15 tahun SMRS, sikap pasien mulai berubah menjadi pendiam dan mulai sering
melamun semenjak bercerai dengan suaminya, pasien pergi dari rumahnya dan tinggal
di rumah milik ibunya. Pasien merasa sangat bersalah dan menyesal karena telah
meninggalkan rumah. Nafsu makan pasien menjadi berkurang (anorexia), tidurnya pun
terganggu (insomnia). Pasien tidak merasa sakit saat itu.
14 tahun SMRS, pasien kemudian diajak oleh seseorang yang menawarkan pasien untuk
bekerja di Arab sebagai hairstylish, tapi ternyata ketika pasien di tampung di Jakarta
selama 9 hari, pasien di latih untuk menjadi pembantu. Karena tidak betah, pasien
akhirnya kabur kembali ke desanya. Pasien tampak stress, nafsu makan dan tidurnya
pun terganggu. Namun pasien tidak berobat karena merasa dirinya tidak sakit.
• 2 tahun SMRS, pasien sangat sedih dan terpukul semenjak ibunya meninggal.
Pasien tampak kehilangan minat dan kesenangannya (anhedonia), pasien
menjadi lebih mudah lelah dan aktivitasnya menjadi berkurang. Nafsu makan
pasien menjadi berkurang (anorexia) sehingga berat badan pasien menurun,
tidur pasien juga menjadi terganggu (insomia).
• 6 bulan SMRS, pasien menjadi lebih banyak berbicara (logore), aktivitas pasien
meningkat, selain membuka salon kecil-kecilan, pasien juga menjual tas dan
aksesoris buatannya dari rumah ke rumah. Berkurangnya kebutuhan tidur
(pasien merasa tidur 3 jam sudah cukup). Pasien juga mengaku kepada
keluarga dan orang sekitar bahwa dirinya adalah anak dari mantan Presiden
Soeharto (waham kebesaran).
• 2 minggu SMRS, aktivitas pasien semakin meningkat, pasien sering keluyuran
(poriomania) sehingga waktu tidur pasien berkurang. Pasien juga suka menganggu
warga dengan mengetuk rumah warga tengah malam. Pasien masih banyak
berbicara (logore), pasien juga masih mengaku sebagai anak Presiden Soeharto.
Pasien menjadi curiga terhadap keluarganya, karena takut keluarganya akan
meracuni dia (waham curiga). Karena menganggu ketentraman warga, keluarga
pasien membawa pasien untuk di rawat di RSJ. Provinsi Jawa Barat.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Gangguan psikiatrik
Tidak ada gangguan psikiatrik sebelumnya
Gangguan medis
Tidak ada riwayat gangguan medis sebelumnya, tidak ada riwayat
trauma kepala, kejang, ataupun patah tulang.
a. Masa kanak-kanak:
Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan
tingkah laku normal dan sesuai dengan anak seusianya. Pasien adalah
Pasien mempunyai banyak teman ketika remaja. Pasien juga aktif dalam kegiatan
organisasi. Pasien mulai mengenal lawan jenis dan berpacaran kemudian putus.
c. Masa dewasa:
DESKRIPSI UMUM
• Penampilan
Pasien, perempuan 48 tahun, penampilan fisik terlihat sesuai usianya, cara
berpakaian baik, kebersihan baik, rambut pasien tampak rapi dikepang. Pada saat
wawancara pasien mengunakan seragam RSJ. Provinsi Jawa Barat dan memakai
alas kaki sandal.
• Kesadaran
Kesadaran Neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatri : Tampak tidak terganggu
• Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang
Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang, wajah
pasien tampak ceria, pasien bersemangat
ketika menjawab pertanyaan.
DAYA NILAI
– Daya nilai sosial : Baik
– Uji daya nilai : Baik
– Daya nilai realitas : Buruk
TILIKAN
Derajat I : Penyangkalan total terhadap penyakitnya
RELIABILITAS
Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu badan : afebris
Frekuensi pernafasan : 22 kali/menit
Bentuk tubuh : Atletikus
Sistem kardiovaskular : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Sistem respiratorius : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/- ,
wheezing -/-
Sistem Gastrointestinal : Datar, supel, nyeri tekan epigastrium
(-), Hepar dan lien tidak membesar
Sistem musculoskeletal : Akral hangat, edema (-) sianosis (-)
deformitas (-)
Sistem urogenital : CVA (-), Ballotement (-)
• STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan
Mata : Kelopak edema (-),konjugtiva anemis-/-
sclera ikterik -/-
Pupil : Pupil isokor, refleks cahaya +/+
Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan
Motorik : Tidak dilakukan
Sensibilitas : Tidak dilakukan
Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
Fungsi luhur : Tidak dilakukan
Gangguan khusus : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
(halusinasi audiotorik).
Selama wawancara, pasien sangat bersemangat dan antusias menjawab
pertanyaan, pasien terus berbicara serta kecepatan bicaranya cepat
sehingga sulit diinterupsi. Ide-ide pasien sangat banyak dan merasa
sanggup melakukan semua apa yang dipikirkannya. Kadang terdapat
lompatan ide dari satu topik ke topik yang lain (flight of idea). Terdapat
waham dan halusinasi audiotorik. Pada pasien ditemukan tilikan derajat 1
dimana terdapat penyangkalan total terhadap penyakitnya.
Formulasi diagnostik
Aksis I :
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat
3. GMNO ini termasuk gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
psikosis, karena sudah berlangsung lebih dari 1 minggu, pasien merasa
sangat bersemangat dan energik, afek meningkat, bicara banyak, kurang
tidur, serta adanya gangguan daya nilai realitas berupa waham kebesaran
dan waham curiga. Selain itu terdapat satu episode afektif lainnya
(depresif) di masa lampau.
Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk gangguan afektif bilopar
episode kini manik dengan psikosis, karena memenuhi kriteria diagnostik
yaitu:
• Sudah berlangsung lebih dari 1 minggu dan cukup berat sehingga sampai
mengganggu seluruh akifitas pekerjaan dan sosial yang biasa dilakukan.
• Perubahan afek disertai dengan energi yang berlebihan sehingga terjadi
aktifitas yang berlebihan dan banyak bicara, serta kebutuhan tidur
berkurang, ide-ide banyak dan terlalu optimis.
• Waham kebesaran (merasa dirinya anak Presiden Soeharto dan sekarang
anak angkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)
• Waham curiga (merasa curiga orang ingin meracuninya)
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Hipertensi
• Aksis IV : Masalah Keluarga dan Masalah Ekonomi
• Pasien bercerai dan kehidupan perekonomian
berubah.
• Kehilangan ibunya yang meninggal.
• Aksis V : GAF 60-51
EVALUASI MULTIAKSIAL
Psikofarmaka
• Anti psikotik : Haloperidol 2 x 5 mg (1 – 0 – 1)
• Diazepam 1 x 2 mg (0 – 0 – 1)
• Amlodipin 1 x 5 mg
Psikoterapi
– Melakukan pendekatan terhadap pasien.
– Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya.
– Meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi masalahnya.
– Mengajarkan pasien bagaimana cara untuk mengendalikan amarah
– Memotivasi pasien untuk rajin meminum obatnya.
– Menjalaskan kepada pasien bahwa ada saat dia mengalami gejala manik
dan saat dia mengalami gejala depresi. Pada saat dia mengalami fase
manik jangan terlalu mengikuti kemauannya, tetapi dipikirkan matang-
matang dulu sesuai dengan realistis, begitu juga pada saat pasien depresi
minta nasehat kepada teman dan orang lain dan selalu terbuka serta
berpikir yang positif.
Sosioterapi
– Memotivasi pasien untuk bergaul dengan orang lain dan melibatkan
pasien dalam setiap kegiatan sosial.
– Memotivasi pasien untuk rajin beribadah.
Terima Kasih