Anda di halaman 1dari 15

TRAUMA

BAB 7
Definisi
• Trauma atau cedera:
Gangguan seluler yang disebabkan oleh
pertukaran dengan energi lingkungan yang
melebihi ketahanan tubuh yang dipersulit oleh
kematian sel karena iskemia/reperfusi.
• Trauma tetap penyebab kematian paling
umum bagi semua individu antara 1-44 tahun
dan penyebab kematian ketiga paling umum
tanpa melihat umur.
Primary Survey
• Penanganan awal dari pasien yang cedera
serius terdiri dari melakukan “ABC”—(Airway
dengan proteksi servikal, Breathing, and
Circulation);
• Tujuan: mengidentifikasi dan mengobati
kondisi yang merupakan ancaman segera
terhadap hidup.
Cedera yang mengancam nyawa
• Airway • Circulation
Obstruksi jalan nafas Syok Hemoragik
Cedera jalan nafas – Hemotoraks massif
• Breathing – Hemoperitoneum massif
– Fraktur pelvis tak stabil dengan
Tension pneumothorax perdarahan
Pneumotoraks terbuka – Kehilangan darah ekstremitas
Kebocoran udara massif Syok Kardiogenik
Flail chest dengan kontusio – Tamponade jantung
paru yang mendasari Syok Neurogenik
• Disability
Perdarahan Intrakranial /lesi
massa
Cedera servikal
Airway dan proteksi C-spine
• Pasien dengan suara abnormal, suara
pernafasan abnormal, takipnea, atau
perubahan status kesadaran perlu evaluasi
airway lebih lanjut → pertimbangkan
definitive airway
• Semua pasien dengan cedera tumpul
sebaiknya dianggap ada cedera cervical spine
sampai terbukti sebaliknya; in-line cervical
immobilization manual sangat penting
Breathing dan Ventilasi
• Sesaat setelah jalan nafas yang aman
diperoleh, oksigenasi dan ventilasi yang
adekuat harus dipastikan.
• Semua pasien cedera harus menerima oksigen
tambahan dan dipantau dengan pulse
oximetry.
Circulation dengan kontrol perdarahan
• Perkiraan status kardiovaskuler awal dengan
palpasi pulsasi perifer: tekanan darah sistolik
(SBP) harus 60 mm Hg untuk pulsasi karotis,
70 mm Hg (femoral) dan 80 mmHg (radial).
• Akses IV untuk resusitasi cairan dengan dua
kateter perifer, ukuran > 16 pada dewasa.
• Kontrol eksternal dari perdarahan yang
tampak harus tercapai → kompresi manual
Disability dan Exposure
• Skor Glasgow coma scale (GCS) harus
ditentukan bagi semua pasien cedera: respon
motorik, verbal, dan pembukaan mata: 3 – 15.
• Pasien yang cedera serius harus dibuka
pakaiannya untuk menghindari pengabaian
cedera anggota gerak atau yang mengancam
nyawa.
Hipotensi persisten
• Pasien dengan instabilitas hemodinamik yang
sedang berjalan, apakah “nonresponders”
atau “transient responders,” membutuhkan
evaluasi sistemik dan intervensi cepat
• Harus dipertimbangkan empat kategori syok:
hemoragik, kardiogenik, neurogenik, dan
septik.
Secondary Survey
• Riwayat AMPLE (Allergies, Medications, Past
illnesses atau Pregnancy, Last meal, dan
Events related to the injury).
• Pemeriksaan fisik sebaiknya dari kepala ke jari
kaki
• Tambahan: tanda vital dan CVP, EKG,
pemasangan NGT, kateter urin, foto roentgen,
hemoglobin, urinalisis, dan pengukuran defisit
basa, FAST.
Mekanisme dan Pola Cedera
Trauma tumpul Trauma tembus
• Lebih banyak energi • Kerusakan terlokalisasi pada
ditransfer pada daerah yang jalur peluru atau pisau
lebih luas • Organ yang sering terkena:
• Berkaitan dengan cedera usus halus, hati, dan kolon
yang terdistribusi secara • Struktur yang berdekatan
luas sering trauma (pankreas
• Organ yang sering terkena: dan duodenum).
hati, limpa, dan ginjal
Trauma tumpul ke dada
• Robekan aorta toraks descendens
– Indikasi terutama berdasarkan mekanisme cedera
– Temuan pada foto roentgen dada yang mengarah
– Gold standard dengan CT Scanning.
Trauma Abdomen
• Abdomen adalah “kotak hitam” diagnostik.
Namun, pemeriksaan fisik dan USG dapat dengan
cepat mengidentifikasi pasien yang perlu
laparotomi emergensi
• CT scanning adalah arus utama dari evaluasi
pada pasien yang tersisa → lebih tepat
mengidentifikasi tempat dan besarnya cedera
• Pasien dengan luka tembak atau tusuk pada dada
bawah kiri sebaiknya dievaluasi dengan
diagnostic peritoneal lavage (DPL) untuk
menyingkirkan cedera diafragma
Damage control surgery (DCS)
• Manifestasi “bloody vicious cycle” (kombinasi
mematikan dari koagulopati, hipotermia, dan
asidosis metabolik) adalah indikasi paling
umum untuk DCS.
• Tujuan utama dari laparotomi kontrol
kerusakan adalah untuk mengontrol
perdarahan dan membatasi spillage
gastrointestinal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai