Presented by:
1. Hasni Syifaas Silmi, Amd. Keb
2. Sopy Nurwulan, Amd. Keb
3. Yossy Syafitri, Amd. Keb
BBLR
DEFINISI
1. Faktor Ibu
Penyakit
Trauma pada masa kehamilan
Ibu dengan faktor BBLR sebelumnya
Usia ibu
Keadaan sosial
Sebab lain
2. Faktor janin
Hidramnoin.
Kehamilan ganda
Ketuban pecah dini
Cacat bawaan
Infeksi
Insufisiensi plasenta
Inkompatibilitas darah ibu dan janin.
3. Faktor plasenta
Plasenta previa
Solusio plasenta
Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik)
Tumor
Adanya plasentitis villus
PATOFISIOLOGI
Faktor ibu
Hipoksia ibu
Gangguan aliran darah uterus
Faktor plasenta
Faktor fetus
Faktor neonatus
Patofisiologi
Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari
100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak
ada.
Pemeriksaan Apgar Untuk Bayi
Klinis 0 1 2
Tindakan umum
Pengawasan suhu
Pembersihan jalan nafas
Rangsang untuk menimbulkan pernafasan
Tindakan khusus
Asfiksia berat
Asfiksia sedang
SINDROM GANGGUAN
PERNAFASAN
Definisi
Ikterus fisiologis.
Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek
dalam serum tali pusat adalah 1 – 3 mg/dl dan
akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5
mg/dl /24 jam; dengan demikian ikterus baru
terlihat pada hari ke 2 -3, biasanya mencapai
puncak antara hari ke 2 – 4, dengan kadar 5 – 6
mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai kadar 5
– 6 mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai
kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara hari
ke 5 – 7 kehidupan.
Hiperbilirubin patologis.
Makna hiperbilirubinemia terletak pada insiden
kernikterus yang tinggi , berhubungan dengan
kadar bilirubin serum yang lebih dari 18 – 20
mg/dl pada bayi aterm. Pada bayi dengan berat
badan lahir rendah akan memperlihatkan
kernikterus pada kadar yanglebihrendah(10–
15mg/dl).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama
Pemeriksaan yang perlu dilakukan:
Kadar Bilirubin Serum berkala.
Darah tepi lengkap
Golongan darah ibu dan bayi untuk
mengidentifikasi inkompeten ABO.
Test Coombs pada tali pusat bayi baru lahir
Hasil positif test Coomb indirek membuktikan
antibody Rh + anti A dan anti B dalam darah ibu.
Pemeriksaan skrining defisiensi G6PD, biakan
darah atau biopsi Hepar bila perlu.
Ikterus yang timbul 24 - 72 jam sesudah lahir.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan:
Pemeriksaan darah tepi.
Pemeriksaan darah Bilirubin berkala.
Pemeriksaan skrining Enzim G6PD.
Pemeriksaan lain bila perlu.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Metabolik
Hipoglikemia
Hipokalsemia
Hipomagnesemia
Hiponatremia dan hipernatremia
Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn
Asfiksia
2. Perdarahan intracranial
3. Infeksi
4. Genetik/kelainan bawaan
5. Penyebab lain
Polisikemia
Kejang idiopatik
Toksin estrogen
Patogenesis
Tremor/gemetar
Hiperaktif
Kejang-kejang
Tiba-tiba menangis melengking
Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan
hilangnya kesadaran
Pergerakan tidak terkendali
Nistagmus atau mata mengedip ngedip
paroksismal
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
Kejang
Spasme
3. Pemeriksaan laboratorium
Penanganan
Hipotermi spintas
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2◦c sesudah lahir.
Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin
selama 6-12 jam, terdapat pada bayi dengan
BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin,
incubator yang cukup panas.
Lanjutan Klasifikasi .......................
Hipotermi sekunder
Penurunan suhu tubuh yang tidak di
sebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin,
tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome
gangguan nafas, penyakit jantung bawaan
yang berat, hipoksia dan hipoglikemi, BBLR.
Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu
lama dalam ruang dinginn(lebih dari 12 jam).
Etiologi Hipotermi
Jaringan lemak subkutan tipis.
Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat
badan besar.
Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
ayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil)
pada reaksi kedinginan.
Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan
bayi yang berisiko tinggi mengalami hipotermia.
Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah
lahir.
Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
Tempat melahirkan yang dingin.
Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,
sindrom dengan pernapasan, hipoglikemia perdarahan
intra kranial
Patofisiologi Hipotermi
Mengatasi kejang
Pemberian antitoksin
Pemberian antibiotika
Perawatan Tali pusat
Memperhatikan jalan nafas, diuresis, dan tanda
vital
Kebutuhan nutrisi/cairan
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
penyakit
HIPOGLIKEMIA
Pengertian
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar
gula darah (glukosa) secara abnormal rendah Istilah
hepoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi
secara bermakna dibawah kadar rata-rata.
Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah
kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa
menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi pada
neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh
karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari
ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan
kadar glukosa darah yang menurun.
Hipoglikemia Pada Neonatus