Anda di halaman 1dari 39

BAB 2.

ATOM DAN KONFIGURASI


ELEKTRON

 1. PARTIKEL DASAR ATOM


 2. HUKUM DASAR KIMIA

 3. TEORI ATOM

 4. BILANGAN KUANTUM

 5. KONFIGURASI ELEKTRON
1. PARTIKEL DASAR ATOM

 Atom Mengandung :
A. ELEKTRON

B. PROTON

C. NEUTRON
A. Elektron

Elektron : Sinar katoda ( beta = β )


: Partikelnya Negatif ( ─ )
 Thomson = 1,7588196 x 1012 C kg-1
 Millikan = 1,6021773 x 10-19 C
(1,59 X 10-19 C)
 Crookes = Percobaan Tabung sinar
katoda
(Tahun 1875)
SINAR KATODA
William Crookes (1875)

STONEY:
ELEKTRON
THOMSON (1897)
Mengukur e/m elektron
SIFAT – SIFAT SINAR KATODA

 Secara normal sinar katoda bergerak lurus


 Mempunyai energi dan bersifat sebagai materi
 Th 1908 R.A. Millikan mengukur sinar katoda dengan
alat tetesan minyak ternyata e/m = 9,11x 10-28 C g-1
 Partikel mempunyai harga e/m = - 1,76 x 108 C g-1
 Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan magnet.
Arah pembelokan menunjukan sinar bermuatan (─)
B. PROTON

 Proton : Sinar anoda (sinar canal)


: Partikelnya Positif (+)
 Goldstein (1886) = Menemukan sinar positif
dalam tabung sinar katoda dibalik katoda
yang berlubang yang disebut sinar terusan.
 Thomson (1910) = Menyimpulkan partikel
sinar tembusan ini merupakan ion positif.
GOLDSTEIN (1886)
Sinar Canal

PROTON
 Perbandingan ion positif dengan elektron:

1. - Perbandingan muatan/massa untuk


ion positif berbeda jika gas dalam
tabung berbeda
- Pengukuran muatan/massa untuk
elektron diperoleh harga yang sama
apapun gas yang terdapat didalamnya

2. - Harga muatan/massa untuk ion positif


jauh lebih kecil dari harga untuk
elektron
- Ion positif terbentuk dari gas yang
terdapat dalam tabung dan massanya
lebih besar dari elektron
C. NEUTRON

 Tahun 1920 Rutherfort meramalkan bahwa :


“Dalam inti terdapat partikel dasar yang tidak
bermuatan” tetapi karena sifatnya netral maka
partikel sukar dideteksi.
 Tahun 1932 J.Chadwick menemukan partikel terse
but yang dikenal sebagai Neutron
4 11 14 1
He + B N + n
2 5 7 0
PARTIKEL DASAR
PARTIKEL LAMBANG MUATAN MASSA
Muatan Muatan Massa atom Massa
relatif absolut C relatif pada absolut kg
thdp skala 12
proton C=12.000
Proton +1 + 1,6 x 10-19 1,0076 1,672 x 10-27
Neutron 0 0 1,0090 1,675 x 10-27

Elektron e ─1 -1,6 x 10-19 5,44 x 10-4 9,11 x 10-31


2. HUKUM DASAR KIMIA

 Hukum Kekekalan Massa


Lavoisier
2HgO2Hg+O2
 Hukum Proporsi Tetap (Proust)
 Teori Atom Dalton
 Hukum Proporsi Ganda (Dalton)
 Hukum Penggabungan Volume
 Hipotesis Avogadro
 Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
Dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa
sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.

 Hukum Proporsi Tetap (Proust)


Dalam suatu senyawa kimia, proporsi berdasar
kan massa dari unsur-unsur penyusunnya
adalah tetap, tidak bergantung pada asal usul
senyawa tersebut atau cara pembuatannya.

 Hukum Proporsi Ganda (Dalton)


Bila dua unsur membentuk sederet senyawa,
massa dari satu unsur yang bergabung dengan
massa yang tertentu dari unsur lainnya
merupakan nisbah bilangan bulat.
TEORI ATOM DALTON
DASAR: PERCOBAAN LAVOISIER & PROUST

HUKUM LAVOISIER
( HUKUM KEKEKALAN MASSA )

Dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa


sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.

2HgO  2Hg + O2
PEREAKSI HASIL REAKSI
HUKUM PROUST
(HUKUM PERBANDINGAN TETAP)
Dalam suatu senyawa kimia,
perbandingan berdasar massa dari
unsur-unsur penyusunnya adalah tetap,
tidak bergantung pada asal usul
senyawa tersebut atau cara
pembuatannya.
CuCO3  Cu + C + O
103 g 53 g 10 g 40 g
HUKUM PROUST
- DASAR RUMUS KIMIA

MISAL AIR
H20

ELEKTROLISIS AIR :

SELALU MENGHASILKAN
2 VOLUME H2
1 VOLUME O2
HUKUM DALTON
HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA

Bila dua unsur membentuk sederet


senyawa, massa dari satu unsur
yang bergabung dengan massa
yang tertentu dari unsur lainnya
merupakan nisbah bilangan bulat.

 KARBON + OKSIGEN

3 8  CO
3 4  CO2

 CONTOH LAIN : NO, NO2, N20


TEORI ATOM DALTON

1. Materi terdiri atas partikel terkecil yang


disebut atom (neutron, proton dan
elektron) yang tak dapat dibagi lagi, dicipta
dan dimusnahkan.

2. Atom suatu unsur mempunyai sifat yang


sama dalam segala hal (ukuran, bentuk dan
massa), tetapi berbeda sifat-sifatnya dari
atom unsur lainnya.

3. Reaksi kimia adalah penggabungan,


pemisahan atau penyusunan kembali atom-
atom.

4. Atom suatu unsur dapat bergabung dengan


atom unsur lain membentuk senyawa
dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana.
Hukum Penggabungan Volume
(Gay-Lussac)
Volume dua gas yang bereaksi (T & P sama),
merupakan nisbah dari bilangan-bilangan
bulat sederhana. Demikian pula, nisbah
volume dari setiap produk gas terhadap
volume dari masing-masing volume gas
yang bereaksi.

Hipotesis Avogadro
Pada volume yang sama, gas-gas yang
berbeda (T & P sama) mengandung partikel
yang jumlahnya sama.
Setiap kubus merupakan wadah dengan volume
yang sama di bawah kondisi yang sama.
Hipotesis Avogadro
Hukum Penggabungan Volume (Gay-Lussac)
3. TEORI ATOM
STRUKTUR FISIK ATOM
 Elektron
 Sinar katoda (beta)
 Thomson : e/m = 1,7588196 x 1012 C kg-1
 Millikan : e = 1,6021773 x 10-19 C
(1,59 X 10-19 C)

 Inti
 Partikel bermuatan positif: sinar kanal
 Rutherford : partikel -foil emas

 Proton, Neutron, dan Isotop


A
Z
MILLIKAN (1909)

•Percobaan tetes minyak


•Menentukan muatan satu elektron

q=ne
e = - 1,6021773 x 10-19 C
( - 1,59 X 10-19 C)

e/m = 1,7588196 x 1012 C kg-1 (Thompson)

m = 9,1 x 10-28 g
Radas Millikan untuk mengukur muatan
satu elektron, e.
SINAR X DAN RADIOAKTIVITAS

 ROENTGEN (1895)
SINAR YANG KELUAR DARI ANODA BILA
TABUNG SINAR KATODA SEDANG
BEKERJA → SINAR X

 BECQUEREL – mempelajari fluoresensi


KRISTAL URANIUM

 MARIE CURIE
RADIOAKTIVITAS
MENEMUKAN SEJUMLAH UNSUR
RADIOAKTIF
RADIASI DARI URANIUM DAN TORIUM

PARTIKEL
α,
β,
γ
RUTHERFORD

 PERCOBAAN LEMPENG EMAS

 MENGGUNAKAN PARTIKEL α

 SEBAGIAN BESAR PARTIKEL α MELEWATI


LEMPENG EMAS (tebal 2000 atom)

 SEMUA MUATAN POSITIF DAN MASSA


TERPUSAT PADA INTI ATOM YANG KECIL
Percobaan Rutherford, Kilatan cahaya menandai datangnya
partikel alfa pada layar detektor.
STRUKTUR INTI ATOM

 PARTIKEL DALAM ATOM:


 PROTON (p), massa 1, muatan 1+ 1
1 p
 NEUTRON (n), massa 1, muatan 0 0
1n

 ELEKTRON (e), massa 1/1837, muatan 1- -1


0e

INTI ATOM TERDIRI DARI PROTON & NEUTRON


kecuali atom Hidrogen

ATOM HELIUM 24He ∑p = 2 ∑n = 2


SUSUNAN ELEKTRON:
MODEL ATOM BOHR

 CAHAYA
SPEKTRUM KONTINU
→ PELANGI WARNA

SPEKTRUM GARIS
→ ATOM
BENTUK SPEKTRUM ADA 2 :

 Spektrum Kontinu:  Spektrum Diskontinu:


Spektrum sinar yang Pektrum yang hanya
mengandung semua mengandung gelombang
jenis gelombang yang tertentu, sehingga
ada di daerah
tersebut, sehingga terdapat
terlihat sambung daerah-daerah kosong.
menyambung dan Contoh : Spektrum
tidak ada bagian yang Hidrogen
kosong
Contoh : pelangi
Spektrum Diskontinu
terbagi dua:
 Spektrum Emisi
Sinar berasal dari zat yang memancarkan sinar dengan
gelombang tertentu, tampak berupa garis-garis terpisah,
seperti spektrum hidrogen (memancarkan 4 macam
gelombang monokromatik).
 Spektrum Absorpsi
Spektrum sinar yang pada bagian-bagian tertentu tidak
terisi atau kosong. Spektrum ini terjadi bila spektrumnya
kontinu dilewatkan kedalam zat yang hanya menyerap
beberapa gelombang dengan λ tertentu dan gelombang
yang tidak terserap jika dilewatkan ke prisma akan
menghasilkan spektrum absorpsi
SINAR TAMPAK
 Sinar yang dapat dilihat oleh mata
manusia disebut sinar tampak dengan λ
sekitar
400 – 700 nm

 Sinar yang frekwensinya < 400 – 700 nm


> tidak dapat dilihat tetapi dapat
diketahui dengan alat Spektrometer
BOHR : ENERGI ELEKTRON TIDAK SEMBARANG TETAPI
MEMPUNYAI NILAI TERTENTU
→ BERBAGAI TINGKAT ENERGI (n)
e = 2n2

MODEL ATOM BOHR : ELEKTRON MENGELILINGI INTI ATOM


SEPERTI PLANET MENGELILINGI MATAHARI
 KELEMAHAN :
1. Suatu muatan yang bergerak yaitu elektron
akan mengeluarkan radiasi secara
berkesinambungan. Kenyataannya tidak
demikian, atom hanya menghasilkan
spektrum garis.
2. Hanya berlaku untuk spektrum atom
hidrogen.
TEORI ATOM MODERN

BROGLIE (1924) : ELEKTRON BERSIFAT


SEPERTI GELOMBANG
SCHRODINGER (1927) :
 PERSAMAAN SCHRODINGER
 FUNGSI GELOMBANG ATAU ORBITAL
 SIFAT GELOMBANG ELEKTRON DALAM ATOM

PROBABILITAS DITEMUKANNYA ELEKTRON


PADA TINGKAT ENERGI TERENDAH BERUPA
BOLA SEBAGAI ORBITAL 1s
4. BILANGAN KUANTUM

 Tiap bilangan kuantum mempunyai


nilai dan arti tertentu, dan yang satu
berhubungan dengan yang lain.

 Nilai-nilai tersebut menentukan


bentuk dan ukuran orbital.
Bilangan Kuantum terdiri dari :

 Bilangan Kuantum Utama ( n )


 Bilangan Kuantum Azimut ( l )
 Bilangan Kuantum Magnet ( m )
 Bilangan Kuantum Spin ( s )
5. KONFIGURASI ELEKTRON

 Susunan Elektron dalam aton disebut “Konfigurasi


Elektron” ( penyebaran elektron dalam orbital-
orbital atom )
 Atom mempunyai orbital-orbital : s, p, d, dan f.
 Pengisian elektron dimulai dari orbital yg rendah
ke yg lebih tinggi tingkat energinya.
 Ketentuannya berdasarkan :
1. Aturan ( n + I )
2. Prinsip Larangan Pauli
3. Aturan Hund

Anda mungkin juga menyukai