Anda di halaman 1dari 35

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA

VITAL
[ VITAL SIGN ]
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
[ VITAL SIGN ]
• TUJUAN BELAJAR :

1. Melakukan pemeriksaan fisik yang


sesuai dengan masalah pasien.

2. Melakukan pemeriksaan fisik dengan


cara yang seminimal mungkin
menimbulkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada pasien.
PENDAHULUAN
• Vital sign meliputi : Tekanan darah.
Denyut nadi.
Pernafasan.
Temperatur.

Menilai fungsi jantung dan pernafasan.


TEKANAN DARAH
• Alat : Sphygomanometer dan Stetoskop.
• Ada dua parameter: Sistolik dan Diastolik
• Ukuran manset minimal :
Neonatus : 5 cm
Anak > 5 thn : 12 cm
Yang biasa tersedia : 23 cm
Lengan normal dan kurus : 35 cm
Lengan berotot dan gemuk : 42 cm
Penilaian Denyut Nadi
A. Tegangan Nadi  Tekanan darah
• Pulsus Normal
• Pulsus Mollis (nadi lunak)
• Pulsus Durus (nadi keras)

B. Isi Nadi  Curah jantung dan keadaan


Pembuluh Darah
• Pulsus Parvus (kecil)
• Pulsus Magnus (besar)

C. Gelombang Nadi
• Pulsus Celor (gelombang tinggi)
• Pulsus Tardus (gelombang rendah)
Continue..
D. Frekuensi
• Takhikardia (> 100 x/menit)
• Bradikardia (< 60 X/menit)
E. Irama
• Reguler
• Irreguler
Irama denyut nadi
Ditentukan teratur (reguler) atau tidak teratur
(ireguler). Bila tidak teratur, menunjukkan
beberapa kemungkinan antara lain:
• sinus aritmia
• ekstrasistol.
• fibrilasi atrium:
• blok atrioventrikular
Pernafasan
A. Tipe pernafasan
- Pernafasan Abdominal – torakal
- Pernafasan Torako - Abdominal
B. Frequensi
- Normal : 12 – 20
- Polipnea (Takipnea)
- Oligopnea (Bradipnea)
C. Kedalaman Pernafasan
- Normal
- Pernafasan dangkal
- Pernafasan dalam
D. Bau pernafasan
PERNAPASAN
• Frekuensi pernapasan per menit pada dewasa, normal
14-20 kali per menit dengan pola reguler dan tenang,
dan pada anak-anak bisa mencapai 44 kali per menit.
Helaan pada waktu-waktu tertentu yang jarang juga
dianggap normal.
• Bradipneu adalah pernafasan yang lambat, 10 kali per
menit atau kurang
• Takipneu menunjukkan pernafasan yang terlalu cepat,
biasanya 22 kali per menit atau lebih, tanpa
menunjukkan dalamnya pernafasan.
• Pernafasan Kussmaul adalah pernafasan yang
sangat dalam, dan merupakan pola klasik pada
ketoasidosis diabetikum dan asidemia lainnya
• Hiperpneu merupakan pernafasan yang sangat
menonjol, biasanya baik dalam hal kedalaman maupun
kecepatannya seperti pernafasan Kussmaul, tapi kadang
terbatas pada dalamnya saja dengan kecepatan yang
normal.
• Apneu adalah kegagalan menarik nafas untuk suatu
periode, mungkin 20 detik atau lebih saat terjaga atau 30
detik saat tertidur.
• Dispneu berarti kesulitan bernapas yang ditandai oleh
pernapasan cuping hidung, retraksi subkostal, interkostal
atau suprasternal, dapat disertai sianosis dan takipne.
• Pernafasan Cheyne-Stokes, disebut juga pernafasan
periodik, terdiri dari episode yang bergantian antara
apne dan hipopne - pernafasan yang ekstrem lambat
dan dangkal - diakhiri oleh nafas cepat dan dalam, yaitu
hiperpne (hiperventilasi) yang jelas.
Suhu Badan
 Alatnya : Thermometer
 Tempat : - Mulut
- Aksila
- Lipat paha
- Rektum
 Suhu Normal : 36,6 0C – 37,2 0C
 Jenis Suhu :
 Sub febris
 Febris
 Hiperpireksia (>41,6)
 Hipotermia (<35 0C)
Pelaksanaan Latihan
A. Cara Pemeriksaan Suhu Badan
1. Pemeriksaan Pada Mulut (oral)
 Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa di 35,5 0C.
 Masukkan termometer di bawah lidah  tutup mulut.
 Tunggu selama 2-3 menit.
2. Pemeriksaan Pada Rektum
 Biasa dilakukan pada bayi atau pasien dewasa dengan
shock.
 Gunakan thermometer dengan ujung bulat + pelumas.
 Masukan ke dalam anus 3-4 Cm ke arah umbilikus.
3. Pemeriksaan Pada Ketiak
 Tempatkan ujung thermometer pada apex fossa axillaris kiri
 sendi bahu adduksi maximal.
 Tunggu sampai 3-5 mnt, lakukan pembacaan
Pemeriksaan Frekuensi Nadi
Nadi Radialis
• Penderita posisi duduk atau berbaring
• Lengan dalam posisi relaks
• Gunakan jari telunjuk dan jari tengah
untuk meraba dan menekan A. Radialis.
• Hitung denyutan dalam satu menit.
• Perhatikan irama dan kuantitas denyut.
• Catat hasil pemeriksaan dari lengan kanan
dan kiri.
Nadi brachialis
• Penderita dalam posisi duduk atau berbaring
dengan posisi lengan bawah supinasi. Lengan
sedikit ditekuk pada sendi siku.
• Raba dengan dua jari denyut nadi brachialis
pada sendi siku, medial dari tendon biceps.
• Hitung denyutan dalam satu menit, catat pula
irama dan kualitas denyutannya
Nadi karotis
• Penderita dalam posisi berbaring atau duduk sedikit
tengadah.
• Letakkan dua jari di tengah leher penderita setinggi
kartilago tiroid kemudian ditarik dua jari ke lateral sampai
ke tepi medial muskulus sternocledomastoideus. Raba
denyutan arteri karotis di daerah tersebut.
• Hitung denyutan dalam satu menit, catat pula irama dan
kualitas denyutannya.
Cara Pemeriksaan Frekuensi
Nafas
• Minta penderita melepas baju (duduk atau berbaring)
• Melakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan
pada punggung/dada untuk menghitung gerakan
pernafasan.
• Inspirasi : perhatikan gerakan ke samping iga, pelebaran
sudut epigastrium dan penambahan ukuran antero
posterior dada.
• Ekspirasi : masuknya kembali iga, penyempitan sudut
epigastrium, dan penurunan ukuran antero posterior
dada
• Perhaikan Penggunaan otot pernafasan pembantu
• Catat irama, Frekuensi dan kelainan gerakan
Pemeriksaan Tekanan Darah
• Jenis dan alat yang diperlukan
Cara Pemeriksaan Tekanan Darah
• Tentukan posisi penderita dan lokasi
pengukuran.
• Letakkan manometer pd posisi yg mudah
dibaca.
• Tentukan letak arteri brachialis dengan palpasi.
• Pasang manset
• Pompa secara cepat
• Letakkan stetoskop
• Kempiskan balon hingga manometer turun 2-3
mmHg/det
• Tetapkan tekanan Sistolik (fase 1 korotkoff),
tekanan diastolik (fase 5 korotkoff).
1 Mengawali dengan bacaan basmallah dan mengucapkan salam Islami
2 Memperkenalkan diri, menjelaskan tindakan dan tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan
serta meminta persetujuan pasien (inform consent)
3 Membersihkan tangan dengan cairan antiseptik
4 Menempatkan pasien dalam keadaan duduk/berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk
pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian.
5 Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa dan
meletakkan manometer vertical.
6 Menggunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka.
7 Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak
terlalu ketat (2 cm diatas siku) dan sejajar jantung diperiksa dari pakaian.
8 Meraba pulsasi arteria brachialis di fossa kubiti sebelah medial.
9 Meraba pulsasi a. brachialis dengan satu jari secara cepat sampai 30 mmHg diatas hilangnya
pulsasi/melaporkan hasilnya.
10 Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteria teraba kembali/melaporkan
hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir.
11 Mengambil stetoskop dan mengambil corong bel pada tempat perabaan pulsasi.
12 Memompa kembali manset sampai 30 mmHg diatas tekanan sistolik palpotoir.
13 Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan/3 mmHg per detik dan
melaporkan saat mana mendengar bising pertama (sebagai tekanan sistolik)
14 Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu
tidak terdengar bising lagi (sebagai tekanan diastolik)
15 Melaporkan hasil pemeriksaan observer dan melepaskan manset
Klasifikasi Hipertensi (JNC VII)

Klasifikasi TD Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)


Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Kategori I 140 – 159 90 – 99
Kategori II ≥ 160 ≥ 100
Krisis Hipertensi > 180 > 110
Usia Denyut Jantung Tekanan Darah Frekuensi
(x/menit) (mmHg) Pernapasan
(x/menit)

Prematur 120 - 170 55-75 / 35-45 40 - 70

0 - 3 bulan 100 - 150 65-85 / 45-55 35 – 55

3 – 6 bulan 90 - 120 70-90 / 50-65 30 – 45

6 – 12 bulan 80 -120 80-100 / 55-65 25 – 40

1 – 3 tahun 70 – 110 90-105 / 55-70 20 – 30

3 – 6 tahun 65 – 110 95-110 / 60-75 20 – 25

6 – 12 tahun 60 – 95 100-120 / 60-65 14 – 22

12 – 18 tahun 55 – 85 110-135 / 65-85 12 – 18

dewasa 60 - 100 100-135 / 65-85 16 - 20


Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai