Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN LABIOPALATOSCHIZIS

NAMA KELOMPOK :
CLARENCIA VERREN ABRAM
FITRIA ANGGARANI
JHAYA SUKMA
M. HAFIZ
PENGERTIAN

• Labio palatoshcizis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada


daerah mulut palato shcizis (sumbing palatum) labio shcizis (sumbing pada
bibir) yang terjadi akibat gagalnya perkembangan embrio (Hidayat, 2005).
• Labio palatoshcizis atau sumbing bibir langitan adalah cacat bawaan
berupa celah pada bibir atas, gusi, rahang dan langit-langit (Fitri Purwanto,
2001).
•  Labio palatoshizis adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan langit –
langit rongga mulut dapat melalui palatum durum maupun palatum mole,
hal ini disebabkan bibir dan langit – langit tidak dapat tumbuh dengan
sempurna pada masa pembentukan mesuderm pada saat kehamilan.Labio
palatoshizis yang terjadi seringkali berbentuk fistula, dimana fistula ini
dapat diartikan sebagai suatu lubang atau celah yang menghubungkan
rongga mulut dan hidung (Sarwoni, 2001)
ETIOLOGI
1. Faktor Genetik
2. Insufisiensi  zat untuk tumbuh kembang organ selama
masa embrional, baik kualitas maupun kuantitas
(Gangguan sirkulasi foto maternal).
3. Pengaruh obat teratogenik.Yang termasuk obat
teratogenik
4. Faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan Labio palatoschizis,
PATOFISIOLOGI

• Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak


dan atau tulang selama fase embrio pada trimester I.
•  Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan
proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi
selama kehamilan 6-8 minggu.
• Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato
yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan
palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
•  penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8
minggu masa kehamilan.
MANIFESTASI KLINIS

a. Tampak ada celah pada tekak (unla), palato


lunak, keras dan faramen incisive.
b. Ada rongga pada hidung.
c.  Distorsi hidung
d. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit
saat diperiksadn jari
e. Kesukaran dalam menghisap/makan.
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan organ yang terlibat
• Celah bibir ( labioscizis ) : celah terdapat pada bibir bagian atas
• Celah gusi ( gnatoscizis ) : celah terdapat pada gusi gigi bagian atas
• Celah palatum ( palatoscizis ) : celah terdapat pada palatum
2. Berdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk
• Komplit : jika celah melebar sampai ke dasar hidung
• Inkomplit : jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung
3. Berdasarkan letak celah
• Unilateral : celah terjadi hanya pada satu sisi bibir
• Bilateral : celah terjadi pada kedua sisi bibir
• Midline : celah terjadi pada tengah bibir
KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan


Labio palatoschizis adalah :
• Aspirasi.
• Distress pernafasan.
• Resiko infeksi saluran nafas.
• Pertumbuhan dan perkembangan terlambat.
• Asimetri wajah.
• Perubahan harga diri dan citra tubuh.
• Resiko infeksi saluran nafas.
• Crosbite.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium untuk persiapan operasi; Hb, Ht,


leuko, BT, CT.
• Evaluasi ortodental dan prostontal dari mulai
posisi gigi dan perubahan struktur dari
orkumaxilaris.
• Konsultasi bedah plastik, ahli anak, ahli THT,
ortodentisist, spech therapi.
• MRI
PENATALAKSANAAN

A. MEDIS
- Pembedahan tahap awal
- Pembedahan lanjutan
B. Keperawatan
- Diskusikan tentang pembedahan
- Tingkatkan dan pertahankan asupan dan nutrisi yang adequate.
- Fasilitasi menyusui dengan ASI atau susu formula dengan botol
atau dot yang cocok.Monitor atau mengobservasi kemampuan
menelan dan menghisap.
- Sendawakan bayi dengan sering selama pemberian makan
- Pantau status pernafasan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas klien : Meliputi nama,alamat,umur
Keluhan utama : Alasan klien masuk ke rumah sakit
Riwayat Kesehatan:
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Mengkaji riwayat kehamilan ibu, apakah ibu pernah mengalami trauma pada
kehamilan Trimester I. bagaimana pemenuhan nutrisi ibu saat hamil, obat-
obat yang pernah dikonsumsi oleh ibu dan apakah ibu pernah stress saat
hamil.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengkaji berat/panjang bayi saat lahir, pola pertumbuhan,
pertambahan/penurunan berat badan, riwayat otitis media dan infeksi
saluran pernafasan atas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiopalatoskisis dari keluarga,
penyakit sifilis dari orang tua laki-laki.
4.  Pemeriksaan Fisik
• Kaji asupan cairan dan nutrisi bayi
• Kaji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
• Kaji tanda-tanda infeksi
• Palpasi dengan menggunakan jari
• Kaji tingkat nyeri pada bayi
• Pengkajian Keluarga
• Observasi infeksi bayi dan keluarga
• Kaji harga diri / mekanisme koping dari anak/orangtua
• Kaji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
• Kaji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan
mengatur perawatan dirumah.
• Kaji tingkat pengetahuan keluarga.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi trauma sisi pembedahan b/d


prosedur pembedahan, disfungsi menelan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d kesulitan makan setelah prosedur
pembedahan.
3. Nyeri berhubungan dengan prosedur
pembedahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi
pembedahan
3. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan: Resiko tinggi trauma sisi pembedahan
b/d prosedur pembedahan, disfungsi menelan
Kriteria hasil:
• Pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah.
• Sisi operasi tetap tidak rusak.
INTERVENSI
1. Pertahankan alat pelindung bibir.
2. Gunakan tekhnik pemberian makan non traumatik.
3. Gunakan jaket restrein pada bayi lebih besar.
4.Hindari menempatkan objek didalam mulut setelah perbaikan
PS (spatel lidah, dot, sendok kecil).
5. Jaga agar bayi tidak menangis keras dan terus-menerus.
6. Bersihkan garis jahitan dengan perlahan setelah memberi
makan.
7. Ajari tentang pembersihan dan prosedur restrein khususnya
bila pulang sebelum jahitan dilepas.
2. Diagnosa Keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d kesulitan makan setelah prosedur
pembedahan.
Kriteria hasil:
• Bayi mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.
• Keluarga mendemonstrasikan kemampuan untuk menjalankan
perawatan pasca operasi.
• Bayi menunjukkan penambahan BB yang adekuat.
INTERVENSI
1. Beri diet sesuai usia dan ketentuan selama periode pasca
operasi.
2. Libatkan keluarga dalam metode pemberian makan yang
terbaik.
3. Ubah tekhnik pemberian makan.
4. Beri makan dalam posisi duduk.
5. Sendawakan dengan sering.
6. Bantu dalam menyusui, ajarkan teknik pada keluarga.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan prosedur
pembedahan
Kriteria Hasil : 
• Bayi tampak nyaman dan tenang.
• Skala nyeri berkurang.
• TTV dalam batas normal.
INTERVENSI
1. Kaji perilaku dan TTV.
2. Berikan analgetik / sedatife sesuai instruksi.
3. Beri stimulasi belaian dan taktil.
4. Libatkan orang tua dalam perawatan bayi.
4.Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan.
Kriteria hasil:
• Terbebas dari tanda atau gejala infeksi.
• Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi.
INTERVENSI
1. Berikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan,
kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan
mencegah aspirasi
2. Kaji tanda-tanda infeksi, termasuk drainage, bau dan demam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai