Higene Industri
Higene Industri
HIGENE INDUSTRI
HIGENE PERUSAHAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
OCCUPATIONAL HYGIENE
INUSTRIAL HYGIENE
3
spesialisasi dalam ilmu higene beserta
prakteknya yang dengan mengadakan
penilaian kepada faktor-faktor penyebab
penyakit secara kualitatif dan kuantitatif
dalam lingkungan kerja dan perusahaan
melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif
kepada lingkungan tersebut serta bila perlu
pencegahan, agar pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan terhindar dari
bahaya akibat kerja serta dimungkinkan
mengecap derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya”. 4
PERATURAN
PERUNDANGAN
UU No. 1. tahun 1970 tentang keselamatan
UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehaan
Kepres RI No. 22 tahun 1993 tentang
Penyakit yang timbul karena hubungan
kerja
Permen Perburuhan No. 7 tahun 1964
tentang syarat kesehatan, kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja.
5
Permen Tenaga Kerja, Transmigrasi No. Per-
01/Men/1976 tentang kewajiban Latihan Hiperkes
bagi dokter perusahaan.
Permen Nakertrans No. Per-01/Men/1979 tentang
kewqajiban latihan Hiperkes bagi paramedis
perusahaan
Kepmen Tenaga kerja No. Kepts.333/Me4n/1989
tentang diagonsis dan pelaporan Penyakit Akibat
Kerja.
Kepmen Naker No. Kep-51/Men/1999 tentang
Nilai Ambang Batas faktor Fisik di tempat kerja.
SE Menaker No. SE-01/BW/1997 tentang Nialai
Ambang Batas faktor Kimia di Udara Lingkungan
Kerja 6
Standar International dlm HI
7
INDUSTIRAL HIGIENE
Definisi
- A I H A (The American Industrial Hygiene
Association) mendefinisikan higienitas
Industri sebagai :
“ Sains dan seni yang dicurahkan untuk
pengenalan, evaluasi, dan pengontrolan
faktor-faktor lingkungan, dan stres yang
muncul di dalam atau dari tempat kerja, yang
dapat mengakibatkan sakit, terganggunya
kesehatan, ketidaknyamanan dan infesiensi
signifikan dikalangan pekerja, atau
dikalangan warga masyarakat.
FUNGSI H.I
9
KONSEP H.I
PENGENALAN LINGKUNGAN
PENILAIAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
10
PENGENALAN LINGKUNGAN
MAKSUD
MENGETAHUI FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN
SECARA KUALITATIF
PERLU DIPELAJARI :
– FLOW DIGRAM PROSES OPERASI.
– BAHAN BAKU, BAHAN PEMBANTU, HASIL
ANTARA, HASIL SAMPING, HASIL (PRODUKSI),
SISA PRODUKSI, ATAU BAHAN BUANGAN.
KONDISI LINGKUNGAN TIAP TAHAP DALAM
RANGKAIAN OPERASI DAN PRODUKSI.
PELAKSANAAN
- PENGUKURAN
- PENGAMBILAN SAMPEL
- ANALISA LABORATORIUM
MANFAAT :
13
BIOLOGICAL MONITORING
14
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
15
PENILAIAN FAKTOR LINGKUNGAN
PENGENDALIAN PAJANAN
16
PENGENDALIAN
17
PRINSIP DASAR
PENGENDALIAN
ENGINEERING CONTROL
ADMINSTRASI
18
LANGKAH REKOMENDASI
PENGENDALIAN
ELIMINASI
SUBSTITUSI
ISOLASI
ENGINEERING CONTROL
SAFE WORK PRACTISE
PENGGUNAAN APD
19
FAKTOR LINGKUNGAN
KIMIAWI
FISIK
BIOLOGIK
PSIKOLOGIK
ERGONOMI
20
HAZARD KIMIA
Raw Materials
Hasil Produksi
Hasil sampingnya (by-product)
Material Safety Data Sheet
(MSDS)
22
BENTUK
CHEMICAL HAZARD
– DUST (SOLID)
– FUMES (UAP CAIR)
– SMOKE (ASAP)
– MIST (KABUT)
– GAS
– VAPOR (UAP)
23
MASUK TUBUH :
– INHALASI
– KULIT
– SALURAN CERNA (MAKANAN)
24
Toxicology
25
Toxicology Industri
26
MATERIAL SAFETY DATA
SHEET (MSDS)
RINGKASAN INFORMASI :
– TOKSIKOLOGI
– KESEHATAN
– KESELAMATAN
INFORMASI SIFAT KIMIA / FISIK
USA DIHARUSKAN OLEH UU
27
PEGARUH KESEHATAN
KIMIAWI
IRRITANTS
SYSTEMIC TOXIN
ASPHYXIANTS
SENSITIZER
NARCOTIC DAN ANESTHETICS
FIBROGENIC AGENTS
CARCINOGENIC
MUTAGENS
NUISANCE MATERIAL (BAHAN
28
PENGGANGGU)
BAHAYA KIMIAWI
EXPLOSIVE
CORROSIVE
FLAMMABLE
TOXIC
29
PHYSICAL HAZARDS
KEBISINGAN
GETARAN
SUHU EKSTRIM
RADIASI
PENCAHAYAAN
30
NOISE (KEBISINGAN)
31
Kualitas suara dapat ditentukan oleh 2
faktor, yaitu frekuensi dan intensitas suara.
Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran
per detik atau disebut Hertz (Hz).
Kebisingan biasanya terdiri dari campuran
sejumlah gelombang dari beraneka
frekuensi.
Intensitas atau kekuatan arus energi suara
per satuan luas yang dinyatakan dalam
bentuk logaritmis disebut desibel (dB)
32
Identifikasi kebisingan
33
Jenis kebisingan :
Kebisingan continue mesin-mesin yang
beroperasi secara terus menerus mesin
generator.
Kebisingan intermitten mesin-mesin yang tidak
beroperasi secara terus menerus melainkan
terputus-putus, misalnya mesin gerenda.
Kebisingan impulsive, mesin atau peralatan yg
penggunaannya terjadi hentakan-hentakan,
mesin press, mesin potong, mesin tumbuk, atau
orang yang sedang memukul besi dengan
menggunakan palu
34
PENGARUH KEBISINGAN
Kenyamanan gangguan pembicaraan,
gangguan konsentrasi berpikir, serta dapat
menimbulkan stress. Gangguan berpikir
umumnya akan dialami oleh karyawan yang
dalam bekerja lebih banyak menggunakan
pikiran (otak), misalnya orang yang bekerja
di kantor.
Pengaruh kesehatan tuli pada telinga
ketulian sementara dan ketulian menetap
noise induce hearing loss (NIHL) 35
NAB KEBISINGAN
USA 90 dBA
INDONESIA 85dBA
> NAB HEARING CONSEVATION
PROGRAM
36
EVALUASI KEBISINGAN
37
VIBRASI
38
Contoh peralatan kerja
39
GETARAN MEKANIK
(VIBRASI)
GETARAN SELURUH BADAN (WHOLE
BODY VIBRATION)
40
PENGARUH VIBRASI
GANGGUSN KENYAMANAN
MENIMBULKAN KELELAHAN
BAHAYA KESEHATAN
– BAGIAN TUBUH MATA, PERUT DADA,
PEREDARAN DARAH, S SYARAF.
– TANGAN RAYNOUD’S DISEASE
(WHITE FINGER DISEASE)
41
Terjadinya resonansi pada alat tubuh
tergantung dari besarnya frekuensi dan
bagian tubuh mana yang beresonansi.
Getaran seruluh badan mata, perut,
dada, peredaran darah, dan susunan syaraf.
Menggunakan hand tools lama
kehilangan rasa, sakit, dan hilang kontrol
pada tangan “white finger disease” atau
“Raymon’s disease”.
42
EVALUASI VIBRASI
43
RADIASI
RADIASI MENGION
RADIASI TIDAK MENGION
44
Radiasi mengion
Radiasi mengion dibagi menjadi 5 jenis,
yaitu : sinar alpha, radiasi sinar beta, radiasi
sinar gamma, radiasi sinar X dan neutron.
Sumber radiasi mengion alat-alat
kedokteran yang dipergunakan sebagai alat
diagnostik maupun terapi dan pada reaktor
nukler.
45
Radiasi tidak meng-ion.
47
Pengaruh radiasi
Sinar X dan gama luka bakar, impotensi,
kerusakan pada hipoitik, dan leukemia.
Sinar alpha dan beta kelainan pada
daerah yang terkena (terpapar) dan
menimbulkan kelainan kronis dosis tinggi
akan terjadi kelainan-kelainan akut yang
dapat menimbulkan kematian.
48
Temperatur ekstrem.
Suhu ekstrem hazards kesehatan di tempat
kerja karena suhu sangat rendah atau
suhu sangat tinggi.
Suhu ekstrem ini
– karena iklim yang ada
– karena dalam proses produksi memerlukan
temperatur ekstrem.
Dalam lingkungan industri temperatur
tinggi >> temperatur rendah
49
Temperatur rendah.
Hypothermia
– perasaan yang sangat dingin sampai menggigil,
– denyut jantung pelan dan tidak teratur,
– tekanan darah lemah, kulit dingin,
– pernapasan tidak teratur,
– Hal ini terjadi pada temperatur 2 – 10 ºC.
– tergantung dari daya tahan tubuh, keadaan
fitness, umur, dan budaya.
51
Pengaruh temperatur dingin
53
Temperatur tinggi (heat
stress).
Hazard temperatur tinggi (heat stress)
perusahaan dg peralatan yang memerlukan
panas tinggi
– pengecoran bijih besi atau baja,
– ruang pembakaran, ruang boiler, atau
– peralatan-peralatan lainnya yang dalam
operasinya memerlukan suhu tinggi.
temperatur tubuh yang stabil 36 – 39 ºC
oleh hyphotalamus yang berfunsi sebagai
thermostat. 54
Pengaruh heat stress
Heat exhaustion
– terutama bagi meraka yang tidak
teraklimatisasi.
– Penderita keluar keringat banyak, tetapi suhu
badan dalam keadaan normal atau sub normal,
– tekanan darah menurun dan nadi lebih cepat,
– terasa lemah, dan bisa terjadi pingsan.
56
Pengaruh heat stress
57
Hazards Biologis.
61
Fisiologi kerja
62
Anthropometri
63
Biomekanik masalah mekanisme kerja
otot dan persendian, sehinggga kita dapat
memperkirakan bagian tubuh mana yang
akan cedera bila terjadi kecelakaan.
Alat-alat tangan atau mempelajari
tentang bentuk atau design perlatan tangan
yang digunakan untuk bekerja, seperti tang,
obeng, palu dan sebagainya.
64
Penanganan material
Penanganan material secara manual
– bagaimana kita mengani barang-barang
digudang
– ukuran tumpukan barang yang optimal berapa,
tidak mengalami keseulitan yang dapat
menimbulkan kecelakan.
Demikian pula berat dan ukuran maksimal
dari kemasan suatu barang mengankat
tidak melebihi kemampuan maksimal yang
dapat dilakukan. 65
Workstation design bagaimana kita
mendesign atau membuat suatu tempat kerja
menjadi nyaman dan tidak menimbulkan
kelelahan bagaimana mengatur atau
meletakan perlatan kerja yang digunakan.
66
Workplace design
67
Pengaruh faktor
ergonomi
Pengaruh faktor ergonomi terhadap
karyawan bila prinsip-prinsip ergonomi
dilanggar yang utama
– kelelahan yang luar biasa,
– timbul kecelakaan karena cedera,
– menyebabkan penyakit (lawback pain), dan
– menurunkan produktivitas kerja.
68
EVALUASI HAZARD.
70
Hasil pengukuran
Dievaluasi berdasarkan :
– standar-standar/ nilai ambang batas (NAB) dari
Departemen Tenaga Kerja (merupakan standar
Hasil pengukuran
nasional), atau dengan
– standards international seperti threshold limit
values (TLV) dari American Cobference of
Governmental Industrial Hygienist (ACGIH),
Permissible Exposure Level ( PEL) dari
Occupational Safety and Heald Administration
(OSHA).
71
Pengukuran hazard kimia.
Menentukan konsentrasi bahan kimia sesuai
jenisnya, yaitu debu, mist, fume, gas, dan
uap.
Cara pengambilan sampel udara.
– Konsentrasi bahan kimia di udara lingkungan
tempat kerja pengambilan sampel udara
(aktif)
– Dosis paparan pada karyawan dilakukan
pengambilan sampel udara pada daerah
pernapasan (breathing zone) pasif Organic
vapor monitor
– laboratorium analisa 72
Ukuran yang dipakai untuk bahan kimia
dalam bentuk gas dan uap part per
million (ppm) atau mg/m³.
Hasil-hyasil pengukuran membandingkan
dengan standard atau nilai ambang batas.
NAB bezena adalah 10 ppm, ini berbeda
dengan NAB toluene sebesar 50 ppm.
73
Penentuan NAB hasil penelitian atau
pengalaman di pabrik
Nilai ambang batas ini adalah merupakan
pedoman bahwa apabila karyawan tersebut
rata-rata paparan suatu bahan kimia selama
sehari (8 jam kerja sehari) setara dengan
nilai yang tercantum dalam NAB, tidak
menimbulkan efek terhadap kesehatan.
74
Pengukuran hazard fisik.
75
Pengukuran kebisingan.
Pengukuran kebisingan sumber suara.
Dua intensitas kebisingan secara over all
(tidak membedakan frekuensi suara) dan
terhadap intensitas suara berdasarkan
frekuensi.
Pengukuran pada sumbernya dan diluar
sumber peta kebisingan
Peralatan yang digunakan adalah sound
level meter .
76
Pengukuran getaran.
77
Parameter yang diukur adalah displacement
(perpindahan), acceleration (percepatan),
dan velosity (kecepatan) dari getaran
tersebut.
Alat ukur sound level meter (cara lama),
yang hasilnya dalam ukuran decibel (dB).
Saat ini telah didesign alat ukur getaran
yanglangsung dapat membacar intensitas
getaran, yaitu vibration meter.
78
Hasil-hasil pengukuran kemudian dievaluasi
dengan membandingkan standar atau NAB
untuk mengetahui potensi pengaruhnya
terhadap kesehatan karyawan. Kemudian
tindakan selanjutnya perlu diambil untuk
memperbaiki sumber vibrasi atau
penanganan terhadap karyawan yang
terpapar.
79
Pengukuran radiasi.
80
Untuk mengukur tingkat paparan digunakan
alat ukur radiasi dosimeter (bisa berbentuk
film badge atau poccket dosimeter).
Sedangkan untuk mengukur radiasi tidak
meng-ion, misalnya pengukuran sinar ultra
violet dipergunakan alat ukur UV meter.
81
Hasil-hasil pengukuran tersebut dilakukan
evaluasi dengan membandingkan standar
atau NAB utnuk mengetahui potensi
pengaruhnya terhadap kesehatan karyawan
yang terpapar.
Contoh NAB untuk radiasi meng-ion yang
direkomendasikan oleh National Council on
Radiation Protection (NCRP) untuk
karyawan adalah sebesar 5 rem dalam 1
tahun. 82
Pengukuran Heat stress.
84