Anda di halaman 1dari 53

PERTUMBUHAN GIGI

GELIGI
Drg. Wuriastuti K, Sp.Ort
ERUPSI GIGI
Adalah suatu proses
fisiologis berupa
proses pergerakan
gigi yang dimulai dari
tempat pembentukan
gigi di dalam tulang
alveolar kemudian
gigi menembus
gingiva sampai
akhirnya mencapai
dataran oklusal.

MEKANISME ERUPSI GIGI


 Manusia mempunyai 2
set gigi
 Gigi desidui berjumlah
20 gigi
 Setelah terjadi eksfoliasi
akan digantikan oleh
gigi permanen
 Gigi permanen terdiri
dari 20 gigi
succedaneous ( gigi
tetap yg menggantikan
tempat gigi desidui) dan
accessional teeth ( gigi
molar permanen yang
muncul tanpa gigi
desidui pendahulunya)
di dalam lk gigi
 Setiap gigi
secara anatomi
berbeda, tetapi
dasar
pertumbuhann
ya sama pada
semua gigi.
ODONTOGENESIS
 Adalah proses terbentuknya jaringan gigi.
 Proses ini tidak terjadi bersamaan pada
semua gigi.
 Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap :
1. Pra-erupsi
2. Pra-fungsional/ pra-oklusal (Tahap
erupsi)
3. Fungsional/ tahap oklusal
 Embryonic oral cavity dilapisi oleh stratified squamous
epithelium yg disebut oral ectoderm
 Pada minggu ke 6 kehidupan intra-uterin, infero-
lateral border pada maksila dan supero-lateral border
pada mandibula tampak proliferasi yg terlokalisir dari
oral ectoderm yg menghasilkan pembentukan
jaringan horse-shoe shaped yang disebut dental
lamina.
 Dental lamina : suatu pita pipih yg terjadi
karena penebalan jar.epitel mulut (ektodermal)
yg meluas sepanjang batas oklusal maksila dan
mandibula pada tempat dimana gigi akan
muncul kemdian
 Dental lamina berperan penting dalam
perkembangan gigi geligi

1. TAHAP PRA ERUPSI


Tahap pra erupsi terdiri dari :
1. Inisiasi ( Bud stage )
2. Proliferasi ( Cap stage )
3. Histodiferensiasi (Bell stage )
4. Morfodiferensiasi
5. Aposisi
6. Kalsifikasi
 Terjadi pada
minggu ke-7
kehidupan
intra uterin
 Merupakan
tahap awal
pembentukan
gigi dimana
enamel organ
menyerupai
tunas kecil.

1. Bud stage
 Tunas (bud) gigi
melanjutkan
proliferasi
menghasilkan enamel
organ yg berbentuk
tudung / cap.
 Dimulai pada minggu
ke-11 kehidupan IU
 Ditandai dengan
terjadinya invaginasi
dangkal dari
permukaan bawah
tunas /bud.

2. Cap stage
 Pertumbuhan
selanjutnya
dari enamel
organ,
menghasilkan
bentuk
menyerupai
bell

3. Bell stage
Enamel organ
berdiferensiasi
menjadi 3
lapisan :
1. Outer
enamel
epithelium
2. Inner
enamel
epithelium
3. Enamel
reticulum
 Ameloblast :
turunan dari inner
enamel epithelium,
membentuk enamel
 Odontoblast:
turunan dental
papila, membentuk
dentin dan pulpa
gigi
 Lapisan sel antara
inner enamel
epithelium dan
stella te reticulum
membentuk strstum
intermedium →
penting pada
pembentukan email
 Dental sac :
penyusunan
serabut
menyerupai kapsul
mengelilingi
enamel organ.
 Serabut dari dental
sac → membentuk
serabut
periodontal
diantara akar gigi
dan tulang.
 Pertemuan antara
inner enamel
epithelium dan
odontoblast →
dentino-enamel
junction
 Pembentukan email dan dentin
 Saat jml enamel meningkat, ameloblast bergerak
ke arah outer enamel epithelium → enamel
reticulum dan OEE menghilang
 Setelah enamel terbentuk secara penuh,
ameloblas menyusut, hanya menyisakan
membran tipis (dental cuticle) → terkelupas
setelah gigi erupsi
 Odontoblast memproduksi predentin → kalsifikasi
menjadi dentin
 Akar gigi mulai berkembang setelah
pembentukan enamel dan dentin berlangsung dg
baik

4. Apposition stage
 Pembentukan
dentin terus
menerus membuat
pulp cavity →
menyempit
membentuk pulp
canal
 Inner cell kantung
gigi berdiferensiasi
mjd cementoblast →
cementum
 Pembentukan akar
gigi dimulai setelah
pembentukan
enamel dan dentin
mencapai cemento-
enamel junction
 Pada tahap ini terjadi pembentukan pola morfologi
dan ukuran relatif daei gigi,
 Ameloblast, odontoblast dan sementoblast
mengendapkan enamel, dentin dan sementum serta
memberi bentuk dan ukuran yg khas pada gigi.
 Di ujung lamina dentis terbentuk lagi tonjolan ke dua
yang nantinya akan menjadi gigi permanen.
 Adanya gangguan pada tahap ini akan
mengakibatkan anomali pada bentuk dan ukuran
gigi, spt peg shape, hutchinson’s tooth, mulberry
molar, makrodontia dan mikrodontia.

5. Morfodiferensiasi
 Terjadi pengerasan dari matriks karenaa
pengendapan garam2 kalsium anorganik.
 Gangguan pada tahap ini akan
menyebabkan kelainan pada kekerasan
gigi, seperti hipokalsifikasi

6. Kalsifikasi
 Erupsi gigi adalah suatu proses
pergerakan gigi secara aksial yang dimulai
dari tempat perkembangan gigi di dalam
tulang avleolar sampai akhirnya mencapai
posisi fungsional di dalam rongga mulut
 Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan
mineralisasi mahkota gigi terbentuk
sempurna, tetapi sebelum akar terbentuk
sempurna

2. TAHAP PRA FUNGSIONAL/PRA


OKLUSAL (TAHAP ERUPSI)
 Pergerakan gigi ke arah oklusal dengan
pertumbuhan jaringan ikat di sekitar socket gigi.
 Proliferasi aktif dari ligament periodontal akan
menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi
yang mendorong gigi ke arah oklusal.
 Tekanan gigi makin bertambah seiring
meningkatnya permeabilitas vaskuler di sekitarli
gamen periodontal yang memicu kluarnya cairan
secara difus dari dinding vaskuler shg tjd
penumpukan cairaan disekitar ligamen
periodontal → menghasilkan tekanan erupsi.

Tahap erupsi gigi


 Dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir
ketika gigi telah tanggal
 Selama tahap ini gigi bergerak ke oklusal,
mesial , distal → mempertahankan titik
kontak oklusal dan priksimal
 Tulang alveolar msh mengalami pertumbuhan
terutama ke distal, sbg akibat dari
pergerakan gigi.
 Pergerakan gigi pada tahap ini sama dengan
pada tahap pra fungsional, tetapi proliferasi
ligamen periodontal berjalan lambat.

3. TAHAP FUNGSIONAL
1. Penambahan panjang akar gigi
 Erupsi dimulai pd saat akar mulai
terbentuk
 Bila ujung akar yg sdh tumbuh disangga
oleh tulang di bwhnya maka mahkota gigi
akan terdorong ke arah rongga mulut krn
terbentuknya tulang baru hasil aposisi yg
diletakkan diantara ujung akar yg sedang
berkembang dg tulang penyangga
dibawahnya.

Faktor yang berperan dalam


erupsi gigi
2. Pertumbuhan pulpa gigi selama foramen
apikal msh terbuka lebar.
 Gigi2 bergerak dari socketnya seirama dg
denyutan arteri shg perubahan volume
scr lokal dpt menghasilkan sdkt gerakan
gigi.
 Mekanisme ini biasanya dipengaruhi oleh
aktivitas hormonal yg mengatur baik
tekanan drh maupun cairan jaringan.
3. Deposisi sementum pada permukaan akar
4. Kontraksi sel2 yg tersusun oblik pd ligamen
periodontal juga dpt mendorong gigi dari
socketnya.
5. Resorbsi tulang oleh sel2 osteoklas pada
pintu alveolar, shg jalan mjd lbh bebas
6. Pembentukan tulang baru scr aposisi
oleh sel2 osteoblas pd dinding alveolus
1. Faktor genetik
 Mempengaruhi kecepatan wkt erupsi, urutan
erupsi dan proses kalsifikasi
 Berpengaruh 78 %
2. Jenis kelamin
 Pada umumnya pada anak perempuan wkt erupsi
lbh cepat
3. Ras
 Berpengaruh pada waktu dan urutan erupsi
4. Lingkungan
 berpengaruh tapi tidak banyak mengubah yg sdh
ditentukan oleh faktor genetik.
 Pengaruhnya sebesar 20%

Faktor yang mempengaruhi erupsi


gigi
PERGANTIAN GIGI GELIGI
 Periode transisi dimana gigi desidui
tanggal secara berurutan, diikuti dg
erupsi gigi permanen penggantinya
 Di dalam mulut terdapat campuran gigi
permanen dan gigi desidui
 Priode transisional pertama :
 Erupsi gigi molar permanen pertama
 Digantikannya gigi seri primer oleh
gigi seri permanen

MIXED DENTITION PERIOD


 Periode transisional kedua :
 Pergantian gigi molar dan seri primer
oleh gigi premolar dan seri permanen
scr berurutan
 Munculnya gigi permanen molar 2
 Dimulai sejak erupsi gigi molar
permanen pertama terjadi sekitar usia
6 tahun
 Berakhir dengan tanggalnya gigi
desidui yang terakhir 11-12 th.
 Maloklusi yg
bersfat
sementara,
sering terlihat
berkembang di
anterior. Usia
8-12 th
 Akan berlalu dg
sendirinya
karena terjadi
erupsi gigi
taring yg
menekan gigi
seri lateral →
tdk perlu
perawatan
Ugly Duckling Stsge
 Jarak/ruang yg
disebabkan adanya
perbedaan antara lebar
mesio-distal gigi c,m dan
gigi C,P
 Jarak/ruang yg lbh besar
tdp pada lk.mandibula
utk tempat gigi
permanen → hub.molar
klas I

Leeway space of nance


 Gigi permanen pengganti : gigi seri, gigi taring, gigi
premolar → berkembang dari proses
proliferasilingual dental lamina.
 Gigi yang bukan merupakan gigi pengganti: Gigi
molar permanen → berkembang dari bagian
posterior perluasan dental lamina.

GIGI PERMANEN
 Mulai terbentuk saat lahir. Kalsifikasi molar permanen
terlihat jelas. Pembentukan mahkota selesai pada usia 3
tahun.
 Sebagian besar gigi anterior mulai kalsifikasi usia 3-5
bulan, mahkota terbentuk sempurna pada 5-7 tahun
 P mulai kalsifikasi usia 1,5 – 2,5 tahun, mahkota selesai
pada 7 tahun
 M2 mulai terbentuk pada 2,5 – 3 tahun, mahkota
sempurna pada 7-8 tahun
 M3 terkalsifikasi pada 7-10 tahun, mahkota sampai usia
12-16 tahun

KRONOLOGI GIGI PERMANEN


 Secara umum, erupsi gigi wanita lbh awal drpd pria
 Urutan umum yang terjadi pada RA :
6-1-2-4-5-3-7-8
6-1-2-4-3-5-7-8
 Urutan umum pada RB :
6-1-2-3-4-5-7-8
6-1-2-4-3-5-7-8
 Bila M2 erupsi sebelum P sepenuhnya erupsi, dapat tjd
pemendekan lengkung perimeter → meningkatkan
kemungkinan tjd nya maloklusi.

Eruption sequence
 Gerakan aksial gigi dari posisi perkembangan dalam
socket alveolar ke posisi fungsional di dalam rongga
mulut
 Proses erupsi → pembentukan garis tembus pada
epitel utk erupsi
 Erupsi ke arah lingual dari akar gigi desidui
 Pengecualian gigi incisv maksila yg bergerak ke posisi
lbh ke arah labial saat erupsi.

ERUPSI GIGI PERMANEN


 Benih gigi
permanen anterior
berkembang di sisi
lingual gigi desidui
anteror.
 Pada saat gigi
desidui erupsi,
mahkota gigi
permanen berada
pada 1/3 apikal
akar gigi desidui

Fase Pre-erupsi
 Pada saat gigi
desidui erupsi
benih gigi
premolar
permanen
berada diantara
akar divergen
gigi molar
desidui
 Arah utama adalah ke arah axial ( yaitu axis panjang gigi)
 Bergerak juga ke arah lain → shg posisinya bisa miring
dan menyimpang
 Laju erupsi paling besar saat mahkota muncul
 Laju berbeda berdasarkan tipe gigi
 Saat erupsi terjadi, bbrp proses berjalan simultan :
 Aposisi proc.alveolaris
 Resorbsi akar gigi desidui
 Bertambah sempurnanya btk akar gigi

Arah dan laju erupsi gigi


 Peristiwa tanggalnya gigi desidui secara alami akibat
tekanan ketika terjadi erupsi gigi permanen
 Pola erupsi dipengaruhi oleh posisi benih gigi permanen
 Conoh : gigi permanen anterior berkembang ke arah
lingual gigi desidui dan mengalami erupsi ke arah
vestibular dan oklusal → resorpsi tjd pada permukaan
lingualis akar gigi anterior desidui dan sebagian besar
ruang pulpa mereka tetap utuh
 Gigi P berkembang diantara akar gigi molar primer dan
erupsi ke arah oklusal → resorpsi dimulai dari daerah
inter radikuler

Resorpsi akar
 Pola tanggal gigi adalah simetris pada sisi kanan dan
kiri
 Secara umum gigi desidui mandibula akan tanggal
sebelum gigi pasangannya di maksila
 Pola tanggal gigi desidui merefleksikan pola erupsi
gigi permanen
 Jadwal waktu tanggalnya gigi desidui harus
dimonitor untuk mencegah perkembangan yg tidak
normal.

Pattern of shedding
 Benih gigi incisivus dan caninus permanen pada
awalnya berkembang posisi apicolingual dari gigi gigi
desidui pendahulunya.
 Benih gigi anterior permanen kemudian bergerak ke
arah incisolabial
 Tahap berikutnya mereka sering tampak di apikal gigi
desidui pendahulunya.
 Proses resorpsi diawali pada permukaan akar apiko-
lingual → bergerak pada dataran transversal

1. Pola tanggal gigi desidui


anterior
 Premolar mulai berkembang di sisi lingual gigi molar
desidui yg digantikannya
 Tahap akhir : berada di antara akar divergen gigi molar
desiduinya.
 Resorpsi akar molar desidui dimulai pada permukaan
dalamnya, krn perkembangan awal gigi premolar berada
diantaranya, kemudian menempatkan diri di apikal
molar desidui
 Ketika premolar mulai erupsi, resorbsi molar desidui
dimulai dan berlanjut sampai keseluruhan akar
teresorpsi → gigi molar desidui tanggal

2. Pola tanggal gigi molar desidui

Anda mungkin juga menyukai