1
Program Resusitasi Neonatus
2
Gambaran Umum Program
Berdasarkan Pedoman AHA & AAP
Standar PRN untuk provider: 7 pelajaran
Tingkat tanggung jawab bervariasi efektif bila
tim terkoordinasi
Penyelesaian pelajaran tes tertulis & praktek
ketrampilan
Menyelesaikan kursus bukan berarti kompeten
Standar tindakan pencegahan
3
TUJUAN
Mempelajari:
Perubahan fisiologis pada saat kelahiran
Diagram alur tentang langkah-langkah
resusitasi
Faktor risiko tentang perkiraan perlunya
resusitasi
Peralatan & tenaga untuk resusitasi BBL
4
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu
diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan napas,
rangsang, & beri O2 (bila perlu)
Pemberian
Kadang- obat2an
kadang
5
Program Resusitasi Neonatus
Pelajaran 1. Gambaran Umum & Prinsip Resusitasi
Pelajaran 2. Langkah Awal Resusitasi
Pelajaran 3. Penggunaan Balon & Sungkup Resus.
Pelajaran 4. Kompresi Dada
Pelajaran 5. Intubasi Endotrakeal
Pelajaran 6. Obat-obatan
Pelajaran 7. Pertimbangan Khusus
6
Konstriksi
pembuluh
darah
Cairan
dalam
alveoli
7
Cairan dalam alveoli digantikan oleh udara
udara
Cairan
paru-paru
janin
8
Dilatasi pembuluh darah paru saat lahir
Konstriksi Dilatasi
9
Penghentian aliran melalui duktus arteriosus setelah lahir
karena darah mengalir ke paru-paru
Arteri
pulmonal
10
Masalah pada transisi BBL
Pernapasan yang tidak adekuat
tidak cukup mengeluarkan cairan paru dari alveoli
11
Apnu primer & apnu sekunder
Apnu
primer Apnu sekunder
12
Perubahan FJ dan tekanan darah
selama apnu
Apnu Apnu
primer sekunder
Frekuensi jantung
Tekanan darah
13
LAHIR
30 Tidak
detik • Berikan kehangatan
• Posisikan, bersihkan jalan napas*
(bila perlu)
• Keringkan, rangsang, posisikan lagi
Bernapas
Nilai pernapasan, FJ, warna kulit Perawatan
FJ < 100 & Observasi
Apnu kemerahan
Sianosis
Atau Beri + an O2
kemerahan
FJ>100
Sianosis Menetap
30
Ventilasi efektif
detik Berikan VTP* Perawatan
FJ > 100 & Pasca
kemerahan
FJ < 60 FJ > 60 Resusitasi
• Berikan VTP*
30 • Lakukan kompresi dada
detik
FJ < 60
Berikan epinefrin*
15
Penilaian berdasarkan 3 tanda:
Pernapasan
Frekuensi jantung
Warna kulit
16
Nilai Apgar
Memberikan informasi tentang
keadaan bayi secara keseluruhan &
keberhasilan tindakan resusitasi
Tidak untuk menentukan apakah
seorang bayi memerlukan resusitasi,
langkah mana yang digunakan &
kapan menggunakan
17
Neonatus dgn depresi napas
Gejala:
Bradikardia
Tekanan darah rendah
Gangguan usaha napas
Tonus otot yang buruk
18
Bayi Kurang Bulan (BKB)
BKB berisiko >>> untuk kebutuhan resusitasi, karena:
Paru-paru BKB mungkin kurang surfaktan
BKB lebih mudah mengalami kehilangan
panas
BKB lebih sering lahir disertai infeksi
Pembuluh darah otak BKB lebih rentan
terhadap perdarahan karena stres
19
Perawatan BBL
Semua BBL perlu pengawasan pernapasan,
aktifitas & warna kulit lebih lanjut
Perawatan rutin -- pengawasan biasa
Perawatan suportif – pengawasan berkala
Perawatan lanjut -- pengawasan lanjut
& pemantauan di ruang BBL
20
Bagaimana menyiapkan resusitasi?
Alat pemanas terpasang & siap pakai.
Seluruh alat resusitasi siap pakai.
Paling sedikit 1 tenaga trampil resusitasi
siap & 2 tenaga lain siap membantu dalam
keadaan darurat
21
Faktor risiko antepartum
Hipertensi kehamilan Kehamilan lewat waktu
Diabetes maternal Kehamilan ganda
Berat janin tidak sesuai masa
Hipertensi kronik
kehamilan
Anemia
Terapi obat-obatan,
Riwayat kematian janin
mis: karbonat, Litium, Magnesium,
Perdarahan trimester 2 atau 3
B bloker
Infeksi maternal
Ibu pengguna obat bius
Ibu dengan peny. jantung, Malformasi janin
ginjal, paru, tiroid, atau
kelainan neurologi Berkurangnya gerakan janin
Tanpa pemeriksaan antenatal
Polihidramnion
Usia < 16 atau > 35
Ketuban pecah dini
22
Faktor risiko intrapartum
Operasi kaesar darurat Bradikardia
Kelahiran dengan FJ janin tak beraturan
ekstraksi vakum Penggunaan anestesi umum
Letak sungsang Tetani uterus
Kelahiran prematur Penggunaan obat narkotik dlm
4 jam sebelum persalinan
Persalinan presipitatus
Air ketuban hijau kental
Korioamnionitis
bercampur mekonium
Ketuban pecah lama Prolaps tali pusat
(> 18 jam)
Solusio plasenta
Partus lama ( > 24 jam)
Plasenta previa
Kala lama 2 (> 2 jam)
23
Universal Precaution
Pencegahan kontak dgn darah & cairan
tubuh pasien/bayi potensial menularkan
infeksi
Sarung tangan
Celemek
Pelindung mata
Penutup hidung & mulut
Resusitasi mulut ke mulut tidak dilakukan
24
Hal - Hal Penting
10% BBL memerlukan sebagian tindakan resusitasi, 1%
memerlukan resusitasi lengkap
Walaupun tidak semua, kebanyakan resusitasi BBL dapat
diantisipasi. Penting untuk menilai faktor risiko intra dan
antepartum yang berhubungan dengan kebutuhan resusitasi.
Setiap persalinan dihadiri paling sedikit 1 tenaga yang
bertanggung jawab pada bayi & dapat memulai tindakan
resusitasi. Petugas tsb harus mampu melakukan resusitasi
dgn lengkap.
Jika telah diketahui kemungkinan kebutuhan resusitasi yang
kompleks maka cari petugas lain yang diperlukan di kamar
bersalin sebelum persalinan.
Siapkan peralatan resusitasi sebelum kelahiran.
25
… HAL-HAL PENTING
Melindungi diri dari percikan darah atau cairan tubuh. Perhatikan
standar tindakan pencegahan .
Bayi kurang bulan merupakan bayi risiko tinggi yang
memerlukan resusitasi
Tindakan yang paling penting dan efektif pada resusitasi
neonatus adalah memberikan oksigen pada paru-paru janin
Seluruh bayi baru lahir memerlukan penilaian awal
5 pertanyaan
Resusitasi dilakukan dalam waktu singkat:
30 detik untuk melihat respons pada setiap tahap resusitasi
sebelum memutuskan langkah berikutnya
Penilaian & keputusan berdasarkan pada: pernapasan, FJ
dan warna kulit.
26
… HAL-HAL PENTING
Tahap-tahap resusitasi neonatus adalah:
A. Langkah awal resusitasi
Berikan kehangatan
Posisikan kepala dan bersihkan jalan napas bila perlu*
Keringkan dan rangsang bayi untuk bernapas
Nilai usaha napas, FJ, dan warna kulit, dan berikan O2 bila
diperlukan
B. Berikan VTP dgn balon resusitasi & O2 100%*
C. Lakukan kompresi dada sambil tetap melanjutkan ventilasi*
D. Berikan epinefrin sambil tetap memberikan ventilasi dan
kompresi dada*
27
Airway Breathing
Berikan kehangatan Bila apnu, megap-megap atau
Posisikan kepala & bersihkan FJ < 100 kali/menit
jalan napas * (bila perlu)
Keringkan, rangsang
posisikan lagi
Nilai pernapasan, FJ & warna
kulit, beri O2 (bila perlu)
VTP dengan oksigen 100 %
* Pertimbangkan intubasi
Circulation Drugs
Bila FJ < 60 kali per menit Bila FJ < 60 kali setelah VTP dgn
oksigen 100 % selama 30 detik &
kompresi dada dgn VTP
Kompresi dada sambil
melanjutkan VTP Beri epinefrin sambil melanjutkan
ventilasi dan kompresi dada
28
Diagram alur resusitasi
Lima pertanyaan pada BBL
1. Apakah air ketuban atau kulit
bayi tercemar mekonium?
2. Apakah bayi bernapas atau menangis?
3. Apakah tonus otot bayi baik?
29
Mempelajari
1. Menentukan apakah neonatus
memerlukan resusitasi
2. Membuka jalan napas bayi
3. Melakukan resusitasi pada air
ketuban bercampur mekonium
4. Memberikan oksigen aliran bebas
30
TUJUAN
1. Menyebutkan urutan langkah awal.
2. Menjelaskan bahwa penghisapan jalan
napas yang dalam harus dihindari
3. Menjelaskan penanganan bayi dengan
mekonium.
4. Menyebutkan cara rangsangan yang tepat.
5. Menyebutkan indikasi O2 aliran bebas.
6. Mendemonstrasikan langkah awal
resusitasi, & mampu menentukan
keputusan & tindakan yang tepat. 31
DALAM BEBERAPA DETIK tanya & jawab
hal-hal di bawah ini
Lahir
32
Menentukan apakah bayi
memerlukan resusitasi
1. Bersih dari mekonium
Bila terdapat mekonium dalam cairan
amnion perlu intubasi dan penghisapan
trakea sebelum melakukan langkah
resusitasi lain.
Keputusan : dalam beberapa detik
2. Bernapas/menangis
Perhatikan dada bayi
Tidak ada usaha napas perlu intervensi
Megap-megap perlu intervensi
33
3. Tonus otot
Tonus otot baik : fleksi & bergerak aktif
4. Kemerahan
Kemerahan
34
Langkah awal
Berikan kehangatan
Posisikan, bersihkan jalan napas
(bila perlu)
Keringkan, rangsang, perbaiki
posisi
35
1. MEMBERIKAN KEHANGATAN
Letakkan bayi di bawah alat pemancar
panas
Bayi kurang bulan harus
2. POSISIKAN, BERSIHKAN
JALAN NAPAS (BILA PERLU)
Letakkan bayi dgn kepala sedikit
tengadah
Terlentang atau miring
Leher sedikit tengadah/ekstensi
Gulungan kain di bawah bahu
36
37
38
39
Bila ada mekonium & bayi tidak aktif
Bila bayi :
depresi pernapasan
tonus otot kurang
FJ < 100 kali/ menit
Langkah - langkah
O2 aliran bebas
Pasang laringoskop, hisap dgn kateter
penghisap no.12F/14F
Masukkan pipa ET
Sambung pipa ET ke alat penghisap
Lakukan penghisapan sambil menarik
keluar pipa ET
Ulangi bila perlu atau bila resusitasi
harus segera dilanjutkan
41
42
Bila tidak ada mekonium
Lendir dibersihkan
Mulut & hidung : usap; hisap
Lendir kental kepala dimiringkan
lendir berkumpul di pipi mudah
dibersihkan
Alat penghisap mekanik
tekanan negatif 100 mmHg
43
… bila tidak ada mekonium
Mulut hidung
Terlalu kuat / terlalu dalam
refleks vagus bradikardi/ apnu
Penghisapan singkat & lembut
cukup u/ membersihkan lendir
44
3. KERINGKAN, RANGSANG,
PERBAIKI POSISI
46
Tindakan berbahaya Kemungkinan akibat
47
Rangsangan taktil
48
Perlu diperhatikan!
Perangsangan yang terlalu
bersemangat tidak menolong & dapat
menimbulkan cedera yang berat. Bayi
jangan digoyang-goyang
49
4. OKSIGEN ALIRAN BEBAS
51
Memberikan Oksigen
52
Hangat, posisi benar, jalan napas bersih,
kering, rangsangan taktil, menilai
bayi
Pernapasan adekuat
FJ > 100 kali/menit (menghitung dlm 6
detik, kalikan 10)
Warna kulit kemerahan
53
Lahir
Tidak
Berikan kehangatan
Posisikan, bersih jalan napas
(bila perlu)
Keringkan, rangsang, posisikan lagi
Berikan VTP
54
Hal-Hal Penting
Lima pertanyaan harus dijawab
Semua bayi dgn mekonium dalam cairan
amnion perlu penghisapan lendir & farings
sebelum lahir
Bayi bugar :
usaha napas baik
56
Kesimpulan & tindakan selama resusitasi
ditentukan oleh:
Usaha napas
FJ
Warna kulit
57
Program Resusitasi Neonatus
58
Apa yg tercakup dlm pelajaran ini?
Bagaimana menyiapkan & menggunakan balon & sungkup
resusitasi u/ memberikan ventilasi.
Pada Pelajaran 2 telah belajar cara menentukan dlm
beberapa detik bahwa:
resusitasi perlu
bagaimana melakukan Langkah Awal
Bila setelah Langkah Awal bayi tetap:
tidak bernapas
FJ < 100 x/menit
Sianosis menetap, setelah diberi O2 100% VTP dgn balon &
sungkup
terisi
bila dialiri O2 dari sumber yang
dimampatkan.
terisi
secara spontan setelah diremas,
menarik O2 atau udara ke dalam balon 60
Balon tidak mengembang sendiri
61
Balon mengembang sendiri
62
Balon tidak mengembang sendiri
Keuntungan
Memberikan O2 100% setiap saat.
Mudah mengetahui lekatan pada wajah pasien.
Kekakuan paru dapat terasa bila balon diremas.
Dapat digunakan untuk memberikan O2 aliran bebas 100%.
Kerugian
Membutuhkan lekatan ketat antara sungkup dan pasien u/
mempertahankan balon tetap mengembang.
Membutuhkan sumber gas u/ mengembang
Umumnya tidak mempunyai katup pelepas tekanan u/
pengaman.
63
Balon mengembang sendiri
Keuntungan:
Selalu akan terisi setelah diremas, walau tanpa sumber
gas.
Katup pelepas tekanan mengurangi pengembangan yang
berlebihan
Kerugian :
Tetap mengembang walaupun tidak terdapat lekatan
antara sungkup dan wajah pasien.
Memerlukan pemasangan reservoar O2 untuk dapat
memberikan O2 mendekati kadar 100%.
Tidak dapat memberikan O2 aliran bebas 100%.
64
Karakteristik balon resusitasi
untuk ventilasi BBL
Ukuran balon: 750 mL
Bayi perlu: 15-25 mL tiap ventilasi (5-8 mL/kg)
Reservoar
Ujung tertutup
Ujung terbuka
67
Alat Pengaman
Tiap balon resusitasi harus memiliki:
68
SUNGKUP
Ukuran
Tepi
Bentuk
69
Sebelum ventilasi dgn balon &
sungkup, perlu dipikirkan:
Pilih sungkup ukuran yang sesuai
Jalan napas terbuka
Posisi kepala bayi
Posisi penolong
70
Kecepatan Melakukan Ventilasi
40-60 kali/menit
71
Bila dada tidak mengembang
Kondisi Tindakan
• Reposisi kepala.
Jalan napas • Periksa sekresi, hisap bila ada
tersumbat • Lakukan ventilasi dengan mulut
sedikit terbuka.
73
Cara menghentikan VTP:
Kecepatan & tekanan ventilasi diturunkan
secara bertahap
Beri O2 100%
Rangsangan
Observasi adanya pernapasan spontan
74
Bila ventilasi balon & sungkup perlu
dilanjutkan beberapa menit
Pipa orogastrik
Gas yang masuk lambung dapat
mengganggu ventilasi:
Distensi lambung berisi udara menekan
diafragma, mencegah ekspansi paru.
Gas dalam lambung regurgitasi isi
lambung dapat teraspirasi selama ventilasi
balon & sungkup.
75
Cara memasang pipa orogastrik
Alat:
Pipa orogastrik 8F
Semprit 20 ml
Mengukur: pangkal hidung – daun telinga –
proses sifoid
Masukkan melalui mulut
Pasang semprit hisap isi gaster
Lepaskan semprit lubang pipa tetap terbuka
Rekatkan plester pipa di pipi bayi
76
Bila bayi tidak menunjukkan perbaikan
Dengan VTP, sebagian besar bayi membaik
Bila tidak membaik:
Apakah gerakan dada adekuat?
Apakah lekatan sungkup & wajah cukup erat?
Adakah sumbatan jalan napas karena posisi kepala
tidak benar atau sekresi dalam hidung, mulut, atau
farings?
Apakah balon berfungsi baik?
Apakah tekanan adekuat?
Apakah
udara dalam lambung mengganggu
pengembangan dada
77
Apakah O2 diberikan 100%?
Apakahpipa O2 tersambung pada balon dan
ke sumber O2?
Apakah gas mengalir melalui pengatur aliran?
Bila
memakai balon mengembang sendiri,
apakah reservoar O2 terpasang?
Bilamenggunakan tangki O2, apakah tangki
berisi O2?
78
Ingat! Melakukan ventilasi
yang efektif merupakan kunci
keberhasilan hampir semua
resusitasi neonatus
79
Program Resusitasi Neonatus
KOMPRESI DADA
80
Mempelajari:
Kapan memulai kompresi dada
81
Indikasi Kompresi Dada
82
Apa itu kompresi dada?
Disebut sebagai: External Cardiac Massage
83
Kompresi Dada
INTRODUKSI
Hipoksemia denyut jantung bayi
Hipoksemia lama :
mengurangi frekuensi jantung
mengurangi kekuatan kontraktilitas jantung
Kekurangan oksigen bradikardi
Dgn ventilasi baik FJ membaik
84
Berapa orang u/ kompresi dada?
Diperlukan 2 orang:
1 orang kompresi dada,
1 orang lagi melanjutkan ventilasi
Pelaksana kompresi menilai dada &
menempatkan posisi tangan dgn benar
Pelaksana ventilasi mengambil posisi
di kepala bayi agar dapat menempatkan
sungkup wajah secara efektif & memantau
gerakan dada
85
86
Bagaimana melakukan kompresi dada?
Posisi bayi:
Topangan yang keras pada bagian
belakang bayi
Leher sedikit tengadah
Kompresi:
Lokasi,kedalaman penekanan &
frekuensi sama
88
89
Teknik dua jari
KEUNTUNGAN
Tidak tergantung
besarnya bayi
Ruangan yang tersisa
masih banyak
(u/ pemberian obat2an)
KERUGIAN
Cepat lelah
90
Teknik ibu jari
KEUNTUNGAN
Tidak cepat lelah
KERUGIAN
Jika bayi besar atau tangan kecil, tekniknya sulit
91
Lokasi u/ kompresi dada
Cara : Gerakkan jari-jari
sepanjang tepi bawah
iga sampai
mendapatkan sifoid.
Lalu letakkan ibu jari
atau jari-jari pada tulang
dada, tepat di atas
sifoid.
92
Tekanan saat kompresi dada
Kedalaman + 1/3 diameter antero-posterior
dada
Lama penekanan << lama pelepasan
curah jantung maksimal
sepertiga
93
Jangan mengangkat ibu jari atau jari-jari
tangan dari dada di antara penekanan:
Perlu waktu u/ mencari lokasi
Kehilangan kontrol kedalaman
Dapat terjadi penekanan di tempat yang
salah trauma organ
94
Komplikasi
1. Tulang iga patah
2. Trauma/laserasi hepar
3. Pneumotorak
95
Frekuensi
90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 menit
Rasio 3 : 1
11/2 detik 3 kompresi dada, 1/2 detik 1 ventilasi
2 detik (1 siklus)
96
Kapan kompresi dada dihentikan
97
Setelah 30 detik kompresi dada dan ventilasi,
periksa FJ. Jika FJ:
Lebih dari 60 x/menit, hentikan kompresi
dada dan lanjutkan ventilasi pada 40-60
kali/menit.
Lebih dari 100 x/menit, hentikan kompresi
dada dan hentikan ventilasi secara bertahap
jika bayi bernapas spontan.
Kurang dari 60 x/menit, lakukan intubasi,
jika belum dilakukan cara yang lebih
terpercaya u/ melanjutkan ventilasi dan
memberikan epinefrin.
98
Menilai reaksi bayi saat lahir
Selalu
diperlukan
Jaga tetap hangat, posisi, bersihkan jalan napas,
rangsang, & beri O2 (bila perlu)
Pemberian
Kadang- obat2an
kadang
99
Mempelajari:
Kapan harus memberikan obat
100
Dalam pelajaran ini tercakup:
Epinefrin :
kapan diberikan
bagaimana cara pemberian
101
Indikasi pemberian epinefrin
102
Epinefrin tidak merupakan indikasi
sebelum ventilasi yang adekuat
Sebab:
Kehilangan waktu
Epinefrin meningkatkan beban kerja &
konsumsi oksigen otot jantung
103
Bayi Kurang Bulan
Hindari penggunaan dosis
Hipertensi
Kenaikan aliran darah otak
Perdarahan germinal matriks
yang sangat rapuh
104
Cara pemberian Epinefrin
Pipa endotrakeal
pipaendotrakeal absorbsi paru
vena pulmonalis jantung
Vena umbilikalis
venaumbilikalis vena cava inferior
atrium kanan jantung
105
Pemberian Epinefrin
melalui Pipa Endotrakeal
107
Pemberian Epinefrin
melalui Vena Umbilikalis
Vena umbilikalis mudah didapat.
111
Persiapan & pemberian Epinefrin
Vasokontriksi perifer
112
Jalur yang dianjurkan
Endotrakeal
Intravena
113
Harapan setelah pemberian epinefrin
114
Nilai kembali efektifitas
Ventilasi
Kompresi dada
Intubasi endotrakeal
Pemberian epinefrin
115
Bila bayi pucat, terbukti ada kehilangan
darah, dan/
Bayi tidak memberikan respons yang
memuaskan terhadap resusitasi
116
Cairan Penambah Volume Darah
Cairan kristaloid isotonik:
Garam fisiologis (dianjurkan)
Ringer laktat
Darah O – negatif
Dosis : 10 ml / kg
Jalur : v. umbilikalis
Persiapan : dalam semprit besar
Kecepatan: 5-10 menit.
(hati-hati bayi prematur)
117
Bila dicurigai terjadi asidosis metabolik atau
terbukti terjadi asidosis metabolik
Natrium bikarbonat
Jalur : v. umbilikalis
Perhatian :
Jangan memberikan natrium bikarbonat
bila paru belum diventilasi dgn adekuat.
119
Jika tidak ada perbaikan?
Pastikan bahwa tindakan sudah benar
Ventilasi
Kompresi dada
Obat-obatan
Pertimbangkan :
Malformasi.
Gangguan napas.
2. Epinefrin dianjurkan
Konsentrasi : 1:10.000
Jalur : ET / IV
Dosis : 0,1-0,3 ml/kg.
Persiapan : semprit 1 ml.
Kecepatan : secepat mungkin 121
3. Pemberian Epinefrin:
Pipa ET jalur tercepat dan lebih mudah didapat dari
pada memasang intra umbilikal.
122
5. Cairan penambah volume darah yang
dianjurkan :
Cairan : garam fisiologi
Dosis : 10 ml /kg
Jalur : V.umbilikalis
Persiapan : dosis tepat semprit besar.
Kecepatan : 5-10 menit
Jalur : v. umbilikalis
124
10. Bila bayi tidak ada perbaikan setelah
pemberian Natrium bikarbonat, periksa:
Apakah ventilasi telah dilakukan dgn tepat
Apakah kompresi telah dilakukan dengan tepat
Apakah obat telah diberikan dengan tepat
Penyebab mekanik respons kurang baik, seperti:
malformasi jalan napas, pnemotoraks, hernia
diafragmatika atau penyakit jantung bawaan
125
126