Anda di halaman 1dari 12

DISKUSI

RESIKO BUNUH DIRI

By : Kelompok 10
Fasil : Ns. Indah Mukarromah
PERILAKU DESTRUKTIF
DIRI TIDAK LANGSUNG?

• Setiap aktivitas yang merusak kesejahteraan


fisik individu dan dapat mengarah kepada
kematian
• Individu tidak menyadari tentang potensial
terjadi kematian akibat perilakunya
• Biasanya akan menyangkal jika dikonfrontasi
Perilaku destruktif diri tak lagsung meliputi perilaku :
- Merokok
- Mengebut
- Berjudi
- Tindakan kriminal
- Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi
- Penyalahgunaan zat
- Perilaku yang menyimpang secara sosial
- Perilaku yang menimbulkan stres
- Gangguan makan
- Ketidakpatuhan pada tindakan medik
• Predisposisi
• Presipitasi
• Sumber koping
• Mekanisme koping
• Mencakup : rencana yang spesifik terkait bunuh diri yang dilakukan
(kapan, dengan apa, cari faktor penguat dan penghambat rencana
bunuh diri)
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PENGKAJIAN
1. Tentukan tujuan secara jelas : fokus pada investigasi depresi dan
pikiran yang berhubungan dengan bunuh diri.
2. Perhatikan signal / tanda yang tidak disampaikan namun mampu
diobservasi dari komunikasi non verbal.
3. Jangan terlalu tergesa – gesa, Jangan membuat asumsi, Jangan
menghakimi
4. Kenali diri sendiri
BANYAK INSTRUMENT YANG BISA DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN RESIKO KLIEN
MELAKUKAN BUNUH DIRI DIANTARANYA DENGAN SAD PERSONS

no Sad persons Keterangan


1 Sex (jenis kelamin) Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih tinggi
dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali dibanding
laki laki melakukan percobaan bunuh diri

2 Age ( umur) Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau lebih muda, 45 tahun
atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun lebih

3 Depression 35 – 79% oran yang melakukan bunuh diri mengalami sindrome


depresi.
4 Previous attempts 65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah
(Percobaan melakukan percobaan sebelumnya
sebelumnya)
5 ETOH ( alkohol) 65 % orang yang suicide adalah orang menyalahnugunakan
alkohol
no SADPERSONS Keterangan
6 Rational thinking Loss Orang skizofrenia dan dementia lebih sering melakukan bunuh diri
(Kehilangan berpikir disbanding general populasi
rasional)
7 Sosial support lacking Orang yang melakukan bunuh diri biasanya kurannya dukungan dari teman
(Kurang dukungan dan saudara, pekerjaan yang bermakna serta dukungan spiritual
social keagaamaan

8 Organized plan Adanya perencanaan yang spesifik terhadap bunuh diri merupakan resiko
(perencanaan yang tinggi
teroranisasi)
9 No spouse Orang duda, janda, single adalah lebih rentang disbanding menikah
(Tidak memiliki
pasangan)
10 Sickness Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko tinggi melakukan bunuh
diri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh diri
• Pengertian : Resiko untuk mencederai diri yang mengancam kehidupan
NOC
Impulse Control, Suicide Self-Restraint
Tujuan
• Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Indicator
• Menyatakan harapannya untuk hidup
• Menyatakan perasaan marah, kesepian dan keputusasaan secara asertif.
• Mengidentifikasi orang lain sebagai sumber dukungan bila pikiran bunuh diri
muncul.
• Mengidentifikasi alaternatif mekanisme coping
IMPLEMANTASI ----- SP
RBD KLIEN DAN
KELUARGA

NIC :
• Active Listening,
• Coping Enhancement,
• Suicide Prevention,
• Impulse Control Training,
• Behavior Management : Self-Harm ,

• Hope Instillation,
• Contracting,
• Surveillance: Safety
KEWASPADAAN PERAWAT

1. Semua ancaman bunuh diri verbal/non verbal harus ditanggapi scr


serius
2. Jauhkan semua benda berbahaya dari pasien
3. Jika pasien beresiko tinggi untuk bunuh diri, observasi secara ketat
4. Observasi saat pasien minum obat --- cek apakah benar sudah ditelan
5. Jelaskan semua tindak pengamanan kepada pasien
6. Waspadalah jika pasien tiba-tiba menjadi tenangdan tenteram dengan
dirinya sendiri
TERAPI…..

1. psikoterapi individu atau terapi kelompok


2. terapi keluarga
3. Terapi obat-obatan sesuai dengan keadaan, Misal untuk pasien
dewasa :
- Amitriptyline (25-50 mg p.o sehari 3 x)
- Diazepam (2-5 mg p.o sehari 3 kali)
- Chlorpromazine ( 50- 100 mg p.o sehari 3 kali).
STRATEGI TERAPI

1. Memotong lingkaran pikiran bunuh diri


2. Menguatkan kembali ego pasien dan memperbaiki mekansme
pembelaan yang salah
3. Membantu pasien agar dapat hidup wajar kembali.

Anda mungkin juga menyukai