Anda di halaman 1dari 47

GEOLOGI DAERAH PEKALONGAN DAN SEKITARNYA

KECAMATAN SADANG, KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI


JAWA TENGAH

Oleh :

NAMA : RAHMAN SIAGIAN


NPM :055114087

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS PAKUAN
2017
 BAB 1. PENDAHULUAN

 BAB 2. DATA LAPANGAN

 BAB 3. GEOMORFOLOGI

 BAB 4. STRATIGRAFI

 BAB 5. STRUKTUR GEOLOGI

 BAB 6. SEJARAH GEOLOGI

 BAB 7. KESIMPULAN
• Pada daerah karangsambung ini terdapat batuan Pra-Tersier dengan jenis
batuan yang beragam serta tatanan dan struktur geologi yang sangat komplek.
Terbentuk akibat Lempeng benua dan samedera yang saling bertabrakan, membentuk
boudin-boudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing dengan jenis batuan
yang beragam. Sebelum palung subduksi terang, banyak jenis batuan yang terendapkan
dengan batuan yang dominannya berupa batulempung. Pada daerah ini juga ditemukan
batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona palung
subduksi tersebut.
• Berdasarkan Fisiografi dan Tatanan Batuan yang terdapat di Zona Pegunungan Serayu
Selatan, maka daerah ini dipandang cukup baik untuk dijadikan sebagai lokasi pemetaan
geologi dalam rangka melaksanakan tugas akhir mata kuliah geologi lapangan.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

 1.2.1. Maksud dari pemetaan geologi daerah tersebut


persyaratan untuk memenuhi kelulusan mata kuliah wajib di
semester VI 2017/2018 Jurusan Teknik Geologi
Universitas Pakuan.

 1.2.2. Tujuan pemetaan geologi ini untuk mengetahui


daerah Pekalongan dan sekitarnya, adalah untuk
mengetahui kondisi geologi daerah penelitian yang
mencakup Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi dan
Sejarah Geologi.
 Secara UTM daerah penelitian berada pada
TITIK X Y
1 916242 356224
2 916242 358200
3 9160124 356228
4 9160124 358200

 Secara administratif daerah penelitian berada di Pekalongan kecamatan Sadang, yang meliputi desa
Karangcengis, desa Pesawahan, desa Sumberan dan sekitarannya.
 Letak luas dan Kesampaian Daerah
 Luas lokasi Pengamatan 2km x 2km =4km₂
 Lokasi Pengamatan dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 atau roda 2 dari kampus LIPI Karangsambung sekitar
30 menit.

BLOK 11
Metode pemetaan geologi yang dipakai dalam pemetaan ini melalui
beberapa tahapan sebagai berikut: (1). Tahap Persiapan ; (2). Tahap
Pekerjaan Lapangan; (3). Tahap Pekerjaan Laboratorium dan Studio;
(4). Tahap Penyusunan Laporan.

Tahap Persiapan: Tahap


Tahap Pekerjaan Pelaporan
Tahap Kegiatan Studio
Lapangan:
 Interpretasi Peta dan Laboratorium:
Topografi Pemetaan Geologi: Peta Geologi
1. Petrologi
 Studi Literatur  Lintasan Pengamatan +
 Perekaman Data 2. Analisa Struktur
 Perlengkapan Laporannya
 Pengumpulan Data 3. Pembuatan Peta-Peta
lapangan
 Penggambaran
 Penyontohan (sampling)
 Penelitian yang dilakukan di daerah Pekalongan Kecamatan sadang desa plumbon dan
sekitarnya,, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah memiliki berbagai permasalahan yang
harus dapat dipecahkan, yaitu:

1. Proses pembentukan bentangalam (geomorfologi) di daerah penelitian yang


dikendalikan oleh struktur, proses-proses geomorfologi dan stadia geomorfiknya.

2. Tatanan batuan yang terdapat di daerah penelitian, baik penyebaran lapisan batuan
secara vertikal dan lateral, umur satuan batuan, lingkungan pengendapan dan
hubungan stratigrafinya.

3. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian yang cukup menarik dimana
batuan batuan-batuan yang ada telah mengalami deformasi berupa pengkekaran,
perlipatan dan pensesaran oleh gaya-gaya yang bekerja pada periode waktu geologi
tertentu dimana terdapat berupa ofset atau struktur patahan sesar mendatar
menganan.
1. Bemmelen, R. W. Van, (1949), The Geology of Indonesia, Vol. IA :
General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes,
Government Printing Office, The Hague, 732 p.

2. Sukendar Asikin, Harsolumakso, A.H., Busono, dan Gafoer, S.,


(1992), Geologi Lembar Kebumen, Jawa Tengah, skala 1:100.000.,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Bandung.
 Lintasan pemetaan meliputi sepanjang sungai dan jalan perkampungan daerah desa pekalongan dan sekitarnya.

 1 Sungai sadang , desa kalisana 4 Lp.


 2 Sungai kali soka, desa Plumbon 31 Lp.
 3 Sungai griyak , desa Plumbon 12 Lp.
 4 Sungai Pesawahan desa Karangcengis 15 Lp.

 Jumlah total lokasih pengamatan 62 Lp Pengamatan.


 Teramati batuan yang tersingkap dengan jenis batuan
sedimen dengan 3 litologi ; 1. batupasir, 2. batulempung, 3.
breksi.

Batupasir Batulempung Breksi

1 2 3
 Kedudukan lapisan batuan sedimen pada lokasi
pengamatan yang penulis amati, pada umumnya
mengarah sesuai Jurus atau Strike yaitu dari
Timur Laut ke arah Barat Laut dan memiliki
kemiringan kearah Tenggara atau Selatan.
Kemiringan lapisan batuan bervariasi, dari yang
kecil atau besar, dari landai hingga ada yang
menunjukkan perlapisan tegak atau curam.
Fisiografi regional Jawa Tengah menurut R.W. van
Bemmelen, (1949) dibagi menjadi 6 zona fisiografi, yaitu:
1. Zona Dataran Aluvial Utara Jawa.
2. Zona Gunungapi Kwarter.
3. Zona Antiklinorium Bogor, Serayu Utara dan
Kendeng.
4. Zona Depresi Jawa Tengah.
5. Zona Pegunungan Serayu Selatan.
6. Zona Pegunungan Selatan Jawa.
 Zona ini berupa pegunungan-pegunungan. Di
Jawa Barat adalah Pegunungan Bayah yang
memanjang dari Ujung Kulon sampai di selatan
Sukabumi.

 Bagian tepi selatan Pegunungan Bayah ini


menyentuh laut. Di Jawa Tengah, berupa
Pegunungan Serayu Selatan yang memanjang dari
Majenang sampai Kepegunungan Kulonprogo.

 Zona ini merupakan Pegunungan Kapur sebagai


hasil perlipatan pada kala Miosen.

 Pada beberapa tempat di bagian bawah dari


Pegunungan kapur ini merupakan endapan
vulkanik andesit tua. Pegunungan ini memanjang
dari barat ke timur.
 Berdasarkan pada konsep yang dikemukakan W.M Davis (1954)
dalam thornburry (1967) yang meliputi aspek Struktur, Proses
dan Stadia.

 Berdasarkan penampakan bentuk bentang alam dan analisa


topografi dan struktur geologi serta batuan pembentuknya
maka secara genetik daerah penelitian, Maka geomorfologi
daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) satuan
geomorfologi yaitu:
1. Satuan Geomorfologi Dataran alluvial
2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipatan
GAMBAR DARI PETA GEOMORFOLOGI.

Satuan geomorfologi dataran


Aluvial Penyebarannya ± 10%.

Satuan geomorfologi Perbukitan


lipatan Penyebarannya ± 90 %.

-Luas Penyebaran satuan geomorfologi perbukitan lipatan 90% dari luas lokasi
pengamatan, penyebaran perbukitan ini dominan. Satuan pada peta
geomorfologi diwakili dengan warna ungu.
-Genetika pembentukan satuan perbukitan lipatan dilokasi pengamatan
dijumpai indikasi .
-Litilogi berupa batupasir, batupasir tufan, batulempung, dan breksi BD TL U
kemiringannya seragam ke arah selatan
-Proses-proses geomorfologi yang teramati adalah pelapukan berupa tanah.
- Stadia geomorfik dewasa

Arah foto N300°E


 Genetika Pembentukan Satuan geomorfologi dataran alluvial
terbentuk dari endapan alluvial sungai yang terdiri dari fragmen-
fragmen batuan beku, batuan sedimen
 Luas penyebaran Satuan Geomorfologi dataran alluvial diwakili
oleh warna biru di peta berada di selatan pada daerah penelitian
menyebar dari timur ke selatan di daerah penelitian menempati
sekitar 10% dari luas daerah penelitian.
 Batuan yang menyusun satuan geomorfologi ini adalah batuan
yang tidak resisten sehingga bawaan dari hasil proses erosi.
 Morfometri satuan geomorfologi ini berbentuk bukit berada pada
ketinggian 50 mdpl dengan relief landai.
 Proses-proses geomorfologi yang teramati adalah lepas dengan
ukuran lanau hingga bongkah.
 Genetika Pembentukan Satuan geomorfologi perbukitan lipatan,
dikontrol oleh struktur lipatan .
 Luas penyebaran Satuan Geomorfologi perbukitan lipatan diberi warna
kuning di peta berada di utara daerah penelitian menyebar dari barat ke
timur di daerah penelitian menempati sekitar 90% dari luas daerah
penelitian.
 Batuan yang menyusun satuan geomorfologi ini adalah batuan yang
resisten terhadap erosi yaitu batupasir selang seling batulempung dan
satuan batuan breksi selang seling batupasir sisipan batulempung.
 Morfometri satuan geomorfologi ini berbentuk bukit berada pada
ketinggian 50 - 160 mdpl dengan relief landai dengan kelerengan 25
 Proses-proses geomorfologi yang teramati adalah pelapukan berupa
erosi sedimentasi tanah/soil dengan ketebalan 1 - 1,5 m
B T
Dataran Aluvial terlihat dari bukit gunung
gamblok dari Arah Utara ke selatan
(N270°E).
Satuan yang Geomorfologi Dataran Alluvial
ditunjukkan berwarna abu-abu pada Peta
Geomorfologi
Penyebarannya mengarah dari Barat Daya
hingga Timur Laut. Membentang di sepanjang
Sungai Kedungbener di Desa Plumbon hingga
Desa Wadasmalang. Berbentuk berupa dataran
yang ditempati oleh Alluvial sungai.
Memiliki ketinggan 50-100 mdpl dan
kemiringan lerengnya 0-2 o

Proses Geomorfologi yang berlangsung ialah


pengendapan yang membentuk endapan
Alluvial.
Stadia Geomorfiknya tergolong Muda.
Pola Aliran yang terdapat di daerah penelitian
adalah pola aliran Pararel di cirikan dengan daerah

P
yang berlereng sedang sampai curam.
Mencerminkan perbukitan tersebut di pengaruhi
oleh struktur.
 Pola aliran sungai Paralel
Pola pengaliran ini terekspresikan dengan adanya
kelurusan - kelurusan aliran sungai yang mempunyai
lembah terjal dan sempit serta cabang-cabang sungainya
yang sangat sedikit
2.4. GENETIKA SUNGAI DAERAH PENELITIAN

Genetika sungai yang berkembang di


daerah penelitian teridiri dari 2 (Dua)
jenis genetika sungai, yaitu :

1. Genetika sungai Subsekuen


Dijumpai dimana sungai yang mengalir
memiliki arah aliran yang searah
dengan arah strike/jurus perlapisan
batuan.

(Pada daerah penelitian genetika sungai


dijumpai pada daerah Kali Soka LP-22)
2. Genetika sungai Obsekuen.
Di jumpai dimana sungai yang mengalir memiliki
Arah aliran yang berlawanan arah dengan kemiringan
perlapisan batuan

(Pada daerah penelitian genetika sungai dijumpai


pada daerah K. kedungbener)

Pada lokasi penelitian genetika sungai terdapat


di kali soka di Lp 35
 Ciri-ciri Stadium erosi sungai muda, dewasa dan tua di daerah penelitian
:
1. Stadia Muda, di cirikan dengan profil sungai berbentuk ‘V’ dengan arah
alirannya mengerosi ke arah vertical dengan Aliran Sungai nya deras.
2. Stadia Dewasa, di cirikan dengan profil sungai berbentuk ‘U’ dengan
aliran sungai yang memperlihatkan keseimbangan laju erosi vertical dan
laju erosi vertikal lateral.
3. Stadia Tua, di cirikan dengan sungai yang di dominasi oleh fragmen yang
tererosi dan dataran banjir yang semakin melebar.
Stadi muda membentuk Stadia dewasa membentuk Stadia Tua membentuk secara
v terdapat di sungai U terdapat di sungai kali melebar terdapat di sungai
kali soka soka kali soka
4.1. STRATIGRAFI REGIONAL

 Menurut Asikin dkk. (1992), stratigrafi regional Lembar


Kebumen, Jawa Tengah skala 1 : 100.000 disusun oleh
batuan-batuan yang berumur Pra-Tersier hingga Kuarter,
Tatanan batuannya dimulai dari Batuan Pra Tersier yang
berumur Kapur Tengah Awal hingga Batuan Vukanik Muda
yang berumur Plistosen Akhir.

 Tatanan batuan dari yang tertua ke muda adalah sebagai


berikut: Melange Lok Ulo; Formasi Karangsambung; Formasi
Totogan; Formasi Waturanda; Formasi Penosogan; Formasi
Halang; Formasi Peniron; Breksi Gunungapi dan Alluvium.
Satuan batupasir
Selang-seling breksi A

Satuan batupasirSelangseling
Batulempung

Satuan batuan Aluvial

Satuan batupasir selang – seling


Batulempung, Penamaan satuan batuan ini didasarkan pada
singkapan – singkapan batuan yang dijumpai di daerah penelitian
berupa perselingan antara batupasir dengan batulempung.
Satuan ini menempati 80% terhadap luas daerah pemetaan.
Kedudukan jurus perlapisan batuan N20°E - N70°E
dan kemiringan lapisan 21° - 52°
Satuan ini menempati topografi Perbukitan lipatan, menyebar di
bagian utara daerah penelitian. Pada peta geologi diwarnai oleh
warna kuning.
Satuan batuan ini dapat dengan jelas teramati di kali Soka
Berdasarkan pengukura ketebalan penampang geologi, maka
ketebalan satuan batuan di daerah ini ±180 meter

B
Penamaan Satuan :
Penamaan Satuan ” Breksi selang seling batupasir” ini didasarkan atas kehadiran breksi dan
batupasir yang sama.
Penyebarannya :
Pada daerah penelitian Satuan ini menempati sekitar ± 10 % dari luas lokasi penelitian
tersebar hampir diseluruh lokasi pengamatan yang diberi warna coklat tua pada peta geologi.
Ciri Litologi : Breksi selangseling Batupasir dengan keadaan Batupasir berada dibawah.
Memiliki ketebalan lapisan breksi 20cm – 44cm dan ketebalan lapisan batupasir 10cm-38cm.
Deskripsi litologi :
 Breksi : Warna coklat keabu -abuan sampai kehitaman, ukuran butir kerikil sampai bongkah,
dengan matrik berupa pasir kasar, bentuk butir menyudut, kemas terbuka, sementasi karbonat,
komposisi Kuarsa, lithik, feldfar,dan hordblande, fragmen batuan beku (Andesit dan Basalt).
Tebal : 320 m
 Batupasir : warna coklat kehitaman, ukuran butir pasir kasar, menyudut sampai menyudut
tanggung, kemas terbuka, sementasi karbonat, komposisi kuarsa, feldfar, lithik, horblande.
Tebal : 820 m
Lingkungan pengendapan pada Laut.
Hubungan Antar Satuan Batuan : Selaras dengan satuan batupasir selang-seling batulempung.
Penamaan Satuan ” Batupasir selang seling Batulempung” ini didasarkan atas kehadiran
batupasir dan batulempung yang sama
Penyebarannya :
Pada daerah penelitian Satuan ini menempati sekitar ± 80 % dari luas lokasi penelitian
penelitian tersebar hampir di seluruh lokasi pengamatan yang diwakili oleh warna kuning
pada peta geologi.
Ciri Litologi :
 Batupasir halus : warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir halus, bentuk butir
membundar, kemas tertutup, semen karbonat, struktur primer paralel laminasi, ripple mark,
cross beding dan load cast, komposisi kuarsa, lithik, feldspar, mineral lempung.
 Batulempung : warna abu-abu kehijauan, kemas tertutup, semen karbonat.
 Batupasir kasar : warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir halus-kasar, bentuk butir
membulat tanggung – membulat, kemas terbuka, semen karbonat, struktur primer graded
bedding, komposisi kuarsa, litik feldspar dengan fragmen kerikil-kerakal (batulempung,
batu andesit, batuan beku).
Lingkungan pengendapan : Laut.
Hubungan Antar Satuan Batuan : Selaras dengan Satuan Breksi selangseling Batupasir di
bawahnya.
 Berdasarkan ciri-ciri litologi dari Satuan Batuan
Breksi selangseling Batupasir. Maka dapat
disebandingkan dengan formasi Waturanda yang
berumur Miosen Awal.
Foto singkapan Batupasir selang –
seling Batulempung (LP24).
Load Cast Cross bedding
Daerah batuan di daerah penelitian yang penulis
amati, dapat disebandingkan dengan formasi
Waturanda (Satuan Breksi selangseling Batupasir)
yang berumur Miosen Awal dan Panosogan (Satuan
Batupasir selangseling Batulempung) yang berumur
Miosen Tengah.
Penamaan Satuan :
Penamaan Satuan ” Breksi” ini didasarkan atas kehadiran breksi yang sama.
Penyebarannya :
Pada daerah penelitian Satuan ini menempati sekitar ± 10 % dari luas lokasi
penelitian tersebar hampir diseluruh lokasi pengamatan yang diberi warna
coklat tua pada peta geologi.
Ciri Litologi : Breksi Memiliki ketebalan lapisan breksi 15cm – 40cm
Deskripsi litologi :
 Breksi : Warna coklat keabu -abuan sampai kehitaman, ukuran butir kerikil
sampai bongkah, dengan matrik berupa pasir kasar, bentuk butir menyudut,
kemas terbuka, sementasi karbonat, Monomik, komposisi Kuarsa, lithik dan
feldfar, hordblande, fragmen batuan beku (Andesit dan Basalt). Tebal : 80 m
Lingkungan pengendapan pada Laut.
Hubungan Antar Satuan Batuan : Selaras dengan satuan batupasir selang-seling
batulempung
Foto singkapan Batupasir selang –
seling Breksi (LP 45).
5.1. STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL

 Menurut soejono dan pulonggono (1994) secara


umum, ada tiga arah pola umum struktur yaitu:
1. Arah Timurlaut – Baratdaya (NE-SW) yang
disebut pola meratus,
2. Arah Utara – Selatan (N-S) atau pola jawa
barat
3. Arah Barat – Timur (N-w).
 Perubahan jalur penunjaman berumur Kapur yang
berarah Timurlaut – Baratdaya (NE-SW) menjadi
relatif Barat – Timur ( E-W) sejak kala Oligosen
sampai sekarang telah menghasilkan tatanan
geologi Tersier di Pulau Jawa yang sangat rumit
disamping mengundang pertanyaan bagaimanakah
mekanisme perubahan tersebut.
 Pengamatan lapangan yang dilakukan berupa pengukuran dan pencatatan
kedudukan strike dan dip pada lapisan batuan, serta pengukuran indikasi-
indikasi struktur seperti sesar, zona hancuran, ataupun kedudukan yang tidak
beraturan dan kedudukan yang tegak berdasarkan pengamatan dilapangan, dapat
disimpulkan bahwa struktur yang berkembangkan pada pengamatan lokasi
pengamatan yaitu sebagai berikut :
 Jurus dan kemiringan (bidang perlapisan)
Struktur Geologi yang berkembang didaerah penelitian adalah berupa :
 5.1.1. Struktur Lipatan
Di daerah penelitian, struktur perlipatan yang teramati berkembang dengan
sumbu yang bearah ke Barat hingga Timur. Lipatan yang berkembang didaerah
penelitian diperkirakan berupa lipatan antiklin. Dari hasil pengukuran jurus
dan kemiringan lapisan batuan, terutama pada lapisan satuan batupasir
perselingan batulempung sisipan breksi, didapatkan sayap lipatan sebelah
kanan perlipatan yang membentuk antiklin di bagian Utara luar daerah
penelitian, dengan arah Barat hingga Timur. Puncak lipatan antiklin terletak
didaerah yang berelief rendah (lembah) hal ini merupakan gejala kebalikan
relief atau pembalikan topografi.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, pengukuran unsur-unsur
struktur geologi berupa bidang sesar offset, berdasarkan dari
interpretasi peta berupa kelurusan sungai, pembelokan sungai secara
tiba-tiba,dan kelurusan kontur.
Struktur geologi yang terdapat didaerah penelitian berupa patahan
sesar, sesar mendatar menganan kali soka
Dari Arah Utara ke Selatan ± 2 Km yang mengelilingin kalisoka

Desa Plumbon,
1. Sesar mendatar menganan kali soka
Indikasi sesar berupa:
- Kelurusan sungai dan kelurusan kontur
- Offset dengan arah bidang sesar nya:
1. LP 44 N 315⁰ E dengan dimensi jarak offsetnya 2 m.
2. LP 26 N 310⁰ E dengan dimensi jarak offsetnya 30 cm.
3. LP 32 N 315⁰ E dengan dimensi jarak offsetnya 16 cm
LP 44

LP 32

LP 26
Satuan batuan yang pertama kali terendapkan adalah satuan Breksi
selang-seling Batupasir pada umur Miosen Awal dengan lingkungan
pengendapannya laut dalam yang berhubungan selaras dengan endapan
Batupasir selang-seling Batulempung di atasnya pada umur Miosen Tengah
- Miosen Akhir pada lingkungan pengendapan laut dalam dan berhubungan
selaras dengan endapan satuan Breksi. Kemudian terjadi proses tektonik
yang mengakibatkan batuan terlipat dan terpatahkan hingga terangkat
menjadi daratan yang membentuk pegunungan, perbukitan dan lembah.
Setelah itu terjadinya erosi(Destruksional) dan mengalami sedimentasi
yang menghasilkan endapan sungai yang berlangsung hingga saat ini yang
membentuk morfologi saat ini.
 Dari semua rangkaian penelitian yang telah dilakukan, berupa
pemetaan geologi permukaan Daerah Plumbon dan sekitarnya
Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang
berkaitan dengan geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara morfogenesa, geomorfologi daerah penelitian terdapat
Satuan geomorfologi, yaitu: satuan geomorfologi Dataran aluvial
dan perbukitan patahan.
2. Satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian satuan batuan
Batupasir selang – seling Batulempung sisipan Breksi.
3. Struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian berupa
struktur lipatan berupa sesar mendatar menganan yang
mengelilingi kawasan daerah desa plumbon dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai