- Farrell Navarro (12) -Lintang Mutiara S (17) - M. Fernando Helmi (18) - Nabila Amadea S (19) LETAK KERAJAAN Kerajaan Gowa-Tallo lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai Ujungpandang. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan nusantara. SEJARAH Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa, Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri Bandang dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam. Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653 – 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan di sekitarnya. Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa tersaingi. Makassar tidak tunduk kepada VOC, bahkan Makassar membantu rakyat Maluku melawan VOC. Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di Makassar dengan menjalin kerja sama dengan Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena itu, VOC menyerang Makassar dengan membantu Aru Palaka yang telah bermusuhan dengan Makassar. Akibatnya, benteng Borombong dan ibu kota Sombaopu jatuh ke tangan musuh, Hasanuddin ditangkap dan dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (1667).
Akibat kekalahannya, peranan Makassar sebagai penguasa pelayaran dan
perdagangan berakhir. Sebaliknya, VOC memperoleh tempat yang strategis di Indonesia bagian timur. Rakyat Makassar yang tidak mau menerima Perjanjian Bongaya, seperti Kraeng Galesung dan Monte Merano, melarikan diri ke Mataram. Selanjutnya, untuk memperlemah Makassar, benteng Sombaopu dihancurkan oleh Speelman dan benteng Ujung Pandang dikuasai VOC diganti nama menjadi benteng Ford Roterdam. KEHIDUPAN EKONOMI Pelayaran dan perdagangan di Makassar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ALOPING LOPING BICARANNA sehingga perdagangannya teratur dan bekembang pesat. KEHIDUPAN SOSIAL&BUDAYA Dari segi kebudayaan,masyarakat Makassar sudah terkenal membuat kapal yaitu Kapal Pinisi atau Lombo. Masyarakat Makassar sudah mengenal golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan Anakarung/Karaeng sedangkan rakyat kebanyakan disebut to Maradeka dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba sahaya disebut “Ata” KEHIDUPAN POLITIK Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang/Dato’ Ri Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makassar pun memeluk agama Islam. Raja Makassar yang pertama memeluk agama Islam adalah Sultan Alaudin. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makassar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).
Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri
pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makassar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makassar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makassar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makassar. PUNCAK KEJAYAAN Kerajaan Makassar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah- daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, dan Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. RUNTUHNYA KERAJAAN GOWA-TALLO Pertama Raja Bone Aru Palaka meminta bantuan Belanda untuk menyerang Sultan (asanuddin karena wilayahnya dikuasai Kerajaan Gowa-Tallo,Lalu terjadilah perang. Akhirnya terjadi perjanjian Bongaya untuk mengakhiri perang tersebut yang isinya: a.VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makassar. b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makassar. c. Makassar harus melepaskan daerah+daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar Makassar. d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone Tokoh - tokoh 1. Sultan Hasanuddin Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama islam, ia mendapat gelar tambahan Sultan Hasanuddin Tumenanga ri Balla Pangkana, tetapi lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haanjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan dari Timur. 2. Sultan Alauddin Sultan Alauddin dengan nama asli Karaeng Ma’towaya Tumamenanga ri Agamanna. Ia merupakan raja Gowa- Tallo pertama yang memeluk dan memerintah dari tahun 1591-1638. dibantu oleh Daeng Manrabia (raja Tallo) bergelar Sultan Abdullah.