Terdiri dari : upper respiratory organ; cav nasi; lower
respiratory organ: larynx; trachea; bronchus, dan paru-paru.
Mulai terbentuk selama minggu ke-4. Bakal tractus respiratorius : mulai tampak pd hari 28 berupa tonjolan dr akhiran caudal dinding ventral primordial pharynx yg disebut laryngotracheal groove (gb.11-1). Entoderm membentuk epithel; dan kelenjar yg berada pd larynx; bronchus dan paru-paru. Sedangkan jaringan ikat; tulang rawan; otot polos berasal dr sphlancnic mesoderm yg mengelilingi foregut. (gb.11-4). Pada akhir minggu 4 laryngo- tracheal groove mengalami evaginasi utk membtk bentukan spt kantung yg disebut respiratory diverticulum (lung bud); yg terletak ventral dr pars caudalis foregut (gb.11-1;2). Pada waktu diverticulum ini memanjang ia diinvasi oleh sphlancnic mesenchym pd akhiran distalnya utk membentuk gelembung tracheal bud ( gb.11-2). Lama-lama respiratory diverticulum terpisah dr primordial pharynx; dan hanya ada 1 komunikasi melalui primordial aditus laryngis. Lipatan tracheo esophageal septum (gb.11-2), dan septum ini membagi pars cranialis foregut menjadi pars ventralis yaitu laryngotracheal bud (bakal larynx; trachea; bronchus dan paru) dan pars dorsalis (bakal oropharynx dan esophagus (gb.11-2). Hubungan yg terbuka dr laryngotracheal tube dng pharynx menjadi primordial aditus laryngis (gb.11-2). Pertumbuhan larynx : epithel larynx berasal dr entoderm akhiran cranial laryngotracheal tube. Cartilago larynx tumbuh dr cartilago arcus pharyngealis 4 dan 6. Cartilago larynx tumbuh dr mesenchym yg berasal dr sel-sel neural crest. • Mesenchym dr akhiran cranial laryngotracheal tube berpro- liferasi sangat cepat dan menimbulkan arytenoid swelling (gb.11-3). Pembengkakan ini berada dibelakang lidah mem- bentuk celah spt huruf T (primordial glottis) dan lubangnya disebut aditus laryngis (gb.11-3). • Epithel larynx berproliferasi sangat cepat mengakibatkan pembuntuan parsial dr lumen larynx. • Kemudian timbul rekanalisasi dan normal sampai mgg 10. • Ventriculus laryngis terbentuk selama proses recanalisasi ini • Recessus ini dibatasi oleh lipatan membrana mukosa dan akan menjadi plica vocalis dan plica vestibularis. • Epiglottis : tumbuh dr bagian caudal eminentia hypophary- ngealis yg merupakan tonjolan yg disebabkan oleh karena proliferasi mesenchym pd akhiran ventral arcus pharyngealis 3 dan 4 (gb.11-3c.d). Bagian rostral eminentia ini akan membentuk ⅓ bagian posterior lidah. • O.k otot-otot larynx berasal dr myoblast arcus pharyngealis 4 dan 6 maka ia diinervasi oleh r.laryngealis N.X • Pertumbuhan larynx dan epiglotis cepat pd umur 1-3 th setelah kelahiran. Kelainan congenital : 1. Atressia larynx : terjadi akibat kegagalan proses recana- lisasi pharynx dan menyebabkan obstruksi saluran nafas bag atas shg menyebabkan congenital high airway obstruction syndrom (CHAOS). Distal dr atressia terjadi setenosis. Akibatnya jalur nafas jadi dilatasi; paru-paru membesar. Diaphragma menjadi datar atau membalik. 2. Laryngeal web: terjadi dr tdk sempurnanya recanalisasi larynx selama mgg 10. Terbentuk membran setinggi plica vocalis sehingga menyebabkan obstruksi partial jalan nafas. Pertumbuhan trachea : • Entoderm yg membatasi (melapisi) laryngotracheal tube distal dr larynx berdiferensi menjadi epithel kelenjar; dan epithel paru-paru. • Cartilago; jaringan ikat dan otot polos trachea: berasal dr sphlancnic mesenchym yg mengelilingi laryngotracheal tube (gb.11-4). Kelainan kongenital : 1. Tracheo esophageal fistula : • Terjdi 1 dari 3000-4500 kelahiran; kebanyakan pria. • 85% disertai dng esophageal atressia. • Tracheo esophageal fistula terjadi akibat dr pemisahan yg tdk sempurna dr pars cranialis foregut, menjadi pars respiratorius dan pars esophagealis selama minggu ke-4 • Penyatuan yang tidak sempurna pada lipatan tracheo esophageal mengakibatkan defect pada tracheoeso- phageal septum dan timbul tracheoesophageal fistula antara trachea dan esophagus. • Tracheoesophageal fistula adalah kelainan tersering pd lower respiratory tract. Ada 4 variasi dr tracheo esophageal fistula yaitu : a) Yang paling sering fistula terjadi pd bag superior esophagus dan berakhir buntu (esophageal astressia) b) Fistula terjadi pd akhiran esophagus bertemu dng trachea didekat bifurcatio (gb.11-5). c) Gb. 11-5b sampai d) Bayi dng T.E.F. dan esophageal atressia menimbulkan gejala-gejala batuk-batuk; tersedak waktu menelan yg disebabkan o.k akumulasi saliva di dlm rongga mulut dan upper respiratory tract. Akibatnya terjadi pneumonia. 2) Laryngotracheoesophageal cleft : • Jarang. Larynx dan trachea bag atas gagal memisahkan dr esophagus simptomnya sama dng TEF ttp disini terjadi aphonia. 3) Tracheal stenosis dan atressia. Stenosis dan obstruksi dr. trachea adalah anomali yg jarang. Biasanya disertai dng TEF Stenosis adalah akibat dr tdk samanya pembagian dr fore- gut utk menjadi trachea dan esophagus. Kadang-2 ada jar. yg menutupi aliran udara (incomplete tracheal atressia) 4) Tracheal diverticulum: berakhir buntu; merupakan penggelembungan seperti bronchus dr trachea.
Pertumbuhan bronchus dan paru-paru : akhiran caudal dr
respiratory diverticulum selama minggu 4 pecah menjadi 2 gelembung yang disebut primary bronchial bud (gb.11-2 & 11-7). • Gelembung ini tumbuh ke lat ke dlm pericardio peritoneal canal yg mrpk bakal dr cav pleurae (gb.11-7). • Bersama-2 sphlancnic mesenchym yg mengelilingi bron- chial bud berdif menjadi bronchi dan bercabang-2 didalam paru-paru • Pada awal minggu 5 hubungan tiap-tiap bronchial bud dng trachea meluas dan membentuk primordium bronchus primarius (gb.11-8). • Bronchus primarius dextra; lebih besar dr yg kiri dan lebih vertical. • Bronchus primarius bercabang menjadi bronchus secunder yaitu bronchus lobaris; segmentalis dan cabang intra segmental (gb.11-8). Bronchus lobaris superior paru kanan memberikan pelayanan pd lobus superior, sedangkan bronchus inerior terbagi menjadi 2 bronchus yaitu utk lobus medius; dan lobus inferior. Pada paru-2 kiri bronchus secunder pecah menjadi superior dan inferior yg melayani lobus superior dan inferior. • Bronchus segmentalis : 10 pd paru-2 kanan dan 8 pd paru-2 kiri terbentuk pd mgg ke-7. Mesenchym yg mengelilinginya juga ikut bercabang-2. Tiap-tiap bronchus segmentalis yg dikelilingi massa mesenchym disebut dng bronchopulmonary segment. • Pada mgg ke-24 ada 17 orde dr cabang-2 bronchus membentuk bronchiolus respiratorius (gb.11-9). • Tulang rawan tumbuh dr sphlancnic mesenchym yg mengelilingi bronchus. • Otot polos bronchus; jar.ikat dan jar.ikat paru-2 dan kapiler tumbuh dr sphlancnic mesenchym. • Permukaan paru-2 juga dibungkus oleh pleura visceralis yg berasal dr sphlancnic mesenchym (gb.11-7). Yang meluas ke dlm cavum pleurae dan tumbuh ke caudal ke dlm mesenchym body wall dan sampai menutupi jantung. • Cavum thorax dilapisi oleh pleura parietalis yg berasal dr somatic mesoderm (gb.11-7). Maturasi dari paru-paru : dibagi menjadi 4 periode : a) Periode pseudoglandular b) Periode canaliculi c) Periode sacular terminal d) Periode alveolar a) Periode pseudoglandular : (mgg 6-16) pd mgg ke-16 se- bagian besar elemen paru-2 sudah terbentuk kec yg me- nyangkut pertukaran gas. Respirasi tdk mungkin terjadi. Bayi yg dilahirkan pd periode ini tdk mungkin dpt hidup. b) Periode canaliculi : periode ini overlap dng periode pseudoglandular sebab segment cranial dr paru-2 masak terlebih dahulu drpd yg caudal. Selama periode canaliculi lumen bronchi dan bronchiolus terminalis menjadi lebar dan jar. paru-2 menjadi sangat vaskular. (gb.11-9 dan 11- 10). Pd mgg ke-24 tiap-2 bronchiolus terminalis berca- bang menjadi bronchiolus respiratorius dan tiap-2 bron- chiolus respiratorius bercabang-2 menjadi 3 sapai 6 duct alveolaris. • Surfactant membentuk lapisan monomolecular pd bag dlm dinding alveoli yg berfungsi utk merendahkan tekanan permukaan pd air-alveolar interface. d) Periode alveolar (mgu ke-32 – 8 th) : permulaan dari periode alveolar ditandai dng adanya tiap-2 bronchiolus terminalis yg mengelompok dng dinding yg tipis dr alveoli dipisahkan satu dng yg lain oleh jaringan ikat kendor yang bakal menjadi ductus alveolaris. Pada waktu lahir : ½ bag. paru-2 terisi cairan yg berasal dr amnion. Di dalam paru-2 cairan ini harus dikeluarkan terlebih dahulu melalui : * mulut dan hidung mel tekanan dlm cav. thoracis yg meningkat selama partus. * capiler- capiler pulmonalis * pembuluh lymphe dan arteri serta v. Pulmonalis.