Kasus
Seorang Perempuan Berusia 47 Tahun Datang Dengan
Keluhan Sesak Napas yang Bertambah Berat
Sejak 3 Hari SMRS
Oleh:
Irma Pratiwi
Afkur Mahesa Nasution
Pembimbing:
dr. Ayus Astoni, Sp.PD-KGEH, FINASIM, MARS
Gagal jantung kongestif terjadi ketika ada kerusakan dalam aksi pemompaan ini
(ventrikel kiri, ventrikel kanan, atau keduanya) menyebabkan darah berkumpul di
arteri paru, pembuluh darah, atau keduanya.
2
STATUS PASIEN
Identifikasi
Nama : Ny Sundari
Tanggal Lahir/Umur : 47 tahun / 31 Desember 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Indralaya
No.RM : 53.90.78
MRS : 10 Juni 2017
3
Anamnesis
Autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan pada tanggal 14 Juni 2017
Keluhan
Utama
Sesak napas yang
semakin berat
sejak 3 hari SMRS
4
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 1 tahun ± 2 bulan
SMRS SMRS
sesak napas semakin berat, batuk (+),
dahak (+), keringat malam hari (+). Os
lebih enak dalam posisi duduk. Mual (+),
muntah (-). BAB 1 x sehari, berwarna
hitam, BAK tidak ada keluhan.
± 3 hari
SMRS
Os berobat ke RS Bari
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kencing manis disangkal
7
Riwayat Penyakit Keluarga
8
Riwayat Pengobatan
Status Generalis
Keadaan Umum :Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 110 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 48 x/menit
Suhu : 37,4°C
BB : 40 kg
TB : 150 cm
Status Gizi : 17,7 (Underweight)
9
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Spesifik
Kepala dan Leher
Kepala : bentuk normocephali
Rambut: hitam beruban, lurus, alopesia tidak ada
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
refleks cahaya (+/+), katarak pada mata kiri
Telinga : CAE lapang, sekret (-/-)
Hidung : fraktur (-), deviasi septum (-), sekret (-/-),
mukosa hiperemis (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sariawan(-), sianosis (-), atrofi papil (-), gigi geligi
baik
Leher : JVP (5-2) cmH20, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid
(-), struma tidak ada, hepatojugular reflux (-).
10
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Perkusi : Batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra. Batas jantung kiri linea
midclacvicularis ICS V sinistra 2 jari lateral. Batas jantung kanan linea
sternalis dekstra ICS V.
Auskultasi : BJ I dan II normal, HR= 110 x/menit reguler, gallop (-), murmur (-).
11
Pulmo Anterior
I : Statis, simetris kanan sama dengan kiri. Dinamis, simetris kanan sama dengan kiri.
Pelebaran sela iga (-).
P : Sonor di paru kanan dan kiri, batas paru gaster ICS VII
A : Vesikuler (+) normal di paru kanan dan kiri, wheezing (-), ronkhi kasar di apex
paru kanan dan paru kiri,.
Pulmo Posterior
A : Vesikuler (+) normal, wheezing (-), ronkhi basah kasar di paru kiri
dan apex paru kanan
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
I : Datar, vebektasi (-), caput medusae (-), striae (-)
P : Lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
P : Timpani, shifting dullness (-).
A : Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
Akral hangat (+), pitting edema (-) di kedua tungkai, palmar pucat tidak ada,
sianosis tidak ada, clubbing finger tidak ada, tremor ekstremitas atas (-).
12
Pemeriksaan
Penunjang
Laboratorium (10 Juni 2017)
13
Pemeriksaan
Penunjang
Laboratorium (14 Juni 2017)
13
Pemeriksaan Penunjang
Deskripsi :
• Cor : kesan membesar
• Pulmo : infiltrasi paru kanan
dan kiri
• S costophrenicus kanan dan
kiri tumpul
Kesan :
Susp cardiomegali + TB aktif +
susp pleural effusion bilateral
Diagnosis
Diagnosis Sementara
• TB paru kasus kambuh
Diagnosis Banding
• Efusi pleura e.c Tuberkulosis
15
Penatalaksanaan
Non Farmakologis Farmakologis
16
Rencana Pemeriksaan
• Pemeriksaan mikrobiologi
sputum.
17
Prognosis
18
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERCULOSIS
Definisi
• Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit
infeksius, yang terutama menyerang penyakit
parenkim paru.
19
TUBERCULOSIS
Etiologi
• Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 um dan
tebal 0.3-0.6 um
20
TUBERCULOSIS PATOGENESIS
Tuberkulosis Primer
• Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau
dibersihkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini
dapat menetap dalam udara selama 1-2 jam tergantung, pada ada tidaknya
sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalm suasana lembab
dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.
• partikel infeksi ini terisap orang sehat menempel pada saluran napas atau
jaringan paru Partikel masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5 μ. Kuman
akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag
berkembang biak dalam sito-plasma makrofag sarang primer atau efek
primer atau sarang (fokus) Ghon peradangan saluran getah bening
menuju hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah
bening hilus (limfadenitis regional) Sarang primer limfangitis lokal +
limfadenitis regional = kompleks primer (Ranke). Semua proses ini memakan
waktu 3-8 minggu.
21
Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi:
• Sembuh sama sekali tanpa meniggalkan cacat. Ini yang banyak terjadi.
• Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi
di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pnemonia yang luasnya >5 mm dan ± 10%
diantaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang dormant.
• Berkomplikasi dan menyebar secara : a) Per kontinuitatum, yakni menyebar ke
sekitarnya, b) Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru di
sebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah sehingga
menyebar ke usus, c) Secara limfogen, ke organ tubuh lain-lainnya, d) Secara
hematogen, ke organ tubuh lainnya
TUBERCULOSIS
22
TUBERCULOSIS
Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil 3-10
minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari
sel-sel Histosit dan sel Datia-Langhans.
TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda
menjadi TB usia tua (elderly tuberculosis). Tergantung dari jumlah kuman,
virulensi-nya dan imunitas pasien,.
23
TUBERCULOSIS
sarang dini ini dapat menjadi:
23
TUBERCULOSIS
24
TUBERCULOSIS
Klasifikasi Tuberkulosis
25
TUBERCULOSIS
26
TUBERCULOSIS
Pemeriksaan Penunjang TB
• Pemeriksaan Radiologis
• Pemeriksaan Laboratorium (darah,
Sputum, gene expert)
• Tes Tuberkulin
27
TUBERCULOSIS
Diagnosis TB paru
28
TUBERCULOSIS
Tatalaksana TB
29
TUBERCULOSIS
30
TUBERCULOSIS
31
TUBERCULOSIS
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah
diobati sebelumnya (pengobatan ulang): pasien kambuh, pasien
gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1
sebelumnya, dan pasien yang diobati kembali setelah putus
berobat (lost to follow-up).
32
TUBERCULOSIS
Efek samping ringan OAT
33
TUBERCULOSIS
34
TUBERCULOSIS
Komplikasi
34
ANALISIS KASUS
Analisis Kasus
42
Keluhan tambahan
-Keringat malam
-Demam tidak terlalu tinggi
-Nafsu makan menurun
-Penurunan berat badan
-Sesak nafas
Analisis Kasus
Karakteristik
Keringat Demam Penuruna khas TB
Batuk tidak Sesak
berdahak
malam
terlalu
n berat
napas paru
hari badan
tinggi
43
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit
TB paru 1 tahun yang Kasus kambuh TB paru
lalu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit
TB paru pada Kemungkinan awal mula
keluarga (+) ayahnya. tertular TB dari ayahnya
Riwayat Sosiaoekonomi
Pemeriksaan fisik: Suara vesikuler (+) dan ronkhi (+) di paru kiri dan apeks
paru kanan dengan wheezing (-) serta stem fremitus normal (+) pada seluruh
lapangan paru kanan dan kiri.
46
Regimen Terapi Lini 2 OAT
Berat Badan Tahap intensif tiap hari Tahap lanjutan 3 x
(kg) RHZE (150/75/400/275) + S seminggu
RH (150/150) + E (400)
•DOTS
•Follow-up BTA
TERIMA KASIH