Anda di halaman 1dari 38

ATRIAL SEPTUM

DEFECT
ANGGOTA KELOMPOK
• Fairuza Syarfina • Amanda Eka Pertiwi
• Fatimatuz Zahra O.S • Maulidatul Khasanah
• Kiki Lestari • Nadhirah Ibrahim
• Aulia Rahmawati • Tarisa Luthfanita
• Fransisca Adabelle • Aliyah
• Muh Fadeli Wiranda • Hernandita Tiar
• Enik Faykowati
Atrial Septum Defect (ASD)
• Definisi : Defek septum antar atrium sehingga terjadi komunikasi langsung antara
atrium kanan dan kiri  darah yang kaya oksigen dan tidak akan bercampur
• Lokasi defek ASD :
- Defek septum sekundum
- Defek atrium dengan defek sinus venosus
superior
- Defek septum atrium primum biasanya
disertai kelainan defek katub mitral
Mitral Regurgitasi (MR)
• Definisi : ketidakmampuan katub mitral yang memisahkan atrium kiri dan
ventrikel kiri untuk menutup  aliran darah balik dari ventrikel kiri kedalam
atrium kiri pada saat sistol
• Menyebabkan pasokan darah ke seluruh tubuh << kompensasi jantung
memompa lebih keras
Tricuspid Regurgitation (TR)
• Definisi : ketidak mampuan katub yang memisahkan antara atrium kanan dan
ventrikel kanan untuk menutup secara sempurnaterjadi aliran darah balik ke
atrium kanan saat ventrikel kanan berkontraksi
Pulmonary Hypertension(PH)
• Peningkatan resistensi vascular
pulmonary yang menyebabkan
menurunnya fungsi ventrikel
kanan karena peningkatan
afterload ventrikel kanan
Pulmonary Embolism (TE)
• Definisi : Kondisi penyumbatan arteri
pulmonaris atau cabangnya yang
disebabkan oleh embolisasi (emboli bisa
akibat material bekuan darah, udara,
lemak, sel tumor dan cairan amnion) dari
thrombosis vena dalam di ekstremitas
bawah, atas atau jantung kanan
• Komplikasi yang sering terjadi : hipertensi
pulmonar
Fisiologi
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
• Ketidaknormalan heart rate, atrial fibrilasi
• Heart failure
• Endokarditis
• Hipertensi Pulmoner
• Stroke
Etiologi
• Terjadi akibat interaksi genetik yang multifaktorial dan faktor lingkungan

Sulit ditentukan 1 penyebab yang spesifik

Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan kejadian


ASD:
1. Faktor prenatal
2. Faktor genetik
3. Faktor gangguan hemodinamik
Patofisiologi ASD
ASD primum

Regurgitasi mitral dan trikuspidalis


Defek septum primum

Peningkatan beban ventrikel kanan (semua darah Aliran balik ventrikel kiri ke atrium kiri
kembali ke V kanan)

Hipertensi pulmonar

Gagal jantung kanan


Regurgitasi mitral

Fase akut Fase kronik dekompensasi


Regurgitasi katub trikuspidalis

Adanya kelebihan volume di atrium Kontraksi otot jantung ventrikel kiri yang
dan ventrikel kiri inadekuat untuk mengkompensasi kelebihan
volume
Ventrikel kanan berkontraksi, sebagian darah mengalir
Ventrikel kiri memompa darah ke aorta kembali ke atium kanan
dan bocor ke atrium kiri SV menurun, CO menurun

Stroke volume meningkat, Peningkatan end-systoli volume


CO menurun
Tekanan atrium kanan meningkat dan pembesaran
atrium kanan
Overload volume dan peningkatan Peningkatan tekanan ventrikel dan vena
tekanan atrium kiri pulmonalis

Menghambat aliran darah dari paru Timbul gejala gagal jantung kongestif Tekanan tinggi diteruskan ke vena yang memasuki
atrium

Regurgitasi meningkat  peningkatan


tekanan atrium kiri

Menimbulkan tahanan aliran darah yang masuk


Darah balik ke sirkulasi pulmonal
jantung

Edema paru
MANIFESTASI KLINIS

• ATRIAL SEPTAL Pulmonary Emboli Pulmonary


DEFECT - Hipoksia Hipertention
- Sesak Nafas - Nafas Cepat - Intolerensi
- Sesak
- Mudah Lelah - Mudah lelah
- Batuk
- Nyeri dada
- Pertumbuhan - Berkeringat
Buruk - Nyeri dada - Sakit Kepala
(Kliegman dkk, 2011)
MANIFESTASI KLINIS
MITRAL RERURGITASI TRIKUSPID
REGURGITASI
- Sesak nafas berlebihan
- Gangguan pernafasan saat berbaring
- Sesak nafas berlebihan
- Detak jantung cepat - Kelelahan
- Kelelahan - Gangguan pencernaan dan diare
- Batuk - Asites dan edema ekstremitas
- Nyeri dada atau angina bawah
- Penurunan kesadaran - Perut terasa penuh
- Perfusi organ tidak adekuat -Kehilangan nafsu makan
-Henti jantung tiba-tiba (Kim dkk, 2013)
(Guvenc dkk, 2016)
Tata laksana ASD
Tindakan bedah
• Penutupan ASD dapat dilakukan dengan bedah atau non bedah dengan pemasangan device (pada ASD
sekundum tanpa hipertensi pulmonal, yang lokasinya memungkinkan

ASD aliran
pirau kecil

Pantau keadaan klinis dan


ECG.

Bila meragukan antara kecil dan sedang


lakukan pemeriksaan sadap jantung usia
5-8 tahun untuk tahu flow ratio.

FR ≥ 1,5 dapat dilakukan penutupan


ASD PERKI,2015
GJK teratasi : operasi
penutupas ASD
ditunda hingga usia 1
Obat anti gagal tahun.Tanpa
Bayi dengan ASD pemeriksaan sadap
jantung (digitalis,
besar + MR berat jantung
diuretic,
dengan GJK
vasodilator
GJK tidak teratasi :
Operasi operasi penutupan ASD
Bayi dengan ASD
penutupan ASD lebih dini
besar tanpa GJK,
usia pra sekolah (
tanpa HP
3-4 tahun)
Keadaan klinik dan
ECG aliran pirau deras :
penutupan ASD tanpa
ukur PARi
ASD aliran pirau
besar Gejala yang
Anak/ orang timbul akibat HP, Keadaan klinik dan
dewasa dengan penutupan ASD ECG aliran pirau
HP harus segera kurang deras /
dilakukan bidirectional (diduga
sudah tjd peny vascular
paru) Perlu penyadapan
jantung untuk nilai
reaktifitas vascular paru

Bila tidak ada tanda HP,


Anak/ orang operasi penutupan ASD
dewasa tanpa HP dilakukan secara elektif, pada
usia prasekolah 93-4 tahun). PERKI, 2015
Tata laksana Terapi medika mentosa
TERAPI
INOTROPIC PROFILAKS
DIURETIK PENGURANGAN
AGENT ENDOKARDITIS
AFTERLOAD

DIURETIC-
SPARRING ACE inhibitor
Dobutamin Digoxin Oral : IM/IV :
AGENTS : CAPTORIL
(inotropik (inotropik Amoxicilin, jika Ampicillin 2 g
(Furosemide / ,
positif) positif) alergi : Cefalexin IM, cefazolin 1 g
tiazid LISINOPRIL
2 g, clindamycin IM/IV,
+spironolakton 600 mg, Ceftriaxon 1 g
) azithromycin 500 IM/IV, jika
mg, alergi penicilin
Sumber: clarithromycin atau ampicilin :
Pettersen M.D., 500 mg Cefazolin 1 g
IV/IM,
2016 Ceftriaxon 1 g
Setiati S., 2014 IV/IM,
www.pedcard.rush.e Clindamycin 600
mg
du
Nagre S.W., 2017
No. RM : 12.46.XXX Diagnosa : ASD besar + MR berat + TR besar + PH berat + PE + Decomp
Nama / Umur : An. EK / 10 tahun Cardis
BB / PB : 15 Kg / 115 cm Alasan MRS : Rujukan px dari RS lain dgn dx CHF (keluhan sesak)
Alamat : Sulawesi Riwayat Penyakit : Umur 3 thn : muntah darah
Riwayat Alergi :- Umur 6 thn : demam ↑ → infeksi mata dan telinga → mata
Tgl. MRS : 20/02/2018 mengceil & tuli.
Nama Dokter : Dr. dr. Mahrus SpA(K)
No. Nama Obat Regimen Rute Februari Mei
20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2 27/2 28/2 01/2
1. Furosemide 15 mg Tiap 12 jam IV √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Spironolakton 15 mg Tiap 12 jam PO √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Dobutamine 5 mcg/KgBB/menit Tiap 24 jam IV √ √ //

4. Lisinopril 1,5 mg Tiap 24 jam PO √ √ √ √ √

5. Digoxin 0,25 mg Tiap 12 jam PO √ √ √ √ √ √ √

6. Ceftriaxone 750 mg Tiap 12 jam PO √ √

7. Inj. Parasetamol 150 mg Tiap 6 jam IV drip √ √

8. O2 nasal Kondisi sesak Nasal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Inf. D5 ½ S Tiap 24 jam 1250


IV drip 500ml //
ml
Tanggal
No. Data Klinik
20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2 27/2 28/2 01/3

1. Suhu - / 37⁰C - / 37⁰C - / 36,7⁰C - / - / 37⁰C -/ -/ + / 37,7⁰C + / 37,5⁰C +/


36,9⁰C 36,7⁰C 36,3⁰C 39⁰C

2. Nadi 128x/ 116x/ 130/ menit 121/ menit 112/ 120/ 137/ 138/ menit 124/ menit 138/ menit
menit menit menit menit menit

3. RR 28x/ 26/ 26/ 28/ menit 26/ 24/ 28/ 28/ 30/ 40/
menit menit menit menit menit menit menit menit menit
4. Tek. Darah 90/55 90/50 95/50 90/50 - - 100/60 100/60 60/40
-
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

5. Nafas spontan +

6. Keadaan Umum / GCS C/456 C/456 C/456 C/456 C/456 C/456 L/456 L/456 C/456 SL/ 456

7. Rh / Wh -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-

8. Sesak + + + + + ↓+ + ↓+ - +

9. SPO2% 98% 97% 98% 97% 97% 98% 92%

10. Mual +

11. Muntah + + +

12. Pilek +

Nilai Normal Data Klinik : Catatan :


Suhu : < 37⁰C KU : Cukup Riwayat pengobatan : Lisinopril 15 mg
Nadi : 80-100 x/menit GCS : 456 Hasil pemeriksaaan Echocardiography : ASD Primum + TR Berat + MR berat
TD : 110/60 mmHg Rh / Wh : - / - Hasil ASTO : 50
RR : 18-20 x/menit SPO2% : 95-100%
Tanggal
No. Data Laboratorium
Data Normal 20/2 21/2 27/2 01/3

1. DL Hemoglobin 13,2–17,3 g/dL 12,8 - 14,1

Leukosit 3,8–10,6 x 103/µl 6,53 9,80

Trombosit 150-400 x 103/µl 300 300

LED 2-30 mm/jam 31

HCT 40-52% 42,1

2. SE Kalium 3,6-5,0 4,8

Natrium 135-145 138

Klorida 101-111 107

Kalsium 2,12-2,62 7,6

3. RFT BUN 8-18 mg/dL 16

Serum kreatinin 0,5-1,2 0.54

4. BGA pH 7,4+0,5 7,46

PCO2 35-45 44

PO2 80-100 61

HCO3 22-26 31,3

BE -3,5-2 7,5
Tanggal
No. Data Laboratorium
Data Normal 20/2 21/2 27/2 01/3

5. Test Warna Kuning Dark Yellow


Urin
Albumin negatif Clear

Reduksi Glu-

pH 4,8-7,4 5,5

Urobilin 1

Billirubin negatif +1

Eritrosit negatif -

Leukosit negatif +

6. Lain- Albumin 3,4-4,8 3,55


lain
GDA <100 90

CRP <5 mg/L 0,43 0,2


DRP
No Tanggal Terapi Uraian masalah Rekomendasi Tindak lanjut

1 23/2/20 Spironolakton S : Pasien didiagnosis ASD besar + MR berat + PE P : Dilakukan monitoring -Menunggu
18 dengan gejala sesak tekanan darah, nadi dan RR. konfirmasi dokter
Digoxin O : TD 95/50, nadi 121x/menit, RR 28x/ menit Serta dilakukan pengaturan
A: jadwal terhadap pemberian
Spironolakton digunakan untuk mengeluarkan cairan spironolakton dan digoxin
dari paru dan digoxin digunakan untuk supaya tidak bersamaan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Namun
berdasarkan micromedex, penggunaan
spironolakton dan digoxin memiliki interaksi mayor
yang dapat meningkatkan paparan digoxin

2 25/2/20 Spironolakton S : Pasien didiagnosis hipertensi pulmonary dengan P : Dilakukan monitoring -Menunggu
18 kondisi pasien cukup kadar kalium konfirmasi dokter
dan Lisinopril O : nadi 120x/ menit, RR 24x/ menit Serta dilakukan pengaturan
A: jadwal terhadap pemberian
Spironolakton merupakan diuretik hemat kalium spironolakton dan digoxin
yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dari supaya tidak bersamaan
paru dan lisinopril merupakan ACE Inhibitor yang
digunakan untuk menurunkan preload dan afterload.
Berdasarkan micromedex , penggunaan diuretik
hemat kalium dan ACE Inhibitor dapat
menyebabkan hiperkalemi
No Tanggal Terapi Uraian masalah Rekomendasi Tindak lanjut

3. 23/2/20 D5 ½ S S : Pasien didiagnosis ASD besar + MR berat + TR P : Meminta pertimbangan -Menunggu


18 besar + PH berat + PE + Decomp Cardis pada dokter terkait dengan konfirmasi dokter
dengan gejala sesak pemberian terapi cairan.
O : TD 95/50, nadi 121x/menit, RR 28x/ menit
A:
Pasien mendapatkan terapi cairan D5 ½ S pada hari
pertama, Pada awal diagnosa sudah terjadi
Pulmonary hipertensi kemungkinan ada udem pada
paru, gejala klinis sesak sehingga pada pemberian
cairan dapat meningkatkan udem paru dan sesak
pasien
4. 21/2/20 Dobutamin S:- P : Meminta pertimbangan -Menunggu
18 O : nadi 116x/ menit, RR 26x/ menit pada dokter untuk konfirmasi dokter
A: memberikan terapi lain (misal :
Pasien dengan kondisi detak nadi di atas normal digoksin sebagai inotropik
mendapatkan dobutamin pada awal MRS, dimana positif dan kronotropik
kerja dobutamin adalah meningkatkan kontraktilitas negatif)
jantung dan denyut jantung, kemungkinan terjadi
Dead space (jantung memompa darah dengan keras
namun darah tidak berhasil dialirkan)
Profil Pengobatan
Tgl Obat Rute Regime Indikasi Mekanisme kerja Komentar dan Alasan
n dosis
21/2 Furosemi IV 15 mg Mengatasi Menghambat • Dosis pustaka (0,1-1
d edema paru reabsorbsi Na dan Cl mg/kg)
karena pada tub distal, • Furosemid IV
hipertensi proksimal, dan loop diberikan secara bolus
pulmoner henle
21/2 Dobutami IV 75 Mengatasi CO Meningkatkan CO, • Dosis pustaka (5-15
n mcg/me yang rendah TD, dan HR dg mcg/kg/menit)
nit menstimulasi res β1 • Dobutamin diberikan
sbg inotropik positif dengan syringe pump
(rate = (dosis x BB x
60)/konsentrasi final)
• Monitoring HR dan
TD dilakukan 1 jam
setelah pemberian
21/2 Spironola PO 15 Mengatasi Menghambat • Dosis pustaka (1 – 3,3
kton mg/24 edema paru reseptor aldosteron mg/kg/hari dapat
jam karena shg meningkatkan dibagi tiap 12 jam)
hipertensi ekskresi Na, Cl, air
pulmoner dan retensi K+ &
H+ pd tub distal
Tgl Obat Rute Regimen Indikasi Mekanisme kerja Komentar dan Alasan
dosis
25/2 Lisinopril PO 1,5 mg Menurunkan Menghambat • Dosis pustaka (0,1 mg/kg)
tiap 24 preload dan enzim ACE untuk
jam afterload merubah AT I
jantung menjadi AT II shg
menurunkan
preload dan
afterload jantung

23/2 Digoxin PO 0,25 mg Meningkatka Menghambat Na- • Dosis pustaka (LD 10-17,5 mcg/kg;
tiap 12 n K ATPase shg MD 5-10 mcg/kg/hari tiap 12 jam)
jam kontraktilitas meningkatkan Ca • Monitoring kadar K (3,6 – 5 mg/dL)
jantung di intraseluler dan Na (135 – 145 mg/dL)
myokardium dan
sistem konduksi
1/3 Ceftriaxo IV 750 mg/ Profilaksis Menghambat • Dosis pustaka 50 mg/kg IV
n 12 jam endokarditis sintesis dinding sel intermitten dalam waktu 30 menit
dan bakteri
Tgl Obat Rute Regimen Indikasi Mekanisme kerja Komentar dan Alasan
dosis
20/2 O2 nasal Intran 2 lpm Memberikan • Dosis pustaka (0,1 mg/kg)
asal kebutuhan
O2 karena
pasien
merasa sesak

1/3 Paracetam IV 150 mg Menurunkan Aksi pada • Dosis pustaka 15 mg/kg tiap 6 jam
ol tiap 8 suhu febris hipotalamus untuk atau 12,5 mg/kg tiap 4 jam
jam menghasilkan efek
antipiretik
DFP MESO
No. Hari/ Tanggal Manifestasi Nama Obat Regimen Dosis Cara mengatasi ESO Evaluasi
ESO
1. Rabu/ 21 Hipokalemi Furosemid 2x15 mg Rute Dilakukan koreksi pada Dilakukan monitioring
Februari 2018 (16-60%) IV serum kalium pasien. terhadap serum kalium
Bila pasien mengalami pasien
hipokalemi maka dapat
diberikan terapi
tambahan kalium.

2. Rabu/21 Takiaritmia Dobutamin 2 mcg/Kg/ Dilakukan monitoring Bila takiaritmia sering


Februari 2018 (10%) menit rute IV terhadap nadi dan EKG berlangsung.
drip pasien. Dilakukan Disarankan untuk
penggantian jenis menggantikan jenis
obat(Mis: inotropik lain.
digoksin=inotropik
positif dan kronotropik
negatif)
3. Minggu/25 Pusing (5- Lisinopril 1,5 mg tiap 24 Bila pusing sangat Pengobatan hanya
Februari 2018 12%) jam PO menggangu dapat diberikan bila pasien
diberikan terapi pusing.
antipiretik (360–375 mg
setiap 4–6 jam)
DFP RKF dan L.Pemantauan
Tujuan Reko- Parame- Hasil akhir Frekuensi Februari Mei

Farmakote- mendasi ter yg yg Pemanta- 20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2 27/2 28/2 01/2
rapi Terapi dipantau diinginkan uan
Diuretik Furosemi Serum Normal Sering
d dan kalium
√ √ √
Spirono-
lakton
Kontraktili- Digoksin ECG Normal Sering
√ √ √ √ √ √ √ √ √
tas jantung dan HR
Terapi Lisinopril ECG, Normal Sering
Afterload Nadi,
√ √ √
dan CO
Preload
Antibiotik Ceftriaxo Hasil Negatif Berkala

profilaksis ne kultur
Konseling
No. Hari, tgl Uraian Rekomendasi/saran Evaluasi
1 Rabu, 21 Feb Pasien mendapatkan Furosemid IV tersedia dalam bentuk cairan siap Perawat paham
2018 furosemid IV 15 mg diinjeksikan dalam vial. Furosemid IV dapat tentang cara
tiap 12 jam diberikan dengan cara IV bolus (1-2 menit) atau pemberian furosemid
intermiten (0,05 mg/kg/jam) yang diencerkan dulu IV
dengan NS atau D5W. Simpan dalam suhu sejuk (20
- 25⁰C) dan hindarkan dari cahaya langsung. Untuk
furosemid yang diencerkan dengan cairan infusi,
stabilitasnya dalam 24 jam (Gahart’s, 2018)
2 Rabu, 21 Feb Pasien mendapatkan Dobutamin IV diberikan dengan syringe pump agar Perawat paham
2018 Dobutamin IV 5 cairan yang masuk kedalam tubuh pasien dapat tentang cara
mcg/kg/menit terukur. Bila sediaan yang tersedia 100 mg/100 ml, pemberian dobutamin
maka kecepatan IV drip adalah 4,5 ml/jam. IV
No. Hari, tgl Uraian Rekomendasi/saran Evaluasi
3 Rabu, 21 Feb Pasien mendapatkan Spironolakton merupakan diuretik yang membantu Pasien/keluarga
2018 spironolakton PO 15 mengeluarkan cairan yang menumpuk di tubuh pasien paham tentang
mg/24 jam pasien. Berdasarkan data, tidak ada interaksi dengan cara pemberian
makanan namun direkomendasikan digunakan spironolakton tablet
setelah makan untuk mengurangi iritasi lambung
(Baxter, 2010).
4 Minggu, 25 Pasien mendapatkan Lisinopril digunakan untuk membantu menurunkan Pasien/keluarga
Feb 2018 Lisinopril 1,5 mg tiap beban kerja jantung. Talet lisinopril yang tersedia pasien paham tentang
24 jam dimulai dari 2,5 mg sedangkan dosis pasien adalah cara pemberian
1,5 mg. Sehingga pemberiannya dapat dalam bentuk lisinopril tablet
serbuk terbagi (puyer). Tidak ada interaksi antara
obat dengan makanan sehingga pemberian dapat
sebelum/sesudah makan.
No. Hari, tgl Uraian Rekomendasi/saran Evaluasi
5 Jumat, 23 Feb Pasien mendapatkan Digoxin digunakan untuk membantu kontraksi otot Perawat paham
2018 digoxin PO 0,25 mg jantung. Tersedia dalam tablet 0,25 mg sehingga tentang cara
tiap 12 jam pasien dapat menggunakan 1 tablet setiap 12 jam. pemberian digoxin
Tidak ada data interakdi dengan makanan namun PO
direkomendasikan untuk diberikan sesudah makan
untuk mengurangi efek samping mual (3,2%)
6 Kamis, 1 Pasien mendapatkan Ceftriaxon IV diencerkan terlebih dahulu dengan Perawat paham
Maret 2018 ceftriaxon IV 750 larutan infus NS atau D5W dengan konsentrasi 10 – tentang cara
mg/12 jam 40 mg/ml lalu diberikan secara intermitten dalam pemberian ceftriaxon
waktu 30 menit. Disimpan dalam suhu 20-25⁰C dan IV
stabil dalam 24 jam setelah direkonstitusi (Gaharts,
2018).
DAFTAR PUSTAKA
Askandar Tjokroprawiro, dkk. 2015.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Airlangga
University Press
Güvenç, R. Ç., & Güvenç, T. S. 2016. Clinical presentation, diagnosis and management
of acute mitral regurgitation following acute myocardial infarction. Journal of Acute
Disease, 5(2), 96-101.
http://emedicine.medscape.com
http://mayoclinic.com
https://medlineplus.gov
DAFTAR PUSTAKA
• Kim, H. K., Lee, S. P., Kim, Y. J., & Sohn, D. W. 2013. Tricuspid
regurgitation: clinical importance and its optimal surgical timing. Journal of
cardiovascular ultrasound, 21(1), 1-9.
• Kliegman RM., Behrman RE., Stanton BF., dan Schor NF. 2011. Nelson
Textbook Of Pediatrics 19th Edition
• Micromedex, diakses pada tanggal 1 Maret 2018
Defek antara atrium sinistra dan dekstra

Tekanan atrium sinistra > dekstra

Terjadi aliran yang tinggi dari atrium sinistra ke atrium dekstra

Vol. ventrikal sinistra Vol. ventrikal dekstra


karena ada yg kembli ke
atriumCurah jantung Akral dingin Aliran darah pulmoner

Hipoksia jaringan Heart rate Edema paru

Kelemahan Preload Kerusakan pertukaran gas

Intoleransi TD
aktivitas
CO
Kerusakan pertukaran gas, BB rendah/ Gangguan
Ketidakadekuatan O2 dan tidak bertambah, pertumbuhan dan perumbuhan dan
nutrisi jaringan perkembangan lambat perkembangan
Decompensatio Cordis
• Definisi : keadaan dimana curah jantung (cardiac output) tidak menncukupi
kebutuhan metabolisme tubuh oleh karena ketidakmampuan jantung
memompa darah secara adekuat
• Penyebab gagal jantung pada anak karena kelainan jantung bawaan
Klasifikasi Gagal Jantung (PERKI,2015)
TABEL INTERAKSI OBAT
Efek yang terjadi
Spironlactone Lisinopril dapat meningkatkan kadar kalium dalam
darah Anda (hiperkalemia)
Furosemide Spironolactone Kombinasinya bisa menurunkan kadar
mineral tertentu dalam tubuh Anda seperti
potassium, magnesium, dan sodium

Digoxine Furosemide Furosemide dapat meningkatkan kadar serum


digoxin, serta furosemide mempengaruhi
ekskresi digoxin pada urin

Anda mungkin juga menyukai