Anda di halaman 1dari 36

STRABISMUS

► kondisi dimana kedua mata tidak tertuju


pada satu obyek yang menjadi pusat
perhatian.
► Syarat penglihatan binokuler yg normal:
1. Faal masing-masing hrs baik
 benda yg menjadi perhatian
 difixir pd kedua fovea & sebanding dlm
ketajaman maupun ukurannya.
Syarat penglihatan binokuler
2. Posisi kedua mata sedemikian rupa shg pd
setiap arah penglihatan  bayangan benda
selalu jatuh tepat pd kedua fovea 
kerjasama yg baik seluruh otot ekstraokuler.

3. Ada kemampuan SSP untuk mensintesa


kedua bay dr kedua mata menjadi suatu
sensasi berupa bayangan tunggal FUSI
EVOLUSI GERAKAN BINOKULER
► Pd saat lahir, gerakan mata ireguler & tak
terkoordinasi
► Umur 5-6 minggu mulai berkembang
refleks fiksasi  bayi bisa mengikuti sinar
yg bergerak lambat
► 3 bl  bayi dpt mengikuti benda bergerak
di sekelilingnya
► Bila penyimpangan mata masih ada setelah
usia 6 bulan  strabismus
Sumber :
https://lusimsani.wordpress.com/2016/03/
02/anatomi-mata/
► Otot ekstra okuler yg mengontrol per-
gerakan masing-masing mata ada 6 bh :
 4 otot rektus :
1. M.R. Superior 3. M.R. Medialis
2. M.R. Inferior 4. M.R. Lateralis

 2 otot obliquus :
1. M.O. Superior
2. M.O. Inferior
Jarak Insersi M. Rektus & Limbus
► M.R. Medialis : 5,5
► M.R. Lateralis : 6,9
► M.R. Superior : 7,7
► M.R. Inferior : 6,5

Sumber : https://artikelbermutu.com/2015/04/bagian-bagian-mata-dan-fungsi-
mata.html
FISIOLOGI
► M. Rectus Lateralis mempunyai fungsi tunggal
 abduksi mata
► M. Rectus medialis  adduksi
► Otot lain : - Fungsi primer dan fungsi sekunder,
tergantung posisi bola mata

OTOT F. PRIMER F. SEKUNDER


M.R. Lat Abduksi -
M.R. Med Adduksi -
M.R. Sup Elevasi Adduksi & intorsi
M.R. Inf Depresi Adduksi & extorsi
M.O. Sup Depresi Intorsi & abduksi
M.O. Inf Elevasi Extorsi & abduksi
INNERVASI
► M. Rectus Lateralis : N. VI
► M. Obliquus Superior : N. IV
► M. Rectus Medialis
► M. Rectus Superior  N. III
► M. Rectus Inferior
► M. Obliquus Inferior
PENYEBAB STRABISMUS
1. FAKTOR KETURUNAN
Genetic pattern  belum diketahui dg
pasti

2. KELAINAN ANATOMI
Kel. Otot ekstra okuler & tendonnya :
♣ Over development
♣ Under development
♣ Kel. Letak insersio otot
PENYEBAB STRABISMUS
► Kel. Hubungan fascia otot-otot ekstraokuler 
penyimpangan posisi bola mata
► Kel. Tulang-tulang orbita

3. KELAINAN SENSORIS
Suatu defek yang mencegah pembentukan
bayangan di retina
a. Kekeruhan media, katarak kongenital, sikatriks
kornea
PENYEBAB STRABISMUS
b. Lesi di retina : toxoplasmosis,
retinoblastoma, retinopati
c. Ptosis berat
d. Anomali refraksi yang tidak dikoreksi

4. KELAINAN INNERVASI
Gangguan proses transisi & persepsi 
FUSI tidak terjadi
Patofisiologi
►Gangguan gerakan mata :
 Tonus yang berlebihan.
 Paretik / paralytik.
 Hambatan mekanik.
Contoh : parese / paralyse rectus
lateralis mata kanan, maka akan terjadi
esotropi mata kanan.
Divergensi, konvergensi

 Convergence excess
 Divergence excess
 Convergence insuffiency
 Divergence insuffience
PERGERAKAN DUA MATA /
BINOKULER
► HUKUM HERING :
Pada setiap arah gerakan mata secara
sadar, terdapat rangsangan yang simultan
pada setiap otot luar kedua bola mata yg
seimbang  gerakan lancar & tepat

► Hukum Donder : Kedudukan bola mata


terhadap fiksasi penglihatan ditentukan oleh
arah mata. Bola mata berputar pada sumbu
penglihatan tanpa disadari atau disengaja.
PEMERIKSAAN STRABISMUS
► ANAMNESA
1. Anamnesa keluarga
Strabismus sering bersifat herediter, dan macam
strabismusnya sejenis. Operasi yg berhasil pd
satu anggota keluarga sering memberikan hasil
yang sama pd penderita.

2. Umur keluhan dimulai


Pd umur berapa anak mulai juling untuk
menentukan prognosa.
Makin muda terjadinya  makin rendah derajat
perkembangan visus & pengelihatannya.
Binokuler  prognosa makin buruk
Pemeriksaan Strabismus : Anamnesa
3. Tipe Terjadinya
Apakah perlahan-lahan, tiba-tiba atau ada hub dg
penyakit sistemik

4. Tipe deviasinya
Pd keadaan apa penderita juling ? Waktu melihat
dekat? Bila lelah? Apakah besar deviasinya tetap

5. Fiksasi
Apakah mata yg berdeviasi tetap satu mata ? Atau
bergantian (alternating)?
Pemeriksaan Strabismus : Anamnesa
6. Sifat kelahiran
Untuk menentukan birth injury yg dapat
menyebabkan paralise n.VI Strabismus
konvergen

7. Keadaan umum penderita


Penyakit yg dapat mengakibatkan strabismus :
leukimia, meningitis, hematom rongga otak.
Myasthenia gravis
Sering kita jumpai adanya strabismus pd keadaan
umum penderita kurang baik, yg kemudian hilang
kembali bila sehat.
Menentukan Visus / Tajam
Penglihatan
► Visus hrs dievaluasi meskipun secara kasar
atau dg membandingkan kedua mata.
► Px dg E Chart dpt dikerjakan pd anak
umur 3-3,5 tahun
► Umur 5-6 tahun dpt digunakan Snellen
Chart (angka, alfabet)
► Untuk anak dibawah umur 3 tahun :
a. Obyektif : dg oftalmoskop
Menentukan Visus / Tajam
Penglihatan
b. Dg observasi perhatian anak terhadap
sekeliling. Anak umur 1-2 bulan telah
menunjukkan perhatiannya dlm mengikuti
obyek besar di sekitarnya

c. Dg oklusi/menutup satu mata. Bila anak


berusaha membuka tutup mata maka
berarti mata yg tidak ditutup visusnya jelek.
Menentukan adanya & besarnya
deviasi
1. Secara kualitatif :
- Cover tes  adanya heterotropia
- Cover uncover tes  heterophoria

2. Secara kuantitatif :
a. Hirschberg test c. Prisma + Cover test
b. Krimsky test d. Synoptophore
HIRSCHBERG TEST
► Penderita melihat lurus ke depan
► Nyalakan sebuah senter pd jarak 1/3 m=33
cm di depan setingggi kedua mata
penderita
► Perhatikan refleks cahaya dr senter pd
permukaan kornea penderita
HIRSCHBERG TEST
a. Normal = Ortho

b. OS : 15° ET

c. OS : 30° ET

d. OS : 45° ET

https://www.aao.org/image/hirschberg-
test-2
COVER TEST : HETEROTROPIA

► Penderita melihat lampu jarak 6 meter


► Tutup satu mata  perhatikan pergerakan
mata yg lain
► Ulangi px, pd mata yg lain
► Kelainan kedudukan mata dapat dibagi
dalam :
• Strabismus - paralitik (noncomitant) =
incomitant
• Nonparalitik = (comitant = concomitant)
• Manifes = strabismus = heterotropia
• Laten = heteroforia
• Akomodatif
• Non akomodatif
3 TAHAP PENGOBATAN
1. Memperbaiki visus @ mata
- Menutup mata yg baik
- Pemberian kaca mata
- Latihan (oleh orthoptist)
2. Memperbaiki kosmetik
- Mata diluruskan  operasi
- Kaca mata
 Kombinasi
3. Penglihatan binokuler yg baik
- Latihan orthoptik - Kacamata & orthoptik
- Operasi & orthoptik
KESIMPULAN PENGOBATAN
A. Non operatif :
1. Kaca mata
2. Orthoptik : - Oklusi
- Latihan synoptophore
- Obat-obatan
3. plester mata khusus (eye patch)
B. Operatif :
- Melemahkan otot : recession
 reses
- Memperkuat otot : resek
PRINSIP PENGOBATAN STRABISMUS

► Terjadinya strabismus akibat tidak


terpenuhi syarat penglihatan binokuler yg
normal  tujuan pengobatan mendapatkan
penglihatan binokuler yang baik
KOMPLIKASI STRABISMUS
1. SUPRESI
Tanpa disadari penderita untuk
menghindari diplopia.

2. AMBLIOPIA
Penurunan visus tanpa kelainan organis

3. DEFEK OTOT  KONTRAKTUR


Pada strabismus yg berlangsung lama
PENGOBATAN
► Paralyse permanen  operasi
► Trauma pada dewasa  tunggu 6 bulan
Teknik Patching
Komplikasi
►Supresi
►Ambliopia
►Anomalous retinal correspondence
►Defect otot
►Adaptasi posisi kepala antara lain :
Head Tilting, Head Turn.
Prognosis
► Prognosispada strabismus ini baik bila
segera ditangani lebih lanjut, sehingga tidak
sampai menimbulkan komplikasi yang
menetap
Kesimpulan
► Strabismus merupakan suatu keadaan
penyimpangan sumbu bola mata
► Nama lain yang lebih tepat untuk strabismus
adalah “VISUAL SENSORIMOTOR ANOMALIES”.
► Strabismus disebabkan oleh kelainan otot
ekstraokuler,
► kelainan dari tulang-tulang orbita yang paling
sering adalah faktor keturunan yang “Genetik
Pattern”nya

Anda mungkin juga menyukai