Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

“VESIKOLITIASIS”

PEMBIMBING :

dr. H. Fanani, Sp. Rad


Laporan Kasus
1. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Amaq Nusamah
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Umur : 75 tahun
• Alamat : Toya, Aikmel. Lombok Timur
• Pekerjaan : Petani
• No RM : 349148
• Tanggal masuk RS : 23 Agustus 2016
2. ANAMNESIS
• Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan BAK tidak lancar.
• Keluhan Tambahan :
Terkadang nyeri saat akan memulai dan setelah
selesai berkemih.
Count.
• Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan BAK tidak lancar sejak lebih

kurang 1 minggu yang lalu dan sudah dipasang kateter kencing.

BAK terkadang juga disertai rasa nyeri yang terutama dirasakan

saat akan memulai dan setelah selesai berkemih. Keluhan nyeri

disertai dengan BAK yang keluar sedikit-sedikit dan kadang-kadang

mendadak berhenti keluar namun lancar kembali jika pasien

merubah posisi.
Count.
• Pasien mengaku pada akhir BAK, pasien merasa tidak puas
dan terasa nyeri pada perut bagian bawah. Pasien juga
mengaku lebih sering ingin BAK terutama di malam
hari.Terkadang air kencing berwarna merah. Pasien tidak
mengeluh demam, mual dan muntah. Pasien mengaku jarang
sekali minum air putih. Dalam sehari pasien mengaku hanya
menghabiskan kira-kira sebanyak 1 botol air mineral 600 ml.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan disangkal.
Count.
• Riwayat Penyakit dahulu

Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Jantung (-),


Asma (-).

• Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada.
3. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Present
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
TD : 130/90 mmHg,
N : 80x/ menit, teratur, kuat angkat,
RR : 22x/ menit, T: 36,8o C (axila).
Count.
2. Status Generalis

• Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : Normochepal, simetris.
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut.

• Pemeriksaan Mata
Palpebra : Tidak edema kanan-kiri
Konjungtiva : Tidak anemis kanan-kiri
Sklera : Tidak ikterik kanan-kiri
Pupil : Refleks cahaya (+/+), isokor kanan
kiri Ø 2mm
Tidak terdapat gangguan penglihatan, pandangan tidak kabur.
Count.
• Pemeriksaan Hidung
Tidak terdapat nafas cuping hidung
Tidak terdapat deformitas
Tidak terdapat rinore dan Sekret (+)
• Pemeriksaan Mulut
Bibir sianosis (-)
Lidah kotor (-)
Tonsil : Tidak membesar
• Pemeriksaan Telinga
Tidak terdapat otore di telinga kanan dan kiri, tidak terdapat serumen
Tidak ada gangguan pendengaran, tidak berdenging.
Count.
• Pemeriksaan Leher
JVP : Dalam batas normal (R+2 cm H2O)
Trakea : Tidak ada deviasi trakea
Kelenjar Getah Bening : Tidak membesar, nyeri tekan (-)

• Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi :Simetris kanan= kiri, tidak ada retraksi,
tidak ada ketinggalan gerak
Palpasi : Nyeri tekan (-), vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Count.
• Jantung
Inspeksi : IC tidak tampak
Palpasi : IC teraba di ICS V LMC sinistra, thrill (-)
Perkusi : Batas jantung kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas jantung kanan bawah: ICS V LPS dextra
Batas jantung kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas jantung kiri bawah : ICS V LMC sinistra
Batas pinggang jantung : ICS III LPS sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2, reguler, murmur (-), gallop (-) .
Count.
• Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Simetris, Datar dan Distensi (-),

Auskultasi : Peristaltik (+) Normal, metallic sound (-)

Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen, nyeri ketok CVA (-)

Palpasi : Defans muscular (-), nyeri tekan (+) daerah suprapubik,


massa (-), hepar dan lien tidak teraba.

• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan pada alat genitalia pasien.

• Pemeriksaan Ekstremitas :

Tidak ada edema, akral hangat, turgor kulit baik, tidak ada gangguan gerak pada
ekstremitas superior dan inferior.
4. STATUS LOKALIS

Vesica Urinaria/Abdomen Regio Suprapubik


Inspeksi : Tidak tampak pembesaran
Palpasi : Nyeri tekan (+), tidak teraba penuh
Perkusi : Redup
Auskultasi : Tidak di evaluasi.
Count.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium (-)


 Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (BNO)

Hasil pemeriksaan BNO :


 Psoas line dalam batas normal
 Tampak gambaran opaque di pelvis.
KESAN : Vesicolithiasis.
Count.
 Pemeriksaan USG Abdomen

Hasil pemeriksaan USG :


 Prostat ukuran besar, tak tampak nodul
 Volume prostat 34.67 ml.
KESAN : BPH.
Count.
6. DIAGNOSIS KERJA
Retensi Urine e.c Vesicolitiasis.

7. DIAGNOSIS BANDING
BPH
ISK
Tumor Buli-Buli.

8. TATALAKSANA
Medikamentosa :
Ceftriaxone 2x1 gr iv
Ketorolac 3x1 amp iv.
Pembedahan/Operasi :
ESWL
Endourologi (PNL, Litotripsi, Ureteroskopi atau Uretero-renoskopi)
Bedah Laparaskopi
Bedah Terbuka.
Tinjauan Pustaka
Batu buli-buli disebut juga batu vesica, vesical calculi,

vesical stone, bladder stone.

Batu buli-buli atau vesikolitiasis adalah massa

yang berbentuk kristal yang terbentuk atas

material mineral dan protein yang terdapat

pada urin.
1. Anatomi

Buli-buli terdiri dari tiga permukaan, yaitu permukaan


superior, permukaan inferoinferior dan permukaan posterior.
2. Etiologi

“Terbentuknya batu saluran kemih diduga


ada hubungannya dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain
yang masih idiopatik.”
Faktor Intrinsik.
Herediter (keturunan)
Umur
Jenis Kelamin.

Faktor Ekstrinsik.
Iklim dan temperatur
Asupan air
Diet
Pekerjaan.
3. Patogenesis
Batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-
tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis urin), yaitu
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli.

Beberapa teori pembentukan batu :


 Teori Nukleasi
 Teori Matriks
 Penghambatan Kristalisasi.
4. Faktor Risiko Penyebab Batu

Riwayat batu kandung kemih dan saluran kemih

Usia dan jenis kelamin

Pernah mengalami infeksi saluran kemih

Adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih

Penggunaan obat-obatan.
• Hiperkalsiuria (Kalsium berlebih dalam urine)
• Hiperikosuria (peningkayan kadar asam urat
dalam urine)
• Penurunan jumlah air
• Hiperoksaluria peningkatan ekskresi Oksalat).
5. Pemeriksaan Klinis

Pasien yang mempunyai batu buli sering asimtomatik, tetapi pada anamnesis biasanya

dilaporkan bahwa penderita mengeluh nyeri suprapubik, disuria, gross hematuri terminal,

perasaan ingin kencing, sering kencing di malam hari, perasaan tidak enak saat kencing, dan

kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh.

Gejala lain yang umumnya terjadi dalam menyertai nyeri yaitu nyeri menjalar dari ujung

penis, scrotum, perineum, punggung dan panggul, perasaan tidak nyaman tersebut biasa bersifat

tumpul atau tajam. Rasa sakit diperberat saat pasien sedang beraktivitas.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan vesika

urinaria tampak penuh pada inspeksi, ketika

dipalpasi didapatkan blader distended pada

retensi akut.
6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Urin
 Pemeriksaan Imaging :
Urografi, Cystogram/intravenous pyelografi,
Ultrasonografi (USG), CT scan, MRI & Sistoskopi.
7. Pengobatan

Konservatif (Untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,


karena diharapkan batu dapat keluar spontan).
Litotripsi (Sistoskopi & ESWL).
Terapi pembedahan (Transurethral Cystolitholapaxy,
Percutaneus Suprapubic cystolithopaxy & Suprapubic
Cystostomy).
8. Pencegahan

Diuresis yang adekuat.

Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen

pembentuk batu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai