Anda di halaman 1dari 47

IVO MAHALIA 1210313016

MARSYA RIMADONA 1740312093


RYAN DANANJAYA 1740312280

PEMBIMBING:
Dr. Rahmiyetti, Sp.A
BAB I
LATAR BELAKANG
Bayi dengan badan lahir rendah akan meningkatkan angka kesakitan dan
angka kematian bayi

Masalah yang mengancam pada BBLR dan BBLSR adalah resiko kehilangan
panas yang relative lebih besar karena permukaan tubuh reltif luas, jaringan
lemak subkutan lebih tipis

Daya tahan tubuh relative rendah karena prematuritas dan malnutisinya, juga
fungsi organ belum baik (terutama UK < 34 minggu), misalnya : system
pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal, metabolisme dan system kekebalan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (3).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia

Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar


7,5 %.
Epidemiologi

statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara


berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding
pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram

BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas


dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan
KLASIFIKASI
Usia kehamilan dan berat
Usia kehamilan badan lahir
Berat badan lahir
Bayi prematur adalah Masa kehamilan kurang dari
Bayi berat lahir amat sangat usia kehamilan belum 38 minggu dengan berat
rendah (BBLASR), dengan
berat lahir <1000 gram. mencapai 38 minggu. yang sesuai dengan berat
Bayi berat lahir sangat Bayi cukup bulan adalah badan untuk usia kehamilan
(sesuai untuk masa
rendah (BBLSR), dengan berat usia kehamilan 38-42
lahir 1001-1500 gram. kehamilan=SMK)
minggu.
Bayi berat lahir rendah Bayi yang beratnya kurang
(BBLR), dengan berat badan Bayi lebih bulan adalah dari berat semestinya
1501-2499 gram . kehamilan lebih dari menurut masa kehamilannya
42 minggu. (kecil untuk masa
kehamilan=KMK)
BBLR :

Prematuritas murni Dismaturitas


• Masa gestasinya kurang dari 37 • Bayi lahir dengan berat badan
minggu dan berat badannya sesuai kurang dari berat badan seharusnya
dengan berat badan pada masa pada masa gestasi. Berarti bayi
gestasi tersebut, atau biasa disebut mengalami retardasi pertumbuhan
dengan neonatus kurang bulan- intrauterine dan merupakan bayi
sesuai dengan masa kehamilan yang kecil untuk masa kehamilannya
(NKB-SMK) ( KMK)
ETIOLOGI

Faktor Ibu: Faktor Janin : Faktor Plasenta :

• Toksemia gravidarum, yaitu • Kehamilan ganda • Plasenta previa


preeklampsi dan eklampsi • Hidramnion • Solusio plasenta
• Kelainan bentuk uterus • Ketuban pecah dini • Plasentitis Villus (ec.
(contoh: uterus bikornis, • Cacat bawaan Bakteri, virus, parasit)
inkompeten serviks) • Infeksi transplasenta • Berat plasenta berkurang
• Tumor (contoh: mioma uteri, (contoh: rubeolla, sifilis, atau berongga
cystoma) toxoplasmosis) • Tumor (contoh:
• Ibu yang menderita • Insufisiensi plasenta chorioangima, mola
penyakit, seperti tifus • Inkompatibilitas darah ibu hidatidosa)
abdominalis, malaria dan janin (faktor rhessus,
(akut), TBC, penyakit golongan darah ABO)
jantung, glomerulonefritis
kronis (kronis)
• Trauma pada masa
kehamilan , fisik
(jatuh/terbentur), psikologis
(stress)
• Usia ibu pada waktu hamil
kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun
PATOFISIOLOGI

Plasenta

Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta dan
luas permukaan villus plasenta. Aliran darah uterus, juga transfer oksigan
juga transfer oksifen dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai
penyakit vaskular yang diderita ibu. Keadaan klinis yang meliputi aliran
darah plasenta yang buruk meliputi kehamilan ganda, penyalah-gunaan
obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik), penyakit
ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi plasenta umbilikus yang abnormal,
dan tumor vaskular.
PATOFISIOLOGI

Malnutrisi

Ibu dengan berat badan kurang seringkali melahirkan bayi yang


berukuran lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal
atau berlebihan. Selama embriogenesis status nutrisi ibu memiliki efek kecil
terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena kebanyakan wanita memiliki
cukup simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh lambat. Meskipun
demikian, pada fase pertunbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler
janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika
masukan nutrisi ibu rendah.
PATOFISIOLOGI

Infeksi
Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin.
Wanita-wanita dengan status sosioekonomi rendah diketahui melahirkan
bayi dengan gangguan pertumbuhan maupun bayi kecil di samping
memiliki insidensi infeksi perinatal yang lebih tinggi. Bayi-bayi yang
menderita infeksi rubella kongenital dan sitomegalovirus (CMV) umumnya
terjadi gangguan pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur
kehamilan saat mereka dilahirkan.
Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk


menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (3):
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil
Pemeriksaan Fisik.

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR


antara lain3:
Berat badan > 2500 gram
Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk
masa kehamilan).
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Skor Ballard


2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
Mengambil cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi
belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah
garam faal 0,5 c, kemudian dita mbah 1 cc alkohol 95%
dicampur dalam tabung kemudian dikocok 15 detik, setelah itu
didiamkan 15 menit dengan tabung tetap berdiri.
Interpretasi hasil:
(+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan
terdapat dalamparu dengan jumlah cukup.
(-) : Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan artinya paru-
paru belum matang/tidak ada surfaktan.
Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin. Jika hasil menunjukkan ragu
maka tes harus diulang.
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas
diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.

4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru


lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8
jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat
nafas.

5. USG kepala terutama bayi dengan umur kehamilan <35


minggu, dimulai pada umur 3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil
yang didapat.
Tatalaksana
Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 4-6 minggu)
Diatetik

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks


menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet.
Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk
menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet
atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama
Suportif

Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3):
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,
seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau
ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai
petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala
Jaga dan pantau patensi jalan nafas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Pemantauan (Monitoring)
1). Pemantauan saat dirawat
a. Terapi
Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu

b. Tumbuh kembang

Pantau berat badan bayi secara periodik


Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi
dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah
berusia lebih dari 7 hari :
Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga
200 ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
2). Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan
mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai
berikut :
Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
Hitung umur koreksi.
Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST).
Awasi adanya kelainan bawaan.
• Konseling pada saat BBLR pulang
• Lakukan konseling pada orang tua sebelum bayi pulang mengenai
:
• Pemberian ASI eksklusif
• Menjaga bayi tetap hangat
• Tanda bahaya untuk mencari pertolongan
• Timbang BB, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap
minggu hingga BB bayi mencapai 2,5 kg
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat
(8)
lahir rendah antara lain :

Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Penyakit membran hialin (PMH) merupakan salah satu
penyebab gangguan pernafasan yang sering dijumpai pada
bayi prematur.9 Gangguan nafas ini merupakan sindrom yang
terdiri dari satu atau lebih gejala sebagai berikut: pernafasan
cepat >60 x/menit, retraksi dinding dada, merintih dengan
atau tanpa sianosis pada udara kamar.
Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum diketahui
dengan pasti

Kelainan yang terjadi dianggap karena faktor


pertumbuhan atau karena pematangan paru yang belum
sempurna

biasanya mengenai bayi prematur,dan dapat ditemukan


bila ibu menderita gangguan perfusi darah uterus selama
kehamilan, misalnya ibu yang menderita diabetes mellitus,
hipotiroidisme, toksemia gravidarum, hipotensi, seksio
sesaria, dan perdarahan antepartum
Scoring system yang sering digunakan pada bayi
preterm dengan PMH adalah Silverman – Anderson
score untuk mengevaluasi derajat keberatan dari
gangguan nafas.14
dispnea atau hiperpnea
sianosis
retraksi suprasternal

expiratory grunting’

gejala lain misalnya bradikardia (sering


ditemukan pada penderita PMH berat),
hipotensi, kardiomegali, ‘pitting edema’
terutama di daerah dorsal tangan/ kaki,
hipotermia, tonus otot yang menurun
Gambaran radiologis
Diagnosis yang tepat hanya dapat dibuat dengan
pemeriksaan foto Rontgen toraks. Pemeriksaan ini juga
sangat penting untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang
mirip penyakit membran hialin, misalnya pneumotoraks,
hernia diafragmatika, dan lain-lain

Gambaran laboratorium
Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila
kadarnya lebih dari 45 mg%, prognosis lebih buruk. Kadar
bilirubin lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi
normal dengan berat badan yang sama. Kadar PaO2
menurun disebabkan berkurangnya oksigenasi di dalam
paru dan karena adanya pirau arteri-vena. Kadar PaO2
meninggi, karena gangguan ventilasi dan pengeluaran
CO2 sebagai akibat atelektasis paru. pH darah menurun
dan deficit basa meningkat akibat adanya asidosis
respiratorik dan metabolik dalam tubuh
• Uji Kematangan paru
• Pemeriksaan fungsi paru
• Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler
• Gambaran patologi/ histopatologi
Memberikan lingkungan
yang optimal. Suhu tubuh
bayi harus selalu
diusahakan agar tetap
dalam batas normal (36,5 Pemberian oksigen
– 37C) dengan harus berhati-hati.
meletakkan bayi di dalam
inkubator. Humiditas
ruangan juga harus
adekuat (70 – 80%)

Pemberian cairan,
glukosa dan elektrolit
sangan berguna pada
bayi yang menderita
penyakit membrane
Pemberian
antibiotika. Surfaktan
hialin
BAB III
ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien
Nama :Bayi Ny.BE
MR : :492860
Umur :7 hari
Jenis Kelamin :Laki-laki
Ayah/ Ibu: :ASR/ BE
Anak ke 8 (delapan)
Suku Bangsa :Indonesia
Alamat : :Sei. Pua Agam
Tanggal Masuk : 27 Februari 2018

Ibu Ayah
Umur
Ibu 37 th
Ayah50 th
Umur Pendidikan 37 th SMP 50 th SMP
Pekerjaan Penjahit Penjahit
Pendidikan Perkawinan ke
SMP 1
SMP 1
Keluarga Pekerjaan Pengahsilan Penjahit Rp. - Penjahit
-

Perkawinan ke 1 1
Pengahsilan Rp. - -
Anamnesis:

Keluhan Utama: BBLASR + Susp. HMD dengan BB 900 gram, PB 40 cm lahir SC ai PEB +
Riwayat DM + HELLP Sindrom
• Riwayat Penyakit Sekarang:
• BBLASR + Susp. HMD BB 900 gram, PB 40 cm, kurang bulan, usia kehamilan 27-28
minggu, lahir SC atas indikasi lahir SC ai PEB + Riwayat DM + HELLP Sindrom dengan
BB 900 gram, PBL 40 cm, sisa ketuban jernih. Apgar score 5/6.
• Anak lahir dengan frekuensi jantung <100 x/menit dan bernafas megap-megap.
• Dilakukan VTP dan didapatkan: saturasi O2 92%, Frekuensi jantung 125x/i dan
nafas 65x/i.
• Kebiruan ada, menghilang setelah diberikan O2
• Tidak ada demam, tidak ada kejang
• BAK telah keluar
• Mekonium belum keluar
• Injeksi vitamin K dan Gentamisin tetes mata telah diberikan
• Riwayat ibu demam selama kehamilan dan menjelang persalinan tidak ada.
• Nyeri saaat BAK dan riwayat keputihan selama kehamilan dan menjelang persalinan
tidak ada.
• Bayi laki-laki usia 0 hari kiriman dari RS.Madina Bukittinggi dengan diagnosis BBLASR
+ susp HMD telah dilakukan VTP dan pemeberian vit K dan gentamicin tetes mata
Riwayat Kehamilan Sekarang : G8P2A5H1
HPHT : lupa
Taksiran Persalinan : tidak bisa ditentukan
Penyakit Selama Hamil : Hipertensi + Diabetes Melitus
Komplikasi Kehamilan : Eklampsia
Kebiasaan ibu waktu hamil : kualitas dan kuantitas makan cukup, tidak ada minum alkohol,
merokok dan narkoba

Riwayat Persalinan :ditolong oleh dokter di RS Madina, sectio secarea atas indikasi
PEB + Riwayat DM + Hellp Syndrome, ketuban dipecahkan, kondisi jernih,jumlah lebih kurang
250 ml. Saat lahir anak tidak langsung menangis, berat badan 900 gram, panjang badan 40
cm.
Apgar Score : 5/6

Kondisi Bayi Saat Lahir:


Lahir tanggal : 27 Februari 2018
Jenis kelamin : laki-laki
Kondisi saat lahir : hidup
Pemeriksaan Fisik:
Kesan Umum
Keadaan : berat
Berat badan : 900 gram
Panjang badan : 40 cm
Frekuensi jantung : 115 kali per menit
Frekuensi nafas : 65 kali per menit
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Suhu : 36,6 C
Kulit : teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis. Lanugo (+) pada
punggung, extremitas atas dan extremitas bawah
Kepala : normocephal, simetris ubun-ubun besar 1x1 cm, ubun-ubun kecil 0,2x0,2 cm, jejas
persalinan tidak ada
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Telinga : tidak ada kelainan,
Hidung : nafas cuping hidung ada
Mulut : sianosis sirkum oral tidak ada
Leher : tidak ada kelainan, tidak teraba pembesaran kalenjer getah bening
Paru :
Inspeksi : normochest, simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis, retraksi tidak ada.
Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor
Auskustasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba linea mid clavicula sinistra RIC V
Perkusi : atas : RIC II
Kanan : Linea sternalis dekstra
Kiri : 1 jari linea mid clavicula sinistra RIC V
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada, gallop tidak ada
Abdomen:
Inspeksi : distensi tidak ada, perut tidak tampak membuncit
Palpasi : supel, hepar teraba 1/4 -1/4 permukaan licin dan rata, pinggir tajam,lien
tidak teraba.
Perkusi : timpani
Auskultasi: bising usus positif normal
Tali pusat: hitam
Umbilikal: tidak hiperemis
Punggung: tidak ada kelainan
Alat kelamin: desensus testis bilateral
Anus: Ada
Ekstremitas: akral hangat, perfusi baik, CRT <2 detik
Reflek:
Moro : - Isap :-
Rooting:- Pegang:-

Balard Score : 6 : sesuai masa kehamilan

Ukuran : Lingkar Kepala 20 cm


Lingkar Dada 15 cm
Lingkar Perut 17 cm
Simpisis Kaki 10 cm
Panjang Lengan 8 cm
Panjang Kaki 9 cm
Kepala Simfisis 18 cm
Diagnosis Kerja:
BBLASR + Susp. HMD BB 900 gram, PB 40 cm lahir SC ai PEB + Riwayat DM + HELLP
Sindrom
Diagnosis Banding

-
TATALAKSANA

NCPAP PEEP 6 FiO2 30%


IVFD D10 75cc/hari= 3cc/jam
Sementara puasa
Aminofilin 2 x 2mg IV
Ampisilin 2 x 42 mg IV
Gentamisin 1x 4 mg IV setelah urin keluar
Kandistatin 3x 0,1cc/OGT
Rencana
Periksa darah rutin
Kalsium, GDR
Rontgent Thorak Abdominal

Anda mungkin juga menyukai