Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS

HEMATEMESIS MELENA e.c VARISES ESOFAGUS, SIROSIS


HEPATIS, SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS, ANEMIA

Disusun oleh :
Muhammad Dimas Ahadianto

Pembimbing :
dr. Dwi Budi Sp.PD(K)
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Siti Umi
• Umur : 40 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Magelang
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Status Pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : Tamat SLTA
• Tanggal Masuk : 19 Februari 2018
• Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2018
• Ruangan : Seruni
Autoanamnesis tanggal 20 Februari 2018 pukul 14.00 WIB di RST. Dr. Soedjono, Magelang ruang
rawat Seruni.

Hematemesis
Ny S, 40 tahun adalah
muntah darah segar (merah
segar) atau hematin (hitam
seperti kopi) yang
KU
merupakan
• Perdarahan saluran cerna : bagian
Demamindikasi
sejak
atas : 2 adanya
hari SMRS
perdarahan
varises esofagus merupakan saluran
penyebab cerna yaitu sekitar 50-
tersering 60%,
bagian
gastritis erosiva hemoragika atas25-30%,
sekitar atau proksimal
tukak peptik sekitar 10-15% dan
karena sebab lainnya <5%.Demam ligamentum
 adalah Treitz
suatu
• Muntah sebanyak 1x,keadaan
tiap muntah
saat suhusebanyakbadangelas aqua :
menunjukan jumlah darah yang 37
melebihi RPS
keluar
o : berisiko anemia
C yang
Laki-laki >> wanita.
Pasien datang dengan keluhandisebabkan
demam sejak
oleh 2usia
3.3% pada pasien
hari
penyakit SMRS, demam hilang timbul muncul
21-31
pada pukul 11.00 dan hilang pukul 14.00,
tahun,
atau untuk kemudian
10.1%
peradangan. muncul lagi pukul 17.00 hingga 19.00
pada pasien
keluhan ini selalu muncul selama 2 hari
berusia
Demam
41-50SMRS.
juga
tahun, dan
merupakan Keluhan
untuk demam ini juga disertai dengan
muntah darah sejak 12 jampertanda 14.4%Muntah
SMRS. untuk pasien berusiaberwarna
darah 71- merah kehitaman. Muntah
bahwa
80 tahun sel antibodi
darah 1 kali sebanyak 1 gelas aqua
manusia kecil.
75-80% sedang
seluruh kasusmelawan
perdarahan
suatu sal cerna
virus atau bakteri.
• BAB berwarna hitam :
melena 
Saat dirumah pasien juga mengeluh buang air
menandakan perdarahan sal.
besar berwarna hitam dengan konsistensi cair.
Cerna bagian atas
BAB kehitaman sebanyak 1 kali sebanyak 1 gelas • Tidak ada darah segar
aqua. Tidak ada darah segar pada BAB.
pada BAB :
bukan hematochezia
Pasien juga mengeluhkan mual, nyeri ulu hati dan perut terasa penuh. nafsu
makan pasien menurun, perut terasa membesar

• Sering nyeri ulu hati, perut terasa penuh:


gejala yang umum terjadi pada gg. Pencernaan. Nyeri ulu hati
dan perut terasa penuh  adanya peningkatan produksi asam
lambung
• perut terasa membesar :
menandakan terdapat asites yang merupakan komplikasi dari
sirosis hepatis
Pasien merasakan lemas .Keluhan sesak, nyeri dada/ dada terasa • Lemas :
berat disangkal. Keluhan cepat lelah setelah beraktivitas juga kemungkinan
disangkal.. Tidak ada bengkak pada lengan/ tungkai. BAK pasien sudah ada gejala
normal. Pasien tidak mengalami penurunan berat badan yang anemia
signifikan akhir-akhir ini.
• Tahun 2016 dan 2017 pasien sempat dirawat kembali di RST. Dr. Soedjono
• Pada bulan Februari 2018 pasien sempat dirawat di RSUD dr. Margono,
Purwokerto dan dirawat selama 5 hari, pasien dilakukan teropong dan diligasi
untuk mengatasi pendarahannya tersebut
• keluhan muntah darah dan BAB hitam yang dirasakan saat ini pertama kali
dirasakan oleh pasien awal tahun 2013
• 2015 kemudian sempat di endoskopi di RST. Dr. Soedjono, Magelang dengan
kesan terdapat varises esofagus dan gastritis erosif
• Pada tahun 2007 suami pasien mengatakan bahwa pasien pernah menjalani
operasi batu empedu.
• Pasien mengatakan bahwa pada tahun 2012 pasien didiagnosis penyakit hepatitis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Ketika di anamnesis, pasien mengatakan bahwa selama seharian ini pasien
tidak BAB ataupun muntah kehitaman. Namun pasien mengeluh masih sangat
lemas dan pusing, terutama ketika harus beranjak dari tempat tidur. Pasien
juga masih merasakan mual dan nyeri ulu hati.
RPD : RPK :
• Pasien pernah mengalami hal • Tidak ada keluarga pasien dengan
serupa sebelumnya. keluhan yang sama.
• Riw. Hipertensi : disangkal • Riw. Hipertensi : Diakui
• Riw. Kencing manis: Diakui • Riw. Kencing manis: disangkal
• Riw. Sakit kuning/ Peny. hati: • Riw. Alergi : disangkal
Diakui
• Riw. Peny. Jantung: disangkal
• Riw. Peny. Ginjal : disangkal
• Riw. Alergi: disangkal

Pasien Pernah menderita hepatitis


 Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang
paling sering berkembang menjadi sirosis hepatis
Riw. Sosek & Kebiasaan :
Riw. Pengobatan :
Sebelum pasien sakit, pasien biasa makan 3
Pasien sudah mendapat pengobatan dan rutin
x/hr, 2-21/2 centong nasi dengan lauk pauk
kontrol ke dokter untuk mengatasi keluhannya
dan diberikan obat-obatan. tahu, tempe, dan kadang-kadang telur dan
daging, sayur, dan kadang-kadang buah-
buahan 1-2 x/minggu.
Riwayat minum obat-obatan jangka panjang
selain obat yang diberikan dokter (-), ,
riwayat transfusi (+), riwayat minum jamu,
riwayat minum minuman keras, riwayat
merokok disangkal
• TD cenderung
rendah 
perdarahan
yang terjadi
• Takikardi 
kompensasi

BB : 55 Kg
TB : 168 Cm
BMI : 19,50
(Normoweight)

• Suhu 39’c • TD : 110/60 mmHg


• KU : Tampak sakit sedang menandaka • Nadi : 104 x/menit
n adanya suatu • Nafas : 20 x/menit
• KS : Composmentis
infeksi atau • Suhu : 39ºC
(GCS E4 M6 V5) reaksi
• SpO2 : 98%
inflamasi
• Kepala :
Normocephale, distribusi rambut merata & tidak mudah dicabut. Wajah
simetris, tidak ada edema. Bibir tidak sianosis.
• Mata :
Tidak ada edema palpebra. Pupil isokor 3 mm/ mm, refleks cahaya
langsung +/+, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
• Hidung :
Napas cuping hidung (-), Deviasi septum (-), Mukosa hiperemis -/-, Sekret -/-
• Mulut :
Mukosa normal, Gigi-geligi (+) tanggal, (+) caries, Tonsil T1-T1, Uvula
ditengah
• Leher :
Tidak ada pembesaran KGB, tidak ada peningkatan JVP.
• Inspeksi : pergerakan dinding dada
simetris kanan-kiri
• Palpasi : vocal fremitus +/+
• Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi
-/-, wheezing -/-

• Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat, tidak


terdapat spider nevi
• Palpasi : iktus cordis tidak teraba
• Perkusi :
- Batas kanan atas jantung di
parasternal kanan ICS II
- Batas kanan bawah jantung di linea
parasternal kanan ICS IV
- Batas kiri bawah jantung linea
midclavicula sinistra ICS IV
- Pinggang Jantung di linea
parasternal kiri ICS II
• Auskultasi : bunyi jantung I-II murni
regular, murmur -/-, gallop -/-
• Inspeksi : datar, tidak terdapat ascites,
tidak terdapat jejas
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
• Palpasi : supel, terdapat nyeri tekan regio
epigastrium, hipokondrium dextra dan
sinistra, hepar dan lien sulit diraba, shifting
dullness (+).

Akral hangat ext. superior +/+ ext. inferior +/+.


Sianosis ext. superior -/- ext. inferior -/-. Edema
ext. superior -/- ext. inferior -/-. CRT < 2 detik
+/+
Pemeriksaan Penunjang
EKG (19/2/18)
• KESAN : EKG dalam normal
USG ABDOMEN (21/10/17)
• KESAN :
- Sirosis hepatis dengan asites, splenomegali dan suspect
hipertensi portal
-Suspek massa slight hypoechoic lubus dextra hepar, bentuk
membulat, UK. 9,5x10,46 cm, batas kurang tegas. Pada
eksplorasi di layar monitor lobus sinistra hepar tak jelas
tervisualisasi
- Splenomegali ringan, ukuran lien 8,24 x 13,69 CM.
- Sonografi tak tampak kelainan pada morfologi VF, REN
bilateral, pancreas, prostat dan VU
- Tak Tampak Lymphadenopati para aortici
ENDOSKOPI
• KESAN
– VARISES ESOFAGUS
– GASTROPATI
• LIGASI
– LIGASI ESOFAGUS
BERJALAN BAIK
DAFTAR MASALAH
ANAMNESIS :
1. Demam sejak 2 hari SMRS
2. Muntah darah berwarna merah kehitaman
3. BAB hitam
4. Mual
5. Nyeri ulu hati
6. Perut terasa penuh
7. Nafsu makan pasien menurun, badan terasa lemas
serta
8. Perut membesar
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum Sakit Sedang/CM
2. TD 110/70 mmHg, Nadi : 104 x/menit, isi dan tegangan cukup, kanan
dan kiri simetris. Frekuensi Respirasi : 24 x/menit. Suhu : 39 0C
3. Conjungtiva pucat (+/+),
4. Bibir kering (+).
5. Asites
6. Shifting dullness (+),
7. Nyeri tekan epigastrium (+) dan hipokondrium kanan-kiri,
8. Hepar dan limpa sulit dinilai
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Gula darah sewaktu 180 mg/ dL


2) Hb 6,9 g/ dL
3) Ht 20,1 %
4) Eritrosit 237.000 / Ul
5) Leukosit 24.200/uL
6) MCV 85 f
7) MCH 29 pg
8) MCHC 34 g/ dL
9) RDW 15,5 %
10)SGOT/SGPT : 89/80 U/L
11)USG
12)Endoskopi
13)Albumin 2,72
ASSESSMENT

• Hematemesis Melena e.c Varises Esofagus, berdasarkan :


- A : 2, 3, 4, 5,
- PF : 2,7
- PP : 2, 3, 6, 7, 8, 11, 12
• Anemia e.c Susp. Perdarahan Akut dd Defisiensi Besi, berdasarkan :
- A : 7
- PF : 3,4
- PP : 2, 3, 6, 7, 8
• SBP, berdasarkan :
- A : 1,8
- PF : 5,67
- PP : 5,12
• Sirosis Hepatis berdasarkan :
- A : 6, 8
- PF : 5,6
- PP : 10,11,13
PLANNING
Terapi Medikamentosa
• Inj Meropenem 2x1
• Inf Asering
• Inj Esofer 1x1
• Inj Vit K 3x2
• Sistenol 3x1
• Ulsalfat 3x1
• Colistin 2x2
• Lantulos 1x1
• Inf Albumin 100cc 25%
• Transfusi PRC 2 Kolf
• Spironolakton 1x100 mg
• Inf Pamol
• Inj Furosemid 1x1
Terapi Non-Medikamentosa

Monitoring
• Evaluasi masih terjadi perdarahan
• Pantau keadaan umum dan tanda vital
• Pantau kadar hemoglobin
• Pantau gejala dan status generalis

Edukasi
• Edukasi mengenai penyakit yang diderita
• Bed rest
• Minum obat teratur
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : Dubia ad malam


• Quo ad functionam : ad malam
• Quo ad sanationam : ad malam
FOLLOW UP
Tanggal Catatan Integrasi Instruksi
20/02/18 S : Demam (+), mual (+) muntah darah 1 P:
Inj Meropenem 2x1
Pukul 16.00 hari yang lalu berwarna merah kehitaman Inj Esofer 1x1
kurang lebih 1 gelas aqua. Hari ini tidak Inj Vit K 3x2
Sistenol 3x1
muntah. BAB hitam (-)
Ulsalfat 3x1
O: Colistin 2x2
KU : Tampak sakit sedang Lantulos 1x1
KS : Compos mentis Inf Albumin 100cc 25%
TD : 180/70 mmHg Transfusi PRC 2 Kolf
Nadi : 82x/ menit
Spironolakton 1x100 mg
Suhu 37,8 Inf Pamol
Frekuensi pernapasan : 18x/menit Inj Furosemid 1x1
A: Inj Ceftriaxone 2x1
-Hematemesis melena ec varises esofagus
-Spontaneus bakterial peritonitis
-Sirosis hepatis
-Anemia
Tanggal Catatan Integrasi Instruksi
21/02/18 S : Demam (+) ,muntah darah (-), P:
Inj Meropenem 2x1
Pukul 07.00 BAB hitam (-) nyeri ulu hati (+). Inj Esofer 1x1
O : KU : Tampak sakit sedang
KS : Compos mentis Inj Vit K 3x2
Sistenol 3x1
TD : 110/0 mmHg
Nadi : 105x/ menit Ulsalfat 3x1
Colistin 2x2
Frekuensi pernapasan : 23x/menit Lantulos 1x1
Suhu : 38,5
Mata : konjungtifa pucat +/+, Inf Albumin 100cc 25%
Spironolakton 1x100 mg
Sklera ikterik -/-
A: Inf Pamol ekstra
Inj Furosemid 1x1
-Hematemesis melena ec varises Inj Ceftriaxone 2x1
esofagus
-Spontaneus bakterial peritonitis
-Sirosis hepatis
-Anemia
Tanggal Catatan Integrasi Instruksi
22/02/18 S : Muntah darah (-), BAB hitam (-) P:
Inj Meropenem 2x1
Pukul 07.00 nyeri ulu hati (-), Demam (-) Inj Esofer 1x1
O : KU: Tampak sakit sedang
KS : Compos mentis Inj Vit K 3x2
Sistenol 3x1
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 80x/ menit Ulsalfat 3x1
Colistin 2x2
Frekuensi pernapasan : 18x/menit Lantulos 1x1
Suhu : 36,5
Mata : konjungtifa pucat +/+, Inf Albumin 100cc 25%
Spironolakton 1x100 mg
Sklera ikterik -/-
A: Inf Pamol ekstra
Inj Furosemid 1x1
-Hematemesis melena ec varises Inj Ceftriaxone 2x1
esofagus
-Spontaneus bakterial peritonitis
-Sirosis hepatis
-Anemia
Tanggal Catatan Integrasi Instruksi
23/02/18 S : keluhan (-). P:
Pukul 07.00 OKU: : Tampak sakit sedang - BLPL
KS : Compos mentis
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/ menit
Frekuensi pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,2
Mata : konjungtifa pucat +/+,
Sklera ikterik -/-
A:
-Hematemesis melena ec varises
esofagus
-Spontaneus bakterial peritonitis
-Sirosis hepatis
-Anemia
Tinjauan Pustaka

VARISES
SIROSIS HEPATIS
ESOFAGUS
Definisi
Perdarahan saluran cerna bahagian atas (didefinisikan sebagai perdarahan yang
terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum distal.

Etiologi
Banyak kemungkinan penyebab perdarahan saluran cerna
bahagian atas pada buku The Merck Manual of Patient
Symptoms:
1. Duodenal ulcer (20 – 30 %)
2. Gastric atau duodenal erosions (20 – 30 %)
3. Varices (15 – 20 %)
4. Gastric ulcer (10 – 20 %)
5. Mallory – Weiss tear (5 – 10 %)
6. Erosive esophagitis (5 – 10 %)
7. Angioma (5 – 10 %)
8. Arteriovenous malformation (< 5 %)
9. Gastrointestinal stromal tumors

Faktor Risiko
Usia, jenis kelamin, tingkat kebiasaan
Gejala Klinis
Gejala klinis perdarahan saluran cerna:
Ada 3 gejala khas, yaitu:
1. Hematemesis
Muntah darah dan mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna atas,
yang berwarna coklat merah atau “coffee ground”.
2. Hematochezia
Keluarnya darah dari rectum yang diakibatkan perdarahan saluran cerna
bahagian bawah, tetapi dapat juga dikarenakan perdarahan saluran cerna
bahagian atas yang sudah berat.
3. Melena
Kotoran (feses) yang berwarna gelap yang dikarenakan kotoran bercampur
asam lambung; biasanya mengindikasikan perdarahan saluran cerna
bahagian atas, atau perdarahan daripada usus-usus ataupun colon
bahagian kanan dapat juga menjadi sumber lainnya.

Disertai gejala anemia, yaitu: pusing, syncope, angina atau dyspnea.


VARISES ESOFAGUS
DEFINISI
• Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai
dengan pembesaran abnormal pembuluh darah
vena di esofagus bagian bawah.
• Varises esofagus terjadi jika aliran darah menuju hati
terhalang. Aliran tersebut akan mencari jalan lain,
yaitu ke pembuluh darah yang lebih kecil dan lebih
mudah pecah. Tidak imbangnya antara tekanan
aliran darah dengan kemampuan pembuluh darah
mengakibatkan pembesaran pembuluh darah
(varises).
ETIOLOGI
• Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi
sirosis.
• Beberapa keadaan lain yang juga dapat
menyebabkan varises esofagus :
– Gagal jantung kongestif yang parah.
– Trombosis. Adanya bekuan darah di vena porta atau vena
splenikus.
– Sarkoidosis.
– Schistomiasis.
– Sindrom Budd-Chiari.
MANIFESTASI KLINIS
• Tanda-tanda dan gejala dari jangkauan
perdarahan esofagus dari ringan sampai parah
dan mencakup:
– Muntah darah
– Tinja hitam seperti teh
– Kencing menjadi sedikit
– Sangat haus
– Pusing
– Syok
DIAGNOSIS
• Endoskopi
PENALAKSANAAN
• 1. Terapi Farmakologis
– Vasopresin
• Vasopresin menurunkan aliran darah portal, aliran darah kolateral sistemik
portal, dan tekanan varises.
– Vasopresin dengan Nitrogliserin
• Penambahan nitrogliserin meningkatkan efek vasopresin pada tekanan
portal dan menurunkan efek samping vaskuler.
– Glipresin dengan atau tanpa nitrogliserin
• Glipresin adalah analog sintetik vasopresin yang memiliki efek
vasokonstriksi sistemik segera dan diikuti efek hemodinamik portal akibat
konversi lambat menjadi vasopresin.
– Somatostatin dan Octreide
• Somatostatin menyebabkan vasokonstriksi sphlancnic selektif dan
menurunkan tekanan portal dan aliran darah portal.
– Ligasi varises
• Mengikat pembuluh darah yang sedang berdarah dengan
pita elastis. Ini adalah pengobatan pilihan untuk
perdarahan varices esophagus.
– Terapi injeksi endoskopi
• Menyuntik pembuluh darah dengan larutan tertentu agar
pembuluh darah tersebut berhenti berdarah. Pendarahan
biasanya dikendalikan setelah perawatan satu atau dua,
namun komplikasi dapat terjadi, termasuk perforasi
kerongkongan dan parut pada esofagus yang dapat
menyebabkan gangguan menelan (disfagia).
KOMPLIKASI
• Syok hipovolemik
• Ensefalopati
• Infeksi, misalnya pneumonia aspirasi.
SIROSIS
HATI
DEFINISI
• Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik
yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan
pembentukan nodulus regeneratif, gambaran
ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular.
Jaringan retikulin kolaps disertai deposit
jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan
regenerasi nodularis parenkim hati.2
EPIDEMIOLOGI
• Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis. Pada
keadaan ini sirosis ditemukan waktu pemeriksaan
rutin kesehatan atau pada waktu autopsy
• Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika
diperkirakan 360 per 100.000 penduduk.
Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati
alkoholik maupun infeksi virus kronik.
• Hasil penelitian nonalkoholik dan alkoholik berakhir
dengan sirosis hati dengan prevalensi 0,3%.
ETIOLOGI
• Faktor keturunan dan malnutrisi  kekurangan
protein  << asam amino (metionin) 
mencegah perlemakan hati <<
• Hepatitis virus  virus hepatitis B  hepatitis
aktif kronik  sirosis
• Zat hepatotoksik alkohol pemakaian berulang
kali dan terus menerus penimbunan lemak
dalam hati  kerusakan hati akut : nekrosis /
degenarasi lemak , kronis : sirosis
Tabel 1. Sebab-sebab sirosis dan/ atau penyakit hati kronik2
Penyakit infeksi
- Bruselosis
- Ekinokokus
- Skistosomiasis Obat dan Toksin
- Toksoplasmosis - Alkoholik
- Hepatitis virus ( hepatitis B , hepatitis C, hepatitis D, - Amiodaron
sitomegalovirus)
- Arsenic
Penyakit keturunan dan metabolic - Obstruksi bilier
- Difisiensi alfa1- antitrypsin - Penyakit perlemakan hati non
- Sindrom fanconi
- Galaktosemia alkoholik
- Penyakit gaucher - Sirosis bilier primer
- Penyakit simpanan glikogen - Kolangitis sclerosis primer
- Hemokromatosis
- Intoleransi fluktosa glikogen Penyebab lain atau tidak terbukti
- Tirosinemia herediter - Penyakit usus inflamasi kronik
- Penyakit Wilson - Fibrosis kistik
- Pintas juejunoileal
- Sarkoidosis
KLASIFIKASI

Sirosis secara
Klasifikasi konvensional
Sirosis berdasarkan di penyebabnya
Mikronodular,: Makronodular, Campuran
Sirosis Alkoholik, Sirosis
(yang memperlihatkan
Biliaris, Sirosis gambaran
pasca mikro-dan
nekrotik, Cardiac makronodular)
Cirrhosis
Sirosis fungsional: Sirosis hati kompensata, Sirosis hati dekompensata
PATOGENESIS
Alkohol  akumulasi lemak
Peningkatan tekanan vena cava
berlebih  menurunkan oksidasi
inferior dan vena hepatica  Sirosis asam lemak  nekrosis sel
akumulasi abnormal di hati  Laenec hati menciut, keras & tidak
udem hati
memiliki parenkim normal.

Sirosis
Sirosis
pasca
cardiac
Necrotik

Terjadi setelah nekrosis


Stasis empedu 
berbercak pada jaringan hati 
penumpukan empedu didalam Sirosis hepatosit terpisah oleh jaringan
hati Kerusakan sel hati Biliaris parut >> kehilangan sel hati
dimulai dari sekitar duktus
biliaris  ikterik, hati
membesar , keras, bergranula
halus dan bewarna kehijauan.
MANIFESTASI KLINIS

asites
Produksi protein yang rendah,
gangguan hormon

diafragma

menyempit

nafas
DIAGNOSIS
• kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973, yaitu
bila ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut:
1. eritema palmaris,
2. spider nevi, eritema palmaris

3. vena kolateral
4. asites dengan atau tanpa edema,
5. splenomegali,
6. hematemesis dan melena, spider nevi

7.rasio albumin dan globulin terbalik

Vena kolateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes fungsi hati meliputi aminotransferase
(AST), alkali fosfatase, gamma glutamil
transpeptisida, bilirubin, albumin, dan waktu
protombin
2. Pemeriksaan urin
3. Pemeriksaan Darah
4. Pemeriksaan radiologis
5. Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
• diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan kalori
2000-3000 kkal/hari
• Asites : tirah baring dan diawali diet rendah garam
konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90
mmol/hari spinorolakton dengan dosis 100-200 mg
sekali dan terjadinya penurunan berat badan 0,5
kg/hari).tanpa dengan adanya edema kaki 1 kg/hari
Terapi spinorolakton dapat dikombinasikan dngan
furosemide dengan dosis 20-40 mg/hari apabila
terapi spinorolakon tidak adekuat.
• Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan 10-14
hari, norfloksasin (400mg/hari) dapat mencegah
rekurensi atau relaps.4
• Sindrom hepatorenal dilakukannya transplantasi hati
hal ini dikarenakan terapi obat-obatan yang
digunakan seperti dopamin dan analog prostaglandin
• Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat
diberikan dengan dosis 30-50 mL setiap jam.
Pemberian neomisin dengan dosis 0,5 – 1 g s
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering dijumpai antara lain peritonitis bacterial spontan

Pada sindrom hepatorenal terjadi gangguan penurunan perfusi ginjal yang


berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus

Hipertensi portal adalah varises esophagus mengakibatkan pendarahan.

Ensefalopati hepatic, merupakan kelainan neuro psikiatrik akibat disfungsi


hati. selanjutnya dapat timbul gangguan kesadaran yang berlanjut sampai
koma.

Pada sindrom hepatopulmonal terdapat hidrotoraks dan hipertensi portipulmonal. 2


PROGNOSIS

CHILD A CHILD B CHILD C


100 % 80 % 45 %

Tabel 2. Klasifikasi Child Pasien Sirosis Hati dalam Terminologi Cadangan


Fungsi Hati.2
Derjat kerusakan Minimal Sedang Berat
Bil. Serum <35 35-50 >50
(mu.mol/dl) >35 30-35 <30
Alb. Serum (gr/dl) Nihil Mudah dikontrol Sukar
Asites Nihil Minimal Berat/koma
PSE/ensefalopati Sempurna Baik Kurang / kurus
Nutrisi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai