0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan10 halaman
Deskripsi:
jurnal reading dari 2 jurnal tentang BPI
1. Rehabilitation Considerations of a Brachial Plexus Injury with Complete Avulsion of C5 and C6 Nerve Roots in a College Football Player
2. METHODICS OF THE POSTTRAUMATIC BRACHIAL PLEXUS INJURIES REHABILITATION (CASE STUDY)
jurnal reading dari 2 jurnal tentang BPI
1. Rehabilitation Considerations of a Brachial Plexus Injury with Complete Avulsion of C5 and C6 Nerve Roots in a College Football Player
2. METHODICS OF THE POSTTRAUMATIC BRACHIAL PLEXUS INJURIES REHABILITATION (CASE STUDY)
jurnal reading dari 2 jurnal tentang BPI
1. Rehabilitation Considerations of a Brachial Plexus Injury with Complete Avulsion of C5 and C6 Nerve Roots in a College Football Player
2. METHODICS OF THE POSTTRAUMATIC BRACHIAL PLEXUS INJURIES REHABILITATION (CASE STUDY)
Rehabilitation Considerations of a Brachial Plexus Injury
with Complete Avulsion of C5 and C6 Nerve Roots in a College Football Player Saliba et al, 2009 2. METHODICS OF THE POSTTRAUMATIC BRACHIAL PLEXUS INJURIES REHABILITATION (CASE STUDY) Bălteanu Veronica, 2013 REHABILITASI PADA BPI • Tujuan rehabilitasi : mengaktifkan fungsi biceps, menstabilkan bahu untuk abduksi dan flexi dan untuk mengurangi nyeri neuropatik. Minimal tujuannya adalah untuk membantu pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari. • Rehabilitasi dimulai pasca operasi setelah fase pembengkakan selesai dan rasa sakitnya mereda. PROGRAM REHABILITASI • Menunjukkan tungkai kiri/ kanan atas dengan bantuan orthotics untuk bahu dan siku masuk posisi fungsional: bahu (60º abduction, fleksi 45º), siku (fleksi 90º) lengan bawah dengan sedikit pronasi. • Toning massage untuk seluruh anggota badan kiri/kanan atas dan belakang, dengan fokus pada daerah bahu • Penggunaan heat-wrap treatment dengan parafin untuk area bahu kiri/kanan. • Mobilisasi pasif analitis di semua bidang gerak normal dan sumbu. • Pasif extensi manuver pada otot yang rusak untuk awitan refleks peregangan, diikuti dengan gerakan sukarela. • Latihan koordinasi. • Stimulasi listrik pada otot-otot yang terkena paresis • Teknik fasilitasi neuromuskular dan proprioseptif seperti "inisiasi berirama" (RI), "Kontraksi berulang" (RC), "gerakan aktif dengan relaksasi-oposisi" (AMRO) untuk otot-otot yang rusak. • Latihan pernafasan, terkait dengan mobilisasi aktif dari anggota tubuh bagian atas dan dengan latihan gaya berjalan. • Memperbaiki dan mempertahankan postur tubuh yang benar dari tulang belakang. • Latihan aktif yang terdiri dari fleksi, abduksi ekstensi, adduksi, rotasi, untuk: kepala, leher, batang tubuh, tungkai bawah, dan dilakukan di depan cermin. • Latihan dengan benda: bola medis, tali skipping, lingkaran, perban elastis dll. • Latihan dengan aparatus: perangkat ergonomis, stepper, treadmill. • Latihan untuk kepekaan. • Galvanisasi longitudinal - ekstremitas atas kiri/kanan. • Fase ke II : untuk meningkatkan intensitas dan volume latihan, meningkatkan kompleksitas latihan dan fokus pada pekerjaan individu (aktif gerakan dengan benda dan daya tahan tinggi). PROGRAM REHABILITASI : • Toning massage untuk seluruh tungkai kiri/kanan atas dan untuk bagian belakang. • Latihan pernafasan disertai gerakan aktif tungkai atas. • Latihan koreksi postur di depan cermin. • Latihan Berbagai jenis gaya berjalan, sambil mempertahankan posisi tulang belakang yang benar, tangan ke arah belakang kepala (sambil memegang tongkat). • Latihan dengan benda-benda: bola medis, gesper, tali skipping. • Terapi pulley. • Latihan senam umum melibatkan semua segmen • Latihan dengan aparatus: treadmill, perangkat ergonomis, stepper, ramer • Latihan pernapasan dan gaya berjalan ekstra • Hidroterapi • Latihan kepekaan Assessment • Penilaian individu telah dilakukan pada tahap awal dan akhir sehubungan dengan dinamika evolusi. • Hasil penilaian pada akhir tahap I rehabilitasi: 1. Kekuatan otot-otot yang diinervasi oleh cabang-cabang pleksus brakialis atas meningkat. 2. Perbaikan otot yang rusak. 3. Perbaikan kontrol motor pada tingkat otot yang rusak. 4. Menjaga postur tubuh yang benar. 5. Pasien menggunakan tungkai kiri/kanan atas untuk kegiatan rumah tangga. • Penilaian akhir : 1. Peningkatan kekuatan otot yang rusak dibandingkan hasil pada latihan fase I 2. Kembalinya koordinasi dan kemampuan gerak. 3. Uji Sensitivitas dengan hasil akhir kembali normal. 4. Perbaikan postur tubuh yang salah. 5. Perbaikan kondisi fisik dan mental pasien. Proprioceptive Neuromuscular Facilitation Approach for Functioning Muscle Transfer: A Case Report Chen and Chao, J Nov Physiother 2016 • Laporan kasus seorang pasien dg BPI dan rehabilitasi PNF untuk tangan yg dilakukan transfer flap pedicle latissimus dorsi untuk ekstensi siku dan jari. • Tahap pengobatan dibagi menjadi 3 fase: – Fase I : immobilisasi (4 minggu pasca operasi) – Fase II : fasilitasi ( 4 sampai 8 minggu pasca OP) – Fase III : penguatan / strengthening (8 minggu pasca OP) • Penerapan prinsip PNF antara lain : kontak manual, inpus visual, instruksi lisan. • Teknik PNF : inisiasi ritmis, peregangan yg diulang , isotonics kombinasi dan iradiasi dengan ekstensi. • Hasil akhir berupa : Pasien bisa aktif menggerakkan siku dan jari ekstensor setelah 2-minggu terapi PNF. 4 bulan setelah operasi rekonstruksi, siku pasien dan jari ekstensor mencapai kekuatan M4 dan M3. Pasien kembali ke pekerjaan 2 tahun setelah kecelakaan.