Anda di halaman 1dari 27

PTERYGIUM

ANATOMI

 Anatomi Bola Mata


ANATOMI
 Anatomi Konjungtiva
 Histologi Konjungtiva
 Konjungtiva terdiri dari epitel berlapis silindris, dengan sejumlah sel
goblet, dan mengandung lamina propia yang tipis dari jaringan ikat
kendor.
 Histologi Konjungtiva
 Secara histologis, konjungtiva terdiri
dari tiga lapisan yaitu, (1) epitel, (2)
lapisan adenoid, dan (3) lapisan
fibrosa.
 Konjungtiva memiliki dua kelenjar
yaitu, (1) Kelenjar sekretori mucin,
dan (2) Kelenjar aksesorius lakrimal.
 Fisiologi Konjungtiva
 Fungsi utama : memungkinkan kelopak mata bergerak melewati kornea tanpa
menyebabkan kerusakan pada kornea sebagai bentuk penghalang untuk
melindungi bola mata dari cedera luar dan infeksi.
 Epitelium : membentuk penghalang fisik mikroorganisme.
 Lapisan air mata yang mengandung lendir (disekresikan oleh sel goblet dalam
konjungtiva) dan sekresi dari kelenjar lakrimal memberikan aliran cairan (dilusi
dan pergerakan partikel asing dan organisme) serta agen pelindung lokal (sekresi
IgA, lisozim).
DEFINISI

 Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat


degeneratif dan invasif.
 Bentuk segitiga / sayap dalam fisura interpalpebralis.
 Membentang dari konjungtiva ke kornea.
ETIOLOGI

 Belum jelas.

 Iklim panas
 UV
 Lingkungan kering dan berdebu.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi
 3% Australia
 23% orang kulit hitam di AS
 15% di Tibet, China
 18% di Mongolia, China
 30% di Jepang
EPIDEMIOLOGI

 Pedesaan
 Usia tua
 Laki – laki
 Pekerjaan di luar ruangan
PATOLOGI

Jaringan subkonjungtiva

degenerasi dan proliferasi

jaringan granulasi yang bervaskular di bawah epitel

menuju kornea

Epitel kornea, lapisan bowman dan stroma superficial telah hancur.


Sinar UV

Rusaknya limbal stem cell
pada daerah interpalpebra

Proses kolagenase ↑

Sel migrasi dan angiogenesis

Degenerasi kolagen dan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva
FITUR KLINIS

 Bagian pterygium:
 Body
 Head
 “Cap”

 Tipe pterygium:
 Pterygium progresif
 Pterygium regresif
GEJALA KLINIS

 Asimptomatik, keluhan kosmetik


 Merambat ke area pupil → gangguan penglihatan
 Astigmatisme → fibrosis stadium regresif
 Diplopia → limitasi gerakan okular
KOMPLIKASI

 Nekrosis Scleral  Glaukoma


 Skleritis nekrotikanat Katarak
 Kalsifikasi skleral Kerusakan epitel kornea
 Ulserasi dan endothelium
 Edema kornea Degenerasi kistik
 Iritis Neoplasma : epitelioma,

fibrosarcoma, melanoma maligna


DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
TERAPI

1. Terapi Konservatif
Penyuluhan pada pasien
Kacamata anti UV
Pemberian air mata buatan/topical lubricating
drops
TERAPI

2. Terapi Operatif
a) Teknik bare sclera
Metode pertama : anestesi lokal, kepala pterygium diambil
dengan forceps dan dipisahkan dari permukaan kornea dengan pisau
bedah, sisanya dipotong dengan gunting bedah
Metode kedua : diseksi bagian bawah dari pterygium
menggunakan spatula kmudian badan pterygium di tarik menggunakan
forceps dan bagian kepala di potong dari kornea
TERAPI

b) Simple closure : menyatukan sisi konjungtiva yang terbuka


c) Sliding flap : dibuat insisi bentuk huruf L di sekitar luka
bekas eksisi
d) Rotational flap : dibuat insisi bentuk huruf U di sekitar luka
bekas eksisi untuk membentuk sperti lidah pada konjungtiva
kmudian diletakkan pada bekas eksisi
TERAPI

e) Teknik autograft konjungtiva : biasanya diambil dari


konjungtiva bulbar superotemporal dan di jahit atau di
fiksasi dengan lem fibrin
f) Teknik transplantasi autograft limbal-konjungtiva : dapat
dilakukan dengan penjahitan atau lem fibrin
g) Teknik transplantasi membran amnion : di tempatkan di
atas sclera, dgn membran basal menghadap ke atas dan
stroma menghadap ke bawah
TERAPI

3. Terapi Adjuvant
a) beta irradiasi : penyinaran sinar beta ke bare sclera
b) kemoterapi : Triethylene thiophosphoramide
(thiotepa)  agen kemoterapi pertama.
Mitomycin C dan 5 Fluorouracil  yang paling
populer.
TERAPI

c) Mitomycin C : adalah senyawa antibiotik-antineoplastik


 Streptomyces Caespitosus.
Resiko : kerusakan stem sel berkepanjangan dpt
menyebabkan keratopati kronis dan keratokonjungtivitis
toksik
mitomycin c sbelum pembedahan
mitomycin c selama pembedahan
mitomycin c sesudah pembedahan
TERAPI
d) 5-FLUOROURACIL
 5-FU, analog pirimidin, menghambat sintesis DNA.
 Menghambat proliferasi sel fibroblast yang diaktifkan sebagai
respons terhadap inflamasi.
e) Bevacizumab
 Melumpuhkan neovaskularisasi kornea dan konjungtiva ->
mengurangi rekurensi Pterygium
TERAPI

f) Loteprednol Etabonate
 Dibandingkan dengan kortikosteroid lainnya,
loteprednol etabonat memiliki struktur unik, yang
memungkinkannya untuk dengan mudah menembus
membran sel.
 Memiliki potesial kuat kpd reseptor glukokortikoid, dg
cepat diubah mjd metabolisme tidak aktif.
 Mencegah efek samping spt elevasi TIO &
katarakogenesis
TERAPI

4) Terapi Medikasi
 Peradangan pasca-operasi menyebabkan kambuhnya
pterigium
 Regimen steroid topikal dan injeksi subkonjungtival
digunakan sbg metode tambahan untuk mengendalikan
peradangan pasca-operasi
PENCEGAHAN

 Hindari paparan faktor risiko spt sinar matahari, angin


dan debu.
 Menggunakan kacamata hitam dan topi untuk
melindungi dari sinar UV

Anda mungkin juga menyukai