Slide Journal Reading Raisha, Nurul, Sipa
Slide Journal Reading Raisha, Nurul, Sipa
Pembimbing
dr. Munizar, Sp.OG
ABSTRAK
TUJUAN : Untuk mengetahui hubungan antara waktu pembukaan
isthmus uteri (daerah kecil diantara korpus uterus dan serviks uterus)
dan perdarahan selama masa kehamilan dan persalinan sesar pada
pasien dengan plasenta previa.
1
ABSTRAK
HASIL :44 kasus dari EO-previa dan LO previa telah dianalisis. Plasenta
previa lengkap pada saat persalinan lebih banyak ditemukan pada
kelompuk EO-Previa dibandingkan pada kelompok LO Previa (88.6 % vs
47.3 %, p < 0.001). Persalinan sesar darurat telah dilakukan dikarenakan
perdarahan aktif yang lebih banyak terjadi pada kelompok EO-Previa (48
%) daripada kelompok LO-previa (25%) (p=0.021). Frekuensi perdarahan
hebat (>2500 ml) selama persalinan sesar lebih banyak terjadi pada
kelompok EO- previa daripada kelompok LO-previa (25% vs 9%, p=0.033).
2
INTRODUKSI
Plasenta previa merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan masif
(hebat) selama masa kehamilan dan persalinan. Namun, perdarahan hebat
tersebut tidak terjadi pada semua kasus plasenta previa, dan yang terpenting
pada kasus tersebut adalah bagaimana manajemen kondisinya. Dengan demikian,
terdapat pembahasan yang penting terkait prediksi kasus dengan risiko tinggi
perdarahan pada kejadian plasenta previa melalui evaluasi sonografi. Panjangnya
servikal pendek, plasenta lacunae, spoge- seperti echo pada serviks, dan
kurangnya zona jelas dipertimbangkan menjadi risiko tinggi terjadinya
perdarahan.
Isthmus uteri biasanya tertutup pada masa awal kehamilan, akan tetapi
akan terbuka seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Fenomena ini juga
terjadi pada pasien dengan plasenta previa. Akibatnya, dapat dihipotesiskan
bahwa pasien dengan plasenta previa yang mengalami pembukaan dini isthmus
uteri akan lebih berpotensi untuk mengalami komplikasi, seperti perdarahan
mendadak selama masa kehamilan dan perdarahan massif pada saat persalinan
sesar, hal ini dikarenakan terjadinya perubahan pada bagian bawah rahim selama
kontraksi yang berakibat terhadap terpisahnya plasenta dan desidua selama
kehamilan, dan karena perdarahan atonik dapat terjadi lebih sering ketika
isthmus uteri mengalami dilatasi dan semakin melebar (dari masa kehamilan
sampai persalinan pada plasenta previa). 3
Penelitian ini membedakan isthmus uteri dari isthmus servik
dengan pemeriksaan ultrasonic. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara waktu pembukaan isthmus uteri dan
perdarahan selama masa kehamilan dan persalinan sesar pada
pasien dengan plasenta previa.
MATERIAL DAN METODE
• Sebuah penelitan kohort prospektif telah dilakukan di Universitas Showa
Hospital, Tokyo, Jepang antara tahun 2009 dan 2014. Populasi penelitian ini
merupakan semua pasien yang mengalami plasenta previa, yang didiagnosa pada
usia antara 20 dan 22 minggu kehamilan, yang terdapat pada rumah sakit
tersebut dan telah terdaftar untuk dilakukan operasi sesar.
• Untuk mengetahui diagnosa plasenta previa, isthmus uteri, serviks uteri dan
letak plasenta diobservasi menggunakan ultrasonik transvagina setiap 2 minggu.
Waktu terbukanya isthmus uteri dideteksi dan didokumentasikan. Isthmus uteri
yang terbuka didefinisikan sebagai isthmus uteri yang terbuka secara sempurna
(daerah isthmus tidak terdeteksi): jika kondisi ini tidak ditemukan, isthmus
diperkirakan tertutup.
• Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok: pasien yang mengalami pembukaan
isthmus uteri sebelum 25 minggu usia gestasi (EO- previa), dan pasien yang mengalami
pembukaan isthmus uteri setelah 25 minggu usia gestasi (LO-previa). Frekuensi
perdarahan selama masa kehamilan, dan jumlah perdarahan selama persalinan sesar
dibandingkan di antara dua kelompok tersebut. Tiga peneliti (M.G., T.A., dan H.T)
menggunakan gambar ultrasonik untuk menentukan apakah isthmus terbuka atau
tidak. Ketika seorang peneliti melaporkan adanya perbedaan diagnosis antara satu
peneliti dengan dua lainnya, maka diagnosis yang ditentukan oleh dua orang peneliti
tersebutlah yang diambil. 4
MATERIAL DAN METODE
• Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Rumah Sakit. Inform
consent juga telah didapatkan dari semua pasien dalam bentuk tulisan
sebelum mereka dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasonik.
5
HASIL
8
KESIMPULAN