Anda di halaman 1dari 10

Journal reading

Bagian/ SMF Obstetri dan Ginekologi


RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh
Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kualah KUALA

HUBUNGAN PLASENTA PREVIA YANG MENGALAMI PEMBUKAAN DINI


ISTHMUS UTERI DENGAN RISIKO TINGGI PERDARAHAN SELAMA MASA
KEHAMILAN DAN PERDARAHAN HEBAT SELAMA PERSALINAN SESAR

Raisha Putri Arsyad


1607101030066
Siti Chalizar Syifa Nst
1607101030058
Nurul Husna
1607101030190

Pembimbing
dr. Munizar, Sp.OG
ABSTRAK
TUJUAN : Untuk mengetahui hubungan antara waktu pembukaan
isthmus uteri (daerah kecil diantara korpus uterus dan serviks uterus)
dan perdarahan selama masa kehamilan dan persalinan sesar pada
pasien dengan plasenta previa.

METODE : Sebuah penelitian observasi prospektif telah dilakukan di


pusat perinatal. Semua pasien yang mengalami plasenta previa yang
didiagnosa pada minggu ke 20 dan 22 usia kehamilan, dan juga telah
terdaftar untuk dilakukan persalinan sesar.
Kondisi isthmus uteri (rahim) telah diperiksa setiap dua minggu. Waktu
(dalam minggu gestasi) pembukaan lengkap isthmus uteri (rahim) telah
ditentukan. Pasien dibagi ke dalam dua kelompok: pasien yang
mengalami pembukaan isthmus uteri sebelum 25 minggu usia gestasi
(EO- previa), dan pasien yang mengalami pembukaan isthmus uteri
setelah 25 minggu usia gestasi (LO-previa). Frekuensi perdarahan selama
kehamilan dan jumlah perdarahan intra-operatif (pada saat persalinan
sesar) dibandingkan di antara dua grup tersebut.

1
ABSTRAK
HASIL :44 kasus dari EO-previa dan LO previa telah dianalisis. Plasenta
previa lengkap pada saat persalinan lebih banyak ditemukan pada
kelompuk EO-Previa dibandingkan pada kelompok LO Previa (88.6 % vs
47.3 %, p < 0.001). Persalinan sesar darurat telah dilakukan dikarenakan
perdarahan aktif yang lebih banyak terjadi pada kelompok EO-Previa (48
%) daripada kelompok LO-previa (25%) (p=0.021). Frekuensi perdarahan
hebat (>2500 ml) selama persalinan sesar lebih banyak terjadi pada
kelompok EO- previa daripada kelompok LO-previa (25% vs 9%, p=0.033).

KESIMPULAN : Plasenta previa berhubungan dengan risiko tinggi


perdarahan yang mengakibatkan persalinan sesar secara darurat
selama masa kehamilan, dan perdarahan hebat selama persalinan
sesar pada pasien yang mengalami pembukaan isthmus uteri sebelum
25 minggu usia kehamilan

2
INTRODUKSI
Plasenta previa merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan masif
(hebat) selama masa kehamilan dan persalinan. Namun, perdarahan hebat
tersebut tidak terjadi pada semua kasus plasenta previa, dan yang terpenting
pada kasus tersebut adalah bagaimana manajemen kondisinya. Dengan demikian,
terdapat pembahasan yang penting terkait prediksi kasus dengan risiko tinggi
perdarahan pada kejadian plasenta previa melalui evaluasi sonografi. Panjangnya
servikal pendek, plasenta lacunae, spoge- seperti echo pada serviks, dan
kurangnya zona jelas dipertimbangkan menjadi risiko tinggi terjadinya
perdarahan.
Isthmus uteri biasanya tertutup pada masa awal kehamilan, akan tetapi
akan terbuka seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Fenomena ini juga
terjadi pada pasien dengan plasenta previa. Akibatnya, dapat dihipotesiskan
bahwa pasien dengan plasenta previa yang mengalami pembukaan dini isthmus
uteri akan lebih berpotensi untuk mengalami komplikasi, seperti perdarahan
mendadak selama masa kehamilan dan perdarahan massif pada saat persalinan
sesar, hal ini dikarenakan terjadinya perubahan pada bagian bawah rahim selama
kontraksi yang berakibat terhadap terpisahnya plasenta dan desidua selama
kehamilan, dan karena perdarahan atonik dapat terjadi lebih sering ketika
isthmus uteri mengalami dilatasi dan semakin melebar (dari masa kehamilan
sampai persalinan pada plasenta previa). 3
Penelitian ini membedakan isthmus uteri dari isthmus servik
dengan pemeriksaan ultrasonic. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara waktu pembukaan isthmus uteri dan
perdarahan selama masa kehamilan dan persalinan sesar pada
pasien dengan plasenta previa.
MATERIAL DAN METODE
• Sebuah penelitan kohort prospektif telah dilakukan di Universitas Showa
Hospital, Tokyo, Jepang antara tahun 2009 dan 2014. Populasi penelitian ini
merupakan semua pasien yang mengalami plasenta previa, yang didiagnosa pada
usia antara 20 dan 22 minggu kehamilan, yang terdapat pada rumah sakit
tersebut dan telah terdaftar untuk dilakukan operasi sesar.

• Untuk mengetahui diagnosa plasenta previa, isthmus uteri, serviks uteri dan
letak plasenta diobservasi menggunakan ultrasonik transvagina setiap 2 minggu.
Waktu terbukanya isthmus uteri dideteksi dan didokumentasikan. Isthmus uteri
yang terbuka didefinisikan sebagai isthmus uteri yang terbuka secara sempurna
(daerah isthmus tidak terdeteksi): jika kondisi ini tidak ditemukan, isthmus
diperkirakan tertutup.

• Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok: pasien yang mengalami pembukaan
isthmus uteri sebelum 25 minggu usia gestasi (EO- previa), dan pasien yang mengalami
pembukaan isthmus uteri setelah 25 minggu usia gestasi (LO-previa). Frekuensi
perdarahan selama masa kehamilan, dan jumlah perdarahan selama persalinan sesar
dibandingkan di antara dua kelompok tersebut. Tiga peneliti (M.G., T.A., dan H.T)
menggunakan gambar ultrasonik untuk menentukan apakah isthmus terbuka atau
tidak. Ketika seorang peneliti melaporkan adanya perbedaan diagnosis antara satu
peneliti dengan dua lainnya, maka diagnosis yang ditentukan oleh dua orang peneliti
tersebutlah yang diambil. 4
MATERIAL DAN METODE

• Semua analisa statistic dilakukan menggunakan Statistical Package for


Social Science Version 20.0 (IBM Corp., Armonk, NY, USA). Semua
variabel ditampilkan dalam bentuk median dan dibandingkan
menggunakan Mann-Whitney U-test. Kategori variabel ditampilkan dalam
bentuk persentase dan dibandingkan menggunakan Fisher test. Variabel
yang signifikan yang berhubungan dengan EO-previa pada analisa
univariat, termasuk plasenta previa sempurna, telah digunakan pada
analisa multivariabel. Pada saat didapatkan nilai P < 0.05, maka variabel
tersebut dikatakan berhubungan.

• Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Rumah Sakit. Inform
consent juga telah didapatkan dari semua pasien dalam bentuk tulisan
sebelum mereka dilakukan pemeriksaan menggunakan ultrasonik.

5
HASIL

44 kasus dari EO-previa dan LO previa telah dianalisis. Plasenta


previa lengkap pada saat persalinan lebih banyak ditemukan pada
kelompuk EO-Previa dibandingkan pada kelompok LO Previa (88.6
% vs 47.3 %, p < 0.001). Persalinan sesar darurat telah dilakukan
dikarenakan perdarahan aktif yang lebih banyak terjadi pada
kelompok EO-Previa (48 %) daripada kelompok LO-previa (25%)
(p=0.021). Frekuensi perdarahan hebat (>2500 ml) selama
persalinan sesar lebih banyak terjadi pada kelompok EO- previa
daripada kelompok LO-previa (25% vs 9%, p=0.033).

8
KESIMPULAN

Pasien dengan plasenta previa yang mengalami pembukaan dini


isthmus uteri menunjukkan tingginya risiko terhadap perdarahan
selama masa kehamilan, dan perdarahan hebat selama proses
persalinan sesar, tidak berpengaruh terhadap perlengketan plasenta
dan lokasi plasenta (plasenta previa secara lengkap atau tidak).
Hasil dari penelitian ini yang dimulai dari akumulasi data pada
periode mid-gestasi (periode tengah dari masa kehamilan), dapat
memberikan dampak terhadap perbaikan pada keadaan janin dan
ibu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai