Anda di halaman 1dari 80

Kuliah 4

Downstream Process

Proses Hilir
Downstream Process
a. Definisi proses hilir (recovery)
b. Prinsip teknologi proses hilir
c. Teknologi pemisahan media, biomassa dan produk.
d. Teknologi isolasi dan purifikasi produk
e. Stabilisasi produk.
f. Teknologi formulasi
Alir Proses Fermentasi

Main Process Downstream Process


Upstream Process - Desain peralatan
- Pemanenan
- Organisme - Desain process
- Penanganan hasil
- Medium - Optimasi faktor yang panen
berpengaruh
- Karakterisasi Biokimia - Formulasi
- Desain kontrol &
- Pengolahan limbah
otomatisasi
Typical Production Process Flow

Inoculum Expansion (Feed1)


Ampule Thaw (Feed 2)
(Spinner Bottles)
Centrifuge

(Feed 3)
(Feed 4)

Chrom 3
Concentration / Chrom 2 Chrom 1
Diafiltration
Viral Removal
Filtration
Cryo-preservation
LSCC Mfg Process Overview Large Scale Bioreactor

Media Prep 1 day


Seed Bioreactors 26,000L
Working Cell
Bank 5,000L Bioreactor Centrifuge
Bioreacto
750L r
150L Bioreacto Depth
Bioreactor r Filtration

Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Wave


Culture Culture Culture Culture Culture Bag Collection

Inoculum Fermentation Harvest/Recovery

24 days 31 days Viral


Inactivatio
n
Eluate
Eluate Hold
Filter Column Eluate Column Hold Tank
Harvest Chromatograph Hold Chromatograph Tank
Collection y Skid Tank y Skid 20,000L
Tank 20,000L
8,000L
1,500L

Anion Exchange Hydrophobic Interaction


Chromatography (QXL) Chromatography (HIC)

Purification
Filter Column Filter Column
Eluate
Chromatograph Hold Chromatograph Eluate
y Skid Tank
Post-viral y Skid Hold
Hold Tank
Vessel
6,000L 3,000L 5,000L

Protein A Viral Filtering Anion Exchange Ultra


Filtration
Bulk
Chromatography Chromatography Fill
Diafiltration

8 days (QFF - Fast Flow)


Definisi Proses Hilir
• Downstream Process is the various stages of processing that
occur after the completion of the fermentation or
bioconversion stage, including separation, purification, and
packaging of the product
• Adalah rangkaian proses yang dilakukan setelah selesainya
proses fermentasi atau biokonversi, yang mencakup
pemisahan, pemurnian sampai pada pengepakan produk
• Disain dan operasi proses harus efisien dengan menghasilkan
rendemen tinggi.
• Recovery merupakan aspek bioteknologi yang cukup penting,
sebagian besar dari biaya produksi bioteknologi merupakan
biaya untuk proses hilir (± 40%).
Prinsip Proses Hilir
• Efisiensi proses fermentasi dapat ditingkatkan dengan
pemilihan strain unggul, medium yang tepat dan disain
bioreaktor yang baik.
• Nilai tambah dari proses recovery menjadi tinggi, bila dapat
meningkatkan efisiensi penanganan dan teknik yang mudah
dan murah.
• Pada dasarnya keberhasilan proses hilir untuk mengisolasi
produk dengan konsentrasi rendah dari sejumlah besar
volume cairan akan meliputi:
– penangananan massa cair agar pemisahan fase cair dan padat tercapai
– pemekatan dan pemurnian produk dari fase cair
Produk fermentasi berupa:
1. Biomassa, maka penanganannya dengan segera
memisahkannya dari larutan medium, mengeringkannya
dan memformulasikannya.
2. Metabolit ekstra seluler, maka penanganannya dengan
segera memisahkan biomassa dari campuran medium
3. Metabolit intraseluler, maka penanganannya dengan
melakukan pelisisan dinding sel untuk memperoleh
metabolit yang terdapat di dalam sel, serta segera
mengimobilisasikannya.
4. Antibiotika, maka penanganannya dengan segera
memisahkannya dari medium dan biomassa, karena bila
tidak maka dapat terjadi kerusakan pada sifat senyawa
antibiotik.
Prinsip Proses Hilir
1. Seluruh proses harus bertujuan untuk memperoleh produk yang
diinginkan secara maksimal dan produk samping minimal
2. Peralatan yang digunakan harus mudah dan tahan lama
3. Banyaknya tahapan proses harus dibuat seminimum mungkin
4. Proses yang digunakan harus mampu menurunkan volume antara
massa cair fermentasi dan cairan tahapan akhir dari proses daur
ulang
5. Proses harus bertujuan agar effluen mudah ditangani, baik untuk
didaur ulang maupun diolah secara konvensional
6. Proses harus segera dilakukan segera setelah massa cair
fermentasi dikeluarkan dari bioreaktor
7. Proses harus hemat energi dan biaya
Tahapan Downstream Process
Stage Unit Operations

1. Separation of insolubles filtration, sedimentation,


extraction, adsorption

2. Isolation of Product extraction, adsorption,


ultrafiltration, precipitation

3. Purification chromatography,
crystallization, fractional
precipitation

4. Polishing drying, crystallization


Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi

Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi

Fermentation –
upstream processing

Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi

Harvest and removal of


solids

Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi

Primary recovery

Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Diagram alir fasilitas DP produk fermentasi

Secondary recovery
and polishing

Source: Datar R and Rosen CG. Downstream Process Economics in Separation Processes in Biotechnology, Asenjo J ed., Marcel-
Dekker, Inc., 1990
Proses Hilir pada Fermentasi Cair
1. Penanganan Massa Cair
2. Pemisahan Fasa Cair & Padat
3. Ekstraksi & Isolasi Produk
4. Purifikasi Produk
1. Penanganan Massa Cair
• Bertujuan:
– memperbaiki sifat penanganan massa cair lebih lanjut
– mempermudah tahap pemisahan padat-cair
– mengontrol seluruh perilaku ekstraksi massa cair
– mengurangi pencemaran
• Teknik:
1. Koagulasi
2. Flokulasi
• Koagulasi
– Forming semisolid lumps in a liquid
– Penambahan koagulan kimiawi
• Flokulasi
– Forming woolly cloudlike aggregations
– Penuaan sel menginduksi flokulasi
– Penambahan flokulan kimiawi (CaCl2 atau polielektrolit)
– Perlakuan panas
– Perlakuan pH
Koagulasi
• Penggumpalan partikel koloid menjadi partikel kecil (fine
flocs) dengan penambahan bahan kimia yang disebut
Koagulan.
• Penambahan Koagulan yang memiliki muatan berlawanan
akan mengganggu kestabilan lapisan-lapisan luar partikel
koloid. Dengan pengadukan, kedua proses destabilisasi
koloid di atas akhirnya akan membentuk partikel-partikel
gumpalan kecil (fine flocs).
• Namun gumpalan ini terkadang belum cukup besar untuk
dapat mengendap dengan cepat sehingga dibutuhkan
Flokulasi.

Koloid Reaksi Koagulasi Reaksi Flokulasi


Flokulasi
1. Penggumpalan partikel kecil (fine flocs) menjadi gumpalan
(flocs) yang besar dan mudah untuk mengendap dengan
penambahan bahan kimia.
2. Gumpalan atau flok akan menabrak partikel koloid atau
gumpalan (flocs) lainnya sehingga menghasilkan gumpalan
yang lebih besar dan lebih berat lagi.
3. Bahan kimia yang ditambahkan disebut polimer atau
flokulan. Flokulan yang larut di air memiliki banyak titik aktif
yang dapat menangkap gumpalan partikel kecil (fine floc)
membentuk ikatan yang saling mengikat sehingga terbentuk
gumpalan yang besar
Flokulasi Sel Chlorella sp
Tipe dan Fungsi coagulant/flocculant

Coagulant / flocculant Fungsi

Tawas Al, PAC Polyvalent cation (Al3+, Fe3+, Fe2+, dll) menetralkan muatan
Ferric chlorida partikel tersuspensi dan metal hidroksida (Al(OH)3, dll)
Ferrous sulfat menyerap partikel2 shg terbentuk flokulasi

Kalsium hidroksida Untuk menaikan pH


(kapur)
Anionic/nonionik Membuat flok besar
polymer flocculant
Cationic polymer Menetralisir muatan SS dan membuat flok besar. Kebanyakan
flocculant digunakan di biological sludge dewatering

Organic coagulant Menetralisir muatan SS dan membuat bahan anionik yg larut


(decolorant) (mis, zat warna) menjadi tidak larut dan dapat diendapkan
Tipe dan karakteristik iorganic floculant
dan volume sludge yg dihasilkan
Tipe pH keunggulan kelemahan aplikasi Vol NaOH Vol
effectif netralisir sludge
(g/kg) (g/kg)
Alum sulfat Murah Flok ringan General
Liquid (Al2O3) 8% 5–7 Daya korosif lemah Tak efektif di waste water 190 122
Solid (Al2O3) 16% 5-7 pH>8 treatmen 380 245
PAC 10 – 11% 5-7 Koagulasi > bagus Lebih mahal dr Water
dibanding Alum alum treatment
Butuh NaOH lebih Flok ringan
sedikit Tak efektif di 60 153
Efektif di suhu air yg pH>8
rendah
Feri chlorida 4 - 11 Heavy floc Large volum of Membantu
FeCl3 38% Efectif in alkaline zone netralizer need dewatering 280 250
High sludge pH
corosiveness tinggi
Fero sulfat 8 - 11 Murah Large volum of Colored 290 323
FeSO4.7H2O Heavy flocs netralizer need waste water
Tak efektif di
pH<8
2. Pemisahan Fasa Cair & Padat
1. Filtrasi
2. Flotasi
3. Pengendapan
4. Sentrifugasi
5. Serat Berlubang
6. Pemisahan elektrokinetis
1. Filtrasi
• Teknik penyaringan dengan menggunakan filter
sederhana, filter bertekanan dan ultra filtrasi
• Prinsipnya adalah partikel padat tetap tertinggal,
sedangkan filtrat dapat melewati saringan
• Bila padatan banyak menumpuk pada piringan
filter, maka tekanan pompa harus ditingkatkan
untuk mengimbangi menurunnya laju filtrasi
• Kelemahan : kompresibilitas padatan biologis
yang menjadi penghalang filter
Filtrasi
• Particle Filtration
• Mikrofiltration
• Ultrafiltration
• Nanofiltration
• Reverse Osmosis
Teknologi Filtrasi
• Mikrofiltrasi • Ultrafiltrasi
– Proses aliran melewati membran – Proses fraksionasi selektif
dengan suatu tekanan rendah. menggunakan tekanan > 145 psi (10
– Biasanya utk memisahkan partikel bar).
koloidal atau tersuspensi (0.05-10 – Banyak digunakan pada fraksionasi
m) susu & whey and pemisahan protein
– Mikrofiltrasi digunakan pada – Dapat mengkonsentrasikan SS &
fermentasi, penjernihan broth, solutes dgn BM > 1,000
penjernihan biomassa & recovery.

• Nanofiltrasi • Reverse Osmosis


 Nano-filtration dipilih saat RO &  Teknik dgn efisiensi tinggi untuk proses
Ultrafiltrasi bukan pilihan tepat. pemisahan air, mengkonsentrasikan
 Separasi demineralisasi, bahan dgn BM rendah dalam larutan
penghilangan warna & desalinasi. atau mengolah air limbah
 Pada pemisahan alkohol dari  Dapat mengkonsentrasikan semua
organic solutes, padatan bahan terlarut maupun SS.
tersuspensi, bhn organik BM  RO banyak digunakan utk desalinasi air
rendah laut
Teknologi Filtrasi

• Mikrofiltrasi Utrafiltrasi

Nanofiltrasi Reverse Osmosis


Ceramic
Membran
Membran
FilterFilter
Filtration: Equipment
Tangential Flow Filtration
vs. Normal Flow Filtration

Uses crossflow to reduce build up


of retained components on the
membrane surface

Allows filtration of high fouling


streams and high resolution
Tangential Flow Filtration
vs. Normal Flow Filtration
How TFF Concentrates and Purifies
a Protein of Interest
Downstream Processing Equipment
Lab-Scale TFF System Large-Scale TFF System
2. Flotasi
• Pengapungan adalah salah satu cara tradisional yang
digunakan dalam industri minuman beralkohol &
pengolahan air limbah
• Flotasi dibantu oleh daya apung sel dan menghasilkan
buih yang kaya akan padatan (termasuk debris sel dan
sel), sehingga produk alkohol menjadi bening
• Penambahan surfaktan
Flotation Cell
Flotation Cell Agitator Design
Flotation Cell - Rotors
3. Pengendapan
• Merupakan cara tradisional dalam
industri fermentasi alkohol dan
pengolahan air limbah
• Dalam proses pengendapan, partikel
dan sel mengendap ke bagian bawah
fermentor akibat gaya gravitasi
4. Sentrifugasi
• Merupakan pemisahan dengan menerapkan prinsip gaya
sentrifugal
• Menggunakan alat sentrifus atau pemusing (umumnya
dengan kapasitas rendah, skala laboratorium)
• Faktor yang menentukan adalah: kecepatan putar (rpm),
besarnya gaya sentrifugal (G), waktu, perbedaan densitas
yang besar antara partikel dan cairannya
Centrifuge
Alat pembangkit gaya sentrifugal, umum digunakan utk memisahkan
partikel dari larutannya

Control Panel

Protective enclosure
Door

Cut-away view
Rotor

rminimum Centrifugal force

Center of rotation
Drive
shaft
Sedimentation
path of particles
Motor raverage
Pellet
rmaximum
deposited
at an angle
Basic components of a centrifuge
Continuous Centrifugation
Media and Cells In & Clarified Media Out
Centrifugal Concentrator
– the Falcon
5. Serat Berlubang
• Merupakan konsep baru yang cepat dan ekonomis
menggunakan hollow fibre untuk memisahkan sel (bakteri,
virus dan bahan organik) dari cairan fermentasi
• Struktur membran yang khas memungkinkan proses
pemisahan berjalan efisien tanpa terjadi penyumbatan pori-
pori, karena adanya membran yang bersifat anisotropis
dengan pori-pori terkecil pada permukaan yang sangat
permeabel.
• Karena penempelan padatan terjadi di permukaan membran,
pembungkus filter tidak mamper, sehingga laju aliran terjaga
• Sistem membran menerapkan aliran silang (tangensial) yang
mampu mensirkulasi dan membuang endapan secara kontinu
• Catridge filter dapat dibersihkan dengan mudah dan dapat
dipakai berulang-ulang
Hollow Fiber
6. Pemisahan Elektrokinetis
• Metode pemisahan ini dapat menghasilkan endapan dengan
kandungan bahan padat dalam jumlah besar yang menempel
pada elektroda
3. Ekstraksi & Isolasi Produk
• Penentuan Teknik isolasi produk ditentukan oleh:
– tingkat stabilitas bahan yang akan diisolasi
– kualitas / mutu produk yang diinginkan (crude atau pure) atau (teknis
atau analitis)
– waktu yang tersedia
– ketersediaan alat dan sarana
• Jenis produk :
– Biomassa
– Metabolit intraseluler
– Metabolit ekstraseluler
Proses Isolasi dibedakan
1. Isolasi Enzim intraseluler
2. Isolasi Enzim ekstraseluler
3. Isolasi Asam Organik
4. Isolasi Asam Amino
5. Isolasi Antibiotik
6. Isolasi Vitamin
Isolasi produk Intraseluler
• Pemecahan sel (untuk melepas produk intraseluler)
• Tujuan: mengekstraksi atau membebaskan produk intraseluler
• Pemecahan sel dilakukan secara: mekanis, kimiawi, fisika-
kimia, atau pemecahan dinding sel atau membran sitoplasma.
• Pemecahan sel scr mekanis:
– Teknik peremukan cair (liquid shear), yaitu menggunakan
homogenisasi bertekanan tinggi
– Teknik peremukan padat (solid shear)
– Penumbukan (Grinding)
– Penggilingan (Milling)
• Pemecahan sel scr kimiawi (alkali kuat)
• Pemecahan sel scr enzimatis (lysosim)
Sonicator
Solid shear (peremukan padat)
Penumbukan (Grinding)
Gilingan (Milling)
Ekstraksi Produk
• Presipitasi
– cara isolasi dan pemurnian produk dengan menggunakan garam organik, pelarut
organik atau polimer dengan BM tinggi
– melalui presipitasi diferensial, produk dapat dipertahankan dalam larutan atau
dikumpulkan sebagai presipitat
• Filtrasi membran
– merupakan proses yang dapat mengkonsentrasikan zat terlarut dan memisahkan air
tanpa melalui penguapan
– Pemberian tekanan melebihi perbedaan tekanan osmosis diperlukan untuk
memaksa air melewati membran semipermeabel
– Membran semipermeabel terbuat dari selulosa asetat atau poliamida (dapat
digunakan untuk desalinasi)
– Membran komposit film tipis, bekerja pada suhu tinggi, selang pH yang lebar, pori
sangat halus, kekuatan mekanis sangat besar
– Kelemahan: usia membran sangat dipengaruhi oleh tingkat pencemaran
• Kromatografi
Purifikasi Produk
• Bertujuan memisahkan kontaminan dari produk yang dapat
mengurangi nilai produk dari sifat kimiawi ataupun fisik
• Untuk produk crude  tidak perlu purifikasi
• Untuk produk food grade, analytical grade, pharmaceutical
grade, molecular grade  MUTLAK PURIFIKASI
• Teknik :
1. Ultrafiltrasi , Nanofiltrasi, Reverse Osmosis
2. Kromatografi
3. Elektroforesis
4. Distilasi
Kromatografi
• Kromatografi afinitas
– Termasuk kromatografi adsorpsi dengan matriks kolom yang mengandung
ligand dengan tingkat pengikatan spesifik sangat tinggi terhadap bahan
yang akan diisolasi
– Pengikatan bersifat dapat balik (reversibel)
• Kromatografi pertukaran ion
– Kromatografi menggunakan resin atau selulosa sebagai bahan pertukaran
ion
– Pemisahan ini tergantung pada muatan neto, kerapatan muatan dan
ukuran molekul protein ybs, pH dan kekuatan ion larutan
• Kromatografi Filtrasi membran
– Kromatografi yang didasarkan pada kemampuan untuk menghasilkan gel
yang mempunyai pori dengan ukuran yang dapat diatur
– Pori yang dapat diatur tsb dapat dibuat dari bahan: dekstran, agarosa,
gelas berpori, atau poliakrilamida
Downstream Processing Equipment
Lab Scale Large Scale
Chromatography System Chromatography System
Elektroforesis
Stabilisasi Produk
Produk fermentasi harus mempunyai stabilitas produk
yang tinggi dalam hal:
1. Kadar air cukup rendah (< 5%) sehingga mempunyai
daya simpan yang lama
2. Tingkat kerusakan yang rendah dalam waktu
simpan lama
3. Mutu yang tetap setelah penyimpanan lama
Formulasi
• Formulasi Padat
• Formulasi semi Padat
• Formulasi cair
Proses Hilir SSF
• Hasil akhir fermentasi padat berupa cake yang
mengandung air (40%)
• Perlu dilakukan dewatering sampai sekitar 5%
untuk menghindari pembusukan atau perusakan
oleh mikroba kontaminan
• Pengeringan merupakan fungsi waktu dan suhu:
– i. Waktu lama suhu rendah
– ii. Waktu cepat suhu tinggi
• Teknik pengeringan: Pengeringan lapisan
permukaan, Spray drier , Flash drier
Freeze dryer
Spray Dryer
Flash Dryer

Anda mungkin juga menyukai