2
Tabel 1. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi
LARUTAN DISPERSI SUSPENSI
KOLOID
Semua bentuk partikel Partikel paling sedikit satu Partikel paling sedikit satu
dari atom,ion atau komponen atom, ion atau komponen yang dapat
molekul (0,1 – 1 nm) molekul kecil (1 – 1000 dilihat dibawah mikroskop
nm)
Stabil terhadap Kurang Stabil Tidak stabil
gravitasi
Homogen Perbatasan homogen Tidak Homogen
Tembus Cahaya Buram Tidak tembus
Tidak ada efek Tyndall Efek Tyndall Tidak transparan
Tidak ada gerak Gerak Brown Partikel terpisah
Brown
Tidak dapat Tidak dapat dipisahkan Dapat dipisahkan
dipisahkan dengan penyaringan dengan penyaringan
denganpenyaringan
3
Penyelidikan terhadap zat yang berupa larutan
pertama kali dilakukan oleh Thomas Graham
(1861)
Kecepatan difusi : - cepat
- lambat
- tidak berdifusi
5
Koloid tidak dapat berdifusi melalui membran.
Proses pemisahan berdasarkan difusi pada
membran semipermiable : DIALISIS
6
KOLOID :
suatu campuran (sistem dispersi) dua atau lebih
zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran
partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall.
7
Di dalam larutan koloid secara umum, selalu
terdiri dari dua fase:
9
Klasifikasi Koloid
10
DISPERSI KOLOID :
12
KOLOID ASOSIASI KOLOID ELEKTROLIT :
13
molekul organik
SABUN - gugus liofil ( hidrofilik )
- gugus liofob ( hidrofobik )
14
BAGAIMANA SABUN DAN DETERGENT BEKERJA
15
Klasifikasi Koloid
16
Klasifikasi Koloid
18
Klasifikasi Koloid
d. Koloid berdasarkan fasa zat pendispersi dan zat
terdispersinya:
SOL , EMULSI , Busa
SOL :
Dispersi koloid dimana fase terdispersinya
merupakan zat padat
19
Berdasarkan medium pendispersinya,
sol dapat dibagi menjadi:
1. Sol Padat, merupakan sol di dalam medium
pendispersi padat.
Contoh : paduan logam, gelas berwarna, dan intan
hitam.
2. Sol Cair (Sol), merupakan sol di dalam medium
pendispersi cair.
Contoh : cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat,
3. Sol Gas (Aerosol Padat), merupakan sol di dalam
medium pendispersi padat.
Contoh : debu di udara, asap pembakaran, dll.
20
EMULSI :
Dispersi koloid dimana fase terdispersinya
adalah zat cair
Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi
dapat dibagi menjadi:
• Emulsi Gas (Aerosol Cair) : medium pendispersi
gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon,
• Emulsi Cair : medium pendispersi cair , yang
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak
dapat saling melarutkan
• Emulsi Padat atau Gel, merupakan emulsi
didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat
dianggap terbentuk akibat penggumpalan
sebagian sol cair.
21
Emulsi Cair yang paling dikenal :
• Emulsi minyak dalam air (O / W )
• Emulsi air dalam minyak ( W / O )
25
Aerogel dibuat dengan mengeringkan
sebuah gel yang terdiri dari silika koloid
dalam sebuah lingkungan yang ekstrim.
Alkohol cair seperti ethanol dicampur
dengan prekursor silikon alkoksida
membentuk sebuah gel silikon dioksida
(gel silika).
Melalui proses yang disebut
pengeringan superkritikal, alkohol
disingkirkan dari gel.
Biasanya dilakukan dengan menukar
etanol dengan CO2 cair dan membuat
CO2 berada di atas titik kritis.
Terakhir menghilangkan seluruh cairan
dari gel dan menggantikannya dengan
gas, tanpa membuat struktur gel rusak
atau berkurang volumenya.
26
Koloid Buih / Busa
Buih merupakan koloid dimana
fase terdispersinya merupakan gas.
Berdasarkan medium pendispersinya,
buih dapat dibagi menjadi:
• Buih Cair (Buih), sistem koloid dengan fase
terdispersi gas dan medium pendispersi zat
cair. Contohnya adalah buih yang dihasilkan
alat pemadam kebakaran dan kocokan putih
telur.
• Buih Padat, fase terdispersi gas
dan medium pendispersi zat padat .
Contoh : roti,styrofoam, batu apung
27
SIFAT – SIFAT KOLOID
1. Menurut ukuran partikelnya :10 A - 10.000A.
Umumnya dengan BM besar. Misalnya
albumin BM = 44.000.
2. EFEK TYNDALL
Ahli fisika Inggris
28
Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu
larutan terkena sinar.
Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya,
maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada
sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.
Penghamburan cahaya terjadi karena partikel-
partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang
relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar
tersebut
Contoh efek Tyndall : sinar matahari yang
dihamburkan partikel koloid di angkasa ; langit
berwarna biru pada siang hari dan jingga pada
sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika
ada sinar masuk melalui celah.
29
Berkas cahaya akan kelihatan
karena adanya pantulan atau
hamburan cahaya oleh
permukaan partikel koloid.
30
3. GERAK BROWN
Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel
koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi
tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).
31
Koloid dengan medium pendispersi zat cair
atau gas, pergerakan partikel-partikel
akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri.
32
Sifat kinetik ini timbul, bisa disebabkan oleh :
• Gerakan termal dari partikel koloid
• Pengaruh gravitasi
Pergerakan partikel koloid bukan karena
penguapan lokal, tapi akibat tumbukan acak
dengan molekul pelarut. Partikel koloid
cukup kecil, tumbukan cenderung tidak
seimbang, sehingga terjadi gerak zigzag
atau gerak brown
Pengaruh gravitasi, bisa bersifat alami atau
buatan.
33
4. ADSORPSI
Peristiwa penyerapan partikel
atau ion atau senyawa lain
pada permukaan partikel
koloid yang disebabkan oleh
luasnya permukaan partikel
35
Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
• Pemutihan gula tebu.
• Norit.
• Penjernihan air.
36
5. SIFAT LISTRIK
A. ELEKTROFORESIS
Partikel sol bermuatan listrik, maka partikel
ini akan bergerak dalam medan listrik.
Pergerakan ini disebut
elektroforesis
Peristiwa
elektroforesis
merupakan SIFAT
ELEKTRIK
38
Adanya muatan listrik pada butir-butir
koloid menyebabkan terjadinya beda
potensial antara permukaan zat padat
dan larutan
Menurut Helmholtz dan Debye-Huckel,
pada permukaan koloid terdapat lapisan
rangkap listrik, karena adanya ion-ion
yang mengimbangi, butir-butir koloid
tersebut selalu bergerak
Gerakan koloid dalam alat elektroforesis
menentukan jenis muatan partikel koloid
39
B. ELEKTROOSMOTIK
Gerak partikel koloid bermuatan melalui
membran semipermiabel oleh pengaruh medan
listrik
c. POTENSIAL ALIRAN
Partikel koloid dipaksa bergerak melalui pori membran
D. POTENSIAL SEDIMENTASI
Terjadi perbedaan potensial antara bagian
atas dengan bagian bawah dimana suatu
koloid bermuatan mengendap
40
6. Koloid pelindung
Membentuk lapisan yang menyelimuti
partikel koloid sehingga koloid terlindung dari
elektrolit . contoh sol glatin
43
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat
terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
44
PEMBUATAN KOLOID SOL
47
3. Reaksi redoks
48
4. Penggantian pelarut
49
B. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan
partikel-partikel kasar menjadi berukuran
koloid, kemudian didispersikan dalam
medium pendispersinya.
Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:
• Cara Mekanik
• Cara peptisasi
• Cara Busur Bredig (dispersi elektrolitik)
50
Cara Mekanik
Cara mekanik : penghalusan partikel-partikel
kasar zat padat dengan penggilingan
partikel-partikel berukuran koloid.
Misal :
- industri makanan untuk membuat jus buah,
selai, krim, es krim,dsb.
- Industri kimia rumah tangga untuk membuat
pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
- Industri kimia untuk membuat pelumas padat,
cat dan zat pewarna.
- Industri-industri lainnya seperti industri
plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
51
Cara peptisasi
54
3. Penambahan elektrolit
Jika suatu elektrolit ditambahkan pada system
koloid, maka partikel koloid yang bermuatan
negatif akan mengasorpsi ion positif (kation) dari
elektrolit. Begitu juga sebaliknya. Dari adsorpsi
ini maka terjadi proses koagulasi.
4. Pendidihan
Kenaikan suhu menyebabkan jumlah tumbukan
antara partikel dengan molekul air bertambah
banyak. Akibatnya elektrolit yang teradsorpsi
pada permukaan koloid lepas dan partikel jadi
tidak bermuatan.
55
Kestabilan Koloid
Partikel-partikel koloid bermuatan
sejenis, sehingga terjadi gaya tolak-
menolak yang mencegah partikel-
partikel koloid bergabung dan
mengendap akibat gaya gravitasi.
Jadi, selain gerak Brown, muatan koloid
juga berperan besar dalam menjaga
kestabilan koloid.
56
Koloid pelindung ialah koloid yang
mempunyai sifat dapat melindungi
koloid lain dari proses koagulasi.
57
PEMURNIAN KOLOID
Pemisahan atau pemurnian koloid dapat
dilakukan dengan cara :
a.Dialisys :
Proses pemurnian
partikel koloid dari
muatan-muatan yang
menempel pada
permukaannya
menggunakan membran
semipermiable
58
b. Elektro dialysis
Proses dialysis di
bawah pengaruh
medan listrik.
Elektrodialisis
hanya dapat
digunakan untuk
memisahkan
partikel-partikel zat
terlarut yang berupa
elektrolit
59
c. Penyaring ultra
Partikel-partikel kolid tidak
dapat disaring biasa
seperti dengan kertas
saring
Kertas saring diresapi
dengan selulosa seperti
selofan penyaring
ultra
Proses pemurnian
dengan menggunakan
penyaring ultra ini
termasuk lambat, jadi
tekanan harus dinaikkan
60
Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari
61
Selain industri, sistem koloid juga banyak
dapat kita jumpai dalam kehidupan kita
sehari-hari
• Penggumpalan darah
• Pembentukan delta di muara sungai
• Pengambilan endapan pengotor
• Pemutihan gula
62
63