Anda di halaman 1dari 31

PERHITUNGAN

DEBIT
Oleh:
Annisa Rizqilana 21100113130094
Kevin Alexander 21100113130073
Dimas Wahyu 21100112140095
1. Apa perbedaan metode pengkuran debit secara
langsung dan tidak langsung? Jelaskan!
2. Apa perbedaan metode thomson dan chipolletti?
3. Sebutkan metode pengukuran debit secara tidak
Pre-Test langsung yang kamu ketahui!

5 menit
 Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2006)
Debit air sungai adalah laju aliran air yang
melewati suatu penampang melintang dengan
persatuan waktu. Besarnya debit dinyakatan
dalam satuan m3/detik
 Menurut Harnalin (2010)
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari
DEFINISI suatu penampang tertenru (sungai / saluran /
mataair) per satuan waktu (liter/detik, m3/detik,
dm3/detik)

Maka, pengertian debit adalah besaran yang


menyatakan volume fluida yang mengalir melalui
suatu penampang tertentu dalam satuan waktu
tertentu
Maksud dan Tujuan dari pengukuran debit sungai
adalah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui besarnya volume air dalam tiap
Maksud dan satuan waktu
Tujuan  Untuk mengetahui fluktuasi atau perubahan debit
air sungai dalam perioda tertentu
 Untuk mengetahui debit air yang digunakan dalam
proses pemanfaatan air untuk berikutnya
1. Intensitas Hujan
FAKTOR 2. Penggundulan Hutan
PENENTU 3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian
DEBIT 4. Intersepsi
5. Evaporasi dan Transpirasi
1. Pengukuran debit secara langsung
1.1 Volumetric method
1.2 Ambang/pintu-ukur
1.3 Salt Dilution
Metode 2. Pengukuran debit secara tidak langsung
2.1 Velocity head rod
2.2 Trupp’s ripple meter
2.3 Pipot meter
 Pengukuran debit dengan cara ini dilakukan pada
sungai kecil (debitnya kecil), memakai bejana yang
volumenya sudah diketahui/tertentu (misal = V),
kemudian mengukur waktu (dengan memakai stop
watch) yang diperlukan untuk memenuhi
Volumetric persamaan :
Methode Q =V / t
 dimana Q = debit aliran sungai / saluran
 V = volume bejana
 T = waktu yang diperlukan untuk memenuhi bejana
 Bangunan ambang / pintu ukur ini dibuat menurut
konstruksi sedemikian sehingga ada hubungan
langsung antara debit aliran (Q) dengan tinggi
muka air (H).

 Contoh alat ukut debit yang menggunakan ambang


Metode / pintu-ukur, yaitu : Metode Thomspson dan
Cipoletti
Ambang /
Pintu Ukur
Pengukuran metode Thompson
menggunakan sekat ukur berbentuk segitiga sama
kaki dengan sudut 90°, disebut sesuai dengan
nama orang yang menggunakan pertama kali
yaitu orang Inggris bernama Y. Thompson. Sekat
ukut ini digunakan untuk mengukur debit yang
relative kecil dan sering dipakai untuk mengukur
air saluran sekunder dan tersier. Alat ini dapat
dibuat dalam bentuk yang dapat dipindah-
Metode pindahkan (portable).
Thompson Syarat pembuatan sekat ukur Thompson:
1. Dibuat dari bahan yang mudah didapat
2. Kokoh
3. Tidak bocor
4. Portable
5. Sudut harus 90°
 Sudut yang ada pada pusat ambang harus 90°,
Pengukuran air dilakukan ketika air sudah stabil,
Persamaan debit metode ambang Thompson ini
adalah:

Perhitungan  Keterangan :
dengan sekat  Q adalah besar debit air (lt/det)
Thompson  H adalah tinggi air stabil (m)
 Koefisien debit = 1,39
 Pada pengukuran metode Cipolletti ini
menggunakan sekat ukur berbentuk
trapesium. Sekat ukur ini digunakan untuk
mengukur debit yang relative kecil dan
sering dipakai untuk mengukur air saluran
sekunder dan tersier. Alat ini dapat dibuat
dalam bentuk yang dapat dipindah-
Metode pindahkan (portable).
Cipolletti
 Alat yang diperlukan
1. Sekat trapesoidal yang dibuat dari pelat
logam (baja, aluminium, dan lain-lain) atau
dari kayu lapis.
2. Penggaris, tongkat ukur atau pita ukur
 Tempatkan sekat pada aliran (sungai kecil,
pelimpah mata air, dan sebagainya) yang akan
diukur, pada posisi yang baik sehingga sekat betul-
betul mendatar atau “h” pada kedua sisinya adalah
sama tinggi
 Ukur h dengan penggaris, tongkat ukur atau pita
ukur
Perhitungan
 Debit dihitung dengan persamaan :
dengan sekat
Cipolletti
dengan :
 Q adalah besar debit air (lt/det)
 b adalah lebar dasar rongga trapesium dalam cm
 h adalah tinggi air stabil dalam cm
1. Aliran di hulu dan hilir sekat harus tenang
2. Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran
pada bagian samping atau atas sekat
3. Air harus mengalir dengan bebas dari sekat
Keadaan
untuk
Pengukuran

!
 Pengukuran debit dengan
menggunakan bahan - bahan kimia,
pewarna atau radioaktif sering
Dilution digunakan untuk jenis sungai yang
Method aliran airnya tidak beraturan
(turbulent). Menurut Church, (1974)
dalam Gordon et al., (1992) dalam
Asdak, (2002).
1. Mudah larut dalam air, bersifat
stabil;
Syarat
2. Mudah dikenali dalam konsentrasi
Bahan rendah;
dalam 3. Tidak meracuni biota perairan dan
tidak menimbulkan dampak negatif
Dilution yang permanen pada badan
Method perairan;
4. Relatif tidak mahal.
 Metode larutan didasarkan pada
perhitungan perbedaan konsentrasi
ion yang terkandung dalam air dan
Salt Dilution menggunakan alar Electric
Conductivity Meter (EC-Meter). Dalam
Method pengukuran digunakan garam dapur
(NaCl), yang mudah didapat dan tidak
berpengaruh terhadap tanaman
maupun ikan.
1. Metode Injeksi Tetap

2 Cara
Perhitungan Q : debit sungai (m3/detik)
Debit q : debit injeksi larutan
“Dilution c0 : konsentrasi air sungai awal (tanpa larutan)
Method” c1 : konsentrasi larutan
c2 : konsentrasi sungai setelah bercampur larutan
2. Metode Injeksi Sesaat

2 Cara
Perhitungan Q : debit sungai (m3/detik)
Debit V : volume larutan
“Dilution T : waktu
Method” C1 : konsentrasi larutan
C2 : konsentrasi air sungai setelah bercampur larutan
 Pengukuran debit sungai dengan cara ini dilakukan
dengan menghitung kecepatan air sungai (V).
Dengan menggunakan alat tertentu dan
berdasarkan rumus-rumus (termasuk rumus-rumus
dalam hidrolika), kecepatan aliran sungai dapat
PENGUKURAN diketahui. Dengan mengingat bahwa debit adalah
perkalian antara kecepatan aliran dengan luas
DEBIT TIDAK penampang
LANGSUNG
1. Velocity Head Rod
2. Trupp’s Ripple Meter
3. Pitot Meter
 Alat ukur debit jenis ini terdiri dari batang / papan
kayu berskala, dilengkapi dengan pemberat yang
dapat diputar, dimana persamaan yang digunakan :
V=2.g.h
Velocity  Dimana
Head Rod  V = kecepatan rerata aliran / saluran
 g = percepatan gravitasi
 h = selisih tinggi air akibat pemutaran batang /
papan ukur
 Alat jenis ini terdiri dari rangkaian papan ukur dan
batang kayu. Kecepatan aliran dapat ditentukan
dengan persamaan : V = C + X . L
Trupp’s  Dimana :
Ripple Meter  V = kecepatan rerata aliran sungai / saluran
 C = konstanta (biasanya diambil 0,4)
 X = nilai yang tergantung pada lebar papan ukur (w)
 Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran
kecepatan pengaliran di dalam pipa (pipe flow) di
laboratorium. Terdiri dari pipa bengkok yang
dimasukan ke dalam aliran. Dengan persamaan :
V=2.g.H
Pitot Meter  Dimana :
 V = kecepatan
 g = percepatan gravitasi
 h = selisih tinggi permukaan air di dalam tabung
pitot, akibat adanya kecepatan aliran di sungai
Terima Kasih
0 0

Ada Pertanyaan? ὡ
LATIHAN SOAL
Pada suatu aliran sungai di daerah x, dilakukan pengukuran debit air secara langsung
dengan menggunakan beberapa metode, hitunglah debit aliran sungai x tersebut
apabila
1. Volume dari suatu bejana yag digunakan untuk mengukur debit sebesar 8 liter dan
waktu yang diperlukan untuk memenuhi bejana tersebut selama 9,6 detik
2. Pada sebuah pintu ukur berbentuk segitiga dengan sudut 900, yang kemudian
dilakukan pengukuran ketinggian air stabil sebanyak 5 kali dan didapatkan hasil
perhitungan sebesar 2 cm, 1,3 cm, 3 cm, 2,4 cm dan 1,7 cm.
3. Pada sebuah pintu ukur, berbentuk trapezium, dengan lebar dasar rongga
trapezium sepanjang 0,46 m dilakukan perhitungan ketinggian muka air sebanyak
5 kali, dan di dapatkan hasil 0.01 m, 0.013m, 0.009 m, 0.015 m dan 0.02 m.
4. Dilakukan penambahan larutan garam secara sesaat ke dalam aliran sungai
tersebut dengan volume larutan sebanyak 1 liter. Konsentrasi awal dari aliran
sungai sebelum dicampur dengan larutan adalah 250 Setelah dicampur dengan
larutan, dilakukan pengujian konsentrasi air sungai dengan lokasi berjarak 10
meter dari lokasi pencampuran. Konsentrasi air berubah menjadi 1000 dengan
kecepatan aliran sungai 4 m/dt.
1. Cari lokasi yang dapat digunakan untuk
melakukan metode Cipolletti dan Thompson!
(saluran irigasi / sungai kecil). Lokasi sekitar
Tembalang dan Jabungan
2. Buat alat untuk pengukuran!
3. Lakukan pengukuran dengan didampingi asisten
Laporan  kelompok masing-masing. (Sunah)
4. Pembuatan Laporan masing-masing kelompok
5. Acc laporan wajib 1x ke asisten mana saja
(didahulukan asisten kelompok)
6. Pengumpulan laporan tanggal 19 September
2016 (Sebelum Praktikum Kelas A) jam 15.00 WIB
 Lapangan Salt Dilution Method
 Kamis, 15 September 2016
o Kloter 1: 06.00-06.45 (Kelompok 1-4)
o Kloter 2: 06.45-07.30 (Kelompok 5-8)
o Kloter 3: 07.30-08.00 (Kelompok 9-11)
 Lokasi: Sungai Siwungu
 Alat dan Bahan:
LAPANGAN 1. Ember
2. Air Garam (Perbandingan 500gr garam : 1L air) yang
sudah dilarutkan sempurna
3. Stopwatch
4. HVS dan alat tulis
5. Tongkat kurang lebih 2m
6. Kamera
7. E-Conductivity meter (disiapkan asisten)

Anda mungkin juga menyukai