Anda di halaman 1dari 33

dr.

Tuty Rizkianti
 Suply nutrisi ke jaringan otak
 Sarana pembuangan metabolit
 Barrier mekanis terhadap benturan
Diproduksi di pleksus
koroidalis ventrikel
lateral, ventrikel ketiga
dan keempat (20mL/hari)

one way valves yang
Cairan mengalir melalui
berespon terhadap tekanan
ruang subarachnoid.
SSP dan mencegah refluks

cairan
Cairan yang bersirkulasi
direabsorpsi kembali ke
kapiler di arachnoid
granulation/villae

Dewasa 90-150mL
CSF dibentuk dari plasma Bayi 10-60mL
melalui mekanisme filtrasi
selektif hasil tekanan
hidrostatik dan transpor
aktif
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Kapiler seluruh tubuh: dilapisi sel endotel
dengan koneksi longgar → pertukaran nutrisi
dan metabolit plasma-jaringan mudah
Pleksus koroidalis: endotel dengan very tight –
fitting junction → mencegah transpor
berbagai molekul
 (+) Menjaga jaringan otak dari berbagai
zat/kuman yang membahayakan
 (-) Mencegah masuknya sel imun dan
obat2an
 Disrupsi
BBB → masuknya leukosit, protein dll
ke dalam CSF
 Diambil dari punksi lumbal antara vertebrae
ketiga, keempat, atau kelima
 Jumlah tergantung pada:
 volume yang tersedia (dewasa vs neonatus)
 tekanan CSF pada waktu jarum masuk ruang
subarakhnoid.

Tekanan meningkat pengambilan secara perlahan,


dengan monitor tekanan

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Spesimen dikumpulkan
dalam tiga tabung steril
(1,2,3) berdasarkan
urutan pengambilan

Jenis pemeriksaan Suhu pemeriksaan

Kimia dan imunologi -15 0C s/d -30 0C


(frozen)
Mikrobiologi 19 0C– 26 0C
(suhu ruang)
Hitung jumlah dan jenis sel 2 0C – 8 0C
(kulkas)

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Appearance
 Jernih
 Cloudy / Keruh
 Milky
 Xantochromic
 Kemerahan
(hemolisis)

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Traumatic Tap vs Perdarahan intrakranial

Traumatic tap Perdarahan


intrakranial
Distribusi darah Tabung 1> 2> 3 Distribusi merata
pada ketiga tabung
Pembentukan bekuan Ada bekuan Tidak ada bekuan
Xanthochromic Tidak ada Ada
supernatant

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Tujuan : Mengetahui globulin dalam CSF
 Alat :Tabung reaksi, pipet semi
otomatis
 Reagen :
 Larutan ammonium sulfat (80 gr amonium sulfat
dalam 100 cc aquadest).
Deteksi globulin
 1 ml larutan amonium sulfat jenuh (80 g amonium
sulfat dalam 100 ml akuades)
 Masukkan 1 ml cairan otak ke dalam tabung reaksi
kecil.
 Dengan hati-hati masukkan sama banyak cairan
otak melalui dinding tabung, sehingga kedua
macam cairan menyusun dua lapisan
 Jika positif, akan tampak cincin tipis putih keabu-
abuan pada daerah perbatasan kedua cairan dalam
beberapa detik.
 Amati selama 3 menit. Jika terbentuk cincin, kocok
tabung untuk mencampur cairan otak dengan
amonium sulfat
Interpretasi
1+ = cincin tampak dalam 3 menit
yang dapat dilihat dengan
latar belakang hitam dan
setelah dikocok tidak tampak
kekeruhan.
2+ = terdapat cincin dan setelah dikocok
tampak kekeruhan ringan.
3+ = terdapat cincin dan setelah dikocok
tampak keruh.
4+ = terdapat cincin dan setelah
dikocok tampak sangat keruh.
 Tujuan : Mengetahui adanya peningkatan albumin dan
globulin dalam CSF
 Bahan : Cairan otak
 Alat : Tabung reaksi dan pipet tetes
 Reagen : Phenol (10cc melted phenol ditambah
dengan 90cc air suling)

Cara Kerja:
• Masukkan 1 cc larutan phenol dalam tabung reaksi
• Teteskan 1 tetes CSF dalam tabung reaksi dan menilai
kekeruhan yang terjadi.
Interpretasi
 Negatif bila kekeruhannya tidak nyata
 Positif bila timbul awan putih di sekitar tetesan segera
setelah CSF diteteskan
 Hitung sel
 Hitung jenis sel

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Kamar hitung Neubauer
 Electronic cell counter 
tidak digunakan  high
background counts dan
presisi yang rendah pada
hitung jenis yang kecil
 Hitung eritosit  dilakukan
pada traumatic tap
 Dewasa normal  0-5
leukosit/µL

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Bilas pipet semiotomatis dengan cairan asam asetat glasial 3% untuk
melisiskan eritrosit.
 Letakkan kaca penutup di atas bilik hitung.
 Teteskan cairan otak melalui pinggir kaca penutup dengan ketentuan :
 tidak boleh ada cairan yang mengisi parit pada bilik hitung
 tidak boleh ada gelembung udara
 tidak boleh ada cairan diatas kaca penutup.
 Lihatlah di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x, kondensor
diturunkan atau diafragma ditutup.
 Hitung jumlah sel leukosit pada 4 bilik hitung (1,3,7,9) ukuran 1x1x0,1 mm
 Bila jumlah sel terlalu banyak sehingga sulit untuk dihitung (atau cairan
otak keruh)  cairan otak diencerkan dengan larutan NaCl 0,9%

Jumlah sel/μl = Jumlah sel yang dihitung x pengenceran


Jumlah kotak yang dihitung x vol 1 kotak

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Untuk membedakan PMN dan MN
 Untuk memperkirakan organisme yang
menyebabkan inflamasi
 Hitung jenis  sediaan hapus yang diwarnai
(bukan dari hitung sel dalam kamar hitung)
 Spesimen harus dipekatkan sebelum
persiapan sediaan (sedimentasi, filtrasi,
sentrifugasi, dan sitosentrifugasi)

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Masukkan 50 µL serum kedalam
chamber cytocentrifuge

Tambahkan 200 µL cairan otak


Cairan disentrifuse dengan
kecepatan 800 rpm selama 8 menit

Hasil sentrifuse diwarnai dengan


Wright.

Dilakukan penghitungan sel MN dan


PMN dengan pembesaran 400x

Hitung sel
100 sel dilaporkan dalam %

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Protein
 Glukosa
 Laktat dehidrogenase
 Klorida

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Secara kualitatif (Nonne – Pandy) maupun
kuantitatif
 Nilai normal (kuantitatif) : 15 – 45 mg/dL
 Nilai yang lebih tinggi terdapat pada
neonatus dan orang tua.
 Fraksi protein LCS = serum

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Transpor selektif melewati BBB
Nilai normal + 60-70% glukosa plasma

Glukosa plasma sebaiknya diambil sekitar 2 jam


sebelum pungsi lumbal  memberikan waktu
untuk terjadinya keseimbangan antara glukosa
darah dan LCS

Perubahan kadar glukosa CSF lebih lambat ±1


jam, dibandingkan dengan kadar glukosa plasma
Kadar glukosa LCS dibandingkan dengan kadar
glukosa plasma:

Peningkatan kadar glukosa LCS : Tidak memiliki


nilai diagnosis
peningkatan kadar glukosa darah 2 jam
sebelum pungsi lumbal.
Traumatic tap

Penurunan kadar glukosa LCS:


meningkatnya glikolisis anaerob dalam
jaringan otak dan leukosit
terganggunya transpor glukosa ke dalam CSF
Kadar glukosa CSF rendah, peningkatan leukosit ↑
dengan dominasi neutrofil  meningitis bakterial

Kadar glukosa CSF rendah, peningkatan leukosit ↑


dengan dominasi limfosit  meningitis
tuberkulosis

Kadar glukosa CSF normal, peningkatan leukosit ↑


dengan dominasi limfosit  meningitis viral

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 AktifitasLDH tinggi pada jaringan otak,
terutama LDH 1 dan 2
 Pada meningitis bakterial, tuberkulosis, dan
fungal  kadar LDH > 25 mg/dL
 Kadar > 35 mg/dL  meningitis bakterial
 Kadar < 25 mg/dl  meningitis viral
 Meningkat  hipoksia CNS
 Peningkatan palsu pada spesimen yang
mengalami hemolisis atau berwarna
xantokrom

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Kadar klorida LCS  mencerminkan kadar
klorida darah
 meningitis TB  penurunan dapat melebihi
serum klorida karena dehidrasi dan
kehilangan elektrolit.
 Parameter ini tidak berguna untuk diagnosis
TB
 Nilai normal :
 Kadar klorida : 115 – 130 mEq/L
 Interpretasi :
 Menurun pada meningitis TB
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008
 Pewarnaan BTA
 Pewarnaan Gram
 Kultur

Strasinger SK, Di Lorenzo MS. Urinalysis and body fluids. 5th eds. F.A. Davis Company, Philadelphia. 2008

Anda mungkin juga menyukai