Anda di halaman 1dari 22

PENGERTIAN

Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi yang


disebabkan oleh defisiensi protein yang berat dimana
konsumsi protein yang tidak mencukupi kebutuhan

ETIOLOGI
1. Pola makan
2. Faktor sosial
3. Faktor ekonomi
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Pathway

PATHWAY.docx
MANIFESTASI KLINIS

1. Secara umum anak nampak sembab, letargik, dan cengeng. Pada tahap
lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.

2. Gejala terpenting adalah pertumbuhan yang terhambat, berat badan dan


tinggi badan lebih rendah dibandingkan dengan BB baku.

3. Sebagian besar kasus menunjukan adanya edema, baik derajat ringan


maupun berat. Edema ini muncul dini, pertama kali terjadi pada alat dalam,
kemudian muka, lengan, tungkai, rongga tubuh dan pada stadium lanjut
mungkin di seluruh tubuh(edema anasarka)

4. Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan


subkutan tipis dan lembek

5. Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare.


Kadang-kadang anoreksia demikian hebatnya dan penderita akan menolak
semua jenis makanan, sehingga cara pemberiannya harus per sonde. Diare
terdapat pada sebagian besar penderita yang selain infeksi penyebabnya
mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas atau usus(atrofi)
6. Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku
serta mudah dicabut. Tarikan ringan di daerah temporal
dengan mudah dapat di mencabut seberkas rambut
tanpa reaksi sakit. Pada kwashiorkor tahap lanjut rambut
akan terlihat kusam, jarang, kering, halus, dan berwarna
pucat atau putih

7.Kelainan kulit tahap awal berupa kulit yang kering,


bersisik dengan garis-garis kulit yang dalam dan lebar
disertai denitamin B kompleks, defisiensi eritropoetin
dan kerusakan hati
8.Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi
imunologik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Pemeriksaan Fisik
2.Pemeriksaan laboratorium:
•Pemeriksaan glukosa darah: bila < 54 mg/dl maka
menunjukkan adanya indikasi hipoglikmia.
•Hapusan darah tepi :
1.Untuk mengetahui adanya infeksi malaria
2.Hemoglobin ( < 40g/l menunjukkan adanya
anemia.)
3.Hematokrit ( < 12% menunjukkan adanya
anemia)
•Pemeriksaan kultur urine
Untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih yang
berpengaruh terhadap peningkatan metabolisme dan
peningkatan kebutuhan protein
Komplikasi

1. Diare
2. Infeksi
3. Anemia
4.Gangguan tumbuh kembang
Penatalaksanaan Terapeutik
•Diit tinggi kalori, protein, mineral dan
vitamin.
•Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
•Penanganan diare bila ada cairan,
antidiare dan antibiotik.
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
•Riwayat status sosial-ekonomi
• Pengkajian antrometri
• Kaji riwayat pola makan
• Kaji manifestasi klinis
• Kaji tanda-tanda vital
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekuatnya intake nutrisi,
anoreksia.
Goal: Klien akan meningkatkan nutrisi yang adekuat
sesuai kebutuhan tubuh selama dalam perawatan.

Objektif: Dalam jangka waktu 2 x 24 jam kebutuhan


protein dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil :
•Meningkatkan masukan oral
•Kebutuhan nutrisi terpenuhi
•Nafsu makan meningkat
Intervensi:

1.Kaji usia, tinggi/BB, bentuk tubuh, kekuatan dan pola


aktivitas/istirahat.
R: Memberikan informasi tentang kebutuhan protein untuk
merencanakan tindakan.

2.Perhatikan masukan protein sehari-hari. Anjurkan klien untuk


mempertahankan asupan makanan yang mengandung protein setiap hari.
R: Informasi tentang pola diet pasien akan mengidentifikasi kekuatan/
kebutuhan/ defisiensi.

3.Berikan kesempatan kepada klien untuk memilih makanan untuk


memenuhi rencana diet.
Rasional : Meningkatkan partisipasi/ rasa control dan dapat
meningkatkan resolusi defisiensi nutrisi
4.Timbang dan catat BB badan klien setiap minggu.
Rasional : Memberikan informasi terkini dari status/
efektifitas rencana diet

5.Berikan makanan TKTP dalam porsi kecil tapi


sering.
Rasional : memenuhi kebutuhan protein anak guna
mengatasi kwashiorkor.

6.Kolaborasi dengan ahli diet.


Rasional : bermanfaat dalam menyusun
rencana/kebutuhan diet individual.
2. kerusakan integritas kulit behuungan dengan perubahan
status nutrisi/status metabolik
Goal :Klien akan mempertahankan integritas kulit selama
dalam perawatan.

Objektif :
•Dalam jangka waktu 1 jam kulit pasien tampak bersih
dan lembab.
•Dalam jangka waktu 1 x 24 jam kulit pasien tidak bersisik
lagi.
•Dalam jangka waktu 1 minggu kulit pasien normal dan
elastis.
Intervensi :

1. Kaji keadaan kulit akan adanya hipo/hiperpigmentasi deskuamasi/lesi


Rasional : Sebagai indikasi tindakan selanjutnya.

2. Pertahankan lingkungan yang sejuk


Rasional : Lingkungan yang sejuk mengurangi penguapan berlebihan.

3. Perhatikan alat tenun dan kebersihan pakaian dalam keadaan kering.


Rasional : Pakaian dan alat tenun yang basah memudahkan terjadinya
iritasi dan tempat berkembangnya mikroorganisme.

4. Pertahankan status hidrasi dengan pemberian cairan 130ml/kg


BB/hari, bila tak ada kontraindikasi
Rasional : Dehidrasi menyebabkan kulit kering dan bersisik sehingga
mudah teriritasi.
5. Jaga keadaan kulit tetap kering terutama pada daerah
perlipatan
Rasional : Kulit yang lembab mudah teriritasi.

6. Rubah posisi pasien tiap 2 jam.


Rasional : Menghindari penekanan yang berlebihan yang
memudahkan kulit lecet.

7. Lakukan perawatan kulit secara teratur.


Rasional : Perawatan yang baik akan mempertahankan
keutuhan kulit.
8. Kolaborasi therapi salep kulit polymycin B
Rasional : Salep kulit membantu proses penyembuhan.
3. Resiko tinggi terjadi infeksi, komplikasi berhubungan
dengan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Goal : klien akan mempertahankan keadaan yang stabil
tanpa ada komplikasi selama proses perawatan.

Obyektif : Dalam jangka waktu 2 x 24 jam klien tidak


menunjukan tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil :
•Suhu tubuh normal
•Leukosit dalam batas normal
Intervensi:
1. Observasi keadaan umum klien mencakup adanya tanda – tanda
yang mengarah pada infeksi.
Rasional : mengidentifikasi secara dini keadaan klien untuk
menentukan rencana tindakan selanjutnya.

2. Usahakan agar bagian yang tertekan selalu bersih dan kering. Pasien
dimandikan 2 kali sehari dengan air hangat dan jika pakaian basah atau
kotor harus segera diganti.
Rasional : melancarkan perfusi ke jaringan untuk mencegah terjadinya
dekubitus.

3. Kolaborasi untuk mengatasi penyakit penyerta.


Rasional : mencegah bertambah buruknya keadaan pasien karena
penyakit tersebut.
4. Kurang pengetahuan orang tua mengenai jenis makanan yang
mengandung protein dan cara pengelolahannya berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Goal: orang tua akan meningkatkan pengetahuan tentang jenis-jenis
bahan makanan dan cara pengelolahannya selama proses perawatan.

Obyektif :
•Orang tua dapat mengetahui/menyebutkan penyebab dari penyakit
yang diderita anaknya.
•Orang tua dapat menyebutkan cara perawatan anak sakit.
•Orang tua dapat mendemonstrasikan pemberian makanan kepada anak
dan gizi seimbang.
Intervensi:

1.Kaji tingkat pengetahuan orang tua tentang bahan makanan yang


penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anank.
Rasional : mengidentifikasi tingkat pengetahuan orang tua mengenai
bahan–bahan makanan yang bermanfaat terhadap tumbuh kembang
anak.
2. Menjelaskan kepada orang tua tentang penyebab dari penyakit yang
diderita anaknya.
Rasional : meningkatkan pengetahuan orang tua tentang penyebab dari
penyakit tersebut, sehingga orang tua mau merubah perilakunya.
3. Jelaskan susunan zat makanan yang didapat klien yang berguna
dalam proses tumbuh kembang anak.
Rasional : orang tua menjadi tahu tentang manfaat dari bahan makanan
yang didapat anaknya dan berusaha untuk melanjutkan setelah anak
selesai dirawat.
4. Berikan contoh bahan makanan yang bergizi serta cara memilih
dan memasaknya, jika tidak dapat memilih yang mahal tunjukkan
bahan apa sebagai pengganti yang mengandung nutrien yang
diperlukan.
Rasional : memberikan pilihan yang objektif bagi orang tua dalam
memenuhi kebutuhan makan bagi anaknya.

5. Anjurkan pada orang tua agar anak dibawa ke posyandu /


puskesmas untuk mendapatkan petunjuk pemberian makanannya
serta mendapatkan pengawasan kesehatannya.
Rasional : memfasilitasi orang tua dalam memantau secara
langsung mengenai kebutuhan anak terhadap nutrisi dan tingkat
kesehatannya
3. Implementasi
Tindakan dilakukan sesuai intervensi yang telah ditetapkan dan sesuai
kondisi pasien.

4. Evaluasi
•Nafsu makan meningkat.
•Tidak terdapat edema.
•Keadaan mental telah membaik: mau tersenyum, menanggapi
rangsangan, perhatian terhadap lingkungan.
•Dapat duduk, merangkak, atau berdiri sendiri.
• BB meningkat
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai