Obat Obat Yang Digunakan Pada Kemoterapi Tuberkulosis
Obat Obat Yang Digunakan Pada Kemoterapi Tuberkulosis
kemoterapi Tuberkulosis
Peningkatan penyakit kasus tuberkulosis yang
terkait dengan infeksi HIV saat ini sangat
banyak,sehingga kamatian akibat panyakit ini
sangat banyak terjadi
Kuman tuberkulos tumbuh lambat tetapi penyakit ini
sering kali bersifat kronis
Yang perlu mendapat perhatian khusus pada
masalah terapeutik penyakit ini adalah:
1.kepatuhan pasien
2 toksisitas obat
3 perkembangan reistensi mikroba
Obat obat yang digunakan dalam pengobatan tuberkulosis
dapat dibagi dalam 2 kategori utama:
1.Obat pilihan pertama,yaitu penggabungan tingkat efikasi
terbesar dengan suatu derajat toksisitas yang dapat diterima,
meliputi : Isoniazid
Rifampin
Etambutol
Sreptomosin
Pirazinamid
Sebagian besar pasien tuberkulosis berhasil ditangani dengan
obat obat ini.
Pad pasien tubekulosis yang tidak resisten terhadap obat,hasil
nya sangat baik dapat dicapai selama 6 bulan.
Isoniazid,rifampin,dan pirazinamid dibarikan 2 bulan
pertama
Dilanjutkan dengan isoniazid,rifampin selama 4 bulan
berikutnya.
Pemberian kombinasi isoniazid dan rifampin selama 9 bulan
juga efektif untuk semua bentuk penyakit yang disebabkan
oleh galur Mycobacterium tuberkulosis yang rentan terhadap
kedua obat tersebut.
Didaerah daerah tempat resistensi primer
terhadap isoniazid terjadi,terapi biasanya
diawali dengan 4 obat –rifampin
-isoniazid
-pirazinamida
- etambutol atau
-Streptomisin sampai
uji kepekaan selesai.
Namun tambahan obat pilihan kedua terkadang terpaksa
digunakan karena terjadi resitensi mikroba.dengandemikian
pengobatan mungkin perlu dimulaiu dengan 5 -6 obat
Katagori obat nya:-1 ofloksasin
-2 siprofloksasin
-3 etionamid
4 Asam aminisalisilat
5. sikloserin
6 .amikasin
7 kanamisin
8 kapreomisin
Obat obat untuk Tuberkulosis:
1.ISONIAZID,(Hidrazidasam isonikotinat;
NYDRAZID)(INH)
Dianggap sebagai obat utama untuk
kemoterapi tuberkulosis.serta semua pasien
dengan penyakit disebabkan galur basil
tuberkulosis yang peka isoniazid jika mereka
dapat meneloransinya.
Aktivitas anti bakterinya:
- bersifat bakteriostatis untuk basil yang istirahat
tapi bersifat bakterisid bagi mikroorganisme yang
sedang membelah dengan cepat.
Konsentrasi tuberkulostatik 0,025 -0,05ug/ml .
Bakteri mengalami satu/dua kali pembelahan
sebelum perkembang biakan terhenti.
Efektif menembus sel M tubelulosa kecuali non
tuberkulosa seperti M kansasii
Tidak terjadi resistensi silang dengan obat yang
digunakan untuk tuberkulosa lain,kecuali etionamid
yang strukturnya mirip
Mekanisme resitensi isoniazid paling umum adalah
mutasi pada katalase peroksidase yang
akanmenurunkan aktivitasnya,mencegah konversi
isoniazid prodrug menjadi metabolit aktifnya.
Resistensi lain yaitu terkait dengan missense
mutation ( mutasi mengubah kodon) dalam gen
bakteri yang telibat dalam biosintesis asam mikolat.
Pengobatan dengan isoniazid dapat
menimbulkan galur galur baru yang resisten
kadang kadang terjadi baru dalam beberapa
minggu terapi.,sehingga pengobatan
dengan isoniazid saja dapat menyebabkan
seleksi bakteri resiten ini.
MEKANISME KERJA:
Takayama dan kawan kawan pertama
menyatakan kerja utama isoniazid adalah
menghambat biosintesa asam mikolat yaitu
unsur penting pada dinding sel mikobakteri.
ABSROPSI,DISTRIBUSI dan EKSKRESI
Mudah terabsropsi jika diberikan secara oral dan
parentral
Antasid mengandung aluminium dapat mengganggu
absropsi.
Konsenrsai puncak 3-5 ug/ml 1-2 jam setelah
pemberian dosis secara oral.
Distribusi mudah keseluruh cairan tubuh dapat
ditemukan dipleura dan asites,css yangmengalami
radang selaput otak.
Metabolit merupakan hasil asetilasi enzimatik asam
isonikotinat .Laju asetilasi sangat mempengaruhi
konsentrasi obat dalam plasma ,waktu paruh lebih
lama bila terjadi insufiensi ginjal.
Frekuensi asetilasi tergantung pada ras,karena
isoniazi relatif tidak toksik dapatdiberikanobat dalam
jumlah yang cukuppada orang asetilasi cepat atau
lambat.Pengurangan dosis untuk asetilator lambat
yang mengalami kegagalan hati.
Penggunaan Terapi:
Paling penting digunakan untuk pengobatan
tuberkulosis
Efek toksik dapat ditekan dengan pemberian
piridoksin,dan pemantaun pasien,walaupun
digunakan tersendiri pada propilaktik, tetapi
untuk terapi obat harus digunakan bersama
dengan obat lain.
Dosis harian total 5 mg/kg bb maksimum 300 mg
dosis oral dan IM sama besarnya.
Secara oral dapat diberikan dosis tunggal tetapi
dapat juga dalam dosis terbagi 2 sama.
Anak anak 10 – 20 mg /kg bb/hari(mak 300 mg)
Dapat sebagai intermiten untuk tbc,setelah terapi
harian selama 2 bulan denagan Rifampin,dan
pirazinamid denga regimen dosis:
Isoniazid 15 mg/kgbb + Rifampin 10 mg/kgbb hingga
600 mg setiap dosis seminggu 2 kali selama 4 bulan
Piridoksin 15 -50 mg/hari harus diberikan bersama isoniazid
untuk menekan reaksi merugikan,seperti
ruam,demam,ikterus,neuritis perifer.
Hipersensitvitas terhadap isoniazid dapar berupa
demam,erupso kulit,hepatitis,serta ruam
morbiliform,makulopapular,purpuria,urtikaria.
Rekasi hamatologis dapat
terjadiagranulositosi,eosinofilia,trombositopenia,anemia.
Gejala artritis,pada lutut,siku,dan pergelangan tangan dan
sindroma bahu tangan oleh obat ini.
Ikterus dapat juga terjadi
RIFAMISIN:
(rifampin;rifabutin)adalah suatu kelompok
AB makrosiklik komplek dengan struktur
serupa,dihasilkan Streptomyces meditrranei
Rifampin (RIfadin;Rimactane) adalh sintetis
darigol rifamisin yaitu rifamisin B
Aktivitas anti bakteri:
Rifampin menghamabt pertumbuhan
sebagian besar bakteri gram positif, dan
banyak mikroorganisme gram – antara lain
E.coli Pseudomonas,proteus indol positif dan
negatif dan Klebsiella,S aureus,Nisseria
meningitis,H influenza.MIC 0,1 – 0,8 ug /ml
Resitensi Bakteri : dapat terjadi dengan cepat,
MEKANISME KERJA:
- menghambat RNA polimerase yang tergantung
DNA pada mikobakteri,dan mikroorganisme lain
dengan membentuk kompelk obat dan enzim yang
stabil mengakibatkan supresi pada awal
pembentukan rantai saat sintesis RNA . Rifampin
bersifat bakterisida untuk mikroorganisme
intraseluler maupun ekstraseluler.
Absrobsi,Distribusi dan Ekskresi:
Secara oral, 2-4 jam konsentrasi plasma dapat
tercapai pada pemberian dosis 600
mg.Asamaminoslisilat dapat menunda absropsi
rifampin,dan konsentrasi plasma tak tercapai.
Dieliminasi dengan cepat dalam
empedu,dalambentuk terdeasetilasi
Distribusi keseluruh tubuh, dapatditemukan dalam
konsentrasi efektif dibanyak organ dan cairan
tubuh.,CSS.
Waktu paruh rifampisin memendek setelah
14 hari pengobatan karena induksi enzim
mikrosomal hatidan percepatan deasetilasi
Penyesuaian dosis dengan pasien
gaggnguan ginjal tidak perlu,obat memberi
warna oranye-kemerahan pada
urin,feses,ludah,dahak,air mata dan
keringat,pasien perlu diberitahu tentang
pewarnaan ini.
Penggunaan Terapi:
Ada sediaan tunggal dan kombinasi dosis tetap dengan
isoniazid (150 mg isoniazid;300 mg Rifampin(RIFAMATE) atau
dengan isoniazid dengan pirazinamid(50 mg iosniazid;120 mg
Rifampin; dan300 mg pirazinamid)(RIFATER)
Rifampin dan Isonioazid kombinasi paling efektif untuk
tuberkulosis.
Dosis dewasa Rifampin 600 mg 1x sehari,1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan.
Anak anak 10 mg / kgbb dosis harian.> dari dosis ini dapat
menyebabkan hepatotoksik pada anak anak.
Tidak boleh diberikan tunggal untuk penyakit ini
karena akanmempercepat resitensi.
Efek rifampin cukup banyak, tapi insidennya sedikit
dan pengobatan jarang dihentikan
Untuk pencegahan meningokokus dewasa dapat
diobati dengan600 mg 2x selama 2 hari, atau 600
mg sekali sehari selama 4 hari.
Anak anak harus mencapai 10 hingga 20 mg/kg bb
dengan dosis maksimum600 mg.
EFEK MERUGIKAN:
Umumnya ditoleransi dengan baik. Efek merugikan
al; ruam
demam
mual,muntah
hepatitis,bahkan kematian bila
mendapat hepatotoksik lain,atau pada pasien
menderita penyakit hati kronik.sebab ikterus pada
peminum alkohol atau manula.
Pemberian menurut skedul berjeda kurang dari 2x
seminggu dan atau dosis harian1200 mg atau lebih
telah dikaitkan dengan timbulnya efek samping yang
sering terjadi dan obat ini tidak boleh diberikan
dengan cara tersebut.
Sindrom mirip flu,demam,rasa dingin,mialgia dapat
juga terjadi,dapat juga terjadi eosinofilia,nefritis
interstisial,nekrosis tubular,anemia ,syok.Karena
RIfampin merupakan induksi enzim mikrosomal hati
(P-450 )yang kuat dapat mengurangi waktu paruh
obat lain.Ini akan menyebabkan kebutuhan obat lain
dengan dosis lebih tinggi.
Seperti:digitoksin,,kuinidin,disopiramida,kate
konazol,propranolol metoprolol,klofibrat
verapmil,metadon,siklosporin dll.
Kemampuan Rifampin untuk meningkatkan
katabolisme berbagai steroid mengakibatkan
penurunan efektivitas kontrasepsi oral.
ETAMBUTOL
Aktivitas antibakteri:
Multipikasi M tuberkulosis ditekaan oleh
etionamid berkisar antara 0,6 – 2,5
ug/ml.Resistens cepat berkembang
Etionamida sangat efektif pada pengobatan
tbc pada hewan sebagai eksperimenal.
ABSROPSI>DISTRIBUSI,dan EKSKRESI:
Secara oral, etionamid sebanyak 1 g
menghasilkan konsentrasi puncak dalam
plasma sekitar 20 ug/ml.waktu paruh 2
jam.Lebih dari separoh paseie tudak
menoleransi pemberian obat dosis tunggal
yang lebih besar dari 500 mg karena akan
timbul gangguan gastrointestinal,
Etionamida terdistribusi dengan cepat dan
sangat luas,konsentrasi yang tinggi
ditemukan di CSS,
Seperti halnya asam
aminosalisilat,etionamida menghambat
asetilasi isoniazid in vitro.kurang dari 1%
etionamida diekskresikan di urin
dalambentuk yang aktif.
PENGGUNAAN TERAPI:
Etionamida merupakan obat sekunder hanya
digunakan bersama sama obat lain,jika terapi
dengan obat primer tidak efektif atau merupakan
kontra indikasi.
Digunakan hanya secara oral,
Dosis dewasa 250 mg 2 x sehari.selanjutnya
dinakan jadi 125mg perhari,setiap 5 hari,sampai
tercapai dosis 15 -20 mg/kg bb/hari
Obat ini paling baik diberikan bersama
makanan dalam dosis terbagi minimalkan
iritasi lambung.
Anak anak harus mendapatkan 15-20 mg
/kg parhari.
EFEK MERUGIKAN