Anda di halaman 1dari 21

MIASTENIA

GRAVIS
dr. Usman G Rangkuti, Sp.S.
SMF Saraf RSUD dr.Soebandi
Jember
BATASAN :

• Miastenia Gravis adalah suatu penyakit yang


ditandai oleh suatu kelemahan abnormal dan
progresif dari otot-otot lurik yang dipergunakan
secara terus menerus, akibat proses autoimun
pada reseptor asetilkolin post sinaps.
PATOFISIOLOGI :

• Miastenia Gravis timbul karena gagalnya


transmisi impuls saraf pada hubungan
neuromuskuler dimana asetilkolin tidak sampai
pada membran post sinaptik dalam jumlah yang
cukup.
• Gangguan ini timbul karena adanya suatu
reaksi autoimunologik di tempat tersebut.
ETIOLOGI :

• Tidak diketahui.
• Dari penelitian diketahui Miastenia Gravis
berhubungan dengan timus yang
membesar (timoma ).
EPIDEMIOLOGI :

• Terdapat di seluruh dunia,dan pada semua ras


• Tidak dipengaruhi sosial ekonomi
• Terbanyak usia antara 10 - 30 tahun
• Pada umur kurang dari 40 th lebih banyak pada
wanita, sedang diatas 40 th lebih banyak pada
pria.
GEJALA KLINIS :

• Khas ditandai dengan kelemahan otot lurik


yang bertambah berat dengan
aktivitas dan membaik dengan istirahat
• Distribusi bervariasi dan sering asimetris
• Pertama kali terkena otot mata ( ptosis,
diplopia,optalmoplegi )
• Disfagi, disfoni, dispnoe.
PEMBAGIAN KLINIS :
I. Okular Miastenia.
Terkenanya otot-otot mata saja dengan ptosis dan
diplopia ringan dan tidak ada kematian .
Sering pada laki-laki.
II A. Generalized Myasthenia Ringan.
- Progresif lambat
- Tidak terdapat krisis
- Responsif terhadap obat.
II.B. Generalized Myasthenia Sedang

• Otot lurik bulber terkena dengan berat


• Tidak ada krisis
• Respon terhadap obat kurang memuaskan.

III. Acute Fulminating Myasthenia


• Progresif cepat
• Gejala berat disertai krisis pernafasan
• Respon terhadap obat jelek
• Insiden timoma tinggi
IV. Late Severe Myasthenia

• Progresif > 2 th dari I & II


• Presentasi timoma ke 2 paling tinggi
• Respon terhadap obat dan prognosis
jelek
DIANOSA :
1.Anamnese :
Adanya kelemahan otot yang makin berat setelah
aktifitas dan ada perbaikan setelah istirahat.
2.Pemeriksaan
Test Wartenberg
• Penderita menatap tanpa berkedip suatu benda
yang terletakdiatas bidang kedua mata beberapa
waktu lamanya. Pada MG kelopak mata yang
terkena akan ptosis.
Tensilon test
• Bila tidak ada efek samping setelah pemberian
Tensilon 2 mg i.v, dilanjutkan dengan 5 –8 mg.
Reaksi dianggap positip bila terjadi perbaikan.
Test Progstigmin

Neostigmin 0,5 mg + Atropin sulfat 0,6 mg i.m, terjadi


perbaikan setelah 10 –15 menit dan berakhir dalam 2-
3 jam
Test Quinine & Curare, memperberat MG.

• Elektromiografi( E.M.G )
Terjadi penurunan amplitudo potensial unit motorik.

• Pemeriksaan Antibodi.
PENGOBATAN :
• Antikholin esterase
1.Piridostigmin bromide ( Mestinon ,60 mg ) 30 – 120mg
/ 3 jam.

2. Neostigmin bromide ( Prostigmin ,15 mg) 15 – 45 mg.

• Bila diperlukan dapat diberi subkutan atau i.m,


didahului dengan pemberian atropin 0,5 – 1 mg .
Sangat bermanfaat pada MG gol. II A & II B.
• Kortikosteroid.
Prednisolon paling sesuai untuk MG , diberikan
secara selang-seling untuk menghindari efek
samping. Dosis awal harus kecil ( 10 mg ) dan
dinaikkan secara bertahap 5 – 15 mg / mgg.

Indikasi :
- Setelah timektomi dari timoma invasif
- Penderita yang tidak dapat dikontrol secara
memuaskan
- Kelompok usia lanjut > 50 th
- Tipe okular murni.
• Azatrioprin
Obat ini deberikan dengan dosis 2,5 mg / kg BB
selama 8 mgg.
Dianjurkan pemberian bersama-sama dengan
prednisoslon.
• Timektomi
Indikasi :
- Timoma
- MG (generalized ) yang tak dapat dikontrol dg
antikolinesterase
- penderita < 50 th
- 6 – 12 bl setelah MG tidak ada remisi spontan.
Miastenia Krisis

Keadaan penderita yang cepat memburuk, terjadi


karena ;
- pekerjaan fisik berlebihan
- emosional
- infeksi
- melahirkan
- obat-obat yang menyebabkan neuromuskular
blok ( Strepto, Neomicyn, curare, quinine).
Tindakan terhadap kasus ini adalah sbb :
• bebaskan jalan nafas
• pemberian antikholin esterase
• obat imunosupresan dan plasmaferesis.
Kholinergik Krisis
Karena overdosis / mendekati dosis bahaya dari
obat antikholin esterase.

• Gejala-gejala :
- muntah-muntah
- berkeringat
- hipersalivasi
- lakrimasi
- miosis
- pucat
- hipotensi
• Tindakan :

- Penghentian antikholin esterase sementara,


kemudian diberi lagi dengan dosis yang
lebih rendah.

- Atropin sulfat ( 0,3 –0,6 mg i.v )

Anda mungkin juga menyukai