Pembimbing:
dr. K. Maria Poluan, Sp.KJ (K)
Disusun Oleh:
I Putu Danu Amerta Yoga 1610221010
Lucky Resa Santoso 1610221029
Definisi
Definisi Demensia
Suatu sindrom akibat penyakit /
gangguan otak yang biasanya bersifat
Sindrom neurodegeneratif yang timbul kronik – progresif, dimana terdapat
karena adanya kelainan yang bersifat gangguan fungsi luhur kortikal yang
kronis dan progesifitas disertai dengan multiple ( multiple higher cortical
gangguan fungsi luhur multiple seperti function ), termasuk di dalamnya : daya
kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (
mengambil keputusan. Kesadaran pada comprehension ), berhitung, kemampuan
demensia tidak terganggu. Gangguan belajar, berbahasa, dan daya nilai (
fungsi kognitif biasanya disertai judgement ). Umumnya disertai dan
dengan perburukan kontrol emosi, ada kalanya diawali dengan
perilaku, dan motivasi (WHO,2012). kemrosotan ( deterioration ) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial,
atau motivasi hidup (PPDGJ – III)
Kriteria Demensia
Pedoman diagnostik demensia menurut PPDGJ III (Maslim,
2002).
• Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir,
yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang (
personal activities of daily living ) seperti : mandi, berpakaian,
makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil
Umur Aterosklerosis
Faktor
Risiko
Penggunaan
Diabetes
alkohol
Hipertensi
Etiologi
Demensia Alzheimer
Demensia vaskular
Penyakit Pick
Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit Huntington,
Penyakit Parkinson
Gangguan orientasi
Gangguan bahasa
• Penderita akan terlihat sulit untuk mencari kata yang tepat dalam
mengungkapkan isi pikirannya
• Contohnya: jika penderita sulit menemukan sikat giginya, maka ia
akan bertanya "sesuatu untuk mulut saya".
Gambaran Klinik
Apraksia
Agnosia
Gangguan orientasi
Gangguan bahasa
• Penderita akan terlihat sulit untuk mencari kata yang tepat dalam
mengungkapkan isi pikirannya
• Contohnya: jika penderita sulit menemukan sikat giginya, maka ia
akan bertanya "sesuatu untuk mulut saya".
Gambaran Klinik
• Pemeriksaaan laboratorium
• darah lengkap termasuk elektrolit, fungsi ginjal, fungsi hati,
hormone tiroid, dan kadar vitamin B12. Pemeriksaan HIV dan
neurosifilis pada penderita dengan resiko tinggi.
• Computerized Tomography (CT)- Scan atau Metabolic
Resonance Imaging (MRI) dapat mendeteksi adanya kelainan
PEMERIKSAAN structural, sedangkan Positron Emission Tomography (PET) dan
Single Photon Emission Tomography (SPECT) digunakan untuk
PENUNJANG mendeteksi pemeriksaan fungsional.
Tata Laksana
• Pendekatan farmakologis dan non farmakologis bertujuan untuk :
• Antioksidan
• Antioksidan berfungsi menghambat oksidasi oleh radikal bebas
yang berlebihan sehingga merusak sel neuron. Antioksidan ini
terdapat pada sayuran dan buah-buahan, vitamin E, A, dan C.
• Neurotropik
• Obat golongan ini merupakan derivate neurotransmitter GABA
yang mempunyai efek fasilitasi neurotransmisi kolinergik dengan
stimulasi sintesis dan pelepasan asetilkolin.
Kesimpulan
• Pada penderita demensia, terjadi gangguan fungsi intelektualnya,
termasuk pula kemampuan mengingat, terutama ingatan jangka
pendek. Penderita demensia juga sulit berpikir abstrak, sukar
mengolah informasi baru atau mengatasi persoalan.
• Kepribadian seorang penderita demensia, misalnya respons
emosionalnya, juga bisa berubah. Dalam beberapa kasus
alzheimer, gejala itu bisa menjadi kronis dan progresif sehingga
penderita kehilangan seluruh kemampuan intelektualnya.