MENGOPERASIKAN

VACUUM CONDENSOR

Paiton, 07 Februari 2018

Daryanto

PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI

Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang

Diagram Aliran Uap & Air System PLTU Paiton

2
 Turbin Uap

Turbin Uap

3
 Turbin Uap

Fungsi Turbin Uap:

• Adalah suatu penggerak mula yang mengubah
energi Thermal / panas dalam uap menjadi energi
kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran
poros turbin. Poros turbin langsung
dihubungkan dengan generator untuk
menghasilkan energi listrik

4
 Konversi Energi Panas – Energi kinetik

• Prinsip kerja turbin uap, terletak pada perubahan energi

panas yang terkandung di dalam uap (keseluruhan sampai
energi panas dalam uap di sisi exhaust turbin) yang
dikonversikan menjadi energi mekanik yang ditransmisikan
ke rotor turbin. Hal ini terjadi di beberapa stage/tingkat
sudu turbin uap yang berbeda. Satu stage/tingkat turbin
selalu terdiri atas bagian sudu-sudu melingkar yang
diam/stasioner dan bagian sudu-sudu yang bergerak
berputar/berotasi. Energi panas di dalam uap ditunjukkan
oleh besaran entalpi (h).
h = u + p.V
u = energi internal, p.V = aliran kerja

5
 Konversi Energi Panas – Energi kinetik

Konversi Energi Panas Uap Menjadi Energi Kinetik

6
 Konversi Energi Kinetik – Energi Mekanik

• Pertama, energi panas harus dikonversikan menjadi energi

kinetik, proses ini terjadi pada nozzle (lihat gambar di
atas). Pada turbin uap, nozzle terpasang di sisi casing
(sudu-sudu tetap/stator turbin) dan ditambah pada sisi
sudu-sudu gerak/rotor, yang selanjutnya dikenal dengan
reaction stage/sisi reaksi. Pada nozzle, uap mengalami
penambahan kecepatan/akselerasi, dan akselerasi ini
menyebabkan differensial tekanan antara sisi sebelum
nozzle dengan sesudah nozzle. Kedua, energi kinetik
ditransformasikan menjadi energi putar dari rotor turbin
yang hanya terjadi pada sisi sudu-sudu gerak yang
berputar/rotor.

7
 Konversi Energi Kinetik – Energi Mekanik

Vektor Kecepatan Pada Stage Turbin Uap Reaksi

8
 Konversi Energi Kinetik – Energi Mekanik

• Stage pada turbin memiliki perbedaan kecepatan,

seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.
Pada tiap level digambar segitiga vektor
kecepatan, satu di sisi inlet blade yang berputar,
dan yang kedua di sisi outletnya. Kecepatan
absolut (c) di inlet dan outlet besarnya berbeda,
karena energi kinetik dari uap dikonversikan
menjadi energi mekanik pada rotor.

9
Saturation Line

10
 Mollier Diagram Water

Saturation line

11
 Vaccum Condensor
• How vacuum is created?
Basic vacuum created in the LPT exhaust side is because of condensing
process. Phase change is occurring at the exhaust side i.e. conversion of
steam into water. Specific volume of water is much lower than the steam.
Hence when the condensing process happens, volume of steam reduces
and basic vacuum is created.
Apart from this, vacuum pumps are provided to remove non condensable
gases/air ingress which reduces heat transfer effectiveness.
Why vacuum is created?
To improve LPT cylinder efficiency & thus the load/work done shall be
improved.
Effect of over vacuum?
It causes sub-cooling effect where hot well temperature reduces more
than design which required to be added in boiler leads to heat loss. Also
flow accelerated erosion in LPT last stages.
Effect of under vacuum?
LPT efficiency reduction which causes lesser work done & leads to
reduced load output.

12
 Fungsi Vaccum Condensor
Membantu laju aliran uap dari LP Turbin ke Condensor & membuang gas2, udara yang tidak bisa
terkondensasi di Condensor

Spesifikasi Condensor
Shell material : SA 285gr.c
Tubes material : Ti B 265
Size OD/ID : 25.4/24.4 mm
Number : 15469
Surface area : 25 200 m² 13
14
 Peralatan Vaccum Condesor

Vacuum Condensor Meliputi :

1. Condensor Air Extraction Pump

2. Gland Steam Seal system

3. Low pressure exhaust hood

15
 Condenser Air Extraction Pump (CAEP)

Fungsi CAEP:

1. Saat normal operasi : menghisap/menarik udara

atau gas yang tidak bisa terkondensasi yang ada di
ruang kondensor sehingga vacum condenser bisa
dipertahankan pada tekanan vakum sekitar 700
mmHg (alarm 635mmHg, trip 572mmHg).

2. Saat firing atau start up unit : mengkondisikan

ruang Kondensor menjadi vacuum dengan cara
menghisap gas (udara) yang ada di dalam
Kondensor (saat firing CAEP jalan 2 pompa).
 Condenser Air Extraction Pump (CAEP)

Inlet Iso / Block Valve

Inlet Valve
Water
Separator
2nd 1st Stage Motor
Stage Coupling

Seal Water
Pump Interstage Piping

Heat
Exchanger
cAEP (Condensor Air Extraction Pump)

18
P & ID

19
 Gland Steam Seal System
Gland Steam Condrnsor :
Mencegah kebocoran uap pada celah shaft pada High Pressure &
Intermediate Pressure Turbin
Mencegah masuknya udara ke dalam Low Pressure Turbine

20
21
Spesifikasi

22
 Low Pressure Exhoust Hood

Exhaust hood :
Laluan uap pada sudu paling akhir di LP turbin yang akan
menuju kondenser

Terletak diujung casing berbetuk silinder, berfungsi :

1. Sebagai tempat/area yang besar untuk dapat menampung
volume uap (exhaust steam) dari turbin.

2. Mengisolasi kondensor dari atmosfer karena

kondensor dalam keadaan vakum, dan juga sebagai
penghubung exhaust tekanan rendah ke kondensor.

23
 Low Pressure Exhoust Hood
EXHAUST HOOD SPRAY

Untuk mencegah overheat pada low-pressure

exhaust hood. Air kondensat akan disemprotkan
langsung kearah uap saat meninggalkan sudu
tingkat akhir pada LP Turbin.

24
 Intruksi Kerja

PERSIAPAN :
1. Pastikan level Condensor Hotwell kondisi normal level ( 520 - 600 mm )
2. Pastikan AOP sudah beroperasi
3. Pastikan Turbin kondisi berputar menggunakan Turning Gear
4. Pastikan CWP sudah Operasi 2 buah
5. Pastikan Aux Steam Pressure normal (8-10 Kg/cm2)
6. Pastikan breaker CAEP sudah on
•Breaker motor seal
•Breaker motor Vacuum pump
•Valve vacuum Break
•Suction valve
7. Pastikan CAEP kondisi siap Operasi
8. Pastikan GSSR sudah di warming dan Drain Valve Open
25
 Intruksi Kerja
PELAKSANAAN
1. Start GSEF 2 buah 2. Operasikan Throttling valve GSSR
Vacuum GSSR = -320 mmHg

26
 Intruksi Kerja
3. Warming Line Valve (F) SSRBA

Amati kenaikan temperatur dan tekanan pada Gland Steam Seal Regulator

4. Open Valve (H) Line SSRA

• Amati tekanan GSSR = 0,21 – 0,42 kg/cm2

5. Closed Valve (F) SSRBA

27

6. Closed Valve (G) Vacuum Break
Intruksi Kerja
7. Start CAEP 2 buah dari CCR, amati :
• Seal water pump running
• Motor CAEP running
• Suction valve open
• Amati Ampere dan Temperature CAEP
28
 Intruksi Kerja

8. Amati Vacuum condensor di layar PGP

• Pastikan naik sampai kondisi vacuum normal ( 673 – 720 mmHg )
• Amati temperatur exhaust hood

29
 Batasan Operasi

No Item Normal Alarm Trip

< 572
1 Condenser Vacuum Press. > 635 mmHg 635 mmHg
mmHg

Level Water Separator

2 70 %
CAEP (%)

3 Lube Oil lvl CAEP (%) 50-80 %

4 Motor winding temp. CAEP 110 ºC 130 ºC

5 Vacuum Shell GSC 320 mmHg

6 Tekanan GSSR 0,2 – 0,3 kg/cm2

≥ 65 ºC (Spray ON)
7 Temperatur Exhaust Hood ≥ 80 ºC ≥ 107 ºC
≤ 52ºC (Spray OFF)

30
Logic Diagram

31
32
33
34
35
36
37
38
 Single Line Diagram
SINGLE LINE DIAGRAM PLTU PAITON
UNIT 1&2
INTERCONECTION
BUS B
INTERCONECTION
BUS A

DS COUPLE
GT SST-2 SST-1 GT
2 1

2A-02 SB2-02 SB2-01 SB1-01 SB1-02 1A-02

2B-02 2B-02
UAT-2A UAT-2B UAT-1A UAT-1B

G G
2A-01 2 2B-01
10 Kv STATION 10 Kv 1A-01 1 1B-01
10 Kv UNIT BUS 10 Kv UNIT BUS 10 Kv STATION BUS 1 UNIT BUS 10 Kv UNIT BUS
2A-07 A 2A-06 2A-05 2A-042A-032A-13 2B-07 B2B-052B-06
2B-13 2B-03 2B-04 BUS 2 A 2A-06 2A-05 2A-042A-031A-13 B1B-061B-07
1B-13 1B-03 1B-05
SB2-09SB2-10SB2-04SB2-11SB2-06SB2-07SB2-03 SB2-05 SB1-03SB1-07SB1-11SB1-04SB1-10SB1-09
2A-08 2B-08
2A-09 2B-09
2A-10 2B-10
2A-11 2B-11
M M M
AT 2A AT 2B
ID FAN A ID FAN B
AT 1A AT 1B
FD FAN FD FAN
A B
CWP A.C CWP B
BFP A BFP B.C

WT BLDG PDC SB 14
WT BLDG PDC SB 24
PRECIP PDC 2A51A

PRECIP PDC 2B51A

PRECIP PDC 1A51A

PRECIP PDC 2B51A

1A1-00
Boiler PDC 2B41A

Boiler PDC 2B41A

UNIT 1 TRF/RECT 2 CL26

MACHINE SHOP PDC SB

380V STATION MCC 1SB
2A1-00

500KV/150KV SUB PDC

MACHINE SHP PDC SB

10 KV COAL HDLG BUS

ADM BLDG PDC SB

10 KV COAL HDLG BUS
STATION BUS PDC SB

UNIT 2 CHLO TRF/RECT 2

UNIT 2 CHLO TRF/RECT 2

ASH HDLG PDC

ASH HDLG PDC

ASH HDLG PDC

ASH HDLG PDC

380V BLR MCC
ADM BUILDING PD
TURBIN PDC

TURBIN PDC
380V TBN MCC

380V TBN MCC

380V BLR MCC

2B31A

2B31A
2A31A3

2A41A1

1A31A2

1A41A
2A41B

2B41B

1A41B

2B41B
11A
SB21A

CH2
21B

26B

CH1

TR

11B
264
EA
CL26 EB

CL26 EA

M M M M
PA FAN A PA FAN B PA FAN A PA FAN B
CEP A CEP B.C CEP A CEP B.C
Mill A.C.E Mill B.D CAEP A & B Mill A.C.E Mill B.D
BWCP A BWCP B.C BWCP A BWCP B.C
High Head FP High Head FP High Head FP High Head FP
B B B B
CCP CCWP B CCP CCWP B
SAC A SAC B.C SAC A SAC B.C
Conv K1 Conv K1
High Head High Head
FPA FPA
Sea Water FP Sea Water FP
CCWP A CCWP A
TAOP A TAOP A

39
Wiring CAEP

40
Wiring CAEP

41
 Trouble Shooting
1. Vacuum Condensor Low

 Vacuum break tidak menutup rapat

 Waterbox Level Low

 CAEP tidak maksimal

2. Level water separator CAEP Low

 Ada kebocoran pada line SW pump

 Valve drain separator belum di close

3. Vibrasi High pada CAEP

 Bearing rusak

 Shaft Unbalance

 Baut hilang atau kendor

42
 SEKIAN
&
TERIMA KASIH
Kapan dilaksanakan Vacuum condensor ?
Vacuum-up dilaksanakan pada saat start –up unit dimana
tekanan diruang condensor masih sama dengan tekanan
udara luar

2. Seal water CAEP temperatur High

 valve inlet/outlet HE masih close
 Vent valve belum di open

44
45
HIGH LEVEL > 700mm (LP Bypass emergency close
NORMAL LEVEL 500 - 600 mm
LOW LEVEL 420 – 500 mm
LOW LOW LEVEL 341 mm (CEP Trip)

46
Batasan Operasi :
•Level kondensor = 520 - 600 mm
•Vacuum kondensor = 673 -720 mmHg
•Level separator = Max 70 %
•Vibrasi motor = 0 – 2,7 mm
•Temperature motor = 40-109 0C

•tekanan GSSR = 0,2 – 0,3 kg/cm2

•Vacuum GSEF = 300 - 320 mmH2O

47
 Apa yang dimaksud dengan Vacuum up

• Proses pembuatan vacuum pada condensor dengan

mengunakan pompa CAEP
Pompa ini akan menghisap gas-gas / udara yang ada pada
ruang condensor sehingga menyebabkan ruang condensor
akan menjadi vacuum.
 Persiapan vacuum - up

1. Persiapan media perapat turbin

2. Persiapan pada sistem drain yang berhubungan dengan
kondensor
3. Pengoperasian GSSR
4. Persiapan start pompa CAEP

49
Mengapa di ruang Condensor di buat Vacuum
dan dipertahankan tetap tinggi ?
- Diruang condensor yang sangat dekat dengan sisi output
dari LP Turbin dimana tekanannya yang rendah maka
dengan adanya vacuum pada ruang condensor akan
sangat membantu laju aliran uap dari LP Turbin ke
Condensor sehingga akan lebih effisien.
- Untuk mempercepat perubahan fase dari uap ke cair
9. Apabila vacuum condensor tidak bisa naik ke 673 mmHg

• Pastikan semua seal valve drain yang menuju kondensor tidak bocor ( kemasukan
udara ) atau tutup untuk membantu menaikan vacuum kondensor hingga kondisi
vacuum riset

• Apabila vacuum condensor tidak bisa naik ke 673 mmHg Operasikan CAEP kedua

51
52
 GSSR diletakkan di steam seal header, dan juga dihubungkan ke saluran gland steam

dari auxiliary steam header line (SSRA) dan gland steam dari main steam header (SSRM). GSSR

dikendalikan dengan minyak hidrolik, yang terdiri dari katup masukan (admission valve) dan katup

pembuangan (unloading valve), dan menjaga tekanan uap yang konstan pada seal steam header

(SSH).

Selama proses start up, shut down dan operasi beban rendah Gland steam (uap

perapat) diperlukan sebagai perapat poros turbin dan main steam valve turbin. GSSR saat normal

operasi disuplai dari auxiliary steam header line menuju steam seal header melalui GSSR dengan

diatur oleh admission valve. Jika auxiliary steam header tidak beroperasi, gland steam disuplai

dari main steam line ke GSSR dengan diatur oleh admission valve. Unloading valve menutup saat

admission valve membuka.

Saat beban operasi meningkat, tekanan uap pada turbin stage pertama dan katup

utama turbin akan meningkat, bocoran uap perapat terjadi pada gland poros turbin sisi tekanan

tinggi(HP) dan menengah (IP) serta gland main steam valve ke steam seal header. Sehingga

admission valve dalam GSSR menutup dan unloading valve membuka.

53
54
LOW PRESSURE EXHAUST HOOD

55