IMUNISASI - Definisi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga kelak bila ia terpajan pada antigen serupa, tidak terjadi penyakit / gejala minimal. Terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif, adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu sendiri. Kekebalan aktif, adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. TUJUAN IMUNISASI Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. RESPONS IMUN Respons imun adalah respon tubuh berupa kejadian yang kompleks terhadap antigen (Ag), untuk mengeliminasi antigen tersebut. Dikenal dua macam pertahanan tubuh yaitu 1) mekanisme pertahanan non-spesifik disebut juga komponen non-adaptif atau innate artinya tidak ditujukan hanya untuk satu macam antigen tetapi untuk berbagai macam antigen, 2) mekanisme pertahanan tubuh spesifik atau komponen adaptif ditujukan khusus terhadap satu jenis antigen,. Bila pertahanan nonspesifik belum berhasil mengatasi invasi mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang
Mikroorganisme yang pertama kali dikenal
oleh sistem imun akan dipresentasikan oleh sel makrofag (APC=antigen presenting cell) pada sel T untuk antigen TD (T dependent) sedangkan antigen TI (T independent) akan langsung diperoses oleh sel B. . Mekanisme pertahanan spesifik terdiri atas imunitas selular dan imunitas humoral. Imunitas humoral akan menghasilkan antibodi. Semua antibodi adalah protein dengan struktur yang sama disebut imunoglobulin (Ig) yang dapat dipindahkan secara pasif kepada individu yang lain dengan cara penyuntikan serum . Berbeda dengan imunitas selular, hanya dapat dipindahkan melalui sel; contohnya pada reaksi penolakan organ transpalantasi oleh sel limfosit dan pada graft versus-host- disease. RESPONS IMUN TERDIRI DARI DUA FASE
Fase pengenalan, diperankan oleh sel
yang mempresentasikan antigen (APC), sel limfosit B, dan limfosit T.
Fase efektor, diperankan oleh antibodi,
dan limfosit T efektor. RESPONS IMUN SELULAR diperankan oleh sel limfosit T yang dapat langsung melisiskan sel yang terekspresi sebagai Ag spesifik oleh (Tc=sel T sitotoksik) atau mensekresi sitokin, yang akan merangsang terjadinya proses inflamasi oleh(Th=sel T helper) berupa hipersensitivitas tipe lambat. Sel Tc dan sel Th berperan dalam mikroorganisme intraselular seperti infeksi virus, parasit dan beberapa bakteri. RESPONS IMUN HUMORAL Reseptor imunoglobulin pada sel limfosit B mengenal dan berinteraksi dengan epitop antigen. Mulanya imunoglobulin permukaan adalah kelas IgM dan pada perkembangan selanjutnya sel B juga memperlihatkan kelas IgG, IgA, dan IgD. Terbentuknya antibodi lebih cepat dan lebih banyak pada paparan antigen berikutnya; hal ini disebabkan telah terbentuknya sel memori pada pengenal antigen pertama kali. KEBERHASILAN IMUNISASI
Keberhasilan imunisasi tergantung
pada beberapa faktor, yaitu -status imun pejamu -faktor genetik pejamu -serta kualitas dan kuantitas vaksin. PERSYARATAN VAKSIN Mengaktivasi APC untuk mempresentasikan antigen dan memproduksi interleukin Mengaktivasi sel T dan sel B untuk membentuk banyak sel memori Mengaktivasi sel Th dan Tc terhadap beberapa epitop, untuk mengatasi variasi respons imun yang ada dalam populasi karena adanyapolimorfismeMHC Memberi antigen yang persisten, mungkin dalam sel folikular dendrit jaringan jaringan limfoid tempat sel B memori direkrut sehingga dapat merangsang sel B sewaktu-waktu menjadi sel plasma yang membentuk antibodi terus menerus sehingga kadarnya tetap tinggi. SUHU OPTIMUM UNTUK VAKSIN HIDUP Secara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2 s/d +8⁰C, di atas suhu +8⁰C vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin BCG dab campak yang belum dilarutkan mati dalam 7 hari. Vaksin hidup potensinya masih tetap baik pada suhu kurang dari 2⁰C s/d beku. Vaksin polio oral yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25⁰C s/d -15⁰C, namun hanya bertahan 6 bulan pada suhu +2⁰C s/d +8⁰C. Vaksin BCG dan campak berbeda, walapun disimpan pada suhu -25⁰C s/d - 15⁰C, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu +2⁰C s/d +8⁰C, yaitu BCG tetap 1 tahun dan campak tetap 2 tahun. Oleh karena itu waktu BCG dan campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di - 25⁰C s/d -15⁰C atau didalam freezer SUHU OPTIMUM UNTUK VAKSIN MATI Vaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2⁰C s/d +8⁰C juga, pada suhu dibawah +2⁰C (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila neku dalam suhu -0,5⁰C vaksin hepatitis B dab DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam ½ jam, tetapi dalam suhu diatas 8⁰C vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai 30 hari, DPT-Hepatitis B kombinasi sampai 14 hari. Dibekukan dalam suhu -5 ⁰C s/d -10 ⁰C vaksin DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 s/d 2 jam, tetapi bisa bertahan sampai 14 hari dalam suhu di atas 8 ⁰C. SUSUNAN VAKSIN DI DALAM LEMARI ES Kenali bagian yang paling dingin dari lemari es/freezer. Kemudian letakkan vaksin hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang paling dingin. Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2cm) agar udara dingin bisa menyebar merata ke semua kotak vaksin. Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan coll pack, mempertahankan suhu bila listerik mati.
Pelarut vaksin jangan disimpan di lemari
es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pecah bila beku.
Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak
boleh diletakkan di lemari es atau freezer karena akan menjadi rapuh, mudah pecah. Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain di dalam lemari es vaksin, karena akan mengganggu stabilitas suhu karena akan sering dibuka. TERIMA KASIH