Anda di halaman 1dari 12

Kelompok : 3

-Ikhwan dwi sahputra


-M. Adzhari. Ramadhani
-M. Hafiz Anshari
-Rini Saputri
-fachrian noor ichsan
 Pekerjaan galian pondasi tanah bangunan
adalah pekerjaan yang sering mengalami
kendala disamping berhubungan dengan alam juga
pekerjaan ini sering dianggap sepele karena dianggap
hanya membutuhkan tenaga saja. Bagi orang yang
kurang mengerti mungkin berpikir tidak masalah jika
galian pondasi salah, kan nanti tidak kelihatan karena
akan dituutp kembali, padahal bisa saja kesalahan
tersebut akan mengakibatkan kerugian waktu, material
dan juga mempengaruhi ukuran bangunan dan juga
kekuatan konstruksinya. Kadang banyak pekerja tidak
memperdulikan keselamatan saat melakukan penggalian
tanah.
 Banyak resiko yang akan dihadapi jika terjadi kesalahan
galian tanah pondasi misalnya :
 galian tanah yang tidak sesuai dengan posisi dan ukurannya
akan mempengaruhi proses konstruksi berikutnya,
dimana penempatan/ titik titik pondasi yang salah akan
mempengaruhi posisi kolom.
 bila elevasi galian tidak sesuai, misalnya terlampau dalam atau
terlampau rendah berpengaruh terhadap kekuatan daya
dukung berdasarkan hasil pengujian tanah.
 bila posisi terlalu jauh dari rencana, bisa mengakibatkan
pengulangan galian yang menimbulkan kerugian waktu dan
biaya.
 pekerjaan galian tanah mengandung resiko longsoran dan
reruntuhan.
 Berikut hal hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan pekerjaan galian pondasi :
 Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada saat pelaksanaan
pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap orang berhati-hati disekitar galian. Hanya
pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian pondasi.
 Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar pekerjaan dapat efektif
dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi
si pekerja dan juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/
karung pembuang tanah.
 Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas tanah pemilik. Jika tanah
berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu dilakukan pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang
sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan posisi pembuangan
supaya dapat dihindari terjadinya longsoran tanah.
 Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap tersedia lokasi
penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan pelaksana memeriksa sistim penumpukan tanah
galian pondasi dan memastikan sistem penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.
 Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan elevasi kedalaman galian
(disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus membuat papan bowplank yang kuat untuk membuat garis
benang posisi dan batas tanah yang akan digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali
supaya tidak menganggu pekerjaan galian.
 Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah. Penumpukan tanah galian
tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian
pondasi .
 Nilai resistansi jenis tanah di pengaruhi beberapa faktorya itu jenis tanah
(liat,berpasirdanberbatuan), lapisan tanah , kelembaban tanah , temperatur .
Pengukuran resistansi jenis tanah pada keadaan dalam banyak mengalami kendala
serta membutuhkan waktu dan peralatan yang komplit. Pengukuran dilapangan
menggunakan metode empattitik susunan Wenner dengan kedalaman 10 cm -
150 cm dan jarak antarelektroda adalah 3m.Dengan metode C.J Blattnerke
terbatasan alat pengukuran resistansi jenis tanah pada keadaan lebih dalam, dapat
digantikan karena pada metode ini hanya menggunakan 2 buah hasil pengukuran
pada kedalaman 100 cm - 150 cm sebagai titik referensi dalam memperkirakan
nilai resistansi jenis tanah pada keadaan lebih dalam. Hasil perhitungan nilai rata -
rata resistansi jenis tanah di atas kedalaman 2m untuk tanah pertanian adalah
53,64 Ω-m dan cenderung menurun secara konstan dengan nilai berkisar antara
(54,98-52,38) Ω-m, pada tanah pasir basah adalah 124,775 Ω-m dan juga
cenderung menurun secara konstan dengan nilai berkisar antara (132,1-120,41)
Ω-m, sedangkan pada tanah bebatuan bercampur pasir adalah 1275,748 Ω-m dan
terjadi peningkatan dengan nilai antara (511,04-1716,8) Ω-m.Berdasarkan hasil
perhitungan untuk mendapatkan nilai resistansi pentanahan dibawah 5 Ω
penanaman optimal batang tunggal elektroda pada tanah pertanian adalah 14 m
dengan nilai resistansi pentanahan 4,85 Ω, tanah pasir basah adalah 28,5 m
dengan nilai resistansi pentanahan 4,98 Ω, dan tanah batuan bercampur pasir
adalah 49m dengan nilai resistansi pentanahan 4,02 Ω.
 Dalam pekerjaan galian dan timbunan, material yang terdapat di alam itu berada dalam keadaan padat dan terkonsolisdasi
dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian yang kosong atau berisi udara diantara butir-butirnya, terutama bila butir-butir
tersebut sangat halus. Pada saat meterial tersebut digali, maka akan terjadi pengembangan volume (swelling). Besarnya
swelling tidak sama untuk setiap jenis tanah, tergantung pada berat jenis tanah. Pengembangan volume dinyatakan dengan
swell faktor yang dinyatakan dalam persen (%). Untuk itu, diperlukan pemeriksaan keadaan lapangan (survey), untuk
menghindari adanya swelling.

Dari hasil survey kita dapat menentukan beberapa kegiatan selanjutnya, diantaranya :
a. Metoda pelaksanaan pekerjaan yang dipilih
b. Macam, jenis, tipe peralatan/alat-alat berat yang digunakan
c. Jumlah alat-alat berat atau peralatan yang sesuai dengan volume dan bagan waktu pelaksanaan pekerjaan.

Setelah kita mengetahui metoda pelaksaan pekerjaan dan peralatannya, dari beberapa alternatif kita dapat memilih mana
yang paling menguntungkan dan paling baik. Metoda pelaksaan pekerjaan harus sudah meliputi hal-hyal berikut :
a. Pembersihan Medan (Land Clearing)
b. Penguapan Medan (Stripping)]
c. Galian Tanah
d. Timbunan Tanah dan Penebaran
e. Pemadatan Tanah
f. Perataan Tanah

Cara kerja yang tepat dan benar mempunyai efek yang besar terhadap produksi alat. Cara pelaksanaan pekerjaan yang
tepat sangat dipengaruhi oleh volume pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, bagan waktu yang ditentukan, keadaan lapangan dan
sebagainya. Pemilihan cara pelaksaan pekerjaan adalah identik dengan pemilihan penggunaan peralatan di dalam
pelaksaanaan pekerjaan tanah dengan menngunakaqn alat berat.

Dari pemilihan penggunaan peralatan di dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dengan menggunakan alat-alat berat, tentunya
faktor kemampuan pelaksanaan kerja dan faktor ekonomi sangat perlu diperhatikan. Pemilihan beberapa alternatif
tersebut dapat kita batasi dengan faktor sebagai berikut :
1. Keadaan medan
2. Keadaan tanah
3. Kualitas pekerjaan yang disyaratkan
4. Penagaruh Lingkungan
5. Volume pekerjaan yang disyaratkan
6. Biaya produksi untuk pelaksanaan pekerjaan dengan alat berat yang relatif rendah
Cara kerja yang tepat dan benar mempunyai efek yang besar terhadap produksi alat. Cara
pelaksanaan pekerjaan yang tepat sangat dipengaruhi oleh volume pekerjaan, spesifikasi pekerjaan,
bagan waktu yang ditentukan, keadaan lapangan dan sebagainya. Pemilihan cara pelaksaan
pekerjaan adalah identik dengan pemilihan penggunaan peralatan di dalam pelaksaanaan pekerjaan
tanah dengan menngunakaqn alat berat.

Dari pemilihan penggunaan peralatan di dalam pelaksanaan pekerjaan tanah dengan menggunakan
alat-alat berat, tentunya faktor kemampuan pelaksanaan kerja dan faktor ekonomi sangat perlu
diperhatikan. Pemilihan beberapa alternatif tersebut dapat kita batasi dengan faktor sebagai
berikut :
1. Keadaan medan
2. Keadaan tanah
3. Kualitas pekerjaan yang disyaratkan
4. Penagaruh Lingkungan
5.Volume pekerjaan yang disyaratkan
6. Biaya produksi untuk pelaksanaan pekerjaan dengan alat berat yang relatif rendah
7. Prosedur operasi alat dan pemeliharaan alat yang mudah dan sederhana
8. Umur alat yang tinggi
9. Undang-undang perburuhan termasuk keselamatan kerja untuk para pelaksana.
 Setelah secara garis beras ditentukan alternatif-alternatif yang
mendekati dengan asumsi yang wajar untuk pelaksanaan pekerjaan,
secara kasar dapat diperkirakan jumlah biaya keseluruhan untuk
tiap-tiap alternatif, sehingga alternati-alternatif dapat dibandingkan
dari segi besarnya biaya. Dengan demikian, pemilihan alat bukan
didasarkan pada besarnya produksi atau kapasitas alat, tetapi
didasarkan pada biaya termurah untuk tiap cu / yard atau cu /
meter produksinya.
Komponen-komponen biaya produksi yang mempengaruhi harga
satuan pekerjan adalah :
1. Biaya Pemilikan (Ownership Cost)
2. Biaya Operasi (Operating Cost)
3. Biaya Perbaikan (Repairing Cost)
4. Biaya Tidak Langsung (Undirect Cost
 Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya
maka subkontraktor harus menyiapkan mesin pompa air untuk
mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian menampung
air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka
air harus dibuang terlebih dahulu.
 Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus
memperhatikan keselamatan pekerja yang ada di dalam galian.
Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang membuang
tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk.
Hal ini untuk menghindari longsoran dimana tanah galian masuk
kembali ke dalam.
 Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan
pengecekan kembali ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah
sudah sesuai dengan gambar rencana.
 Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat,
selanjutnya pekerjaan siap dilanjutkan dengan pembuatan lantai
kerja.
 Metode
 potongan
 melintang
 rata
 -
 rata:
 V = (a1+a2)/2.L
 Metode
 jarak
 rata
 -
 rata:
 V = A (L + l )/2 = AL
 Volume
 prisma
 dari
 piramid
 kotak
 :
 V = h / 6 (a1+4an+a2)
 Dimana
 h=
 tinggi
 prisma

Anda mungkin juga menyukai