Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 9

Ahmad Anissatul
Jamaludin Ulfa

Rini
Surahmat
Kurniawati
Peserta Didik Dalam Pendidikan
Islam
Dengan berpijak pada paradigma “belajar sepanjang
masa”, maka istilah yang tepat untuk menyebut
individu yang menuntut ilmu adalah peserta didik dan
bukan anak didik. Peserta didik cakupannya lebih
luas, yang tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi
juga pada orang-orang dewasa. Sementara istilah
anak didik hanya dikhususkan bagi individu yang
berusia kanak-kanak. Penyebutan peserta didik ini
juga mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan
tidak hanya di sekolah (pendidikan formal), tapi juga
lembaga pendidikan di masyarakat, seperti Majelis
Taklim, Paguyuban, dan sebagainya.
Potensi Peserta Didik
• Hidayah Wujdaniyah yaitu potensi manusia yang berwujud insting
atau naluri yang melekat dan langsung berfungsi pada saat manusia
dilahirkan dimuka bumi.
• Hidayah Hisysyiyah yaitu potensi allah yang diberikan kepada
manusia dalam bentuk kemampuan indrawi sebagai penyempurna
hidayah wujudiyah.
• Hidayah aqliyah yaitu potensi akal sebagai penyempurna dari kedua
hidayah diatas.
• Hidayah diniyah yaitu petunjuk agama yang diberikan kepada
manusia yang berupa keterangan tentang hal-hal yang menyangkut
keyakinan dan aturan perbuatan yang tertulis dalam al-Quran dan
sunnah
• Hidayah taufiqiyah yaitu hidayah yang sifatnya khusus. Sekalipun
agama telah diturunkan untuk keselamatan manusia, tetapi banyak
manusia yang tidak menggunakan akal dalam kendali agama.
Quraish shihab berpendapat bahwa untuk menyukseskan
tugas-tugas kekhalifahan di muka bumi, Allah
memperlengkapi manusia dengan potensi-potensi tertentu,
antara lain :
• Kemampuan untuk mengetahui sifat-sifat, fungsi dan
kegunaan segala macam benda. Hal ini tergambar dalam
firman Allah SWT :
“Dia telah mengajarkan kepada Adam nama-nama benda
seluruhnya”
(QS. Al-Baqarah:31)
• Ditundukkan bumi, langit dan segala isinya, binatang-
binatang, planet dan sebagainya oleh Allah kepada manusia
(QS. Al-Jaatsiyah :12-13)
• Potensi akal fikiran serta panca indera (QS. Al-Qalam:23)
• Kekuatan positif untuk merubah corak kehidupan manusia
(QS. Ar-Ra’d : 11 )
Disamping dari potensi yang diatas manusia juga
dilengkapi potensi yang bersifiat negatif yang
merupakan kelemahan manusia, yaitu :
• Pertama, potensi untuk terjerumus dalam godaan
hawa nafsu dan syetan. Hal ini digambarkan
dengan upaya syetan menggoda Adam dan Hawa,
sehingga keduanya melupakan peringatan Tuhan
untuk tidak mendekati pohon terlarang (QS.
Thaahaa :15-27).
• Kedua, banyak masalah yang tak dapat dijangkau
oleh pikiran manusia, khususnya menyangkut diri,
masa depan, dan banyak hal lain yang
menyangkut kehidupan manusia.
Kebutuhan Peserta Didik
Al-Qussy membagi kebutuhan manusia (peserta didik) dalam dua
kebutuhan pokok, yaitu:
• Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum, seks,
dan sebagainya.
• Kebutuhan skunder, yaitu kebutuhan ruhaniah.

Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh pendidik


diantaranya:
• Kebutuhan kasih sayang
• Kebutuhan akan rasa aman
• Kebutuhan akan rasa harga diri
• Kebutuhan akan rasa bebas
• Kebutuhan akan sukses
• Kebutuhan akan suatu kekuatan pembimbing atau pengendalian diri
manusia, seperti pengetahuan lain yang ada pada setiap manusia berakal.
Selanjutnya Law Head membagi kebutuhan manusia sebagai
berikut :
• Kebutuhan jasmani, seperti makan, minum, bernafas, perlindungan,
seksual, kesehatan dan lain-lain.
• Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman, penghargaan,
belajar, menghubungkan diri dengan dunia yang lebih luas
(mengabdikan diri ) , mengaktualisaikan dirinya sendiri dan lain-
lain.
• Kebutuhan yang menyangkut jamani rohani seperti istirahat,
rekreasi, butuh supaya setiap potensi-potensi fisik dapat
dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar setiap
usah/pekerjaan sukses dan lain-lain
• Kebutuhan sosial, seperti supaya dapat diterima oleh teman-
temannya secara wajar, supaya dapat diterima oleh orang yang lebih
tinggi dan dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin-
pemimpinya, seperti kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan
posisi.
• Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya (biasanya dirasakan lebih
akhir) merupakan tuntunan rohani yang mendalam yaitu, kebutuhan
untuk meningkatkan diri yaitu kebutuhan terhadap agama.
Dimensi-dimensi Peserta Didik
1. Dimensi Fisik (Jasmani)
2. Dimensi Akal
3. Dimensi Keberagaman
4. Dimensi Akhlak
5. Dimensi Rohani (Kejiwaan)
6. Dimensi Seni (Keindahan)
7. Dimensi Sosial

Anda mungkin juga menyukai