Anda di halaman 1dari 33

Sindrom Delirium Akut

Ninda Septia Yuspar


PENDAHULUAN
• Underdiagnosis (32-67%)&
undertreatment
• Prevalensi 23%, insiden 17%
• Risiko mortalitas ↑ 10 X, masa rawat ↑
SINONIM
• Acute confusion status
• Acute mental status change
• Altered mental status
• Reversible dementia
• Organic brain syndrome
• Toxic/metabolic encephalopathy
Sindrom Delirium Akut
• Definisi
– Sindrom gangguan kesadaran, ditandai dg
penurunan kemampuan utk memusatkan,
mempertahankan, atau mengalihkan perhatian yg
tjd akut dan dpt berfluktuasi dlm sehari. 1

• Epidemiologi
– Delirium pd pasien demensia 32-86%, pascaoperasi
fraktur pinggul 40-52% 1
– Delirium pd pasien rw ICU 70–87 % 3
– Delirium pd kasus emergency pada geriatri 10-30%
1. Malaz A, Boustani, and Buttar A. Primary Care Geriatrics: Delirium. Elsevier, 2007. p.210-8.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5. Jakarta. Interna Publishing,
2010. p.907-8.
Patofisiologi
• Hipoksia defisiensi neurotransmiter
• Hipoglikemia asetilkolin
• Penyakit akut sitokin ↑

• Mengganggu transduksi sinyal


• Neurotransmiter & second messenger system

Gejala serebral & aktivitas psikomotor sindrom


delirium
Sindrom Delirium Akut

Gunther M, Morandi A, Ely W. Pathophysiology of Delirium in the Intensive Care Unit. Crit Care Clin 24 (2008) 45–65
Sindrom Delirium Akut (2)
• Etiologi
– Metabolisme : hipoksia, hipo-/hiperglikemia,
azotemia, hipernatremia, hipokalemia, insufisiensi
ginjal, dehidrasi.
– Zat: psikotropika dan alkohol
– Penyakit : demam, infeksi, stres, putus obat,
malnutrisi, fraktur
– Overstimulasi : perawatan ICU, perpindahan ke rw.inap
– Iatrogenik : pembedahan, kateterisasi urin, physical
restrain 1

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5. Jakarta. Interna Publishing,
2010. p.907-8.
Sindrom Delirium Akut (3)
Faktor predisposisi Faktor pencetus
• Usia sangat lanjut • Pneumonia
• Usia lanjut yang rapuh (fragile)
• Usia lanjut yg m’gunakan obat
• ISK
yg m’pengaruhi NT mis: • Kondisi akut lain:
antikolinergik, ranitidin, – Hiponatremia
simetidin, ciprofloxacin,
psikotropika – Dehidrasi
• Mild cognitive impairment s.d. – Hipoglikemia
demensia – CVD
• Gangguan ADL – Perubahan lingkungan 1
• Polifarmasi
• Komorbiditas 1

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5. Jakarta. Interna Publishing,
2010. p.907-8.
Gejala klinis

• Gangguan kognitif global :


Recent memory,gangguan
persepsi,gangguan proses pikir
• Komunikasi tidak relevan/autoanamnesis
sulit dipahami
• Perubahan aktivitas psikomotor: hipoaktif
(25%), hiperaktif (25%), keduanya
(35%),normal (15%)
• Gangguan siklus tidur
Gejala Klinik

• Terjadi secara akut, fluktuatif


• Perhatian sangat terganggu
• Tidak mampu mempertahankan
konsentrasi/perhatian pada 1 topik
pembicaraan
• Gangguan pada uji atensi (mengurutkan
nama hari dalam 1 minggu)
\
• Gejala

Inouye S. Delirium in Older Persons. New england journal o f medicine, March 2006
Klasifikasi
• Hiperaktif
Gaduh gelisah, berteriak,
ngomel,jalan mondar mandir
Prognosis lebih baik
• Hipoaktif
• Campuran (paling sering)
Sindrom Delirium Akut
• Presentasi Klinis
– Hiperaktif [mood rendah, kelelahan]
– Hipoaktif [agitasi, increased vigilance, halusinasi]
– Campuran
– Penderita sering berfluktuasi antara hiperaktif
dan hipoaktif
Diagnosis

• Sepenuhnya berdasarkan gejala klinis

• Instrumen diagnostik:
– Confusion assessment method (CAM)
– Delirium rating scale (DRS)
– Delirium symptom interview (DSI)
– Kelebihan dan kekurangan masing-masing
instrumen
Inouye SK, Fearing MA, Marcantonio ER. Delirium. In: Halter JB, Ouslander Jg, Tinetti ME, Studenski S, High KP,
Asthana S. Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th edition. New York: McGraw Hill; 2009
Confusion Assessment Method
[CAM]

http://www.healthcare.uiowa.edu/igec/tools/cognitive/CAM.pdf
Confusion Assessment Method
[CAM]

http://www.healthcare.uiowa.edu/igec/tools/cognitive/CAM.pdf
Confusion Assessment Method
[CAM]

http://www.healthcare.uiowa.edu/igec/tools/cognitive/CAM.pdf
Confusion Assessment Method
[CAM]

http://www.healthcare.uiowa.edu/igec/tools/cognitive/CAM.pdf
Interpretasi dan Scoring CAM
• Diagnosis delirium dengan CAM tegak apabila:
1. Onset akut dan fluktuatif
DAN
2. Inatensi
disertai
3. Pikiran disorganisasi
ATAU
4. Altered level of consciousness
Diagnosis
• Algoritme Confusion Assessment Methode
(CAM), berdasarkan DSM-!V

• Baku emas diagnosis: CAM + uji status


mental lain (misal MMSE, Folstein)
CAM

Proses akut dan berfluktuasi

Gangguan perhatian/
konsentrasi (inattention)

Gangguan proses pikir Perubahan kesadaran

SINDROM DELIRIUM
Diagnosis Banding

• Demensia
• Depresi
• Anxietas
• Psikosis
Pencegahan
Panduan intervensi Tindakan
Reorientasi Pasang jam dinding/kalender
Memulihkan siklus tidur Padam lampu,minum susu hangat,pijatan
pada punggung,musik yang tenang

Mobilisasi Latihan LGS,mobilisasi bertahap,batasi

Penglihatan Pakai kaca mata,bacaan dengan huruf


besar
Pendengaran Bersihkan cerumen prop,alat bantu
dengar
Rehidrasi Diagnosis dini dehidrasi, tingkatkan
asupan cairan oral, kalau perlu per infus
Obat yang meningkatkan risiko
delirium

• Ranitidin
• Digoksin
• Ciprofloxacin
• Kodein
• Amitriptilin (antidepresan)
• Levodopa
• Benzodiazepin
• Difenhidramin
Penatalaksanaan

• Identifikasi faktor pencetus dan


predisposisi (pengkajian geriatri paripurna)
• Mengatasi faktor pencetus
• Perbaiki faktor predisposisi
• Hentikan obat yang tidak esensial
• Pilihan obat : haloperidol
Penatalaksanaan
• Tujuan utama: temukan pencetus, atasi
predisposisi  CGA (fisik, psikiatrik,
status fungsional, riwayat penggunaan
obat, asupan nutrisi dan cairan, serta
lainnya)
• Anamnesis
• PF
• Pemeriksaan Penunjang [lab, radiologi,
EKG]
Soejono CH. Sindroma delirium (acute confusional state). In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing;
2009
Inouye SK, Fearing MA, Marcantonio ER. Delirium. In: Halter JB, Ouslander Jg, Tinetti ME, Studenski S, High KP,
Asthana S. Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th edition. New York: McGraw Hill; 2009
Tatalaksana
• Nonfarmakologi
– Reorientasi
– Dukungan keluarga dan caregiver
– Koreksi gangguan sensori (kacamata, alat
bantu dengar)
– Meningkatkan mobilitas dan kemandirian
– Menghindari restraints
– Pembenahan status gizi dan nutrisi
– Kenyamanan beristirahat dan tidur
Inouye SK, Fearing MA, Marcantonio ER. Delirium. In: Halter JB, Ouslander Jg, Tinetti ME, Studenski S, High KP,
Asthana S. Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th edition. New York: McGraw Hill; 2009
Tatalaksana
• Hanya pada kondisi agitasi yang
mengandung risiko berbahaya bagi
pasien.
– Haloperidol 0,25-1 mg IM, IV, ulang setiap 20-
30 menit, pantau tanda vital. Maksimal 3-5 mg
dalam 24 jam.
– Benzodiazepin tidak direkomendasikan
(oversedasi, memperberat perubahan status
mental), kecuali pada alcohol withdrawal
Inouye SK, Fearing MA, Marcantonio ER. Delirium. In: Halter JB, Ouslander Jg, Tinetti ME, Studenski S, High KP,
Asthana S. Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th edition. New York: McGraw Hill; 2009
Prognosis

• Gejala dan tanda dapat menetap sampai


bulan-12
• Berhubungan dengan status fungsional
rendah
• Meningkatkan risiko demensia
• Risiko kematian lebih tinggi,jika komorbid
tinggi dan jenis kelamin laki2

Anda mungkin juga menyukai