Anda di halaman 1dari 37

EMULSI

sediaan cair yang terdiri dari dua cairan


Emulsi yang tidak saling bercampur, dimana salah
satunya terdispersi didalam cairan lainnya
dalam bentuk globul-globul dan
distabilkan dengan bahan pengemulsi
Berdasarkan fase terdispersi: Berdasarkan ukuran tetesan
 Tipe M/A  minyak fase terdispersi :
terdispersi dalam air • Makroemulsi : 0.2 – 50
 Tipe A/M  air terdipersi mm
dalam minyak • Mikroemulsi 0.01 – 0.2
 emulsi ganda yaitu tipe mm
M/a/m dan tipe a/m/a • Nanoemulsi 20 – 200 nm
Krim Kosmetik Pestisida Es Krim

Cat Cairan pemotong


Margarin logam
 Pembentukan emulsi secara spontan
merupakan kejadian yang sangat jarang.
 Proses pembentukan emulsi akan
menentukan tipe emulsi yang terbentuk,
tergantung pada kecepatan penggabungan
dari salah satu fase
 Bila fase minyak lebih dahulu bergabung
maka terbentuk tipe a/m dan demikian
sebaliknya
 Bahan pembentuk emulsi yang harus
terdapat didalam emulsi, terdiri dari :
1) Fase dispers/fase internal/fase diskontinyu,
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi
butiran kecil kedalam zat cair lain.
2) Fase kontinyu/fase eksternal/fase luar,
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi
sebagai bahan dasar (pendukung) dari
emulsi tersebut.
3) Emulgator Adalah bagian Berupa zat yang
berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
Odoris metil dan propil paraben, asam
benzoat, asam sorbat, fenol, kresol,
dan klorbutanol, benzalkonium
preservatif klorida, fenil merkuri asetat, dll

Antioksidant
asam askorbat, tocoperol, asam sitrat,
propil gallat dan asam gallat.
Colouris

Thickening agent

Humectant

Emmolient
Proses perusakan antar muka fase minyak dan fase air

Proses ekspansi minyak ke dalam air dan sebaliknya

Pemecahan fase minyak dan fase air menjadi tetesan-


tetesan

Proses penggabungan tetesan-tetesan fase luar dan


penstabilan tetesan-tetesan fase dalam
 menurunkan tegangan permukaan  tercampur
( kohesi = sejenis)
ketidak seimbangan
kohesi kohesi

adhesi
Perbedaan Tegangan
pada permukaan zat cair

Awal Emulsi

Mendorong cairan untuk


saling terpisah
 Emulgator dapat membentuk emulsi dengan
menurunkan tegangan permukaannya.
 Suatu emulsi dapat stabil secara
termodinamika apabila energi bebasnya kecil
atau sama dengan nol.
 Sementara kita tahu bahwa energi bebas
merupakan perkalian antara tegangan
permukaan dan luas permukaan Sehingga
apabila tegangan permukaannya yang
diturunkan, maka dapat menurunkan pula
energi bebasnya dan menghasilkan suatu
emulsi yang stabil.
 Dengan adanya penurunan pada tegangan
permukaan juga dapat mengurangi gaya
tolak menolak antara kedua cairan yang
saling tidak bercampur pada awalnya dan
juga mengurangi gaya tarik menarik antara
cairan yang sejenis
 Emulgator punya bagian hidrofil dan lipofil,
yang menjadi batas pengikat air dan minyak
 Teori oriented wedge, berdasarkan definisi
per katanya yang wedge artinya pengganjal
atau penjepit, teori tersebut ingin
menjelaskan peranan emulgator dalam
pembentukan emulsi yang stabil dengan
berperan sebagai suatu “pengganjal “atau
“penjepit”.
 Dua cairan yang saling terpisah, dengan adanya
emulgator sebagai pengganjal atau penjepit akhirnya
dapat saling menyatu.
 Emulgator tersebut dapat menjepit karena memiliki
kedua sifat (hidrofil dan lipofil). Bagian dari emulgator
yang bersifat hidrofilik akan memegang cairan yang
bersifat hidrofilik sementara bagian lainnya dari
emulgator yang bersifat lipofilik memegang cairan
satunya lagi yang bersifat lipofilik.
 emulgator ‘menyelimuti’ partikel fase dispers
(dalam)  film  untuk mencegah kontak dan
koalesen dari fase terdispersi
 Emulgator akan diserap pada batas antara air dan
minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan
membungkus partikel fase dispers
 Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka
usaha antara partikel yang sejenis untuk
bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain
fase dispers menjadi stabil.
 Untuk memberikan stabilitas maksimum,emulgator
harus:
a) Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi
lunak
b) Jumlahnya cukup utk menutupi semua partikel
fase disperse
c) Dapat membentuk lapisan flm dengan cepat &
dapat menutup semua permukaan partikel
dengan segera
 Terjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yg
menyelubungi partikel shg terjadi tolak-menolak antara
partikel sejenis.
 Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu
dari ketiga cara berikut:
a) Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan
partikel
b) Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan
sekitarnya
c) Terjadinya gesekan partikel dengan cairan sekitarnya.
Pengenceran tetesan
metode ini dilakukan dengan cara bila
emulsi ditambahkan air kemudian diaduk
dan bercampur dengan emulsi berarti tipe
emulsi tersebut adalah m/a.
Bila hal sebaliknya terjadi air tidak
bercampur dengan emulsi berarti tipenya
a/m
Pelarutan zat
warna

Zat warna yang larut air contohnya


amaranth bila di masukkan
kedalam emulsi dan menghasilkan
warna yang terdistribusi merata,
hal ini menunjukkan tipe emulsi
tersebut adalah m/a dan bila zat
warna tidak merata berarti tipenya
a/m
kertas saring dijenuhkan dengan CoCl2, dan
dikeringkan (biru) berubah menjadi warna
merah muda bila emulsi m/a ditambahkan.

Metode kobalt
nitrat/kertas
saring
Konduktivitas;
metode berdasarkan prinsip air dapat
menghantarkan listrik, maka aliran
listrik akan dihantarkan bila tipe
emulsinya m/a.
Fluoresensi
Prinsipnya minyak dibawah sinar UV
akan berfluoresensi, bila emulsi m/a
dipapar dibawah sinar UV maka
fluoresensinya berupa spot-spot,
sedangkan bila emulsi tipe a/m maka
fluorosensinya secara keseluruhan.
Penunjukkan creaming
Creaming adalah keluarnya fase
internal dari dalam fase external.
Bila terjadi creaming keatas maka
tipe emulsinya m/a sedangkan bila
creaming ke bawah (sedimentasi)
maka tipe emulsinya a/m
 Jika emulgator yang digunakan lebih larut
diair dan jumlahnya lebih banyak, maka
cenderung untuk membentuk emulsi tipe
m/a demikian sebaliknya
 Pembentukan tipe emulsi m/a lebih mudah
terbentuk bila volume fase air lebih banyak
daripada fase minyak.
 Penambahan viskositas pada salah satu fase
akan lebih cenderung membuat fase
tersebut menjadi fase external.
 Parameter kimia dalam pembuatan emulsi
adalah :
◦ Stabilitas kimia, Keinert-an adalah suatu
persyaratan absolut dari bahan-bahan emulsi.
◦ Keamanan, Keamanan dan klirens toksikologi dari
senyawa-senyawa emulsi farmasi merupakan
persyaratan mutlak.
 Parameter fisika dalam pembuatan emulsi
yaitu :
◦ Suhu, dalam emulsifikasi peningkatan suhu akan
membantu dalam pemecahan fase dalam menjadi
tetesan-tetesan, karena panas dapat menurunkan
tegangan antar muka dan viskositas.
◦ Waktu, Selama periode pengocokan awal yang
dibutuhkan untuk emulsifikasi, tetesan-tetesan
dibentuk, tetapi pada pengocokan selanjutnya
kemungkinan penggabungan antara tetesan-
tetesan menjadi lebih sering. Sehingga dianjurkan
menggunakan metode intermittent shaking yaitu
pengocokan selama dua menit dengan waktu
istirahat 20-30 detik.
 Pemilihan pengemulsi tambahan
◦ Padatan, seperti golongan clay yaitu bentonit dan
veegum berguna dalam menjaga stabilitas emulsi
dengan membentuk lapisan partikel padat yang
berfungsi sebagai barier.
◦ Koloid hidrofilik, Polimer yang peka terhadap air
dapat berfungsi sebagai pengemulsi tambahan,
bekerja dengan membentu meningkatkan viskositas
fase luar sehingga mengurangi pergerakan fase
dalam untuk bergabung.
 Zat pengawet yang digunakan harus dapat
melindungi dua fase pada emulsi yaitu fase
minyak dan fase air, oleh karena itu
pengawet harus larut pada kedua fase
tersebut.
 kombinasi pengawet, yaitu yang larut pada
fase minyak dan fase air, contohnya ester-
ester parahidroksibenzoat, metil paraben
larut dalam air sedangkan propil paraben
larut dalam minyak
 Pemilihan antioksidan khusus tergantung
pada keamananya, dapat diterima oleh
penggunaan khusus dan kemanjurannya.
 Antioksidan biasanya digunakan dalam
kisaran konsentrasi 0,001 – 0,1 %
 Contohnya : asam galat, propil galat, asam
askorbat, alfa tokoferol, BHT, BHA dsb

Anda mungkin juga menyukai