegagalan suatu aspek pelayanan obstetri.
Adapun penanganan dalam KJDR yaitu
Konservatif/pasif :
Rawat jalan
Menunggu persalinan spontan 12 minggu
Pematangan servik dengan misoprostol atau
estrogen
Pemeriksaan kadar hematokrit, trombosit dan
fibrinogen tiap minggu
Aktif
Dilatasi servik dengan batang laminaria atau balon
kateter
Induksi dengan misoprostol, prostaglandin tablet
vagina, atau oksitosin drip
Perawatan Rumah Sakit
Bila harus segera ditangani
Bila ada gangguan hemostasis (koagulopati)
Bila ada penyulit infeksi berat
KOMPLIKASI
KJDR dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
Jika janin yang telah meninggal dibiarkan dalam
kandungan selama 34 minggu atau lebih akan
menyebabkan dilepasnya tromboplastin dari jaringan
janin
Tromboplastin kemudian masuk ke sirkulasi
maternal melalui plasenta atau tempat robekan
plasenta yang menimbulkan DIC
Dapat terjadi infeksi, apalagi jika ketuban telah
pecah terlebih dahulu, karena kematian janin
merupakan media yang baik untuk berkembang
biaknya kuman
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Pasien : NKJ
Alamat : Subagan Sengkidu Manggis
Usia : 33 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Pegawai Salon
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Masuk Rumah Sakit : 12 Juli 2014pk 08.29
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Riwayat perkawinan
Pasien menikah satu kali dengan suami yang sekarang
selama ± 5 tahun.
Riwayat persalinan
Laki laki, 3300 gram, Aterm, Vacum, dr. SpOG, 5 tahun,
hidup
2. Hamil ini
Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Di bidan sebanyak 3 kali, dr. SpOG 2 kali USG (+)
Riwayat KB
Penderita menggunakan KB jenis kondom.
• Ekstremitas : hangat + | +
+ | +
edema |
|
PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetri
Abdomen
TFU ½ pstpx (26cm)
His ()
DJJ ()
VT(09.00) : PØ 1cm, eff 25%, kaku posterior
ketuban (+) teraba bokong, denominator
belum jelas, tidak teraba bagian kecil/tali
pusat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : FHB () FM ()
G2P1001,3536 minggu, T/KJDR, letak sungsang
PENATALAKSANAAN
Pdx :
Tx : Terminasi kehamilan dengan misoprostol
25mcg
Ekspektatif pervaginam
Mx : keluhan, vital sign
KIE : pasien dan keluarga
PERKEMBANGAN PENYAKIT
Tanggal 12 Juli 2014 pk. 14.00 WITA
Evaluasi :
His (+) 23x/10’ ~ 3035”
Keluar air ()
Pemeriksaan dalam (VT) :
PØ 2 jari, effacement 25 % ketuban (+)Teraba bokong,
denominator sakrum melintang kiri Tidak teraba bagian
kecil atau tali pusat
Ass : G2P1001,3536 minggu, T/KJDR, letak sungsang
Pdx : ()
Tx : Expect. Pervaginam
Mx : Observasi keluhan, vital sign
KIE
pk. 18.00 WITA
Evaluasi :
His (+) 34x/10’ ~ 3540”
Pemeriksaan dalam (VT) : PØ 4 jari, efficement 50 %
ketuban () jernih teraba bokong, denominator sakrum
anterior tidak teraba bagian kecil atau tali pusat
Ass : G2P1001,3536 minggu, T/KJDR, letak sungsang
PK I keluar air
Pdx : ()
Tx : Expect. Per vaginam
Mx : Observasi keluhan, vital sign, tandatanda
inpartu
KIE
pk. 21.20 WITA
Os ingin mengedan
Evaluasi :
His (+) 45x/10’ ~ 40 – 45”
Pemeriksaan dalam (VT) : PØ lengkap Teraba bokong,
penurunan H III + Tidak teraba bagian kecil atau tali pusat
Ass : G2P1001,3536 minggu, T/KJDR, letak sungsang,
PK II
Pdx : ()
Tx : Pimpin persalinan
KIE : cara meneran
pk. 21.30 WITA :
Lahir bayi Perempuan, meninggal, berat bayi 1900
gram, panjang bayi 46 cm, maserasi grade II, anus (+),
kelainan (), tali pusat tampak terpluntir
Pk. 21.35 WITA :
Lahir plasenta, kesan lengkap hematome (), kalsifikasi ()
Evaluasi: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi (+) baik,
pendarahan aktif ()
Ass : P1101, P Louvset Maneuver , post partum hari 0
Pdx : ()
Tx : Amoxycillin 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Metil Ergometrin 3 x 0,125 mg
Sulfat Ferrous 2 x 300 mg
Mx : Observasi 2 jam post partum
KIE : Mobilisasi dini
Personal Hiegene
pk. 16.50 WITA :
Os mengeluh masih lemas
T : 120/80 mmHg, N : 80x/menit, Tax : 36,8°C
TFU : 2 jari bawah pusat,
Kontraksi uterus (+) baik, perdarahan ()
Lokia (+), bayi † (dibawa pulang oleh keluarga)
Ass : Kala IV Normal
Tx : Amoxycillin 3x500 mg,
Asam mefenamat 3x500 mg,
Metil Ergometrin 3 x ISF 2xI
Mx : keluhan dan tanda vital
KIE
FOLLOW UP
S : keluhan () mobilisasi (+)
O :Status present : T : 110/70 mmHg
N: 80x/menit
R : 20x/menit
Tax : 36°C
Status General :
Mata : anemi /, ikterus /
Thorax :Cor : S1S2 tunggal regular murmur ()
Po : vesikuler +/+, rhonki /, wheezing /
Abdomen : ~ status obstetri
Ekstremitas: akral hangat, edema /
Status Obstetri :
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi (+)
baik
Vagina : Perdarahan (),Lokia (+)
Ass : P1101, P Louvset Manuever , post partum
hari I
Tx : Amoxycillin 3x500 mg,
Asam mefenamat 3x500 mg,
Metil Ergometrin 3x0,125 mg
SF 2x300 mg
Mx: keluhan dan tanda vital
KIE : BPL
BAB 4
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kematian janin dalam rahim (KJDR) menurut
WHO didefinisikan sebagai kematian janin
dalam uterus dengan usia kehamilan telah
mencapai 20 minggu atau lebih, dengan berat
janin 500 gram atau lebih
Diagnosis KJDR dapat ditegakkan berdasarkan
klinis yang didapatkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Dalam kasus ini hal yang mendukung ditegakkannya
diagnosa KJDR adalah
Anamnesis : gerakan janin dirasakan berkurang
sejak 1 hari yang lalu (11 Juli 2014)
Pemeriksaan fisik : denyut jantung janin tidak
terdengar baik dengan funduskop maupun Doppler
Pemeriksaan penunjang laboratorium berupa hCG
urine tidak dikerjakan Namun dalam kasus ini
pemeriksaan penunjang USG dilakukan, dimana dari
hasil USG tidak ditemukan FM & FHB
Setelah janin dilahirkan didapatkan bayi dalam
keadaan meninggal, dengan berat bayi mencapai
1900 gram, hal ini mendukung diagnosa KJDR
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan keadaan bayi
setelah dilahirkan dapat disimpulkan bahwa
diagnosa kasus ini adalah KJDR.
Penyebab dari kematian janin dalam rahim
dapat terjadi karena faktor janin, maternal, atau
patologi pada plasenta.
Pada kasus ini, ditemukan kelainan berupa tali
pusat tampak terpluntir yang mungkin sebagai
penyebab kematian janin
Pada kasus ini diputuskan untuk melakukan
induksi persalinan dengan insersi misoprostol 25
mcg.
Setelah dipimpin persalinan pada pukul 21.30
WITA bayi Perempuan, meninggal, berat bayi
1900 gram, panjang bayi 46 cm, maserasi grade
II, anus (+), kelainan ()
Setelah persalinan baru dapat diketahui
penyebab kemungkinan dari kematian janin ini
adalah adanya tali pusat yang tampak terpluntir
Pada kasus ini untuk mencegah terjadinya
infeksi telah diberikan Ampicillin 1 gram injeksi
sebelum persalinan dan diberikan Amoxycillin 3
x 500 mg setelah persalinan