Anda di halaman 1dari 118

KONSEPTUAL MODEL

KEPERAWATAN
KOMUNITAS
MODEL BETTY NEUMAN
Ns. Suhadi,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
MODEL “HEALTH CARE SYSTEM” DARI
BETTY NEUMAN
 Model konsepsual dari Neuman memberi
penekanan pada penurunan stress dengan
memperkuat pertahanan diri baik yang bersifat
fleksibel, normal maupun yang resisten,
intervensi diarahkan ketiga garis pertahanan
yang terkait dengan tiga level prevensi.
 Model ini menganalisa interaksi 4 variabel yang
menunjang komunitas yaitu fisik, psikologis,
sosial – kultural dan spiritual.
 Adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas
klien dan keluarga dalam lingkungan yang
dinamis
Asumsi Neuman
 4 konsep utama dari paradigma keperawatan
terkait dengan keperawatan komunitas yang
dikemukakan ialah
 Manusia :
 Merupakan sustu sistem terbuka, yang selalu
mencari keseimbangan dari harmoni dan
merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel :
fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan
dan sipritual
 Lingkungan :
 Meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar klein atau sistem
klien.
Asumsi Neuman
 Sehat :
 Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan.
 Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari / mengatasi
stressor.

 Keperawatan :
 Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan
stressor melalui pencegahan primer, skunder dan
tersier.
Sehat menurut Neuman
 Suatu keseimbangan bio-psiko-sosiokultural dan
spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu
fleksibel, normal dan resisten.
 Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat
intervensi yaitu :
1.Intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila
gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang
fleksibel,
 2.Intervensi yang bersifat Prevensi apabila garis
pertahanan normal yang terganggu
 3. Intervensi yang bersifat Kurasi / rehabilitasi
dilakukan apabila garis pertahanan resisten
pertahanan resisten yang terganggu.
Neuman…
 Keperawatan sebagai ilmu dan kiat,
mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar klien (Individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat) yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga
garis pertahanan yaitu fleksibel, normal dan
resisiten dan berupaya membantu
mempertahankan keseimbangan untuk
sehat.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat

mempelajari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar


klien (Individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat)

berhubungan dengan ketidakseimbangan yang


terjadi pada ketiga garis pertahanan yaitu
fleksibel, normal dan resisiten

berupaya membantu mempertahankan


keseimbangan untuk sehat
SISTEM KLIEN
Sbg suatu “concentric rings” terdiri dari tiga
garis pertahanan:
1. Fleksibel : pertukaran energi dg
lingkungan
2. Normal : level sehat dari sistem klien
3. Resisten : faktor-faktor mendukung
garis-garis pertahanan dan
proteksi struktur dasar
sistem klien
Skema CAP
Betty Neuman’s Model

Sehat:
Prevensi Primer Garis pertahanan
Fleksibel
Psikologis
Sosial
Ancaman: Garis pertahanan
Prevensi Biologis Normal
Sekunder Core
Garis pertahanan
Resisten

Spiritual Kultural
Nyata/Aktual:
Prevensi Tersier

Teori/Model ini sbg framework CHN


FRAMEWORK Lingkungan: Bio-Psiko-Sosio-
Kul-Spiritual

Core: kumpulan agregat 1 s.d 8  elemen-elemen yg


(individu,keluarga, 2 3 mem-pengaruhi kom
klp/kom) di suatu 1 4 1. Education
wilayah : 2. Economics
Core:
3. Communication
Kom 4. Safety & Transportation
Entry point: Individu, 8 5 5. Physical environment
Keluarga, klp/kom 6 6. Health & social services
7
7. Recreation
8. Politics and Government

Teori DIAGNOSIS Kenyataan

Prevensi Prevensi
PERENCANAAN
primer tersier
Prevensi sekunder

IMPLEMENTASI

EVALUASI
APLIKASI MODEL NEUMAN PADA
KOMUNITAS
 Sesuai dengan teori Neuman, kelompok
/ komunitas dilihat sebagai klien
dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan, yang terdiri dari lima
tahapan.
1. Pengkajian :

Pengkajian dpt dilakukan dgn


menggunakan berbagai metode:
Angket, Wawancara mendalam,
FGD, Windshield survey (Observasi
wilayah) sbg data primer atau dpt
gunakan data sekunder dari laporan
atau dokumentasi yang ada di
wilayah setempat, kabupaten/Kota,
propinsi atau nasional yg relevan
dengan pokok pembahasan
3/12/2018 15
Hal yang perlu dikaji ialah :
a. Core / Inti :
b. Delapan (8) sub sistem yang mempengaruhi
komunitas :
1. Perumahan
2. Pendidikan
3. Keamanan dan keselamatan
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait
dengan kesehatan
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia
6. Sistem komunikasi
7. Ekonomi
8. Rekreasi
APLIKASI MODEL NEUMAN PADA
KOMUNITAS
Sesuai dengan teori Neuman, kelompok /
komunitas dilihat sebagai klien
dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan
penggunaan proses keperawatan
sebagai pendekatan, yang terdiri dari
lima tahapan.
INTI KOMUNITAS
Pengkajian :
Hal yang perlu dikaji ialah :
a. Core / Inti :
 Data demografi kelompok / komunitas yang
terdiri dari umur (yang beresiko),
pendidikan, sex, pekerjaan, agama, nilai-
nilai keyakinan serta riwayat timbulnya
kelompok / komunitas
Merupakan esensial, dasar, abadi
 Sejarah
 Demografi
 Etnis
 Nilai dan keyakinan

18
SEJARAH/RIWAYAT
 Terjadinya
 Perkembangan
Melalui: ‘windshield survey’
 Bertanya pada orangtua: yang telah lama
tinggal
 Benda-benda sejarah

Sumber lain:
 Perpustakaan
 ‘Pemimpin kota’
 Sejarah kota

19
DEMOGRAFI
 Usia & karakteristik jenis kelamin
 Distribusi ras
 Tipe rumah tangga: keluarga, bikan
keluarga, grup
 Status perkawinan

Sumber:
 Sensus rumah tangga
 Perencanaan jangka panjang
 Kamar dagang
20
STATISTIK PENTING/POPULASI
SUBSISTEM
 Angka kelahiran
 Angka kematian: usia, penyebab
 Angka Kesakitan/masalah kesehatan
 Perilaku sehat
 Masalah sosial
 Angka kekerasan

Sumber:
 Departemen kesehatan kota/negara
 Perpustakaan
 Laporan statistik/sensus
21
ETNIS

 Indikasi perbedaan etnis (restoran,


festival)
 Distribusi etnis

Sumber:
 Balai kota, walikota, observasi arsip

22
NILAI DAN KEYAKINAN

 Nilai dan keyakinan


 Agama: distribusi, pemimpin agama

Sumber:
 Kontak personal
 Obsevasi
 Buku telepon

23
b. Delapan (8) sub sistem
yang mempengaruhi
komunitas :
2 3
1 4
Core:
Kom
8 5
6
7
1. Perumahan :

 Tempat tinggal yg dihuni penduduk


termasuk penerangan,
 sirkulasi udara,
 kepadatan merupakan stressor bagi
penduduk.
2. Pendidikan :

 Apakah ada sarana pendidikan yang dapat


digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
komunitas

 Sumber daya pendidikan:sekolah-sekolah public


dan privat, perpustakaan; pelayanan untuk
kelompok dan siswa dengan kebutuhan khusus
 Program and sumber daya, pelayanan, pembiayaan
dokumen, fasilitas
 Kemampuan (performance) Sekolah
3. Keamanan dan keselamatan :

 Apakah ada gangguan keamanan dan


keselamatan lingkungan tempat tinggal,
apakah tidak menimbulkan stress.
 apakah tidak menimbulkan stress.
 Safety ?
 Jalan raya dan rel kereta api?
 Banjir
 Premanisme
4. Politik dan kebijakan
pemerintah terkait dengan
kesehatan:
 Apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat
pelayanan
 Apakah terlihat tanda-tanda adanya aktifitas
politik di wilayah yg dibina, seperti poster;
pertemuan-pertemuan partai politik, dll
 Apa yg menjadi kepedulian partai  apakah
terkait dgn target atau upaya-upaya
kesehatan ? (kegiatan-kegiatan yg dilakukan
tdk bersifat mengikat)
POLITIK…
 Apakah ada organisasi di wilayah
setempat yg peduli thd kesehatan?
Misalnya: adanya LSM tertentu yg
peduli thd masalah TB paru yg turut
menunjang terlaksananya
penanggulangan TB dgn strategi
DOTS  melatih PMO (kader utk
pengawas minum obat) dan
menyediakan obat, transpot utk
pasien dan insentif utk kader PMO
3/12/2018 29
POLITIK…
 Buat daftar organisasi yg peduli
thd kesehatan
 Lakukan pendekatan melalui
penggalian thd visi, misi, tujuan
dan aktifitas-aktifitas organisasi
tsb yg terkait kesehatan yg ada
dalam program kerja tahunannya

3/12/2018 30
POLITIK…
 Lakukan kerjasama atau
kemitraan utk organisasi yg tdk
mengikat dan mendukung upaya
kesehatan.
 Sharing visi dan misi 
memperoleh kesepakatan
kerjasama dgn kesamaan visi dan
misi

3/12/2018 31
POLITIK….
 Identifikasi kegiatan yg dpt
dilakukan bersama dgn rincian
tanggung jawab masing-masing
 Lakukan kontrak kerjasama secara
tertulis

3/12/2018 32
PEMERINTAHAN
 Jenjang pemerintahan mencakup:
kelurahan/desa; kecamatan;
kabupaten/kota; propinsi dan pusat.
 Desentralisasi  Kab/Kota
 Lakukan pendekatan thdp stake
holder (Lurah, camat, bupati, dll)
 Gali Kebijakan-kebijakan terkait
kesehatan

3/12/2018 33
PEMERINTAHAN…
 Gali prioritas dana alokasi
umum (DAU)  kesehatan
 Kaji kemungkinan program yg
akan dilakukan dpt menjadi
bgn dari prioritas tersebut
 Diskusikan bentuk-bentuk usulan
kegiatan (misal: TOR), perhitungan
biaya, dll sesuai dgn standar yg
ada
3/12/2018 34
PEMERINTAHAN….
 Kaji kegiatan-kegiatan pemerintahan
setempat yg melibatkan peran serta
masyarakat, a.l: pertemuan-pertemuan
lintas sektor dan pokok bahasan  guna
mendapatkan gambaran apakah
masyarakat di wilayah tersebut terlibat aktif
dlm membahas permasalahan wilayahnya
dan kemungkinan program yg akan
dikembangkan dapat dibahas pd pertemuan
tersebut.

3/12/2018 35
5. Pelayanan kesehatan yang
tersedia :
 Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat / memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
 Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk
melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat / memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
 Posyandu, posbindu, poskestren
 Dokter praktik swasta
 Puskesmas
 Klinik/ RS
6. Sistem komunikasi :
 sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas untuk
meningkatkan pengetahuan misalnya :
televisi, radio, koran / leaftet.
 Sistem komunikasi sarana komunikasi apa
saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
untuk meningkatkan pengetahuan
misalnya televisi, radio, koran / leaftet.
 Bagaimana masyarakat melakukan
hubungan satu dengan yang lain
 Ha-hal yang mendasari untuk menperoleh
pesan kesehatan
 Tipe: audio, video, media cetak; telepon;
bertemu muka; komputer
Komunikasi…
Media
 Sumber primer berita terbaru: Radio, televisi,
koran
 Ukuran/jumlah peserta
 Mengendalikan target spesifik (politik,
keagamaan, ras/suku, kelompok budaya)
 Berita terkini: topik kesehatan atau
pengumuman yang bersifat umum
 Dukungan untuk keberlangsuangan informasi
Komunikasi…
Telepon
 Pengguna
 Ketersediaan
 Pemanfaatan

Tatap muka: jaringan informal

Komputer: memberikan akses ke seluruh dunia


7. Ekonomi :
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR / di bawah / di atas, sehingga
upaya pelayanan, misalnya anjuran untuk konsumsi
jenis makanan sesuai dengan status ekonominya.
Tenaga kerja:
 Jumlah orang yang bekerja sebagai buruh
 Orang yang penganguran
 Orang yang tidak bekerja (pensiunan, usia sekolah,
balita)
 Ketidakmampuan
 Jumlah orang yang bekerja dibawah 18 tahun
 tipe pekerjaan
 tipe industri
Ekonomi…

 Pendapatan pribadi
 Anggota keluarga, keluarga, individual
 Sumber penghasilan
 Gaji
 Keamanan sosial
 Bantuan umum bersifat umum
Ekonomi…

 Profesi/pekerjaan dan jenis usaha industri


 Tipe pekerjaan
 Jumlah pegawai
 Gaji tahuanan pegawai

Perkembangan ekonomi saat ini dan yang


akan datang
Ekonomi…
 Pekerjaan terkait bidang kesehatan
 Pekerjaan yang dapat ditimbulkan oleh zat
berbahaya bagi kesehatan
 Hazard tempat pekerjaan: stressor kimia, fisika,
ergonomi.
 Sumber: Kontak kulit, udara (terhisap)
 Tempat kerja: injuri, penyakit, kematian dan
disebabkan oleh kecelakaan
 Jumlah dan rata-rata injuri dan kesakitan, detail
dari pekerja yang mengalami kecelakaan (usia,
jenis kelamin, kelumpuhan, kematian)
8. Rekreasi :

 Apakah tersedia sarana, kapan saja


dibuka, biayanya apakah terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya
dapat digunakan komunitas untuk
mengurangi stress
ANALISIS DATA DAN DIAGNOSIS
KEPERAWATAN KOMUNITAS

3/12/2018 45
 Data-data yang dikumpulkan,
digabungkan dengan data-data inti dan
sub sistem lain utk selanjutnya dianalisis
 Data-data tersebut merupakan
pendukung masalah yg akan dirumuskan,
sekaligus dpt mengarahkan penetapan
rencana kegiatan yg dpt dilakukan

3/12/2018 46
 Analisis  kegiatan yg dilakukan utk
meneliti data-data yang diperoleh dan
membandingkan dgn indikator
normatif atau standar yg ada
 Data yg dianalisis dapat berupa
kuantitatif (angka) atau kualitatif.
 Semua aspek yg diperkirakan dapat
mempengaruhi perlu diperhatikan

3/12/2018 47
 Analisis penting dilakukan utk
menetapkan
 kebutuhan dari komunitas,
 kekuatan/potensi komunitas,
 Identifikasi pola respons thd kes,
 dan kecenderungan penggunaan
pelayanan kes

3/12/2018 48
 Lakukan Pengkategorian dan
pembandingan  Gap
(kesenjangan) antara data/fakta
dengan indikator normatif atau
standar guna rumuskan
masalah/diagnosis kep komunitas

3/12/2018 49
PENGKATEGORIAN DATA
Analisis diawali dgn pengelompokkan
data berdasarkan framework yg
digunakan atau secara tradisional.
Misalnya:
1. Karakteristik demografi: Jml penduduk/keluarga
menurut jenis kelamin, suku, dll
2. Karakteristik geografi: batas wilayah, tempat-tempat
umum, jalan, dll

3/12/2018 50
PENGKATEGORIAN DATA…

3. Karakteristik sosial ekonomi: pekerjaan, income,


pendidikan terakhir yg dicapai, kepemilikan rumah
tempat tinggal (sewa atau milik sendiri), dll
4. Sumber-sumber pelayanan kesehatan dan sosial:
rumah sakit, klinik, pelalayanan sosial yg tersedia,
dll.

3/12/2018 51
DATA ANALISIS…
 Tabel dibuat mencakup: 1) data inti;2) 8 sub
sistem; dan 3) Persepsi: masyarakat thd
kesehatan komunitas dan persepsi pengkaji
terkait kesehatan komunitas tersebut: apa
kekuatan dan kelemahan, masalah dan potensial
masalah, dll
 Ditunjang dengan data yg disajikan dlm bentuk
peta wilayah, tabel, grafik dll.

Bandingkan dgn indikator

3/12/2018 52
DATA ANALISIS
Komponen pengkajian Data
No
1. Inti (Core)

2. Lingkungan Fisik

3. Pelayanan kesehatan
dan sosial

4. Ekonomi

5. Transportasi &
keamanan, dll
3/12/2018 53
ANALISIS DATA
KOMUNITAS
NO DATA INDIKATOR PROBLEM
2. Diagnosa Keperawatan

 Ditegakkan berdasarkan tingkat


reaksi komunitas terhadap stressor
yang ada dan dirumuskan dalam
tiga komponen.
1. Problem / masalah
2. Etiologi / Penyebab
3. Manifestasi / data penunjang
Diagnosis yg dirumuskan
memiliki tiga komponen:
1. Deskripsi masalah/problem atau respons
2. Etiologi (penyebab timbulnya masalah),
kecuali utk diagnosis wellness
3. Tanda dan gejala (data penunjang)
masalah yg timbul.

Jun'gasal o6-07 3/12/2018 56


Diagnosis keperawatan komunitas

 Diagnosis kep kom berfokus pd populasi,


kelompok, atau aggregate paling sedikit
memiliki satu kesamaan ciri, misalnya
masalah kesehatan, lokasi, pekerjaan , dll
 Diagnosis yg dirumuskan mencakup:
Wellness: Potensial
Sickness : Risiko dan Aktual

Jun'gasal o6-07 3/12/2018 57


Pengelompokan diagnosa
keperawatan
 Aktual : masalah nyata, sudah ada saat
pengkajian.
 Resiko : akan terjadi/menjadi nyata akan terjadi
bila tindakan keperawatan tidak dilakukan.
 Potensial/sejahtera : kondisi klien dapat
ditingkatkan kesehatannya.
Diagnosis keperawatan komunitas
Contoh: Wellness
Potensial peningkatan pertumbuhan
balita di Kecamatan Tanjung Sari,
dimanifestasikan dengan atau
ditunjang oleh data sbb:
- 90% balita di garis hijau
- Cakupan penimbangan 80%
- 80% orang keluarga memiliki minat yg tinggi
thd pertumbuhan balita
- Tingkat pendidikan orang tua 70% SMA

Jun'gasal o6-07 3/12/2018 59


Diagnosis keperawatan komunitas
Contoh: Sickness (Risiko)
Risiko gangguan perkembangan pada
balita di kecamatan Tanjung sari b.d
Tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
yg tersedia dan kurangnya pemahaman
masyarakat ttg pentingmya
perkembangan balita. Ditandai dgn:
- 60% balita mengalami keterlambatan
perkembangan (pada tingkat ringan)
- Pendidikan keluarga SMA
- Tidak tersedia pelayanan stimulasi perkembangan
yg terprogram, dll

Jun'gasal o6-07 3/12/2018 60


Diagnosis keperawatan komunitas
Contoh: Sickness (Aktual)
Nutrisi kurang dari kebutuhan (gizi kurang/buruk
pada balita di kecamatan
Tanjung sari b.d Tidak tersedia pelayanan
Kesehatan yg tersedia dan perilaku masy yg
tidak tepat dlm pemenuhan nutrisi balita.
Ditandai dgn:
- 15% balita berada pada garis merah dan
30% di garis kuning (Standar: 0% di garis merah
dan < 30% di garis kuning)
- Pendidikan keluarga SMA
- Tidak tersedia pelayanan konsultasi gizi dll

Jun'gasal o6-07 3/12/2018 61


Menentukan prioritas
 Masalah tidak dapat diatasi dalam waktu
bersamaan.
 Dibuatkan prioritas.
 Tertinggi : mengancam kehidupan atau
keselamatan klien [ hirarki Maslow ].
 Segera : mengancam.
 Urgen : resiko tinggi.
 Non urgen : timbul perlahan dapat ditolerir oleh
klien.
Menentukan tujuan
 TUPAN [tujuan jangka panjang] : hasil dicapai
melalui beberapa TUPEN.
 TUPEN [tujuan jangka pendek] : hasil dicapai
dalam waktu cepat [jam/hari].
 Kriteria tujuan : berfokus pada diagnosa
keperawatan, dapat diukur, jelas & singkat,
realistis untuk kemampuan klien, ada batas
waktu.
3. Perencanaan
 Keputusan awal tentang apa yg akan dilakukan,
bagaimana melakukan, kapan dilakukan, siapa
yg akan melakukan kegiatan tersebut.
 Tujuan untuk memecahkan/mengurangi
masalah klien.
 Langkah kegiatan : menentukan prioritas,
merumuskan tujuan, menentukan tindakan
Menentukan rencana tindakan
 Perawat mempertimbangkan beberapa alternatif
tindakan keperawatan.
 Tindakan keperawatan sejalan dengan tindakan
pengobatan.
 Mempertimbangkan lingkungan, sumber daya &
fasilitas.
 Didasari pengetahuan.
 Harus berupa kalimat perintah.
 Dibuat oleh tenaga keperawatan.
 Disusun berurutan.
3. PERENCANAAN

Intervensi Komunitas melalui :


1. Pendidikan kesehatan
2. Pemberdayaan komunitas
3. Kemitraan
4. Proses Kelompok
Perencanaan
 Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pendidikan kesehatan
2. Demonstrasi ketrampilan
3. Lakukan deteksi dini adanya gangguan
4. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan
terkait
5. Bekerjasama secara lintas sektoral /
lintas program
6. Lakukan rujukan bila perlu
 Intervensi yang dilakukan terhadap
klien ditujukan pada garis pertahanan
yang mengalami gangguan.
 Intervensi yang bersifat Promosi untuk
gangguan pada garis pertahanan fleksibel
berupa :
 Mendemonstrasikan ketrampilan
keperawatan dasar yang dapat dilakukan
klien di rumah/ komunitas yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan /
menseimbangkan garis pertahanan normal.
 Intervensi yang bersifat Prevensi untuk gangguan
pada garis pertahanan normal , berupa :
 Deteksi dini gangguan kesehatan / gangguan
keseimbangan garis pertahanan misalnya deteksi
dari tumbuh kembang balita, keluarga dll.
 Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat
individu misalnya immunisasi, yang bersifat
keluarga/ komunitas berupa konseling awal,
misanya konseling pada calten/ pra nikah
 Intervensi yang dilakukan pada no.1
 Intervensi yang bersifat kurasi dan rehabilitasi
untuk gangguan pada garis pertahanan resisten,
berupa :
 Melakukan prosedur keperawatan yang memerlukan
kepakaran perawat , misalnya melatih klien duduk atau
berjalan dll.
 Memberikan konseling untuk penyelesaian masalah
 Melakukan kerjasama lintas sektoral dan lintas
program untuk penyelesaian masalah.
 Melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan
kerjasama lintas sektoral dan lintas program
INTERVENSI GANGGUAN GARIS
PERTAHANAN
1. Intervensi yang bersifat Promosi untuk
gangguan pada garis pertahanan fleksibel
berupa :
Mendemonstrasikan ketrampilan
keperawatan dasar yang dapat dilakukan
klien di rumah/ komunitas yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan /
menseimbangkan garis pertahanan normal
2. Intervensi yang bersifat Prevensi untuk
gangguan pada garis pertahanan normal ,
berupa :

a deteksi dini gangguan kesehatan / gangguan


keseimbangan garis pertahanan misalnya
deteksi dari tumbuh kembang balita, keluarga
dll
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang
bersifat individu misalnya immunisasi, yang
bersifat keluarga/ komunitas berupa
konseling awal, misanya konseling pada
calten/ pra nikah
c. Intervensi yang dilakukan pada no.1
INTERVENSI GANGGUAN GARIS PERTAHANAN

3. Intervensi yang bersifat kurasi dan rehabilitasi


untuk gangguan pada garis pertahanan resisten,
berupa :
a. Melakukan prosedur keperawatan yang
memerlukan kepakaran perawat misalnya
melatih klien duduk atau berjalan dll.
b. Memberikan konseling untuk penyelesaian
masalah
c. Melakukan kerjasama lintas sektoral dan lintas
program untuk penyelesaian masalah.
d. Melakukan rujukan keperawatan atau non
keperawatan kerjasama lintas sektoral dan
lintas program
4. Pelaksanaan
 Perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang bersifat :
1. Memberikan bantuan sesuai dengan
masalah yang dihadapi masyarakat
2. Memberikan pendidikan komunitas
tentang perilaku sehat.
3. Sebagai advokat komunitas, sekaligus
sebagai fasilitator komunitas.
Pelaksanaan [berdasarkan
perencanaan]
 Jenis tindakan ~
 Independent : tindakan yang diprakarsai sendiri
oleh perawat untuk membantu klien dalam
mengatasi masalah.
 Interdependent/kolaboratif : tindakan atas
kerjasama dengan tim kesehatan lain.
 Observasi/memantau
 Pendidikan kesehatan : penyuluhan, penjelasan
tentang kondisi klien.
5. Penilaian

 Menilai respon verbal dan non verbal


dari komunitas setelah intervensi
dilakukan
 Mencatat adanya kasus baru yang
dirujuk ke RS / pelayanan kesehatan
 Berdasarkan tujuan yang direncanakan
 Berdasarkan indikator yang ingin dicapai
Evaluasi
 Membandingkan tentang kondisi kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
 Mengatur keberhasilan dari rencana & pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan.
 Menyangkut pengumpulan/pengelompokan data
obyektif & data subyektif yang akan menunjukan
apakah tujuan tercapai atau belum.
 Tujuan evaluasi adalah memberikan umpan balik
rencana keperawatan menilai perbandingan hasil
dgn standar yg telah ditentukan.
 Kemudahan/kesulitan evaaluasi dipengaruhi oleh
kejelasan tujuan, bisa/tidaknya tujaun tsb diukur.
PRIORITAS MASALAH
KOMUNITAS
No Diagnosis NO KRITERIA BERAT NYA KRITERIA RASIONAL PRIORITAS
DX MASALAH RANKING MASALAH
(1-10) (1-10) ( BM X
Rank)
Format Mueke
Jumlah
Kriteria Penapisan Skore
Masalah
kesehata Sesu Resi Resi Potensi Intere Kemu Relevan Tersedia Sumber
n/ Dx. ai ko ko untuk st ngkina dengan
Keperaw deng terja Para pendidi Komu n program Tempat W Da Fasilitas Sumber
atan an di h kan niti diatasi ak na daya
komuniti Role Keseha tu
CHN tan /
HE
Format B :Stanhope - Lancaster
Bobot Kriteria Makna
No Kriteria (0-10) Masalah Bobot masih Rasional masalah
(0-10) (K x M)
1 Kesadaran masyarakat
terhadap masalah

2 Motiovasi komuniti
untuk mengatasi
masalah
3 Kemampuan perawat
untuk menatasi masalah

4 Fasilitas yang tersedia


untuk mengatasi
5 Beratnya akibat jika
masih tetap
6 Cepat masalah teratasi
PRIORITAS MASALAH
KOMUNITAS
No Diagnosis NO KRITERIA BERAT NYA KRITERIA RASIONAL PRIORITAS
DX MASALAH RANKING MASALAH
(1-10) (1-10) ( BM X
Rank)
CONTOH!
DIAGNOSIS KEP. KOMUNITAS
 Diagnosis yg dirumuskan memiliki tiga komponen:
1. Deskripsi masalah/problem atau respons
2. Etiologi (penyebab timbulnya masalah), kecuali utk
diagnosis wellness
3. Tanda dan gejala (data penunjang) masalah yg
timbul.
DIAGNOSIS KEP. KOMUNITAS

 Diagnosis kep kom berfokus pd populasi,


kelompok, atau aggregate paling sedikit
memiliki satu kesamaan ciri, misalnya
masalah kesehatan, lokasi, pekerjaan , dll
 Diagnosis yg dirumuskan mencakup:
Wellness: Potensial
Sickness : Risiko dan Aktual
DIAGNOSIS KEP. KOMUNITAS
Contoh: Wellness
Potensial peningkatan pertumbuhan
balita di Kecamatan Tanjung Sari,
dimanifestasikan dengan atau
ditunjang oleh data sbb:
- 90% balita di garis hijau
- Cakupan penimbangan 80%
- 80% orang keluarga memiliki minat yg tinggi
thd pertumbuhan balita
- Tingkat pendidikan orang tua 70% SMA
DIAGNOSIS KEP. KOMUNITAS
Contoh: Sickness (Risiko)
Risiko gangguan perkembangan pada
balita di kecamatan Tanjung sari b.d
Tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
yg tersedia dan kurangnya pemahaman
masyarakat ttg pentingmya
perkembangan balita. Ditandai dgn:
- 60% balita mengalami keterlambatan
perkembangan (pada tingkat ringan)
- Pendidikan keluarga SMA
- Tidak tersedia pelayanan stimulasi
perkembangan yg terprogram, dll

3/12/2018 86
DIAGNOSIS KEP. KOMUNITAS
Contoh: Sickness (Aktual)
Nutrisi kurang dari kebutuhan (gizi
kurang/buruk) pada balita di kecamatan
Tanjung sari b.d Tidak tersedia pelayanan
Kesehatan yg tersedia dan perilaku masy yg
tidak tepat dlm pemenuhan nutrisi balita.
Ditandai dgn:
- 15% balita berada pada garis merah dan
30% di garis kuning (Standar: 0% di garis merah
dan < 30% di garis kuning)
- Pendidikan keluarga SMA
- Tidak tersedia pelayanan konsultasi gizi dll

3/12/2018 87
Contoh Format Analisis Data Komunitas
NO DATA INDIKATOR PROBLEM

1 Data Obyektif: Pemeliharaan kesehatan


tidak efektif :
- Responden berjumlah 79 orang lansia dari kelurahan Tugu RW - Kategori umur lansia berdasarkan penatalaksanaan hipertensi
03,05 dan 10 Depkes RI, lansia adalah pada lansia di Kelurahan
- Berdasarkan Pola penyakit hipertensi primer kasus baru pada pra seseorang yang berusia  60 Tugu b.d masih adanya
lansia dan lansia yang melakukan rawat jalan berjumlah 363 tahun. perilaku beresiko terjadinya
orang dengan rincian penderita berusia 45-64 tahun (4,60%) - Kategori hipertensi menurut hipertensi,
berjumlah 236 orang dan yang berusia  65 tahun (9,90%) WHO(JNC VII) kurangnya informasi tentang
berjumlah 127 (profil Puskesmas Tugu 2010. Tekanan sistolik > 140 mmHg atau pencegahan hipertensi,
- Perilaku kesehatan yang kurang baik, yang dapat menyebabkan tekanan diastolik > 90 mmHg kurangnya sistem pendukung
hipertensi 53,2% dalam pengelolaan hipertensi
- Penghasilan keluarga lansia yang kurang dari Rp1.200.000 Berdasarkan indikator statistik: pada lansia.
sebesar 69,6%
- Lansia yang tidak memiliki jaminan pelayanan kesehatan 45,6% - Perilaku lansia hasil uji normalitas
- Lansia yang mengalami pusing 73,4% p value 0,200 ( > 0,05) yang
- Lansia yang mengalami kaku pada tengkuk 73,4% berarti data normal sehingga
- Lansia mengalami sulit tidur saat tekanan darah meningkat menggunakan mean 35,20; nilai
63,3%
min 24 dan nilai max 48. Perilaku
- Sikap yang kurang pada lansia terhadap tekanan darah tinggi
sebesar 49,4% lansia kurang baik 53,2%.
- Peran keluarga dalam mendukung perawatan terhadap lansia
- Pengetahuan lansia hasil uji
kurang terdapat 59,5%
- Tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi kurang terdapat normalitas p value 0,000 ( <
55,7% 0,05) yang berarti data tidak
- Tingkat kemandirian keluarga pada kemandirian I sebesar normal sehingga menggunakan
35,4% median 35,00 ; nilai min 23 dan
Data Subyektif: nilai max 45. Pengetahuan lansia
kurang baik 55,7% .
- Hasil wawancara dengan petugas puskesmas menyatakan bahwa
kunjungan rawat jalan hipertensi primer cukup tinggi, dengan - Sikap lansia hasil uji normalitas
penggolongan umur 45 tahun (pralansia).
p value 0,001 ( < 0,05) yang
- Wawancara dengan pengelola kesehatan lansia di Dinkes tidak
ada berarti data tidak normal
NO DATA INDIKATOR PROBLEM

- program khusus untuk pembinaan lansia untuk hipertensi


tetapi ada untuk seluruh masalah lansia
- Pembinaan kesehatan lansia dilaksanakan oleh puskemas
melalui kegiatan posbindu di setiap RW, Dinas kesehatan bisa
hanya menerima laporan kegiatannya.
- Ada 9 posbindu di kelurahan Tugu dan belum semua
memiliki posbindu dari 19 RW yang ada.
Wawancara dengan kader kesehatan :
- Kader Lansia RW 05 mengatakan program swadaya dari
masyarakat terkait kesehatan lansia telah dilakukan di wilayah
RW 05 berupa senam jantung sehat.

2 Data Obyektif: Berdasarkan indikator statistik:


- Masih tingginya angka lansia yang makan makanan yang Koping tidak efektif pada
mengandung garam 34,2% - Perilaku lansia hasil uji kelompok lansia dengan
- Terdapat 55,7% lansia dengan hipertensi yang memiliki normalitas p value 0,200 ( > hipertensi di Kel. Tugu b.d
tingkat pengetahuan kurang 0,05) yang berarti data normal sumber-sumber penyelesaian
- Perilaku kesehatan yang kurang baik, yang dapat sehingga menggunakan mean masalah yang tidak adekuat
menyebabkan hipertensi 53,2% untuk mengatasi faktor stres
35,20; nilai min 24 dan nilai max
- Lansia yang tidak memiliki jaminan pelayanan kesehatan sebagai pemicu hipertensi
45,6% 48. Perilaku lansia kurang baik
- Riwayat anggota keluarga yang menderita hipertensi 45,6% 53,2% dan perilaku baik 46,8%.
- Tingkat pengetahuan lansia tentang hipertensi kurang terdapat
55,7% - Pengetahuan lansia hasil uji
Data Subyektif normalitas p value 0,000 ( <
Hasil wawancara pada kader posbindu lansia di dapatkan bahwa 0,05) yang berarti data tidak
tidak semua lansia melakukan pemeriksaan berkala secara rutin di normal sehingga menggunakan
posbindu, lansia laki-laki pada umunya jarang berkunjung ke median 35,00 ; nilai min 23 dan
posbindu nilai max 45. Pengetahuan lansia
kurang baik 55,7% dan
pengetahuan baik 44,3%.
NO DATA INDIKATOR PROBLEM
3 Responden 79 lansia RW yaitu RW 03,05 dan 10
Data Obyektif ; UMR kota Depok :Rp 1.200.000,-
Regimen terapeutik
▪ 12,7% lansia pernah mengalami stroke
Berdasarkan indikator statistik: inefektif pada kelompok
▪ Keluhan yang dialami lansia saat tekanan
lansia dengan hipertensi di
darah meningkat : 73,4% pusing atau sakit
kepala, 73,4% tengkuk kaku, 70,9% -Perilaku lansia hasil uji normalitas p Kel. Tugu b.d kurangnya
pandangan kabur, 63,3 sulit tidur,45,6% value 0,200 ( > 0,05) yang berarti data dukungan keluarga dalam
perawatan hipertensi pada
telinga berdenging, 70,9% cepat lelah, 53,2% normal sehingga menggunakan mean
lansia
memiliki perilaku yang kurang baik terhadap 35,20; nilai min 24 dan nilai max 48.
perawatan hipertensi. Perilaku lansia kurang baik 53,2%.
▪ 7,6% lansia tidak pernah kontrol tekanan
darah, 27,8% lansia jarang kontrol tekanan -Peran lansia hasil uji normalitas p
darah, 29,1% sesekali waktu pernah kontrol value 0,012 (< 0,05) yang berarti data
tekanan darah.
tidak normal sehingga menggunakan
▪ 100% lansia hipertensi menyatakan ingin
mencegah peningkatan tekanan darah, agar median 21,00 ; nilai min 11 dan nilai
tidak terkena stroke. max 41. Peran keluarga lansia kurang
▪ 12,7% lansia tidak pernah mendapat baik 59,5%.
perawatan tekanan darah oleh keluarga
▪ 17,7% lansia jarang ditanya oleh keluarga
tentang kondisi kesehatannya
▪ 40,5% lansia tidak pernah diantar oleh
keluarga ke posbindu
▪ 20,3% sering minum kopi setiap hari
▪ 34,2% sering mengkonsumsi makan yang
mengandung garam
▪Dukungan keluarga kurang terhadap lansia hipertensi sebanyak
59,5%
▪Keluarga berada pada tahap kemandirian I adalah 35,4%
▪Penghasilan keluarga lansia yang kurang dari Rp 1.200.000
sebesar 69,6%
Data subjektif :
a.Pengelola program lansia di Puskesmas Tugu :
▪Lansia cenderung untuk periksa tekanan darah ke RS, klinik,
dan dokter praktek swasta bila mengalami keluhan karena
NO DATA INDIKATOR PROBLEM

▪ hipertensi di Kelurahan Tugu


▪ Telah ada meja konseling untuk masalah kesehatan
lansia di posbindu, namun aktifitasnya lebih cenderung
seperti proses konsultasi
b.Lansia yang menderita hipertensi dan keluarga:
▪ Lima orang lansia beserta keluarganya menyatakan butuh
penyuluhan tentang hipertensi dan pengelolaannya, sehingga
tekanan darahnya tidak naik-turun
▪ Keluarga menyatakan lansia kadang masih sulit mematuhi
nasehat yang diberikan sehingga tekanan darah meningkat.
▪ Saat pengkajian lebih dari 10 lansia mengatakan sering
mengeluh pusing dan kaku pada tengkuk

4 Data Objektif:
- 56% lansia ikut kegiatan sosial - Peran lansia hasil uji normalitas Peningkatan kesiapan
- 67% lansia ikut kegiatan pengajian rutin p value 0,012 (< 0,05) yang masyarakat Tugu dalam
- Peran keluarga terhadap lansia kurang terdapat 33% berarti data tidak normal mengatasi hipertensi pada
- Lansia yang melakukan refresing saat stress terdapat 39,0% sehingga menggunakan median lansia.
Data Subjektif: 21,00 ; nilai min 11 dan nilai max
- Hasil wawancara dengan kader setiap bulan ada kegiatan 41. Peran keluarga lansia kurang
dzikir dan pengajian bersama untuk lansia. baik 59,5% .
- Hasil wawancara dengan kader terdapat kegiatan senam lansia - Setiap RW 1 posbindu
setiap hari selasa, kamis dan sabtu pagi di wilayah kelurahan - Setiap RW terdapat RW Siaga
tugu
- Hasil wawancara dengan kader akan diadakan kegiatan
rekreasi pada lansia dalam waktu dekat ini, rutin satu tahun
sekali
- Hasil wawancara dengan petugas puskesmas mengatakan
bahwa dari RW 1 – 11 baru ada 9 posbindu dan posbindu yang
aktif berjumlah 7 buah
PRIORITAS MASALAH
KOMUNITAS
Contoh PRIORITAS MASALAH KOMUNITAS
No Diagnosis N KRITERIA BERAT NYA KRITERIA RASIONAL PRIORITAS
DX O MASALAH RANKING MASALAH
(1-10) (1-10) ( BM X
Rank)
1 Risiko 1 Perhatian komunitas 8 7 Pelayanan kesehatan, guru, jenis- 56
pemeliharaan terhadap masalah jenis masalah kesehatan
kesehatan tidak 2 MotIvasi komunitas untuk 8 8 Kurang yakin masalah dapat 64
efektif : menyelesaikan masalah diselesaikan karena lebih kompleks
penatalaksanaan 3 Kemampuan perawat 9 8 Perawat dilatih meningkatkan 72
hipertensi pada untuk mempengaruhi kesadaran dan dukungan
lansia di Kelurahan penyelesaian masalah
Tugu 4 Kesiapan untuk 8 8 Tenaga kader menyadari kesiapan 64
menyelesaikan masalah sebagai pembaharu
5 Hasil penyelesaian 6 6 Masalah dapat dikontrol dengan baik 36
masalah sulit dicapai
6 Kecepatan pencapaian 6 7 Waktu untuk mobilisasi penduduk 42
penyelesaian masalah mendapatkan dukungan dan kegiatan
soaial lainnya
JUMLAH 334
2 Risiko koping 1 Perhatian komunitas 6 7 Pelayanan kesehatan, guru, jenis- 42
tidak efektif pada terhadap masalah jenis masalah kesehatan
kelompok lansia 2 Motivasi komunitas untuk 6 7 Kurang yakin masalah dapat 42
dengan hipertensi menyelesaikan masalah diselesaikan karena lebih komplek
di Kel. Tugu 3 Kemampuan perawat 9 8 Perawat dilatih meningkatkan 72
untuk mempengaruhi kesadaran dan dukungan
penyelesaian masalah
4 Kesiapan untuk 8 8 Tenaga kader menyadari kesiapan 64
menyelesaikan masalah sebagai pembaharu
5 Hasil penyelesaian 6 6 Masalah dapat dikontrol dengan baik 36
N Diagnosis NO KRITERIA BERAT KRITERIA RASIONAL PRIORITAS
o NYA RANKING MASALAH
D MASALAH (1-10) ( BM X
X (1-10) Rank)

3 Peningkatan 1 Perhatian komunitas terhadap 7 7 Pelayanan kesehatan, guru, jenis- 49


kesiapan masalah jenis masalah kesehatan
masyarakat 2 Motivasi komunitas untuk 8 6 Kurang yakin masalah dapat 48
Tugu dalam menyelesaikan masalah diselesaikan karena lebih komplek
mengatasi 3 Kemampuan perawat untuk 8 7 Perawat dilatih meningkatkan 56
hipertensi pada mempengaruhi penyelesaian kesadaran dan dukungan
lansia. masalah
4 Kesiapan untuk menyelesaikan 8 7 Tenaga kader menyadari kesiapan 56
masalah sebagai pembaharu
5 Hasil penyelesaian masalah sulit 6 6 Masalah dapat dikontrol dengan 36
dicapai baik
6 Kecepatan pencapaian penyelesaian 6 6 Waktu untuk mobilisasi penduduk 36
masalah mendapatkan dukungan dan
kegiatan soaial lainnya
JUMLAH 281
4 Tidak 1 Perhatian komunitas terhadap 5 8 Pelayanan kesehatan, guru, jenis- 40
efektifnya masalah jenis masalah kesehatan
kemampuan 2 Motivasi komunitas untuk 8 6 Kurang yakin masalah dapat 48
mengelola menyelesaikan masalah diselesaikan karena lebih komplek
stressor pada 3 Kemampuan perawat untuk 8 8 Perawat dilatih meningkatkan 46
aggregate mempengaruhi penyelesaian kesadaran dan dukungan
lansia masalah
hipertensi di 4 Kesiapan untuk menyelesaikan 5 7 Tenaga kader menyadari kesiapan 35
keluarahan masalah sebagai pembaharu
Tugu 5 Hasil penyelesaian masalah sulit 5 5 Masalah dapat dikontrol dengan 25
dicapai baik
6 Kecepatan pencapaian penyelesaian 5 5 Waktu untuk mobilisasi penduduk 25
masalah mendapatkan dukungan dan
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
(MMD)
 MMD adalah pertemuan seluruh warga
desa/kelurahan atau warga masyarakat yang
mewakili semua komponen masyarakat di
desa/kelurahan untuk membahas hasil survei
mawas diri dan merencanakan upaya
penanggulangan masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku yang diperoleh dari
hasil survei mawas diri (= Windshield Survey.)
1. Tujuan MMD :
a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
b. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah
kesehatan melalui penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat di Desa Siaga.
c. Masyarakat membentuk forum Desa/Kelurahan Siaga dan
menetapkan Poskesdes sebagai koordinator pelaksanaan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
d. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk
menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya.
e. Mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader
dalam mengembangkan Desa Siaga dan operasional
Poskesdes.
2. Tempat pertemuan
Tempat pertemuan sebaiknya di desa, dengan
memilih balai desa atau tempat lain yang bisa
menampung kurang lebih 20 - 30 orang peserta.

3. Peserta pertemuan
a. Peserta tingkat kecamatan
a. Camat
b. TP-PKK kecamatan
c. Kepala Puskesmas
d. Staf Puskesmas
e. Diknas
f. Departemen Agama
g. Lintas sektor terkait
b. Peserta tingkat desa
a. Kepala Desa
b. TP-PKK Desa
c. Sekdes
d. BPD
e. Tokoh Agama
f. Tokoh masyarakat/Guru
4. Waktu
Waktu pertemuan segera setelah SMD atau
disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi
desa/kelurahan yang bersangkutan, agar
memungkinkan semua yang diundang dapat
hadir serta cukup memberikan kesempatan
untuk tercapainya tujuan musyawarah
masyarakat desa.
5. Pelaksanaan
a. Kepala Desa/Kelurahan yang mengundang para
peserta MMD.
b. MMD dibuka oleh kepala Desa/Kelurahan dengan
menguraikan maksud dan tujuan musyawarah.
c. Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat
sendiri melalui curah pendapat dengan
menggunakan alat peraga, poster dan lain-lain
dipimpin oleh petugas Puskesmas atau bidan di desa.
Lanjutan…
d. Penyajian hasil SMD oleh tokoh
masyarakat/kader/kelompok SMD.
e. Perumusan dan penentuan perioritas masalah
kesehatan atas dasar pengenalan masalah (butir c) dan
hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari
petugas Puskesmas di Desa.
f. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam
rangka penanggulangan masalah kesehatan, dipimpin
oleh kepala Desa/Kelurahan, dilanjutkan dengan
pembentukan forum Desa Siaga dan penetapan
Poskesdes sebagai koordinator UKBM.
g. Penutup
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
LATAR BELAKANG PEMBERDAYAAN
KESEHATAN
 Kesehatan adalah hak azasi manusia
 Kesehatan adalah merupakan aset kehidupan
manusia yang perlu dijaga, dilindungi, dan
ditingkatkan kualitasnya
 Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya
 Kemandirian bidang kesehatan sebagai hasil
pemberdayaan masyarakat merupakan realisasi
dari kewajiban setiap orang untuk memperoleh hak
kesehatannya.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
BIDANG KESEHATAN
UPAYA/PROSES ME-
MAMPUKAN MASYA-
RAKAT DENGAN CARA
MENUMBUHKAN:
.KESADARAN PEMBER
.KEMAUAN DAYAAN
.KEMAMPUAN
UNTUK: MASYA- KEMANDIRIAN
-Mengenali RAKAT BID. KESEHATAN
-Mengatasi YANG
-memelihara BERDAYA
-melindungi
-Meningkatkan
KESEHATAN MEREKA
SENDIRI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
BIDANG KESEHATAN

UPAYA/PROSES ME-
MAMPUKAN MASYA- UNTUK: TAHU
RAKAT DENGAN CARA .MENGENALI MAU
MENUMBUHKAN: .MENGATASI MAMPU
.KESADARAN .MEMELIHARA HIDUP SEHAT
.KEMAUAN .MELINDUNGI
.KEMAMPUAN .MENINGKATKAN
KESEHATAN
MEREKA MANDIRI
SENDIRI DALAM
KESEHATAN
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

 Upaya memampukan masyarakat sehingga


mempunyai daya/kekuatan untuk hidup mandiri
dibidang kesehatan.
 Upaya dilakukan untuk menumbuhkan,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk
hidup sehat
 Upaya tersesebut dilakukan: dari, oleh, dan
untuk masyarakat sesuai dengan masalah dan
potensi masayarakat setempat.
PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

 Menumbuh kembangkan potensi masyarakat.


 Mengembangkan gotong royong masyarakat
 Bekerja sama dengan masyarakat dengan
penerapan fungsi:
 Mem-Fasilitasi
 Me-Motivasi
 Meng-Alih pengetahuan, ketrampilan, dan teknologi
 Menggali kontribusi masyarakat dalam
pembangunan kesehatan
 Kemitraan
HEALTH EMPOWERMENT
(PEMBERDAYAAN KESEHATAN)
 Pemberdayaan Kesehatan (health
empowerment) adalah suatau proses yang
dinamis, dimana masyarakat belajar lansung
untuk memperoleh kemampuan memelihara
kesehatan mereka.
 Health empowerment mencakup 2 komponen
pokok, yakni: health literacy, dan self aficacy
(Hubley,2002).
HEALTH LITERACY
 Masyarakat memahami cara-cara peningkatan
kesehatan, pencegahan terhadap masalah-
masalah kesehatan, termasuk penyakit,
bagaimana dan dimana memperoleh
penyembuhan penyakit yang tepat, serta cara-
cara melakukan pemulihan bilamana sembuh
dari sakit.
 Masyarakat mau mengkomunikasikan
pengethauan kesehatannya tersebut kepada
orang lain.
SELF AFICACY

 Adalah suatu kemampuan masyarakat sendiri


dalam melakukan upaya :
 Peningkatan kesehatan (promotif)
 Pencegahan penyakit (preventif)
 Pencarian penyembuhan yang tepat bila sakit
(kuratif)
 Pemulihan kesehatan mereka sendiri pada saat
sembuh dari sakit (rehabilitatif).
LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN
MASYRAKAT (Rissel, 1994)

 Pemberdayaan personal (individual)


 Pengembangan kelompok kecil
 Pengorganisasian masyarakat
 Kemitraan
 Aksi Sosial dan Politik.
KONSEP KEPERAWATAN
KOMUNITAS
PENGERTIAN KEPKOM

 Perawatan Kesehatan Komunitas mrpk kegiatan


promosi, pemeliharaan, dan pendidikan
kesehatan serta manajemen, koordinasi, dan
kontinuitas asuhan dalam layanan kesehatan yg
diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok/komunitas (ANA dlm Stanhope &
Lancaster 2004).
 Keperawatan Kesehatan Masyarakat pd dsrnya
adl layanan kep profesional yg mrpk perpaduan
antara konsep kesehatan masy. dg penekanan
pd klmpk risiko tinggi (Depkes, 2003).
Cont…
 Pencapaian derajat kesehatan yg optimal
melalui upaya promotif, preventif pd semua
level pencegahan (primer, skunder dan tersier)
dg menjamin keterjangkauan pelkes yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sbg mitra
kerja dalam perencanaan, pelaks dan evaluasi
yankep.
 Upaya promotif dan preventif dilakukan mll
yankep langsung kpd individu keluarga dan
kelompok di berbagai tatanan masyarakat.
SASARAN

 Yankep diberikan untuk masalah aktual


maupun risiko, atau kelompok rawan
kesehatan. Yankep jg diberikan kepada
keluarga yang memerlukan tindak lanjut
bagi anggota klg dg masalah kesehatan
risiko tinggi/ rawan keesehatan dan klg yang
belum memanfaatkan yankesmas.
STRATEGI INTERVENSI

 Proses Kelompok
 Pendidikan kesehatan
 Kemitraan
 Pemberdayaan masyarakat
 Hitchcok, Schubert dan Thomas(1999) , Stanhope &
Lancaster (2000)
LEVEL DAN BENTUK INTERVENSI
 Pencegahan primer
dilakukan sblm masalah muncul. Kegiatan berupa
perlindungan khusus, promkes (penkes, PHBS, OR,
Sanling bersih, immunisasi, perubahan gaya hidup.
 Pencegahan Skunder
Tahap pencegahan kedua, dilakukan pada awal
masalah muncul/saat sakit berlangsung. Mll deteksi
dini, penanganan yg tepat (sreening/ deteksi dini
adanya gangguan kesehatan).
 Pencegahan Tersier
Pencegahan setelah masalah kesehatan selesai untuk
mencegah komplikasi serta meminimalkan
ketidakberdayaan dengan memaksimalkan rehabilitasi
(rujukan, mencegah kematian, dan memfasilitasi
ketidakmampuan)

Anda mungkin juga menyukai