Anda di halaman 1dari 21

ABORTUS

Kelompok 1
ANGGOTA

 ANGGI FATMALA
 FALENTINA TABUNI
 HENNY A. YARISETOU
 ULFAH I. RAHAYU
 YEVI S. WARWER
 VICTORI P.M MALAKABU
PENDAHULUAN
 Keguguran atau abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum janin
dapat hidup di dunia luar, tanpa
mempersoalkan sebabnya.
 Menurut WHO aborsi berarti keluarnya
janin dengan BB < 500 gr atau usia
kehamilan < 22 minggu.
KLASIFIKASI
a. Menurut waktu :
 Abortus dini : terjadi pada trimester I (< 12 minggu)

 Abortus lanjut : terjadi pada 12 – 24 minggu (trimester


II)
b. Menurut kejadiannya :
 Abortus spontan : keluarnya hasil konsepsi tanpa
intervensi medis maupun mekanis
 Abortus buatan :

 Menurut kaidah ilmu : abortus sesuai indikasi


untuk kepentingan ibu
 Abortus buatan kriminal : pengguguran tanpa
alasan medis yang sah, dilarang oleh hukum atau
dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang
ETIOLOGI
 Faktor janin : gangguan pertumbuhan zigot,
embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut
biasanya menyebabkan abortus pada trimester I
 Faktor maternal : infeksi, penyakit vaskular,
kelainan endokrin, imunologi, trauma, kelainan
uterus, psikosomatik.
 Faktor eksternal : berupa radiasi (dosis 1 – 10
Rad dapat merusak janin berusia 9 minggu, dosis
lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran).
Obat-obatan, zat kimiawi lain. Sosio-ekonomi,
pendidikan, konsumsi kafein dan bekerja ketika
sedang hamil tidak terbukti merupakan resiko
abortus.
PATOGENESIS
 Umumnya abortus spontan terjadi setelah
kematian janin, diikuti oleh perdarahan ke
dalam desidua basalis. Selanjutnya, terjadi
perubahan nekrotik di daerah implantasi,
infiltrasi sel-sel peradangan akut, dan berakhir
dengan perdarahan pervaginam.
 Pelepasan hasil konsepsi, diinterpretasi sebagai
benda asing dalam rongga rahim, sehingga
uterus mulai berkontraksi untuk mendorong
benda asing keluar rongga rahim (ekspulsi).
 Sebelum minggu ke – 10, seluruh hasil
konsepsi biasanya dapat keluar dengan
lengkap karena vili korialis belum
menanamkan diri dengan erat ke dalam
desidua.
 Pada kehamilan 10 – 12 minggu korion
tumbuh cepat dan hubungan antara vili
korialis dengan desidua makin erat,
sehingga abortus yang mulai di saat ini
sering menyisakan korion (plasenta)
ABORTUS INSIPIENS
DEFINISI
 Abortus yang sedang berlangsung
(inevitable abortion/miscarriage) dan
tidak dapat dicegah lagi. Didiagnosis bila
seorang wanita yang sedang hamil < 20
minggu mengalami perdarahan banyak,
terkadang disertai gumpalan darah dan
nyeri karena kontraksi kuat uterus serta
terdapat dilatasi serviks, sehingga jari
pemeriksa dapat masuk dan meraba
ketuban.
DASAR DIAGNOSIS KLINIS
 Anamnesis : perdarahan dari jalan lahir
disertai nyeri/kontraksi rahim
 Pemeriksaan dalam : ostium uteri
terbuka, hasil konsepsi masih terdapat di
dalam rahim, dan ketuban teraba utuh
serta mungkin menonjol.
GAMBARAN KLINIS
 Abortus sedang berlangsung dan tidak
dapat di cegah lagi
 Ostium uteri terbuka, ketuban teraba dan
berlangsung hanya beberapa jam
PENGELOLAAN
 Evakuasihasil konsepsi
 Pemberian uterotonika pascaevakuasi

 Pemberian antibiotik selama 3 hari


ABORTUS KOMPLET
DEFINISI
 Disebut komplet bila hasil konsepsi lahir
lengkap, dan kuretasi tidak perlu
dilakukan.
 Pada abortus komplet, perdarahan segera
berkurang setelah isi rahim dikeluarkan
dan berhenti total selambat-lambatnya
setelah 10 hari karena dalam masa ini
luka rahim telah sembuh dan epitelisasi
telah selesai.
 Serviks juga segera menutup kembali.
 Bila perdarahanmasih berlangsung > 10
hari setelah abortus, harus dipikirkan
kemungkinan abortus inkomplet atau
endometritis pascaabortus.
ABORTUS INKOMPLET
DEFINISI
 Abortus inkomplet didiagnosis bila sebagian
hasil konsepsi telah lahir atau teraba di vagina
tetapi sebagian masih tertinggal, biasanya
jaringan plasenta.
 Perdarahan biasanya terus berlangsung, dapat
banyak dan membahayakan ibu.
 Ostium uteri seringkali tetap terbuka karena
masih ada benda di dalam rahim yang dianggap
sebagai benda asing, sehingga uterus akan
berusaha mengeluarkannya dengan berkontraksi
sehingga ibu merasa nyeri tetapi tidak sehebat
pada abortus insipien.
DASAR DIAGNOSIS KLINIS
 Anamnesis : perdarahan dari jalan lahir,
biasanya, disertai nyeri/kontraksi rahim,
bila perdarahan banyak ibu dapat
mengalami syok.
 Pemeriksaan dalam : ostium uteri
terbuka dan sisa jaringan hasil konsepsi
dapat teraba.
PENGELOLAAN
 Perbaikan keadaan umum : syok harus
diatasi bila muncul : Hb < 8 gr %,
transfusi darah segera diberikan
 Evakuasi hasil konsepsi, baik dengan
metode digital atau kuretasi
 Pemberian uterotonika

 Pemberian antibiotik selama 3 hari

Anda mungkin juga menyukai