Refrat Miastenia Gravis Ojjnj
Refrat Miastenia Gravis Ojjnj
Miastenia Gravis
Presentan:
Preseptor :
1
DEFINISI
3
ANATOMI, FISIOLOGIS
NEUROMUSCULAR JUNCTION
4
GAMBAR 1. ANATOMI SUATU NEUROMUSCULAR
JUNCTION
5
FISIOLOGI NEUROMUSCULAR JUNCTION
6
PROSES PADA NEUROMUSCULAR
JUNCTION BERLANGSUNG DALAM 6
TAHAP, YAITU:
1. Sintesis asetil kolin terjadi dalam sitosol terminal saraf dg menggunakan
enzim kolinasetiltransferase : Asetil-KoA + Kolin à Asetilkolin + KoA
2. Asetilkolin kemudian disatukan ke dlmvesikel sinap dan disimpan.
3. Dalam keadaan istirahat vesikel akan dilepaskan shg menghasilkan
potensial end plate miniature yg kecil.kemudian akhir saraf mengalami
depolarisasi membuka saluran Ca2+ yg memungkinkan aliran masuk
Ca2+ dari ruang sinaps ke terminal saraf.
4. Asetilkolin berdifusi dlm lipatan taut (junctional fold), jika terikat pd
reseptor, maka reseptor membuka saluran dalam reseptor shg aliran
kation melintasi membran. Masuknya ion Na+ akan menimbulkan
depolarisasi membran otot shgterbentuk potensial end plate
depolarisasi membran otot potensial aksi kontraksi otot.
5. Kalau saluran tersebut menutup, asetilkolin akan terurai dan dihidrolisis
oleh enzim asetilkolinesterase yang mengkatalisasi reaksi berikut:
Asetilkolin + H2O à Asetat + Kolin.
6. Kolin didaur ulang ke dalam terminal saraf melalui mekanisme transport
aktif di mana protein tersebut dapat digunakan kembali bagi sintesis
asetilkolin. 7
PATOFISIOLOGI
• Kekurangan reseptor dan kehadiran ACh yang tetap pada jumlah normal
akan mengakibatkan penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh
impuls tertentu, inilah yang kemudian menyebabkan rasa sakit pada
pasien. Pengurangan jumlah AChR ini dipercaya disebabkan karena
proses auto-immun di dalam tubuh yang memproduksi anti-AChR bodies,
yang dapat memblok AChR dan merusak membran post-synaptic.
8
GEJALA KLINIS
10
b. Myasthenia umum sedang
• Progress bertahap
11
c. Myasthenia umum berat
Fulminan akut : progress yang cepat dengan
kelemahan otot-otot rangka dan bulbar yang
berat disertai mulai terserangnya otot-otot
pernafasan. Biasanya penyakit berkembang
maksimal dalam waktu 6 bulan. Dalam kelompok
ini, persentase thymoma paling tinggi. Respon
terhadap obat buruk. Insiden krisis Myasthenik,
kolinergik, maupun krisis gabungan keduanya
tinggi. Tingkat kematian tinggi.
12
Lanjut : Myasthenia Gravis berat timbul paling
sedikit 2 tahun sesudah progress gejala-gejala
kelompok I atau II. Myasthenia Gravis dapat
berkembang secara perlahan-lahan atau secara
tiba-tiba. Persentase thymoma menduduki urutan
kedua. Respon terhadap obat dan prognosis buruk.
13
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Adanya kelemahan/ kelumpuhan otot yang
berulang setelah aktivitas dan membaik setelah
istirahat. Tersering menyerang otot-otot mata
(dengan manifestasi: diplopi atau ptosis), dapat
disertai kelumpuhan anggota badan (terutama
triceps dan ekstensor jari-jari),
kelemahan/kelumpuhan otot-otot yang dipersarafi
oleh nervi cranialis, dpat pula mengenai otot
pernafasan yang menyebabkan penderita bisa
sesak.
2. Tes klinik sederhana:
15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium:
1. Anti-asetilkolin reseptor antibodi.
2. Anti-muscle-specific kinase (MuSK) antibodies.
3. Antistriated muscle (anti-SM) antibody.
17
Imaging:
1. Chest x-ray (foto roentgen thorak). Dapat dilakukan
dalam posisi anteroposterior dan lateral. Pada
roentgen thorak, thymoma dapat diidentifikasi
sebagai suatu massa pada bagian anterior
mediastinum.
2. MRI pada otak dan orbita
18
PETALAKSANAAN
1. Kortikosteroid
2. Acetilkolinesterase inhibitor
3. Azathioprine
4. Thymectomy (Surgical Care)
19
KESIMPULAN
Miastenia gravis adalah penyakit yang menyerang hubungan
antara sistem saraf (nervus) dan sistem otot (muskulus). Penyakit
miastenis gravis ditandai dengan kelemahan dan kelelahan
pada beberapa atau seluruh otot, di mana kelemahan tersebut
diperburuk dengan aktivitas terus menerus atau aktivitas yang
dilakukan berulang-ulang.