Anda di halaman 1dari 41

Aspal (Bitumen)

1
Klasifikasi Aspal
Berdasarkan Sumber Dan Penggunaannya

Aspal Buatan Aspal Keras atau Aspal Panas


(petroleum asphalt) (AC, asphalt cement)
 Asphaltic Base Crude Oli
 Parafin Base Crude Oli Aspal Cair (cut back)
 Mixed Base Crude Oli  Rapid Curing (AC+benzene)
 Medium Curing (AC+kerosene)
 Slow Curing (AC+minyak berat)
ASPAL
Aspal Emulsi (AC+air+asam/basa)
 Cathionic/Anionic Rapid Setting
Aspal Alam
 Cathionic/Anionic Medium Setting
(Native Asphalt)
 Cathionic/Anionic Slow Setting
 Lake Asphalt (Trinidad Lake)
 Rock Asphalt (Perancis,
Swiss, Pulau Buton)
Penyulingan Aspal dari Minyak
Mentah
Bagian Aspal (Bitumen)
Sesuai Sifat Fisiknya
Lake Asphalt (TLA)

TLA : Trinidad Lake Asphalt, in Bermudez Lake or Pitch Lake at Trinidad


Island, Venezuela
5
Asbuton

 Asbuton (aspal batu buton) ialah aspal alam


yang terdapat di P. Buton, Sulawesi Tenggara
dengan ibu kotanya Bau Bau
 Ditemukan th. 1924 dan diproduksi th. 1926
 Nama yang populer Butas (Buton Aspal)
 Asbuton terdiri dari aspal yg bercampur mineral
 Aspal ± 25%
 Mineral ± 75%

6
LOKASI ASBUTON

Enrege Lawele

Siantopina
& Ulala

Kabungka

7
Cadangan Asbuton

 Cadangan asbuton yg belum tergali cukup


banyak
 Mc. Namara Consultant menyatakan cadangan
asbuton diperkirakan 200 juta ton

8
Endapan Asbuton
 Ada 19 daerah singkapan asbuton tapi hanya 5 singkapan yg punya arti
ekonomis
 Daerah yg ditambang sampai saat ini ialah Kabungka, Winto serta Lawele

No Daerah Perkiraan Cadangan, ton Kadar Bitumen, %

1 Waisiu 100.000 ≈ 35

2 Kabungka 60.000.000 15 - 35

3 Winto 3.200.000 25 - 35

4 Waniti 600.000 ≈ 30

5 Lawele 100.000.000 15 - 30

Total 163.900.000 9
Penambangan Asbuton

 Total asbuton yang telah ditambang = 3,9 juta ton


(sampai dengan th 1987)
4,500,000
4,000,000
Kumulatif Produksi (ton)

3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
0
1926 1946 1966 1986
Tahun
10
 Pengelolaan asbuton saat itu, terletak
50 km dari kota Bau Bau, Banabungi yg
merupakan kota pelabuhan
 Laut cukup dalam dan bisa disandari
kapal dengan bobot mati 10.000 ton

11
Sumber Asbuton & Produk Awal

 Kandungan mineral yang


tinggi dan bervariasi Penanganan di
 Kadar aspal dan sifat
aspal bervariasi (keras,
proyek tidak
lembek) sederhana
 Ukuran butir besar, ½’’ Banyak
(kadang bongkahan) ketidakberhasilan
 Kadar air tinggi
 Bentuk curah, mudah
terkontaminasi

12
Produk Asbuton
No Tipe Uk. Btr Kadar Kadar Kema Keguna Tahun
Maks Bit, % Air, % san an
1 Asbuton ½’’ 18 - 22 10 - 15 curah camp. 1929
Konvensional (12,7 dingin
mm)
2 Asbuton Halus ¼’’ <6 2±1 Karung camp. 1993
(6,35 plastik @ 40 dingin
mm) kg
3 Asbuton mikro No. 8 25 ± <2 Karung camp. 1993/1
plus (2,36 1/2 plastik panas 996
mm) kedap air @
40 kg
4 BMA (Butonite Mineral 50 <2 Bahan dasar camp. 1995
Mastic < 600 asbuton panas
Asphalt) µm mikro
13
Produk Asbuton
No Tipe Uk. Btr Kadar Kadar Kema Kegunaa Tahun
Maks Bit, % Air, % san n
5 Retona - 90 <2 Blok/cur camp. 1997
(Refinery ah panas
Buton
Aspal)+
Aspal
Minyak
(20% : 80%)
6 BGA (Buton Mineral < 20 - 25 <2 Karung camp. 2002
Granular 1,16 mm plastik 2 panas
Aspal) lapis @
40 kg

14
Asbuton Lawele Asbuton Konvensional

Asbuton Halus Retona Blend 15


BGA

BGA
16
Klasifikasi Aspal (AASHTO)
Nilai Penetrasi

Berdasarkan Nilai Penetrasi 40-50 60-70 85-100 120-150 200-300


min max min max min max Min max min max

Penetrasi (25°C, 100 gr, 5 detik) 40 50 60 70 85 100 120 150 200 300
Titik Nyala (Cleveland Open), °C 232 - 232 - 232 - 218 - 177 -
Daktilitas (25°C, 5 cm per menit) 100 - 100 - 100 - 100 - 100 -
Kelarutan pada trichloroethele, % 99 - 99 - 99 - 99 - 99 -
Kehilangan berat, % - 0.8 - 0.8 - 1.0 - 1.3 - 1.5
Penetrasi setelah kehilangan berat 58 - 54 - 50 - 46 - 40 -
Daktilitas setelah kehilangan berat - - 50 - 75 - 100 - 100 -
Nilai Viskositas
Berdasarkan Nilai Viskositas
AC-2.5 AC-5 AC-10 AC-20 AC-30 AC-40
Viskositas, 60°C (140°F), poises 250± 50 500±100 1000± 200 2000± 400 3000±600 4000± 800
Viskositas, 135°C (275°F),Cs, Min 125 175 250 300 350 400
Penetrasi (25°C, 100 gr, 5 detik) 220 140 80 60 50 40
Titik Nyala (°C) 163 177 219 232 232 232
Kelarutan pada trichloroethene, % 99.0 99.0 99.0 99.0 99.0 99.0
Kehilangan Berat, % - 1.0 0.5 0.5 0.5 0.5
Klasifikasi Aspal (SNI)

Sumber : SNI 8135:2015, Spesifikasi Aspal Keras Berdasarkan kelas penetrasi

18
Klasifikasi Aspal
(Japan Road Association)
Penetration Grade 60 - 80 80 - 100 100 - 120 120 - 150

Penetration (25oC, 100g, 5 sec) 60 – 80 80 – 100 100 – 120 120 – 150


o
Softening Point C 44.0 – 52.0 42.0 – 50.0 40.0 – 50.0 38.0 – 48.0
Ductility (15oC) min. cm 100 100 100 100
Loss on Heating maz. % (1) 0.3 0.3 0.5 0.5
Retained Penetration after Heating min. % 80 80 75 (3) 70
Penetration Ratio adfter Heating maz. % (2) 110 110 - -
Loss of Weight after Thin Film Oven Test maz. % (1) 0.6 0.6 - -
Retained Penetration after Thin Film Oven Test min. % 55 50 - -
Solubility in Carbon Tetrachloride min. % 99.5 99.5 99.5 99.5
o
Flash Point (Cleaveland) min. C 260 260 210 210
Specific Gravity (25oC/25oC) min. 1.000 1.000 - -

Note :

1) In some cases, the test will be resulted in weight increase.


Penetratio n after heating withou any stirring of the sample
2) Penetration ratio after heating (%) =
Penetratio n after heating on the sample thoroughly stirred
3) It is desirable for asphalts having more than 47.5oC softening point, percentage of retained penetration exceeds 80.
4) As for asphalts of penetration grade 60 – 80 and 80 –100, it is necessary to inform the Kinematic-viscosity
measurement results at the temperature of 120oC, 140oC, 160oC and 180oC respectively. For the penetration grades
100 – 120, 120 – 150, not only the viscosity-temperature relationship the specific gravity – temperature relationship is
also needed.
Pengujian Karakteristik Aspal
1. Pengujian Penetrasi
2. Pengujian Daktilitas
3. Pengujian Titik Lembek (Melembek)
4. Kepekaan Aspal terhadap Perubahan Suhu
5. Pengujian Viskositas
6. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar
7. Pengujian Berat Jenis
8. Hilang dalam Pemanasan
9. Penyulingan Aspal Cair
10. Kadar Air dalam Minyak Bumi dan Bahan yang Mengandung
Bitumen
11. Kelekatan Aspal dalam Batuan
Alat Uji Penetrasi

1. Dilepas selama 5 detik


2. Berat Beban dan Jarum = 100 gr
3. Temperatur Pengujian 25oC
4. Satuan = dmm
Alat Uji Daktilitas

Pengujian Daktilitas Aspal

Cetakan Benda Uji dalam Pengujian Daktilitas


ALAT PENGUJIAN
DAKTILITAS

23
23
Alat Uji – Titik Melembek
(Softening Point)

Pengujian
Titik Melembek
Ring and Ball
Konsep Temperature Susceptibility 1
log PEN (dmm)

log PEN = AT + K

log PEN T2

log PEN T1
A

T (oC)
T1 T2
Hubungan Suhu dan log Pen Aspal
Konsep Temperature Susceptibility 2
Persamaan dasar:

logP = AT + K

A = (log pen T1 – log pen T2)/(T1 – T2)


A = (log pen T1 – log 800)/(T1 – SP)
A  0,015 sampai 0,06

Persamaan PI:

50 A = (20 – PI)/(10 + PI)


?
PI = (1952 – 500 log pen – 20SP)/(50log pen – SP – 120)
Persamaan Penetration Index (PI)
20  500 A
PI 
50 A  1
log(800) - log(pen pada 25oC)
A=
titik lembek - 25oC
Dari persamaan diatas terlihat bahwa makin tinggi nilai titik
lembek makin tinggi nilai PI sehingga resiko deformasi makin
kecil.

Mengurangi resiko deformasi dengan menaikkan nilai titik


lembek atau PI tidak kontradiksi dengan resiko retak, bahkan
resiko retak pun akan turun (Gbr 2), namun kotradiksi dengan
kemudahan pelaksanaan (workability)
27
27
PERUBAHAN PENETRASI ASPAL
AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR
Penetrasi

Aspal B
Aspal A

25 100
Temperatur (oC)
28
28
Gbr 1. Log Penetrasi vs Temperatur

Resiko B (pen tinggi)


Deformasi Log Penetrasi

A (pen rendah)

Resiko
Retak

15oC 25oC 65oC


Temperatur

Pada PI yang sama 29


29
Gbr 2. Log Penetrasi vs Temperatur

Resiko
Deformasi Log Penetrasi D (PI rendah)

C (PI tinggi)

Resiko
Retak

15oC 25oC 65oC


Temperatur

Pada Pen Sama 30


30
Viscosity Test

31
UJI VISKOSITAS ASPAL

32 32
Konsep Viskositas

log Viskositas
(cSt)

Hubungan Suhu
log (280 ± 30) dan Viskositas Aspal

log (170 ± 20)

T(oC)

Suhu pemadatan Suhu pencampuran


PENGARUH TEMPERATUR PADA VISKOSITAS ASPAL

Setelah TFOT atau RTFOT


Aspal segar

Aspal berdurabilitas
Viskositas

kurang baik
Aspal segar

Aspal berdurabilitas baik

Temperatur (Skala Log) 34


34
PERUBAHAN VISKOSITAS ASPAL
Viskositas
AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR

Aspal D

Aspal C

60 100
Temperatur (oC)
35
35
Alat Pengujian Titik Nyala

Percobaan Titik Nyala dengan Alat Cleveland Open Cup


Alat Pengkondisian (Simulasi)
Hilang dalam Pemanasan

Percobaan Hilang dalam Pemanasan dengan


Alat Thin Film Oven
Alat Pengujian Aspal

Percobaan Penyulingan Aspal Cair


PENGUJIAN KELARUTAN

Mengetahui Kemurnian Aspal

39 39
PENGUJIAN BERAT JENIS

40 40
Bitumen Stiffness Prediction
(Van der Pool Nomograph)

Anda mungkin juga menyukai