Anda di halaman 1dari 44

MORBILI

Oleh :
ANWAR FUADI
1607101030152

Pembimbing :
dr. Jufitriani Ismy, M.Kes, M.Ked(Ped), Sp.A
BAB 1
PENDAHULUAN
• Indonesia belum terlepas dari ancaman penyakit infeksi.
Selama tahun 2011 tercatat kejadian wabah penyakit menular
di beberapa negara berkembang. Menurut Badan Kesehatan
Dunia pada tahun 2002, kematian akibat penyakit infeksi
adalah 14,7 juta orang (25,9%). Salah satu penyakit infeksi
tersebut adalah penyakit campak.

• Penyakit campak merupakan penyakit menular yang sering terjadi pada


anak-anak, disebabkan oleh virus, gejala yang timbul adalah demam
tinggi selama tiga hari atau lebih disertai ruam kemerahan disekitar kulit
belakang telinga, leher dan dada. Pada mata, infeksi ini menyebabkan
radang konjungtiva sehingga mata menjadi merah dan banyak
mengeluarkan kotoran. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi
buruk dan anak yang lebih kecil. Komplikasi dapat terjadi antara lain
gangguan respirasi (bronko-pneumoni, otitis media, pneumoni,
laringotrake-obronkitis).
BAB II
LAPORAN KASUS
 Identitas pasien
Nama : Azka Zaidan Alfatih
Usia : 2 tahun 6 bulan
Tanggal lahir : 01-05-2015
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : Banda Aceh
No CM : 1-09-02-21
Tanggal Masuk : 15 September 2017
Tanggal Periksa : 17 September 2017
 Anamnesis (Alloanamnesis)

Keluhan Utama :
Demam

Keluhan Tambahan :
Batuk, Timbul Bercak Merah di Kulit
 Anamnesis (Alloanamnesis)
Riwayat Penyakit sekarang:
Pasien datang rujukan dari dokter anak dengan diagnose morbili fase
erupsi. Pasien mengeluhkan demam yang sudah dialami sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit, demam muncul tinggi mendadak, turun
dengan obat penurun panas, tapi tidak mencapai suhu normal. Pasien
juga mengalami batuk yang sudah dirasakan sejak 3 hari SMRS, batu
k tidak berdahak. Pasien mengalami bitnik kemerahan yang muncul
di seluruh tubuh, menurut ayah pasien bitnik awalnya muncul di daer
ah punggung pasien, lama kelamaan menyebar hingga ke wajah dan
sekarang hingga ke kaki, keluhan ini juga dialami sejak 3 hari SMRS
.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak terdapat keluarga yang memiliki riwayat sakit s
eperti pasien.

Riwayat Pemakaian Obat :


Pasien mendapat Parasetamol Syr
Riwayat tumbuh kembang
Prenatal
Ibu pasien ANC teratur ke bidan dan dokter setiap bulannya. Pasien
anak pertama dari 1 bersaudara.

Natal
Pasien merupakan anak pertama. Pasien lahir secara sectio
caesarea atas indikasi lewat bulan dan terlilit tali pusat den
gan berat badan lahir 3200 gram. Pasien lahir segera menan
gis dengan badan kemerahan dan ekstrimitas kebiruan. Tid
ak ada riwayat rawatan di NICU atau PICU.
Postnatal
Pasien setelah lahir hanya di suntik Neo-K dan sampai saat ini
pasien sudah di imunisasi dasar lengkap. Namun, ayah pasien
tidak ingat apakah anaknya sudah diimunisasi campak atau be
lum.

Riwayat Pemberian Makanan :


0 hari - 6 bulan : ASI
6 bulan- 12 bulan : ASI + susu formula
12 bulan – 2 tahun : Susu formula + MPASI
2 tahun – sekarang : Makanan Rumah
 Pemeriksaan Fisik
Vital Sign

Compos 102 x/ 24 x/ 37,4ºC


Mentis menit menit
Data Antropometri

Berat Badan : 10 kg
Berat Badan Ideal : 13 kg
Panjang Badan : 90 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
Status Gizi : BB/U : < -2 SD
PB/U : -2 SD s/d +2 SD
BB/PB : < -3 SD
LK/U : -2 SD s/d +2 SD
HA : 2 tahun 4 bulan
BB/U : < - 2 SD
HA : 2 Tahun 4 Bulan

TB/U : < -2 SD sd +2 SD
TB/U : < -3 SD
LK/U: -2SD sd + 2SD
Kebutuhan Energi, Protein, dan Cairan

Zat Gizi
Energi 1053-1079 kkal/kgbb/
hari
Protein 15,6 g/kgbb/hari
Cairan 1000 ml/kgbb/hari
PEMERIKSAAN FISIK
Konjungtiva palpebra
inferior pucat (+/+) , sklera
Normosephali, LK : 47 cm
ikterik (-/-), pupil isokor, c
airan mata jernih tidak bern
anah
Normotia, Serumen (-/-) Simetris, Retraksi
Sekret (-/-) , NCH (-) epigastrial (-), ves (+/+),
rh (+/+) wh (-/-), Makula
sianosis (-), faring Eritem
hiperemis (+) pemb.KGB BJ I>BJ II, Reguler
(-) Bising (-)

Soepel, shifting dullness Pucat (-/-), Ruam


(-) peristaltik (+) Kemerahan (+/+)
distensi (-), Makula Eritem Edema (-/-)
Laki-laki Sianosis (-/-)
Anus (+) akral hangat
CRT <2”
1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan
kaos kaki tidak ikut dinilai)
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga deng

 KPSP an posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TI
DAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak
naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.

(12 Bulan) 3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan
benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau ba
gian badan yang lain)?
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu menga
Sesuai ngkat piring jika diminta?
6. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak kasar ke depan
10 jawaban YA, tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
7. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain ta
0 jawaban TIDAK npa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 – 5 cm.
9. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti “minta minum”,
“mau tidur”? “Terimakasih” dan “Dadag” tidak ikut dinilai.
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan?
 Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,0 – 14,5g/dL
12
Hematokrit 45 – 55 %
37
Eritrosit 4,7 – 6,1 x 106/mm3
4,5
Leukosit 4,5 – 10,5 x103/mm3
4,7
Trombosit 150-450 x 103/mm3
222
MCV 80-100 fL
81
MCH 27-31 pg
27
MCHC 32-36 %
33
RDW 11,5-14,5 %
13,5
MPV 7,2-11,1 fL
9,5
Eosinofil 0-6 %
0
Basofil 0-2 %
0
Neutrofil Batang 2-6 %
0
Neutrofil Segmen 50-70 %
58
Limfosit 20-40 %
37
Monosit 2-8 %
5
 Diagnosis
Morbili Stadium Erupsi
 Terapi
• IVFD 2:1 14 gtt/ i (makro)
• Inj. Novalgin 100 mg/8j/iv s/s Parasetamol Syr 3x1 cth (k/p)
• Ambroxol Syr 3xcth 1/2
• Multivit Syr 1xcth1
• Vit A 200.000 IU 1x1
• Multivit Syr 1 x ½ cth (bila tidak mencret)
• Diet MB 1000 kkal dan 15 g protein
 Planning
• Monitoring Suhu per 4 Jam
• Imunisasi
 Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
 Foto Klinis
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Measles, rubeola
Penyakit akut, sangat menular (airborne)
Penularan pada manusia :
– Menular : selama masa prodromal sampai 4 hari ra
sh timbul
– Bayi kebal sampai usia 4 – 6 bulan
– Daerah padat  wabah terjadi 2 – 3 tahun
Kekebalan seumur hidup
.
ETIOLOGI
Virus Morbili / RNA virus
Famili : Paramyxovirus

 Virus bersifat :
 Dermotropik
 Sensitif terhadap temperatur
 Tak aktif oleh :
• Ultra violet
• Ether
• Trypsin
Gejala Klinis
Masa inkubasi 10 – 12 hari
Perjalanan penyakit 3 stadium : prodromal – erupsi - konvalesens
– Prodromal (3-5 hari) : panas/malaise, 3 C (coriza, conjunctiviti
s, cough ) 1 F (Fever), Koplick’s spot
Stadium erupsi (4-5 hari)  ruam khas:
- makulo-papular eritrematosus
- bersifat konfluens-menyeluruh
- mulai dari belakang telinga (kepala)  badan, lengan
atas  tungkai bawah selama 3 hari seluruh tubuh
Ruam berubah kehitaman, deskuamasi, hiperpigmentasi
Penyebaran ruam, kepala  tungkai bawah
Diagnosis Banding
Rubella
Tidak diawali suatu masa prodromal yang spesifik. Remaja dan dewa muda dapat me
nunjukkan gejala demam ringan serta lemas dalam 1-4 hari sebelum timbulnya kemer
ahan. Pembesaran kelenjar getah bening khususnya pada daerah belakang telinga d
an oksipital sangat menunjang diagnosis rubella.

Eksantema Subitum
Gejala demam tinggi selama 3-4 hari disertai iritabilitas biasanya terjadi sebelum timb
ulnya kemerahan pada kulit dan diikuti dengan penurunan demam secara drastis me
njadi normal.

Skarlatina
Demam Skarlatina Kelainan kulit pada demam skarlatina biasanya timbul dalam 12 ja
m pertama sesudah demam, batuk dan muntah. Gejala prodromal ini dapat berlangsu
ng selama 2 hari. Lidah berwarna merah stroberi serta tonsilitis eksudativa atau mem
branosa.
Pemeriksaan Penunjang
Isolasi dan identifikasi virus
Swab nasofaring dan sampel darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum ons
et gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama masa dema
m campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. Selama stadium
prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan mukosa hidung.

Serologis
Konfirmasi serologi campak berdasarkan pada kenaikan empat kali titer antibodi a
ntara sera fase akut dan fase penyembuhan atau pada penampakkan antibodi IgM
spesifik campak antara 1-2 minggu setelah onset ruam kulit. Bagian utama dari re
spon imun ditujukan langsung pada protein NP. Hanya pada kasus campak yang ti
dak khas, yang pasti bereaksi terhadap protein M yang ada.
Komplikasi
– Otitis media akut
– Pneumonia
– Laringitis, laringotracheitis
– Ensefalitis
Terapi
Self limiting disease
Tanpa komplikasi: rawat jalan
- pengobatan supportif: cukup cairan dan
kalori, terapi simtomatik (antipiretik dll)
Pencegahan komplikasi
Dengan komplikasi: rawat inap (isolasi)
Simtomatik:
Antipiretika
parasetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam.
Ekspektoran
gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 6
00 mg/hari.
Antikonvulsi bila diperlukan
Suportif
Istirahat cukup
Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi
Perawatan kulit dan mata
Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi
Antibiotic bila ada infeksi sekunder bakteri
Vitamin A dosis tinggi
Usia 6 bulan-1 tahun : 100.000 unit dosis tinggal p.o
Usia > 1 tahun : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Pencegahan
Isolasi pada masa prodromal sampai 5 hari setelah
timbul ruam
Vaksinasi :
– Negara maju : setelah 1 th
– Negara berkembang : usia 9 bln disusul boo
ster 18 bulan
BAB IV
ANALISA KASUS
Pasien mengeluhkan demam sejak 4 hari SMRS, demam ti
nggi mendadak. Pasien juga mengalami batuk yang sudah
dirasakan sejak 3 hari SMRS, batuk tidak berdahak. Bintik
kemerahan yang muncul di seluruh tubuh, awalnya muncul
di daerah punggung pasien, lama kelamaan menyebar hing
ga ke wajah dan sekarang hingga ke kaki, keluhan ini juga
dialami sejak 3 hari SMRS
Hal ini sedikit tidak sesuai sesuai dengan teori yaitu pada kasus m
orbil umumnya diawali dengan demam tinggi yang terus menerus
> 38,5 C disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan sila
u bila kena cahaya, seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 dema
m, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih ti
nggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang dem
am. Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehi
ngga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi. Kulit kehitaman
dan bersisik merupakan tanda penyembuhan.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada pasien terdapat
ruam maculopapular, pada wajah, badan,perut, dan
ekstremitas

• Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada anak telah mencapai
stadium erupsi, dimana Gejala pada stadium kataral
bertambah dan timbul enantem di palatum durum dan
palatum mole. Kemudian terjadi Ruam makulopapular,
biasanya dimulai dari leher/belakang telinga kemudian ke
daerah muka, badan, anggota gerak disertai panas tinggi
Pada pasien ini diberikan antipiretik novalgin dan parasetamol seb
agai pengobatan simptomatik yang sesuai dengan teori Antipiretik
a seperti parasetamol dapat diberikan 10 – 15 mg/kgBB/kali, inter
val 6-8 jam. Pemberian mukoklitik seperti ambroxol juga dianjurk
an sebagai Pereda gejala. Dapat juga diberikan antibiotik apabila
ada infeksi sekunder bakteri. Vitamin A dosis tinggi Usia 6 bulan-
1 tahun: 100.000 unit dosis tinggal p.o, Usia > 1 tahun: 200.000 u
nit dosis tunggal p.o, Dosis tersebut diulangi pada hari ke 2 dan 4
minggu, kemudian bila telah didapat tanda defisiensi vitamin A.
Pada pasien ini terdapat penyulit, yaitu bronkopneumonia. M
aka dari itu untuk mengobati bronkopneumonia dapat diberik
an antibiotic ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis IV dik
ombinasikan dengan kloramfenikol 75 mg/kgBB/ hari IV dala
m 4 dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat
minum obat per oral. Antibiotic diberikan sampai tiga hari dem
am reda
BAB V
KESIMPULAN
Pasien laki-laki usia 2 tahun 6 bulan didiagnosis dengan Morb
ili Stadium Erupsi dan Bronkopneumonia. Morbili merupakan
penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus dan secara
khas terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium prodromal, erupsi,
dan konvalesens. Pada pasien telah terjadi penyulit yaitu bron
kopneumonia dan demam yang tinggi yang merupakan indika
si rawat pada pasien ini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai