Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan Anak

‘Down sindrome dan Autisme’

NAMA KELOMPOK :
M.Faisal Nur
Popy Freytisia R
Wury Astuti
Adalah suatu kondisi
keterbelakangan perkembangan
fisik dan mental pada anak yang
disebabkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom
menurut Cuncha dalam Mark
L.Batshaw, M.D
Normalnya terdapat 46 kromosom dalam sel seseorang yang
diwariskan, yakni masing-masing 23 kromosom dari ayah dan ibu.
Kromosom merupakan kumpulan DNA dan mengandung petunjuk
genetika rinci yang memengaruhi faktor-faktor luas, seperti warna
mata, jenis kelamin bayi, dan perkembangan tiap sel tubuh.Seseorang
berpotensi mengalami sindrom Down jika kromosom yang
diturunkan mencapai 47. Perkembangan tubuh dan kinerja otak akan
berubah jika terdapat kromosom ekstra atau tidak normal.Orang-
orang dengan sindrom Down, semua atau beberapa sel dalam tubuh
mereka memiliki 47 kromosom karena terdapat satu salinan ekstra
dari kromosom 21
pathway
Faktor penyebab genetik,umur Abnormalitas kromosom
radiasi infeksi,toksik (kelebihan kromosom X)

Translokasi kromosom
Post zigotik non
Non disjungtional 21 & 15
disjunctional

Penyakit jantung Pembentuan organ yang Defisiensi Pengetahuan


kongenital kurang sempurna

Peningkatan konsentras i Keterlambatan Pertumbuhan palatum


terhadap infeksi pertumbuhan dan abnormal
perkembangan

Resiko infeksi Ketidakseimbangan


nutrisi urang dari
kebutuhan
a. Anak yang satu sangat mirip dengan yang lainnya.
b. Retardasi mental di samping juga retardasi jasmani.
c. Kemampuan berfikir dapat digolongkan idiotembicil.
d. Berbicara dengan kalimat sederhana.

e. Biasanya sangat tertarik pada musik dan


kelihatansangat gembira.
f. Wajah anak sangat khas.
g. Kepala sangat kecil dan brakisefalik
dengandaerah oksipital yang mendatar.
h. Muka lebar, tulang pipi tinggi, hidung
pesek,mata letaknya berjauhan serta sipit
miring ke atas dan samping.
i. Iris mata menunjukkan bercak-bercak (Broncfield spots).
j. Lipatan epikantus jelas sekali.
k. Bibir tebal dan lidah besar, kasar bercelah-celah (Scrotal
tongue).
l. Pertumbuhan gigi geligi sangat terganggu.

m. Kulit halus dan longgar, tetapi


warnanya normal.
n. Di leher terdapat lipatan-lipatan yang
berlebihan.
o. Jari tangan tampak kelingking yang
pendek dan membengkok ke dalam
p. Pada pemeriksaan radiologis sering
ditemukan falang tengah dan dista/
rudimeter.
q. Jarak antara jari I dan II, baik pada tangan maupun pada
kaki agak besar.
r. Telapak tangan tampak tidak normal, yaitu terdapat satu
garis besar melintang(simian crease).
s. Alat kelamin biasanya kecil.
t. Otot hipotonik dan pergerakan sendi berlebihan.
u. Kelainan jantung bawaan sering ditemukan
Menurut Gunarhadi (2005 : 197), masalah-
masalah tersebut dapat terlihat dalam hal
dibawah ini:

a. Kehidupan sehari-hari
b. Kesulitan belajar
c. Penyesuaian Diri
d. Ketrampilan Bekerja
e. Kepribadian dan Emosinya
Klasifikasi down syndrome
berdasarkan Retardasi Mental

a. Retardasi mental sangat berat = Idiot. IQ 0 — 19.


Ciri-cirinya : Tak dapat dilatih dan dididik
b. Retardasi mental berat = Imbicile berat. IQ 20-35.
Ciri-cirinya : dapat dilatih dan tak dapat dididik.
c. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan. IQ 35—50.
Ciri-cirinya : Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable)
sampai ke taraf kelas II - III SD.
d. Retardasi mental ringan = Debil. IQ 52—67.
Ciri-cirinya : dapat dilatih dan dididik.
e. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal = Border-line. IQ 68-
85.ciri – cirinya :
1) dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai
dalam 2 tahun.
2) dapat berfikir secara abstrak.
3) dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
a. Mengikuti grup atau organisasi edukasi dan dukungan
agar dapat bertukar informasi untuk membantu para
orang tua, keluarga, dan teman.
b.Memiliki dan menjalani kehidupan keluarga yang
normal, serta keahlian mengasuh yang baik.
c.Memiliki akses perawatan kesehatan yang baik,
termasuk menemui beberapa spesialis berbeda sesuai
kebutuhan.
d.Mengikuti berbagai program yang mendukung bagi
anak-anak penderita sindrom Down dan orang tua.
• Autisme berasal dari bahasa Yunani yaitu “Autos” yang berarti
sendiri. Istilah autisme pertama kali digunakan untuk merujuk pada
gaya berpikir yang aneh pada penderita skizofrenia oleh psikiater
Swiss, Eugen Bleuler, pada tahun 1906
• Autisme adalah keterlambatan perkembangan mental anak.
Etiologi
Handojo (2008) menjelaskan bahwa terdapat 3
penyebab munculnya
gangguan autis, yaitu :
a. Kelainan otak
b. Faktor prenatal dan post natal
c. Sensory Interpretation Errors
Pathway
Kelainan genetisa, Abnormalitas
keracunan logam berat, pertumbuhan sel saraf
nutrisi yang tidak adekuat

Berlebihnya neutropin
dan neuropeptida otak

Berkurangnya sel
purkinye di otak kecil

Kesuitan memproses
persepsi,overselektivitas
dan kegagalan
mengeksplorasi
lingkungan

Autisme
Masifestasi klinis
1) Manifestasi klinis yang ditemuai pada penderita Autisme
:
a. Penarikan diri, Kemampuan komunukasi verbal
(berbicara) dan non verbal
b. Gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaan
yang mencolok, minat yang sempit, keasyikan
dengan bagian-bagian tubuh
c. Anak biasa duduk pada waktu lama sibuk pada
tangannya, menatap pada objek
d. Perilaku ritualistik dan konvulsif
e. Ledakan marah menyertai gangguan secara rutin
f. Kontak mata minimal atau tidak ada
g. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan,
pengunyahan benda, dan menggosok permukaan
menunjukkan penguatan kesadaran dan
sensitivitas terhadap rangsangan
h. Keterbatasan kognitif, pada tipe defisit
pemrosesan kognitif tampak pada
emosional
i. Menunjukan echolalia (mengulangi suatu
ungkapan atau kata secara tepat) saat
berbicara, pembalikan kata ganti
pronomial, berpuisi yang tidak berujung
pangkal, bentuk bahasa aneh lainnya
berbentuk menonjol
j. Intelegensi dengan uji psikologi konvensional
termasuk dalam retardasi secarafungsional
k. Sikap dan gerakan yang tidak biasa
seperti mengepakan tangan dan
mengedipkan mata, wajah yang
menyeringai, melompat, berjalan berjalan
berjingkat-jingkat.
Masalah yang lazim muncul pada anak
penderita autis
a. Perilaku bermasalah
b. Masalah dalam toleransi
c. Masalah dalam penalaran
d. Permasalahan sosial dan emosional
e. Gangguan interaksi
f. Pemikiran visual
Perawatan anak
penderita autisme

a. Terapi perilaku
b. Terapi okupasi
c. Terapi fisik
d. Terapi bermain
e. Terapi pengobatan
f. Terapi social
g. Media visual
Thank you

Anda mungkin juga menyukai