Anda di halaman 1dari 36

Presentasi Kasus

Gangguan Afektif Bipolar episode kini Manik


dengan gejala psikosis
Keluhan Utama

• meresahkan masyarakat (mengetuk pintu tetangga malam-malam), curiga,


± 2 minggu SMRS.
Riwayat Gangguan Sekarang

15 tahun SMRS, sikap pasien mulai berubah menjadi pendiam dan mulai sering
melamun semenjak bercerai dengan suaminya, pasien pergi dari rumahnya dan tinggal
di rumah milik ibunya. Pasien merasa sangat bersalah dan menyesal karena telah
meninggalkan rumah. Nafsu makan pasien menjadi berkurang (anorexia), tidurnya pun
terganggu (insomnia). Pasien tidak merasa sakit saat itu.

14 tahun SMRS, pasien kemudian diajak oleh seseorang yang menawarkan pasien untuk
bekerja di Arab sebagai hairstylish, tapi ternyata ketika pasien di tampung di Jakarta
selama 9 hari, pasien di latih untuk menjadi pembantu. Karena tidak betah, pasien
akhirnya kabur kembali ke desanya. Pasien tampak stress, nafsu makan dan tidurnya
pun terganggu. Namun pasien tidak berobat karena merasa dirinya tidak sakit.
• 2 tahun SMRS, pasien sangat sedih dan terpukul semenjak ibunya meninggal.
Pasien tampak kehilangan minat dan kesenangannya (anhedonia), pasien
menjadi lebih mudah lelah dan aktivitasnya menjadi berkurang. Nafsu makan
pasien menjadi berkurang (anorexia) sehingga berat badan pasien menurun,
tidur pasien juga menjadi terganggu (insomia).
• 6 bulan SMRS, pasien menjadi lebih banyak berbicara (logore), aktivitas pasien
meningkat, selain membuka salon kecil-kecilan, pasien juga menjual tas dan
aksesoris buatannya dari rumah ke rumah. Berkurangnya kebutuhan tidur
(pasien merasa tidur 3 jam sudah cukup). Pasien juga mengaku kepada
keluarga dan orang sekitar bahwa dirinya adalah anak dari mantan Presiden
Soeharto (waham kebesaran).
• 2 minggu SMRS, aktivitas pasien semakin meningkat, pasien sering keluyuran
(poriomania) sehingga waktu tidur pasien berkurang. Pasien juga suka menganggu
warga dengan mengetuk rumah warga tengah malam. Pasien masih banyak
berbicara (logore), pasien juga masih mengaku sebagai anak Presiden Soeharto.
Pasien menjadi curiga terhadap keluarganya, karena takut keluarganya akan
meracuni dia (waham curiga). Karena menganggu ketentraman warga, keluarga
pasien membawa pasien untuk di rawat di RSJ. Provinsi Jawa Barat.
Riwayat Gangguan Sebelumnya

Gangguan psikiatrik
Tidak ada gangguan psikiatrik sebelumnya

Gangguan medis
Tidak ada riwayat gangguan medis sebelumnya, tidak ada riwayat
trauma kepala, kejang, ataupun patah tulang.

Riwayat penggunaan NAPZA sebelumnya


Pernah menggunakan ekstasi 15 tahun yang lalu sekarang sudah
berhenti, minum minuman beralkohol 5 tahun yang lalu, sekarang
sudah berhenti. Merokok sejak bekerja di salon, sampai sekarang
masih merokok, 2 batang/hari.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat perkembangan fisik:

Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Kelahirannya


memang direncanakan oleh keluarganya. Tidak terdapat adanya kelainan
yang ditemukan pada selama masa kehamilan dan persalinan. Pasien lahir
cukup bulan, dilahirkan secara normal secara pervaginam dengan ditolong
oleh paraji di rumah dan langsung menangis. Tidak terdapat luka – luka
saat lahir, kelainan fisik, maupun cacat bawaan. Pada saat hamil, ibu
pasien tidak pernah mengalami sakit berat dan mengkonsumsi obat-
obatan ataupun alkohol.
2. Riwayat perkembangan pribadi:

a. Masa kanak-kanak:

Pasien tergolong anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan

tingkah laku normal dan sesuai dengan anak seusianya. Pasien adalah

anak yang mudah berteman sehingga mempunyai banyak teman baik di

sekolah maupun lingkungan rumahnya.


b.Masa remaja:

Pasien mempunyai banyak teman ketika remaja. Pasien juga aktif dalam kegiatan
organisasi. Pasien mulai mengenal lawan jenis dan berpacaran kemudian putus.

c. Masa dewasa:

Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, pasien bekerja di sebuah


salon, pasien sangat dekat dengan atasannya, pasien juga mempunyai banyak
teman, terutama orang-orang yang bekerja di bidang persalonan. Pasien
kemudian menikah dan memiliki salon sendiri. Pasien memiliki 1 orang anak dari
pernikahannya. Pernikahan pasien berakhir pada tahun 1998, pasien pergi
meninggalkan rumah, anak pasien tinggal bersama mantan suaminya.
3.Riwayat pendidikan
SD : Diselesaikan dalam waktu 6 tahun dan tamat. Tidak pernah

tinggal kelas, prestasi belajar baik.

SMP : Diselesaikan dalam waktu 6 tahun dan tamat. Tidak pernah

tinggal kelas, prestasi belajar baik.

STM : Diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan tamat. Tidak pernah

tinggal kelas, prestasi belajar baik.


4. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja di sebuah salon di Cimahi, kemudian pasien memiliki
salon sendiri setelah menikah, salon pasien kemudian tutup setelah pasien
bercerai dengan suaminya. Pasien kemudian membuka salon kecil-kecilan di
rumah kontrakannya, serta menjual tas dan aksesoris buatan tangannya.
5. Kehidupan beragama
Pasien terlahir di keluarga muslim, waktu kecil pasien sering sholat dan
beribadah, semenjak bekerja di salon, pasien menjadi jarang sholat.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
Pasien pernah menikah dan mempunyai seorang anak laki-laki, kemudian
pasien bercerai dengan suaminya. Pasien pernah dekat dengan beberapa pria,
namun tidak sampai menikah.
Riwayat Keluarga

• Gambar pohon keluarga


Situasi Kehidupan Sosial

Pasien tinggal di rumah kontrakan seorang diri, biaya hidup pasien

diperolehnya dengan membuka salon kecil-kecilan dan menjual tas dan


aksesoris buatannya.
Status Mental

DESKRIPSI UMUM
• Penampilan
Pasien, perempuan 48 tahun, penampilan fisik terlihat sesuai usianya, cara
berpakaian baik, kebersihan baik, rambut pasien tampak rapi dikepang. Pada saat
wawancara pasien mengunakan seragam RSJ. Provinsi Jawa Barat dan memakai
alas kaki sandal.
• Kesadaran
Kesadaran Neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatri : Tampak tidak terganggu
• Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang
Selama wawancara : Pasien duduk dengan tenang, wajah
pasien tampak ceria, pasien bersemangat
ketika menjawab pertanyaan.

Sesudah wawancara : pasien tersenyum dan kembali ke ruangannya


• Sikap terhadap pemeriksa
Pada saat dilakukan wawancara pasien sangat kooperatif, rapport adekuat,
pasien menjawab semuua pertanyaan dengan bersemangat.
• Pembicaraan
- Cara berbicara : suaranya tegas, cepat, spontan dalam menjawab
pertanyaan.
- Gangguan berbicara : Tidak ada.
ALAM PERASAAN
• Suasana perasaan (mood) : Euforia
• Afek ekspresi afektif : Luas
• Arus : Cepat
• Stabilitas : Stabil
• Kedalaman : Dalam
• Skala Diferensiasi : Luas
• Keserasian : Serasi
• Pengendalian impuls : Baik
• Ekspresi : Wajar
• Dramatisasi : Tidak ada
• Empati : Dapat di raba rasakan
GANGGUAN PERSEPSI
• Halusinasi : Auditorik (+)
• Ilusi : Tidak ada
• Depersonalisasi : Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada

SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


• Taraf pendidikan : Lulus SMA
• Pengetahuan umum : Baik
• Kecerdasan : Baik
• Konsentrasi : Baik
• Orientasi
• Waktu : Baik (dapat menyebutkan berapa lama
sudah di rumah sakit)
• Tempat : Baik (mengetahui ini di RSJ)
• Orang : Baik (dapat mengenali wajah pemeriksa)
• Situasi : Baik
• Daya ingat
Tingkat
Jangka panjang : Baik
(dapat mengingat tempat tanggal lahirnya)
Jangka pendek : Baik (dapat mengingat sarapan apa tadi pagi)
Segera : Baik (dapat mengingat nama pemeriksa)
Gangguan : Tidak ada
• Pikiran abstraktif : Baik (pasien tahu persamaan bola dan jeruk,
apel dan pisang)
• Visuospatial : Baik (dapat mengambarkan jam 13.30 WIB)
• Bakat kreatif :

• Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (bisa mengurus dirinya


sendiri seperti mandi, makan, berpakaian, dan berdandan)
PROSES PIKIR
• Produktifitas : Autistik, flight of ideas
• Kontinuitas : jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan, tapi
terkadang pasien keluar dari topik yang
ditanyakan
• Hendaya bahasa : Tidak ada
• Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak ditemukan
Waham : Waham kebesaran, waham curiga
Obsesi : Tidak ditemukan
Fobia : Tidak ditemukan
Gagasan rujukan : Tidak ditemukan
Gagasan pengaruh : Tidak ditemukan
PENGENDALIAN IMPULS
Baik (pasien dapat mengendalikan diri)

DAYA NILAI
– Daya nilai sosial : Baik
– Uji daya nilai : Baik
– Daya nilai realitas : Buruk

TILIKAN
Derajat I : Penyangkalan total terhadap penyakitnya

RELIABILITAS
Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu badan : afebris
Frekuensi pernafasan : 22 kali/menit
Bentuk tubuh : Atletikus
Sistem kardiovaskular : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Sistem respiratorius : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/- ,
wheezing -/-
Sistem Gastrointestinal : Datar, supel, nyeri tekan epigastrium
(-), Hepar dan lien tidak membesar
Sistem musculoskeletal : Akral hangat, edema (-) sianosis (-)
deformitas (-)
Sistem urogenital : CVA (-), Ballotement (-)
• STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan
Mata : Kelopak edema (-),konjugtiva anemis-/-
sclera ikterik -/-
Pupil : Pupil isokor, refleks cahaya +/+
Ofthalmoscopy : Tidak dilakukan
Motorik : Tidak dilakukan
Sensibilitas : Tidak dilakukan
Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
Fungsi luhur : Tidak dilakukan
Gangguan khusus : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang

Hasil Pemeriksaan LAB Tanggal 24 April 2013


• Rontgen thoraks
• Hb : 12g/dL
• Leukosit : 5.000/uL - cor, sinus, diafragma normal
• Trombosit : 208.000/uL
• Hematokrit : 47 % - pulmo : hilli dan corakan paru
• LED : 5 mm/jam normal, tak tampak perbercakan
• SGOT : 16,1 IU/I
• SGPT : 18,1 IU/I lunak

Kesan : Cor dan Pulmo tidak ada


kelainan
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien, perempuan berusia 48 tahun, di bawa oleh keluarga ke UGD RSJ.

Provinsi Jawa barat karena meresahkan warga, mengetuk pintu rumah

warga tengah malam, pasien juga merasa curiga (paranoid) kepada

keluarganya. Pasien mengaku dirinya adalah anak dari mantan Presiden

Soeharto (waham kebesaran), pasien mendengar suara-suara bisikan

(halusinasi audiotorik).
Selama wawancara, pasien sangat bersemangat dan antusias menjawab
pertanyaan, pasien terus berbicara serta kecepatan bicaranya cepat
sehingga sulit diinterupsi. Ide-ide pasien sangat banyak dan merasa
sanggup melakukan semua apa yang dipikirkannya. Kadang terdapat
lompatan ide dari satu topik ke topik yang lain (flight of idea). Terdapat
waham dan halusinasi audiotorik. Pada pasien ditemukan tilikan derajat 1
dimana terdapat penyangkalan total terhadap penyakitnya.
Formulasi diagnostik

Aksis I :
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat

dinyatakan sebagai gangguan jiwa karena adanya:

1. Gejala kejiwaan berupa:


– Gelisah, susah tidur, flight of idea

– Waham kebesaran dan waham curiga

– Adanya halusinasi audiotorik


2. Gangguan jiwa ini sebagai GMNO karena tidak adanya:
• Gangguan atau penurunan kesadaran
• Gangguan daya ingat
• Tidak ada faktor organik spesifik

3. GMNO ini termasuk gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
psikosis, karena sudah berlangsung lebih dari 1 minggu, pasien merasa
sangat bersemangat dan energik, afek meningkat, bicara banyak, kurang
tidur, serta adanya gangguan daya nilai realitas berupa waham kebesaran
dan waham curiga. Selain itu terdapat satu episode afektif lainnya
(depresif) di masa lampau.
Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk gangguan afektif bilopar
episode kini manik dengan psikosis, karena memenuhi kriteria diagnostik
yaitu:
• Sudah berlangsung lebih dari 1 minggu dan cukup berat sehingga sampai
mengganggu seluruh akifitas pekerjaan dan sosial yang biasa dilakukan.
• Perubahan afek disertai dengan energi yang berlebihan sehingga terjadi
aktifitas yang berlebihan dan banyak bicara, serta kebutuhan tidur
berkurang, ide-ide banyak dan terlalu optimis.
• Waham kebesaran (merasa dirinya anak Presiden Soeharto dan sekarang
anak angkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono)
• Waham curiga (merasa curiga orang ingin meracuninya)
• Aksis II : Tidak ada diagnosis
• Aksis III : Hipertensi
• Aksis IV : Masalah Keluarga dan Masalah Ekonomi
• Pasien bercerai dan kehidupan perekonomian
berubah.
• Kehilangan ibunya yang meninggal.
• Aksis V : GAF 60-51
EVALUASI MULTIAKSIAL

• Aksis I : Gangguan afektif bipolar, episode kini manik


dengan gejala psikosis
• Aksis II : Tidak ada
• Aksis III : Hipertensi
• Aksis IV : Masalah Keluarga dan Masalah Ekonomi
• Pasien bercerai dan kehidupan perekonomian
berubah.
• Kehilangan ibunya yang meninggal.
• Aksis V : GAF 60-51
PROGNOSIS

Faktor yang mempengaruhi prognosis:


Faktor yang mendukung prognosis baik:
Masih ada dukungan dari keluarga

Faktor yang mendukung prognosis buruk:


 Bercerai
 Psikosis
Kesimpulan prognosis
– Vitam : bonam
– Functionam : dubia ad bonam
– Sanationam : dubia ad bonam
DAFTAR PROBLEM

– Organobiologik : turunnya aktivitas amina biogenik (norepinefrin,


serotonin, dopamin) pada depresi dan naik pada
mania.
– Psikologik/psikiatri : waham kebesaran, curiga,
– Sosial budaya : masalah keluarga (bercerai, ibu meninggal),
masalah ekonomi
PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka
• Anti psikotik : Haloperidol 2 x 5 mg (1 – 0 – 1)

• Anti mania : As. Valproat 3 x 250 mg (1 – 1 – 1)

• Diazepam 1 x 2 mg (0 – 0 – 1)
• Amlodipin 1 x 5 mg
Psikoterapi
– Melakukan pendekatan terhadap pasien.
– Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya.
– Meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi masalahnya.
– Mengajarkan pasien bagaimana cara untuk mengendalikan amarah
– Memotivasi pasien untuk rajin meminum obatnya.
– Menjalaskan kepada pasien bahwa ada saat dia mengalami gejala manik
dan saat dia mengalami gejala depresi. Pada saat dia mengalami fase
manik jangan terlalu mengikuti kemauannya, tetapi dipikirkan matang-
matang dulu sesuai dengan realistis, begitu juga pada saat pasien depresi
minta nasehat kepada teman dan orang lain dan selalu terbuka serta
berpikir yang positif.

Sosioterapi
– Memotivasi pasien untuk bergaul dengan orang lain dan melibatkan
pasien dalam setiap kegiatan sosial.
– Memotivasi pasien untuk rajin beribadah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai