Anda di halaman 1dari 26

MATA

Maruf Hari Subroto (1610211160)


ANATOMI BOLA MATA
 Bola mata berbentuk bulat
dengan panjang maksimal 24
mm.
 Bola mata dibungkus oleh tiga
lapjar, yaitu lapisan sklera
yang bagian terdepannya
disebut kornea, lapisan uvea,
dan lapisan retina.
 Di dalam bola mata terdapat
cairan aqueous humor, lensa,
dan vitreous humor.
LAPJAR BOLA MATA
 Sklera :
- Jaringan ikat kenyal yg memberikan bentuk mata, bagian terluar yang
melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera (kornea) bersifat
transparan yang memudahkan sinar masuk ke bola mata.
 Uvea :
- Merupakan jaringan vaskular. Badan siliar yang terletak di belakang iris
menghasilkan cairan bilik mata (akuous humor), yang dikeluarkan
melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea &
sklera.
 Lapis ketiga bola mata adalah retina
- Terletak paling dalam & mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis
merupakan lapis membran neurosensoris yang merubah sinar jadi
rangsangan pada saraf optik & diteruskan ke otak.
KORNEA
 (cornum = seperti tanduk) : selaput bening mata, bagian selaput mata yg
tembus cahaya, merupakan lapjar yang menutup bola mata sebelah depan
& terdiri atas lapis :
 Epitel
- Tebalnya 50 µm, terdiri 5 lapis sel epitel X bertanduk yang tumpang tindih,
satu lapis sel basal, sel polygonal, dan sel gepeng.
- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat. Bila terjadi
gangguan mengakibatkan erosi rekuren.
 Membran Bowman
- Terletak di bawah membran basal epitel kornea merupakan kolagen yg
tersusun X teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
 Stroma
- Terdiri atas lamel merupakan susunan kolagen sejajar satu dengan lainnya, pada
permukaan terlihat anyaman teratur sedangkan di bagian perifer serat kolagen
ini bercabang.
 Membran descement
- Merupakan membran aseluler dan merupakan batas belakang stroma kornea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.
- Bersifat elastik dan berkembang seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm.

 Endotel
- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 µm.
Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom & zonula
okluden.
- Kornea dipersarafi saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam
stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya
UVEA
 Lapisan vaskular dalam bola mata yg dilindungi kornea & sklera, terdiri
dari tiga bagian :
- Iris : perpanjangan badan siliar ke anterior yg mempunyai pupil u/ mengatur
banyaknya cahaya yang masuk ke bola mata secara otomatis dengan
miosis/midriasis pupil.
- Badan Siliar : susunan otot melingkar u/ mengubah tegangan kapsul lensa
sehingga lensa dapat fokus u/ objek dekat/jauh dalam lapang pandang.
- Koroid : segmen posterior uvea terletak di antara retina & sklera berisi
pembuluh darah u/ memberi nutrisi pada retina bagian terluar yang terletak
dibawahnya.
 Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola
mata dengan otot rektus lateral, yang menerima 3 akar saraf posterior :
- Saraf sensoris, berasal dari saraf nasosiliar yg mengandung serabut sensoris
u/ kornea, iris, dan badan siliar.
- Saraf simpatis, membuat pupil berdilatasi, berasal dari saraf simpatis yang
melingkari arteri karotis, mempersarafi pembuluh darah uvea u/ dilatasi
pupil.
- Akar saraf motor memberikan saraf parasimpatis u/ miosis
PUPIL
 Pupil anak2 berukuran kecil a/ belum berkembangnya saraf simpatis. Orang
dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan pada orang tua, pupil mengecil akibat
rasa silau yang dibangkitkan o/ lensa yang sklerosis. Pupil kecil waktu tidur
akibat dari :
- Berkurangnya rangsangan simpatis
- Kurangnya rangsangan hambatan miosis

 Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun


korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur,
hambatan subkorteks hilang sehingga kerja subkorteks akan meningkatakan
miosis.
 Fungsi miosis u/ mencegah aberasi kromatis pada akomodasi & u/
memperdalam fokus.
SUDUT BILIK MATA DEPAN
 Sudut bilik mata dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal
iris. Bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata.
 Bila terdapat hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi
penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga tekanan
bola mata meninggi (glaukoma)
 Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jar. trabekulum, kanal
Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe, dan jonjot iris
LENSA MATA
 Berasal dari ektoderm permukaan berbentuk lensa dalam mata bersifat
bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yg terdiri dari zat
tembus cahaya berbentuk cakram yg dapat menebal & menipis saat
akomodasi.
 Fisiologik lensa bersifat tertentu, yaitu :
- Kenyal/lentur dalam akomodasi untuk menjadi cembung.
- Jernih/transparan diperlukan sebagai media penglihatan.
- Berada di tempatnya
 Keadaan patologik lensa berupa :
- Tidak kenyal pada orang dewasa mengakibatkan presbiopia,
- Keruh (katarak)
- Tidak berada di tempat (subluksasi dan dislokasi)
 Badan kaca : jaringan spt kaca bening yang terletak antara lensa & retina.
Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air sebanyak
90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air
RETINA
 Retina/selaput jala : bagian mata yg mengandung reseptor u/ menerima
rangsangan cahaya dan terdiri atas lapisan :
- Lapis fotoreseptor : lapis terluar retina terdiri atas sel batang yg mempunyai
bentuk ramping & sel kerucut.
- Membran limitan eksterna yg merupakan membran ilusi.
- Lapis nukleus luar : susunan lap. nukleus sel kerucut & batang. Ketiga lapis
diatas avaskular & mendapat metabolisme dr kapiler koroid.
- Lapis fleksiform luar : lapis aselular dan merupakan tempat asinapsis sel
fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
- Lapis nukleus dalam : tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini
mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
- Lapis fleksiform dalam : lapis aselular merupakan tempat sinaps bipolar, sel
amakrin dengan sel ganglion.
- Lapis sel ganglion : lapis badan sel daripada neuron kedua.
- Lapis serabut saraf : lapis akson sel ganglion menuju saraf optik. Dalam lapisan
ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
- Membran limitan interna : membran hialin antara retina & badan kaca.

 Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika, arteri


retina sentral masuk retina melll papil saraf optik yg memberikan nutrisi pada
retina dalam.
 Lapisan luar retina/sel kerucut & batang mendapat nutrisi & koroid.
SARAF OPTIK
 Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut
saraf :
- Saraf penglihat
- Serabut pupilomotor.

 Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yg diakibatkan tekanan langsung/


X langsung terhadap saraf optik/perbuatan toksik dan anoksik
SKLERA
 Bagian putih bola mata dengan kornea yg merupakan pembungkus
& pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik
sampai kornea.
RONGGA ORBITA
 Rongga berisi bola mata & terdapat 7 tulang yg membentuk dinding
orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita
terdiri atas tulang maksila, tulang palatinum, dan zigomatikus.
Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 dengan dinding
medialnya.
 Dinding orbita terdiri atas tulang :
- Superior : os.frontal
- Lateral : os.frontal, os. zigomatik, ala magna os sfenoid
- Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. Palatin
- Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

 Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui saraf optik,
arteri, vena, dan saraf simpatik yg berasal dari pleksus karotid.
OTOT PENGGERAK MATA
 Otot ini u/ pergerakan mata tergantung letak & sumbu penglihatan sewaktu
aksi otot. Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot :
- Oblik inferior dipersarafi saraf okulomotor u/ menggerakkan mata keatas,
abduksi dan eksiklotorsi
- Otot Oblik Superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar
dari bagian dorsal susunan saraf pusat (Ilyas, 2010).
- Otot Rektus Inferior dipersarafi oleh n. III. Fungsi menggerakkan mata :
 Depresi
 Eksoklotorsi
 Aduksi

 Otot Rektus Lateral mempunyai origo pada anulus Zinn diatas dan dibawah
foramen optik. Dipersarafi oleh N.VI. u/ menggerakkan mata (abduksi)
- Otot Rektus Medius mempunyai
origo pada anulus Zinn dan
pembungkus dua saraf optik yang
memberikan rasa sakit pada
pergerakkan mata bila terdapat
retrobulbar. Merupakan otot mata
tertebal dengan tendon terpendek.
Menggerakkan mata u/ aduksi
- Otot Rektus Superior mempunyai
origo pd anulus Zinn dekat fisura
orbita superior beserta lapis dua
saraf optik yg memberikan rasa
sakit pada pergerakkan bola mata
bila terdapat neuritis retrobulbar.
Dipersarafi cabang superior N.III.
Fungsinya menggerakkan mata-
elevasi, terutama bila mata melihat
ke lateral
 Keadaan mata dengan kemampuan refraksi normal (emetropia),
sedangkan mata dengan kelainan refraksi (ametropia) yg dibagi
menjadi :
 Miopia (penglihatan dekat), terjadi bila kekuatan optik mata terlalu
tinggi, biasanya karena bola mata yang panjang & sinar cahaya paralel
jatuh pada fokus depan retina
 Hipermetropia (penglihatan jauh), terjadi apabila kekuatan optik mata
terlalu rendah, biasanya karena mata terlalu pendek & sinar cahaya
paralel mengalami konvergensi pada titik belakang retina
 Astigmatisme, di mana kekuatan optik kornea di bidang yang berbeda
tidak sama. Sinar cahaya paralel yang melewati bidang yang berbeda ini
jatuh ke titik fokus yang berbeda.
ANATOMI KONJUNGTIVA
 Membran yg menutupi sklera & kelopak bagian belakang. Bermacam
obat mata diserap mll konjungtiva. Konjungtiva mengandung
kelenjar musin yang dihasilkan sel Goblet. Musin membasahi bola
mata terutama kornea.
 Konjungtiva terdiri tiga bagian :
 Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar
digerakkan dari tasus.
 Konjungtiva bulbi menutupi sklera & mudah di gerakkan dari sklera
dibawahnya.
 Konjungtiva fornises/forniks konjungtiva merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal = konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi & forniks
berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan dibawahnya
sehingga bola mata mudah bergerak
PENGLIHATAN MANUSIA
 Dibagi menjadi dua :
 Central vision :
 Penglihatan yang timbul saat cahaya jatuh pada area makula lutea retina dan
memberikan stimulus pada fotoreseptor yang berada pada area tersebut.
 Peripheral vision :
 Penglihatan yang timbul saat cahaya jatuh pada area diluar macula lutea retina
dan memberikan stimulus pada fotoreseptor yang berada pada area tersebut.
REFERENSI
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56126/Chapter%20II.pdf;
jsessionid=EADD828A358959DCFF6D76D7E5298A4E?sequence=4
 http://eprints.undip.ac.id/46853/3/Yustina_Elisa_22010111130122_Lap.KTI_Bab2.p
df

Anda mungkin juga menyukai