Anda di halaman 1dari 26

ANTI HISTAMIN & KORTIKOSTEROID

TEOFILOS LAMBANG CHRISTIAN


MELITA ADITYA SARI
ANTI HISTAMIN


GOLONGAN
1. Antihistamin Penghambat Reseptor H1 (AH1)

2. Antihistamin Penghambat Reseptor H2 (AH2)


Antihistamin Penghambat Reseptor H1 (AH1)
Tujuan terapi : mengatasi alergi
DOSIS CHLORPHENIRAMINE
Dosis :
◦ Anak : ½ tablet, 3 – 4 x/hari
◦ Dewasa : 1 tablet (4mg), 3 – 4 x/hari

Kemasan :
◦ Chlorpheniramine sediaan tablet: 4mg
MEKANISME KERJA
Sebagai Ineverse agonist, bergabung bersama dan menstabilkan reseptor H1 yang
belum aktif, sehingga berada pada status yang tidak aktif. Penghambatan reseptor
histamin H1 ini bisa mengurangi permeabilitas vaskular, pengurangan pruritus, dan
relaksasi otot polos saluran cerna serta napas. Secara klinis, antihistamin
H1 generasi pertama ditemukan sangat efektif berbagai gejala rhinitis alergi reaksi
fase awal, seperti rhinorrhea, pruritus, dan sneezing. Tapi, obat ini kurang efektif
untuk mengontrol nasal congestion yang terkait dengan reaksi fase akhir.
INDIKASI
Antihistamin H1 berguna untuk pengobatan simptomatik berbagai penyakit
alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. Antihistamin generasi
pertama digunakan untuk mengatasi hipersitifitas, reaksi tipe I yang mencakup
rhinitis alergi musiman atau tahunan, rhinitis vasomotor, alergi konjunktivitas,
dan urtikaria. Agen ini juga bisa digunakan sebagai terapi anafilaksis adjuvan.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap antihistamin khusus atau terkait secara struktural
Bayi baru lahir atau premature
Ibu menyusui
Narrow-angle glaucoma
Stenosing peptic ulcer
Hipertropi prostat simptomatik
Bladder neck obstruction
Penyumbatan pylorodudenal
Gejala saluran napas atas (termasuk asma)
Pasien tua
Pasien yang menggunakan monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
Efek Samping
Alergi : Fotosentivitas, shock anafilaksis, ruam, dermatitis
Kardiovaskular : Hipotensi postural, refleks takikardia, palpitasi, trombosis vena
pada sisi injeks.
S.Saraf pusat : Sedasi, pusing, gangguan koordinas, bingung. rx.extraparamidal
(dosis tinggi)
Gastrointestinal : Apigastric distress, anoreksi, rasa pahit (nasal spray)
Genitourinari : Urinary frequency, urinary retention, dysuria
Respiratori : Dada sesak, mulut kering, epitaksis dan nasal burning
(nasa spray)
dr. Teofilos Lambang Christian
1261050026
Jl. Usman Harun V No 7 Jakarta Timur

Jakarta, 08 – 2 -2017

R/ CTM tab 4 mg No. X


S 3 dd tab I p.r.n.

Pro : X
Umur 25 tahun
Antihistamin Penghambat Reseptor H2 (AH2)
Tujuan terapi : untuk penanganan alergi
MEKANISME KERJA
Bekerja lebih selektif pada reseptor perifer dan juga bisa menurunkan
lipofilitas, sehingga efek samping pada SSP lebih minimal. Di samping itu, obat
ini juga memiliki kemampuan anti alergi tambahan, yakni sebagai antagonis
histamin. Juga mempengaruhi pelepasan mediator dari sel mast dengan
menghambat influks ion kalsium melintasi sel mast atau membran basofil
plasma, atau menghambat pelepasan ion kalsium intraseluler dalam sel. Obat
ini menghambat reaksi alergi dengan bekerja pada leukotriene dan
prostaglandin, atau dengan menghasilkan efek anti-platelet activating factor.
KONTRAINDIKASI
Sekresi asam lambung
EFEK SAMPING
Alergi : Fotosentivitas, shocks anafilaksis, ruam, dan dermatitis
SSP : Mengantuk, sakit kepala, sedasi
Respiratori : Mulut kering
Gastrointestinal : Nausea, vomiting, abdominal distress
dr. Teofilos Lambang Christian
1261050026
Jl. Usman Harun V No 11 Jakarta Timur

Jakarta, 08 – 2 -2017

R/ Ranitidin tab 300 mg No. X


S 1 dd tab I p.r.n.

Pro : X
Umur 25 tahun
KORTIKOSTEROID


KORTIKOSTEROID
 Hormon yang diproduksi dan disekresikan oleh korteks adrenal.

 Sekresi hormon kortikosteroid dikontrol oleh pelepasan kortikotropin hipofisis (ACTH).

 Terdapat dua hormon kortikosteroid yang disekresikan yaitu :


 Glukokortikoid

 Mineralkortikoid
GLUKOKORTIKOID
 Glukokortikoid, terutama kortisol (hidrokortison) mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan
protein, tetapi juga mempunyai aktivitas mineralokortikoid yang bermakna.

 Hormon ini disintesis dalam sel-sel zona fasikulata dan zona retikularis.

 Mekanisme kerja :

 Menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi  kompleks reseptor
glukokortikoid yang teraktivasi memasuki nucleus dan terikat pada elemen respons steroid
pada molekul DNA target  Ikatan ini menginduksi sintesis mRNA spesifik maupun
merepresi gen dengan menghambat faktor transkripsi, seperti NFkB.
DEXAMETHASONE
DOSIS
 DEWASA = 0.5 – 9 mg / hari ( dosis terbagi menjadi 2 – 4 kali sehari )
 ANAK = 0.01 – 0.04 mg / kgBB / hari

MEKANISME KERJA
 Memiliki aktivitas imunosupresan dan anti inflamasi
 Menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi  kompleks reseptor
glukokortikoid yang teraktivasi memasuki nucleus dan terikat pada elemen respons steroid
pada molekul DNA target  Ikatan ini menginduksi sintesis mRNA spesifik maupun
merepresi gen dengan menghambat faktor transkripsi, seperti NFkB.
LANJUTAN …
INDIKASI
 Inflamasi Akut, Rhinitis Alergi, Dermatitis, Asma Bronkial, Reaksi Hipersensitivitas Obat, Serum
Sickness, Reumatik.

KONTRAINDIKASI
Tukak Lambung dan Duodenum, Anastomosis Simpleks pada Mata, Osteoporosis, Herpes Simpleks
pada Mata, Sindroma Cushing, Tuberkulosis Aktif, Hipersensitif.

EFEK SAMPING
Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan Sindrom Cushing, Gangguan GI Tract,
Osteoporosis, Gangguan cairan elektrolit.
PREDNISOLON
DOSIS
 DEWASA = sehari 1 – 4 X 1 tablet (5 mg)
 ANAK = 1 - 2mg / kgBB / hari dalam 3 – 4 dosis terbagi

MEKANISME KERJA
 Memiliki aktivitas imunosupresan dan anti inflamasi
 Menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi  kompleks reseptor
glukokortikoid yang teraktivasi memasuki nucleus dan terikat pada elemen respons steroid
pada molekul DNA target  Ikatan ini menginduksi sintesis mRNA spesifik maupun
merepresi gen dengan menghambat faktor transkripsi, seperti NFkB.
LANJUTAN …
INDIKASI
 Inflamasi, Alergi, Reumatik, Penyakit Kulit, Penyakit Kolagen.

KONTRAINDIKASI
Tukak Lambung dan Duodenum, Osteoporosis, Tuberkulosis Aktif, Hipersensitif, Gangguan
Ginjal, Gangguan Jantung, Infeksi Jamur Sistemik, dan Herpes Simpleks Okular.

EFEK SAMPING
Gangguan cairan dan elektrolit, Gangguan Muskuloskeletal, Gangguan GI Tract, Gangguan
Endokrin dan Metabolik, Neurologi, Dermatologi, Reaksi Hipersensitif.
METIL PREDNISOLON
DOSIS
 DEWASA = 4 – 48 mg sehari ( dosis terbagi )
 ANAK = 0.4 – 1.6mg / kgBB / hari dalam 3 – 4 dosis terbagi

MEKANISME KERJA
 Memiliki aktivitas imunosupresan dan anti inflamasi
 Menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi  kompleks reseptor
glukokortikoid yang teraktivasi memasuki nucleus dan terikat pada elemen respons steroid
pada molekul DNA target  Ikatan ini menginduksi sintesis mRNA spesifik maupun
merepresi gen dengan menghambat faktor transkripsi, seperti NFkB.
LANJUTAN …
INDIKASI
 Abnormalitas fungsi adrenokortikal, Alergi dan Peradangan, Reumatoid, Penyakit Serum, Urtikaria,
Eksem, Dermatitis, Penyakit Kolagen, SLE.

KONTRAINDIKASI
Tukak Lambung dan Duodenum, Osteoporosis, Hipersensitif, Infeksi Jamur Sistemik, Infeksi Virus
Akut, Riw. Psikosis, Tuberkulosis Aktif.

EFEK SAMPING
Gangguan cairan dan elektrolit, Gangguan Muskuloskeletal, Peningkatan Tekanan Darah, Cushing
Sindrome, Osteoporosis, Ulkus Peptikum, Moon Face, Gangguan Metabolisme, Gangguan
pertumbuhan pada Anak.
MINERALOKORTIKOID
 Terutama Aldosteron mempunyai aktivitas menahan garam dan disintesis dalam sel-sel zona
gromerulosa.

 Fludrokortison diberikan bersama dengan hidrokortison pada insufisiensi adrenal karena


aktivitas retensi garam hidrokortison tidak cukup. Sss
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai