Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 2 Penyidikan Wabah

 Kejadian luar biasa (Klb) adalah timbulnya atau


meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah
dalam waktu tertentu.
 Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya
menyerang selaput lendir pada hidung dan
tenggorokan, serta terkadang dapat
mempengaruhi kulit. Penyakit ini sangat
menular dan termasuk infeksi serius yang
berpotensi mengancam jiwa.
 Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphteriae.
Penyebab bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama
bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri.
 Basil difteria mempunyai sifat :
◦ Membentuk pseudomembran yang sukar di angkat, mudah berdarah,
dan berwarnah putih keabu-abuan
◦ Mengeluarkan eksotoksin yang sangat ganas dan dapat meracuni
jaringan.
Bakteri ini menyebar melalui :
 Bersin

Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, uap


(droplet) yang terkontaminasi akan dilepaskan dan
memungkinkan orang di sekitarnya untuk terpapar bakteri
tersebut.
 Kontaminasi barang pribadi.

Difteri bisa tertular melalui barang-barang pribadi orang


yang terinfeksi, misalnya jika menggunakan gelas bekas
penderita yang belum dicuci.
 Kontaminasi barang rumah tangga.

Meskipun jarang,difteri
juga bisa menyebar
melalui barang-barang
rumah tangga yang
biasa dipakai secara
bersamaan.
selain itu, anda juga bisa terkena difteri apabila menyentuh luka
orang yang sudah terinfeksi.
Corynebacterium diphteriae masuk ke
saluran pernapasan

Menempel pada lapisan superficial lesi kulit


atau mukosa pernapasan
Membentuk pseudomembran dan
melepaskan eksotoksin polipeptida 62-kd
kuat dan menginduksi reaksi radang lokal
Kelenjar getah bening membengkak dan
terjadi nekrosis jaringan lokal

Infeksi saluran pernapasan


 Gejala yang timbul pada penderita difteri tergantung
dimana bakteri tersebut berkembang biak. Difteri
sendiri dikenal dengan empat tipe :
1. Difteri Hidung
2. Difteri faring dan tonsil
3. Difteri laring dan trakea
4. Difteri kulit
1. Difteri Hidung
Bermula dari seperti gejala flu, tetapi kemudian cairan
hidung yang keluar tercampur darah sedikit.

2. Difteri faring dan tonsil


Berupa radang pada selaput lendir dan tidak membentuk
jaringan tipis.
3. Difteri laring dan trakea
Pada difteri ini, penderita mengalami kesulitan
mengeluarkan suara,sesak napas,napas berbunyi,demam
tinggi hingga 40 derajat celcius,kulit tampak
kebiruan,dan pembengkakan pada kelenjar leher.
4. Difteri Kulit
Terdapat luka mirip sariawan pada kulit dan alat
kelamin,disertai dengan timbulnya jaringan di atasnya.
Pada kondisi ini, luka terjadi cenderung tidak terasa apa-
apa.
 Pencegahan
Difteri dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT.
Imunisasi ini diberikan sebanyak lima kali sejak anak
berusia dua bulan hingga enam tahun.
 Pengobatan
1. Isolasi selama 2-3 minggu
2. Diberikan antitoksin anti-diphteria-serum (ads)
3. Pemberian cairan serta diet yang adekuat.
SEBARAN KASUS DIFTERI MENURUT PROVINSI
TAHUN 2016

Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017


Jumlah kasus difteri pada tahun 2016 sebanyak 415
kasus dengan jumlah kasus
meninggal sebanyak 24 kasus sehingga CFR difteri yaitu
sebesar 5,8%. Dari jumlah tersebut,
kasus tertinggi terjadi di Jawa Timur dengan 209 kasus
dan Jawa Barat yaitu sebanyak 133
kasus. Dari seluruh kasus difteri, sebesar 51 %
diantaranya tidak mendapatkan vaksinasi.
<1
Proporsi kasus difteri menurut kelompok Tahun
umur di Indonesia tahun 2016 2%

≥ 15 Tahun 1-4 Tahun


28% 23%

10-14
Tahun
11% 5-9 Tahun
36%

Sumber : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2017


Gambaran kasus menurut kelompok umur pada
tahun 2016 menunjukkan bahwa
59% kasus difteri terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun
dan 1-4 Tahun. Kelompok umur ≥15
tahun memiliki rentang usia yang lebih panjang
dibanding kelompok umur lainnya sehingga
meskipun proporsinya besar, jika dihitung per umur
tunggal, kelompok ini memiliki jumlah
kasus yang rendah.
 Data kementrian kesehatan menunjukan sampai dengan
november 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20
provinsi yang melaporkan kasus difteri. Secara
keseluruhan terdapat 622 kasus, 32 diantaranya
meninggal dunia.
 Sementara pada kurun waktu oktober hingga november
2017, ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya klb
difteri antara lain di sumatera barat,jawa
tengah,aceh,sumatera selatan,sulawesi
selatan,kalimantan timur,riau,banten,dki jakarta,jawa
barat dan jawa timur.
Kesimpulan
1. Kejadian luar biasa (Klb) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
2. Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya
menyerang selaput lendir pada hidung dan
tenggorokan, serta terkadang dapat mempengaruhi
kulit.
3. Difteri disebabkan oleh bakteri corynebacterium
diphteriae.
4. Data kementrian kesehatan menunjukan sampai
dengan november 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari
20 provinsi yang melaporkan kasus difteri. Secara
keseluruhan terdapat 622 kasus, 32 diantaranya
meninggal dunia.
5. Daerah dengan kasus difteri terbanyak ialah jawa timur
dengan jumlah kasus 271 dan jumlah kematian 11
 Saran
Agar supaya masalah kesehatan menurun dalam hal
ini penyakit difteri sebaiknya orang tua lebih
memperhatikan anaknya untuk rutin melakukan
imunisasi untuk menghindari terjadinya penyakit difteri
dan supaya kejadian luar biasa dari suatu penyakit dapat
dikurangi.
Kelompok 2
Akiko Rengkung Demsi I. Lumente
Emilianto Wakerkwa Enjelina Paat
Falentino Oroh Felentina Dangeubun
Geybie Rumangu Gladies Kilapong
Hastuti Tomba Jakline Seroy
Kartika Kretty Haedar
Lusia Billiacarlos Maria Poluakan

Anda mungkin juga menyukai