Anda di halaman 1dari 79

NEMATODA

Linda Yulistyowati 102110101123


Yuni Ribti Fitriyani
142110101016
Ovi Tri Ariyani
142110101036
Firman Setyo Aji
142110101111
NEMATODA
Nematoda Usus
USUS

-Ascaris lumbricoides-

Nematoda usus terbesar yang hidup dalam tubuh manusia


Penyakit : Ascariasis
Tersebar secara kosmopolitan (dapat ditemukan di sebagian besar belahan bumi).
Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan pada
sanitasi hygiene yang kurang baik.
Kematian jarang terjadi kecuali jika terdapat penyumbatan pada usus.
Nama : cacing gilig
Hospes definitif : manusia
Penyakitnya disebut : Askariasis
Habitat / predileksi : lumen usus halus
Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized)
Penularan: peroral (tertelan telur infektif)
Morfologi
Silindris
Putih kecoklatan atau kuning pucat
Tubuh tertutup kutikula yang halus
bergaris-garis tipis
Mulut mempunyai 3 buah bibir
(1 dorsal dan 2 subventral)
• Betina panjangnya 22-35 cm
Ujung posterior membulat dan
lurus
• Jantan panjangnya 10-31 cm
Ujung posterior runcing dengan
ekor melengkung ke arah ventral,
dilengkapi 2 buah spicula
(spiculum) berukuran 2 mm dan
banyak papil-papil kecil.
Siklus Hidup Ascaris lumbricoides

Telur tertelan bersama makanan/minuman /kontaminasi tangan  di dalam usus


halus, dinding telur pecah  larva keluar  penetrasi dinding usus  pembuluh
darah  jantung  paru  oesophagus  tertelan lagi sampai usus halus 
dewasa jantan dan betina

perlu waktu 60 - 75 hari


Epidemiologi
Infeksi pada anak umur 5-9 tahun > dewasa.
Akibat bermain tanah yang mengandung telur, mengkontaminir tangan,
makanan, mainan mereka.
Memakan sayur mentah yang kurang bersih dicuci.

Diagnosa
Adanya telur dalam tinja.
Keluarnya cacing dewasa dengan sendirinya, baik melalui mulut atau hidung
karena muntah maupun melalui tinja.

Patologi dan Gejala Klinik


Bila jumlah cacing sedikit ( 10-20 ekor ), tidak
akan menimbulkan gejala.
Kelainan yang ditimbulkan akibat :
1. Migrasi larva (4-16 hari setelah menelan telur)
Terapi
Albendazole (Albenza) : 400 mg single dose
Mebendazole (Vermox) : 200 mg per oral, 3 hari
Pyrantel pamoate
Ivermectin
Levamisol

Pencegahan
Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan.
Pengobatan penderita / sumber infeksi.
Toxocara Canis
Tersebar secara kosmopolitan
Prevalensi di Indonesa: di Jakarta prevalensi pd anjing 38.3%

Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Rhabditea
Order : Ascaridida
Family : Ascarididae
Genus : Toxocara
Species : canis
Toxocara Canis
Hospes definitif : anjing
Penyakitnya disebut : VLM, OLM
Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized)
Penularan: transplasental (larva), peroral (tertelan telur infektif)

Morfologi
Bentuk menyerupai Ascaris lumbricoides muda
Jantan panjangnya 3.6-8.5 cm
Betina panjangnya 5.7-10 cm
Terdapat sayap servikal berbentuk lanset
Bentuk ekor jantan; seperti tangan dengan jari yg
sedang menunjuk (digitiform), betina: ekornya
bulat teruncing
Siklus Hidup T.canis
Telur keluar bersama tinja anjing  telur infektif ditanah
yg cocok penularan larva pd anak anjing terjadi secara
transplasental /melalui air susu induk yg terinfeksi.
Telur tertelan manusia bersama makanan/minuman
/kontaminasi tangan  larva menembus dinding usus 
peredaran darah menuju organ tubuh (hati, jantung, paru,
otak dan mata).
Toxocara Cati
Tersebar secara kosmopolitan
Prevalensi di Indonesa: di Jakarta prevalensi pd anjing 38.3%

Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Rhabditea
Order : Ascaridida
Family : Ascarididae
Genus : Toxocara
Species : cati
Hospes definitif : Kucing
Penyakitnya disebut : VLM, OLM
Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang fertilized)
Penularan: transplasental (larva), peroral (tertelan telur infektif)

Morfologi
Bentuk menyerupai Ascaris lumbricoides muda
Jantan panjangnya 2.5-7.8 cm
Betina panjangnya 2.5-14 cm
Bentuk sayap lebih lebar sehingga kepalanya menyerupai ular cobra
Bentuk ekor jantan; seperti tangan dengan jari yg sedang menunjuk
(digitiform), betina: ekornya bulat meruncing
Siklus Hidup T.cati
Telur keluar bersama tinja kucing  telur infektif ditanah yg cocok 
penularan larva pd anak kucing terjadi secara transplasental (melalui air susu
induk yg terinfeksi).

Telur tertelan manusia bersama


makanan/minuman /kontaminasi tangan  larva menembus dinding
usus  peredaran darah menuju organ tubuh (hati, jantung, paru,
otak dan mata).
Epidemiologi T. canis dan T. cati
Infeksi pada anak umur dibawah 5 tahun.
Akibat bermain tanah yang terkontaminasi tinja
anjing (mengandung telur), mengkontaminir
tangan, makanan, mainan mereka.
Memakan sayur mentah yang kurang bersih
dicuci.

Patologi dan Gejala Klinik


Kelainan yang ditimbulkan akibat :
1. migrasi larva
2.pada manusia larva cacing tdk menjadi
dewasa dan mengembara di alat-alat
dalam
Akibat Migrasi Larva
Perdarahan, nekrosis dan peradangan yg didominasi oleh eosinofil
VLM : dg gejala demam, pembesaran hati dan limfa, gejala saluran napas
bawah. Kelainan pd otak dpt menyebabkan kejang, gejala
neuropsikiatrik/ensefalopati.
OLM: penurunan penglihatan yg dpt disertai strabismus pd anak, invasi
retina disertai pembentukan granuloma yg dpt menyebabkan
terlepasnya retina, endofthalmitis dan glaukoma hingga kebutaaan
Diagnosa
Penderita VLM (visceral larva migrans): serologi melalui
deteksi antibodi IgG terhadap antigen ekskretori-
sekretori larva T.canis disertai eosinofilia (>2000
sel/mm3, atau Peningkatan total IgE (>500 IU/ml)3
Penderita OLM (occular larva migrans): teknik pencitraan
seperti USG, CT Scan, dan MRI untuk mendeteksi lesi
granulomatosa yg berisi larva Toxocara
Terapi
Albendazole (Albenza) : 400 mg, 2 kali perhari selama 5 hari (VLM)
Kortikosteroid : reaksi alergi
Operasi Virektomi, anthelmintik, Kostikosteroid (OLM)

Pencegahan
• Mencegah pembuangan tinja anjing dan kucing peliharaan secara
sembarangan terutama di tempat bermain anak-anak dan kebun
sayuran.
• Hewan yg terinfeksi diobati dg mebendazol atau ivermectin.
• Anak anjing dan anak kucing secara rutin diobati mulai usia 2-3
minggu, setiap 2 minggu hingga berusia 1 th. Anjing dewasa diobati
setiap 6 bulan.
• Dilakukan pengawasan terhadap anak yg mempunyai kebiasaan
makan tanah, peningkatan kebersihan pribadi (cuci tangan sebelum
makan, tidak makan daging yg kurang matang, membersihkan dg
seksama sayur lalapan).
Trichinella
spiralis
Phylum : Nematoda
Class : Aphasmida
Order : Trichurida
Family : Trichinellidae
Genus : Trichinella
Species : Trichinella spiralis
HOSPES DAN NAMA
PENYAKIT
Hospes : hidup pada otot manusia dan berbagai binatang (misal: babi, tikus,
beruang, kucing, anjing, babi hutan, dll.)

Menyebabkan penyakit:
Trichinosis / Trichinelosis / Trichiniasis / Trichinelliasis (berupa
kerusakan otot)
MORFOLOGI DAN CIRI-
CIRI
Cacing dewasa berukuran kecil bentuknya halus seperti
rambut.
Individu betina panjangnya mencapai 4 mm,
bersifat vivipar, seekor cacing dapat mengeluarkan 1500
larva.
Pada ujung anterior terdapat mulut kecil, bulat tanpa
papel.
ujung posterior membulat dan tumpul.

Individu jantan panjangnya 1.6 mm dan diameternya


50 mm.
Ujung posterior tubuh tumpul dan memilki papilla
kopulasi.
yang besar berbentuk kerucut pada setiap sisi anus.
yang melengkung ke ventral dengan dua papel
SIKLUS HIDUP
Manusia memakan
daging mentah atau
setengah matang dari
hewan yang terinfeksi
Larva masuk ke usus kecil
menembus mukosa dan
menjadi dewasa dalam 6-8
hari Cacing betina
dewasa melepaskan larva
Larva yg baru lahir
bermigrasi melalui aliran
darah dan jaringan tubuh,
tetapi akhirnya hanya
bertahan di sel otot lurik
Larva mengkista (encyst)
sepenuhnya dalam 1-2
bulan
Siklus inidan
terustetap hidup
berlanjut hanya jika
hingga beberapa
larva yang mengkista tahun
dicerna oleh
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Gejala yang timbul tergantung dari beratnya infeksi cacing
dewasa saat melakukan invasi ke mukosa usus, dimana
penderita akan mengalami:
• sakit perut, diare, mual, dan muntah.
• pembengkakan kelopak mata atas secara tiba-tiba,
yaitu pada hari ke-11 setelah terinfeksi.
• Pendarahan pada bagian putih mata, yang disertai
nyeri dan kepekaan terhadap cahaya.

Larva tersebar sekitar 7-28 hari setsudah infeksi.. Gejala


yang ditimbulkan
nyeri otot (mialgia) dan radang otot (miositis) yang
disertai demam (keringat berlebihan dan menggigil)
Eosinofilia (jumlah eosinofil yang berlebih di dalam
darah)
Hipereosinofilia (suatu penyakit dimana jumlah eosinofil
meningkat sampai lebih dari 1.500 sel/mikroL darah
selama lebih dari 6 bulan tanpa penyebab yang jelas dan
EPIDEMIOLOGI
Babi dan tikus merupakan media infeksi di alam.
• Infeksi pada babi karena babi makan tikus, infektif
dalam ototnya, atau memakan sampah yang berisi
daging yang mengandung larva.
• Tikus infektif karena makan sisa daging babi dan
faktor lainnya.

Infeksi Trichinella dapat dicegah dengan


memusnahkan sisa penjagalan yang mengandung
daging mentah, pengolahan daging yang matang
sebelum dikonsumsi, dan memberikan pendidikan
kepada ibu rumah tangga cara memasak yang baik.
Larva cacing Trichinella tidak akan mati pada
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pengobatan
Pada hewan tidak ada pengobatan, daging yang
terinfeksi larva harus diafkir (disisihkan antara
daging yang buruk dan tidak produktif dengan
daging yang baik).
Pada manusia
• Pemberian Thiabendazole 25 mg/kg berat badan
dua kali sehari selama 5-10 hari (efek samping: mual,
muntah, dan demam).
• Pemberian Albendazole (Zentel ®) atau
Mebendazole (Vermox ®) 200 mg/kg berat badan
tiga kali sehari, diberikan selama minimal 10 hari.
• Pemberian Kortikosteroid pada kasus yang berat,
digunakan untuk mengurangi gejala inflamasi
apabila jantung dan SSP yang terserang.
Trichuris
trichiura
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Adenophorea
Order : Trichocephalida
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Species : T. Trichiura
Hospes cacing ini adalah manusia dan nama penyakitnya
disebut trikuriasis.

Morfologi
1. Ujung posterior yang betina lurus, sedangkan yang jantan
melingkar.
2. Yang jantan memiliki spikula tunggal dengan selubung yang
lentur.
3. Bagian anterior mengandung esofagus yang panjang dan
sempit.
4. Usus dan organ reproduksi terletak di ujung posteerior
tubuh.
5. Kulit bagian luarnya berwarna kekuningan dan bagian
dalamnya jernih.
Siklus Hidup

Cacing dewasa hidup dalam


sekum, apendiks, atau kolon
Telur yang dibuahi keluar
bersama tinja Mengalami
maturasi sekitar 3-6 minggu
Telur infektif tertelan
manusia Larva menetas
dan masuk ke dalam usus halus
Maturasi pada manusia
selama 3 bulan.
Patologi dan Gejala
Klinis
Pada infeksi berat terutama pada anak-anak, cacing tersebar di seluruh
kolon dan rektum. Kadang terlihat di mukosa rektum yang
mengalami prolapsus.

Diagnosa
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur yang keluar bersama tinja.
PENCEGAHAN
1. Individu
a. Mencuci tangan sebelum & sesudah
makan;
b. Mencuci sayuran yang dimakan
mentah;
c. Memasak sayuran di air mendidih;
2. Lingkungan
a. Menggunakan jamban ketika buang air
besar;
b. Tidak menyiram jalanan dengan air got;
PENGOBATAN
c. Tidak jajan di sembarang tempat.
1. Mebendazol
Memiliki khasiat sebagai obat kecacingan yang
mempunyai jangkauan luas terhadap cacing-cacing parasit.
Pemakaian 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.
2. Albendazol dengan dosis tunggal 400 mg.
3. Oksantel pirantel pamoat, dosis tunggal 10-15 mg/kg berat
badan.
Cacing tambang (N.
americanus dan A. duodenale)
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentae
Order : Strongiloidae
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Necator/ Ancylostoma
Species : N. americanus dan A.
duodenale
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif kedua cacing ini adalah manusia. Tempat hidupnya
ada di dalam usus halus terutama jejunum dan duodenum. Penyakit
yang disebabkan oleh parasit ini disebut Nekatoriasis dan
Ankilostomiasis

Morfologi
1. Memiliki kutikel tebal
2. Nematoda berwarna putih kelabu, silindrik, dan fusiform
3. Cacing jantan mempunyai organ reproduksi tunggal dan sebuah
bursa kopulatriks
4. Cacing betina mempunyai sepasang organ reproduksi tetapi tkidak
mempunyai bursa kopulatriks
Perbedaan morfologi
N. americanus Duodenale
Bentuk badan Bentuk badan menyerupai
menyerupai huruf S. huruf C.
Memiliki benda kitin pada Terdapat dua pasang gigi
rongga mulutnya. pada rongga mulutnya.
Ukuran tubuhnya lebih Ukuran tubuhnya lebih
kecil. besar.
Tidak memiliki Spinal Memiliki spinal kaudal
kaudal pada betina. pada betina.
Vulva terletak pada
anterior pertengahan Vulva terletak posterior
badan. dari pertengahan badan.
Siklus Hidup Cacing
tambang

1. Cacing dewasa hidup di dalam usus 4. Tumbuh dan berkembang menjadi larva
halus manusia. filariform yang infektif.
2. Telur keluar bersama tinja, mengalami 5. Larva filariform menembus kulit manusia.
embrionisasi di tanah.
6. Migrasi ke paru-paru, dan ber maturasi pada
3. Telur menetas, menghasilkan larva
manusia selama 35 hari.
rabditiform yang tak infektif.
Patologi dan Gejala
Klinis
Gejala nekatoriasis dan ankilostomiasis:
1. Stadium Larva
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit yang disebut ground itch. Perubahan pada paru
biasanya ringan
2. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing, serta keadaan
gizi penderita (Fe dan protein).

Cacing N.americanus menyebabkan penderita kehilangan


banyak darah sekitar 0,005-0,1 cc sehari, sedangkan
A.duodenale sekitar 0,08-0,34 cc. Biasanya terjadi
Adenmia hipokrom mikrosita, dan eosinofilia (jumlah
eosinofil yang berlebih dalam darah). Biasanya tidak
menyebabkan kematian tetapi daya tahan berkurang dan
prestasi kerja turun.
Diagnosis
Ditemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama mungkin
ditemukan larva.

Pengobatan
Pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan memberikan hasil cukup baik.
Strongyloides stercoralis
Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes pertama
cacing ini.
Parasit ini dapat menyebabkan
strongiloidiasis.

Morfologi
Hanya cacing dewasa betina hidup sebagai
parasit di vilus duodenum dan yeyunum.
Cacing betina berbentuk filiform, halus,
tidak berwarna dan panjang 2mm.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Ordo : Rhabditida
Family : Strongyloididae
Genus : Strongyloides
Species : S. stercoralis

Diagnosis
Menemukan larva rabditiform dalam tinja segar, dalam biakan atau
dalam aspirasi duodenum.
a. Dewasa parasitic,
betina
b. Dewasa hidup
bebas, betina
c. Dewasa hidup
bebas, jantan
d. Larva rabditiform
e. Larva filariform

1. Esofagus 6. Anus
2. Usus 7.
Testes
3. Uterus 8.
Spikula
4. Vulva 9.
Daur Hidup
Patologi dan Gejala Klinis
Kulit. Larva filiform dalam jumlah besar
menembus kulit, timbul kelainan kulit
yang dinamakan creeping eruption.

Paru-paru. Migrasi larva ke paru bergantung pada


jumlah larva dan intensitas respons imun hospes. Dapat timbul
pneumonia. Pada kasus hiperinfeksi terjadi gejala batuk,
pernapasan pendek, demam, dan Nampak sindrom Loffler.

Usus. Untuk kasus hiperinfeksi terjadi kerusakan hebat mukosa


usus dan terkadang jaringan usus terkelupas, gejalanya
menyerupai ulkus peptikum.
Epidemiologi
Daerah panas, kelembapan tinggi dan sanitasi kurang, sangat
menguntungkan cacing Strongyloides sehingga terjadi daur hidup
yang tidak langsung.

Pencegahan dan Pengobatan


- Pencegahan terutama tergantung pada sanitasi
pembuangan tinja dan melindungi kulit dari tanah
yang terkontaminasi.
- Penerangan kepada masyarakat mengenai cara
penularan dan cara pembuatan serta pemakaian
jamban.
- Menggunakan albendazol 400 mg satu/dua kali
seharai selama tiga hari.
- Mebendazol 100 mg tiga kali sehari selama dua atau
empat minggu. Perhatian khusus ditujukan kepada
Enterobius vermicularis (Oxyuris vermicularis)

Hospes dan Nama Penyakit


Manusia adalah satu-satunya hospes. Dan nama penyakitnya disebut
enterobiasis atau oksiuriasis.

Morfologi
Karakteristik Jantan Betina
Panjang 2-5 mm 8-13 mm
Bentuk Mempunyai sayap dan Ujung anterior ada pelebaran
ekornya melingkar sehingga kutikulum seperti sayap
bentuknya seperti tanda (alae). Bulbus esophagus
tanya (?) jelas, ekor panjang dan
runcing. Uterus melebar dan
penuh telur.
Habitat Rongga sekum, usus besar, Rongga sekum, usus besar,
usus halus. usus halus.
Telur - 11000-15000
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Upakelas : Spiruria
Ordo : Oxyurida
Famili : Oxyuridae
Genus : Enterobius

Diagnosa
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing dewasa,
telur cacing dapat diambil dengan alat anal swab
A. Dewasa Betina
B. Dewasa Jantan
C. Telur

1. Sayap leher
2. Esofagus
3. Bulbus esophagus
4. Usus
5. Ovarium
6. Uterus
7. Lubang genital
8. Anus
9. Testes
10.Duktus ejakulatorius
11.Larva di dalam telur
Daur Hidup
Epidemiologi
Penularan dapat terjadi pada keluarga atau kelompok yang hidup
satu lingkungan yang sama.
Penularan dapat dipengaruhi dari tangan ke mulut, debu,
retrofeksi melalui anus.

Pencegahan dan Pengobatan


Kebersihan perorangan sangat penting untuk pencegahan.
Seperti kuku yang selalu pendek, selalu mencuci tangan sebelum
makan.
Makanan dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung
telur.
Diberikan obat piperazin di waktu pagi hari. Pirantel pamoat dan
mebendazol.
Patologi dan Gejala Klinis

• Gejala klinis disebabkan iritasi disekitar anus,


perineum dan vagina oleh cacing betina gravid
yang bermigrasi sehingga menyebabkan pruritus
local.
• Cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus
halus bagian proksimal sampai ke lambung,
esophagus dan hidung sehingga menyebabkan
gangguan di dearah itu.
• Gejala infeksi yaitu kurang nafsu makan, berat
badan turun, aktivitas meninggi, enuresis, cepat
marah, gigi menggeretak, insomnia, masturbasi,
terkadang sukar membuktikan hubungan sebab
Jaringan

-Wuchereria bancrofti -

Hospes dan Nama Penyakit

W.bancrofti merupakan parasit manusia yang


menyebabkan filariasis bankrofti atau wukereriasis
bankrofti. Penyakit ini tergolong dalam filariasis limfatik,
bersamaan dengan penyakit yang disebabkan oleh
Brugia malayi dan Brugia timori. W.bancrofti tidak
Daur Hidup
Morfologi
Berbentuk halus seperti benang dan berwarna putih
susu. Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran
dan kelenjar limfe. Cacing betina berukuran 65-100 mm
x 0,25mm dan yang jantan berukuran 40mm x 0,1 mm.
cacing betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung
dengan ukuran 250-300 mikron x 7-8 mikron. Microfilaria
tersebut hidup di aliran daarah tepi pada waktu-waktu
tertentu saja.

Kalsifikasi
Kelas : secernentea
Ordo : spirurida
Upordo : spirurina
Family : onchocercidae
Genus : wuchereria
Species : wuchereria bancrofti
Patologi dan Gejala Klinis
- Gejala klinis filariasis limfatik disebabkan oleh microfilaria
baik yang hidup maupun yang mati.
-Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa menimbulkan
adalah peradangan pada kelenjar limfe, dan limfangitis re
limfe) dalam stadium akut, disusul dengan obstruktif men
- Microfilaria biasanya tidak menimbulkan kelainan tetapi d
tertentu dapat menyebabkan occult filariasis (infeksi filari
memperlihatkan gejala klasik filariasis serta tidak ditemuk
-
Perjalanan penyakit filariasis limfatik dapat
dibagi dalam beberapa stadium yaitu :
1. Mikrofilaremia tanpa gejala klinis
Pemeriksaan dengan limfosintigrafi
menunjukkan adanya kerusakan saluran limfe.
Cacing dewasa dapat hidup menyumbat
saluran limfe dan terjadi dilatasi pada saluran
limfe (lymphangiektasia). Cacing deawasa yang
mati dapat menyebabkan inflamasi. Setelah
infiltrasi limfositik yang intensif, lumen
tertutup dan cacing mengalami kalsifikasi.
Sumbatan sirkulasi limfatik terus berlanjut
2. Stadium akut ditandai dengan peradangan
pada saluran dan kelenjar limfe, berupa
limfadenitis dan limfangitis retrograde yang
disertai demam dan malaise. Peradangan pada
sistem limfatik alat kelamin laki-laki, seperti
funikulitis, epididimitis dan orkitis sering
dijumpai. Saluran sperma meradang,
membengkak menyerupai tali dan sangat nyeri
pada perabaan, terkadang menyerupai hernia
inkarserata.
3. Stadium menahun
Pada stadium menahun gejala klinis yang paling
Epidemiologi
Filariasis bancrofti dapat dijumpai di perkotaan atau pedesaan dan
bersifat local. Kurang lebih 20 juta penduduk Indonesia bermukim di
daerah endemi filariasis bankrofti dan sewaktu-waktu bisa ditulari.
Kelompok umur dewasa muda merupakan kelompok penduduk yang
paling sering menderita.

Pengobatan dan Pencegahan

Dietilkarbamasin sitrat (DEC) merupakan obat pilihan baik untuk


pengobatan perorangan. Pengobatan ditujukan untuk membunuh parasit,
mencegah kesakitan dan mencegah transmisi. Obat lain yang juga dipakai
adalah ivermektin, antibiotic semisintetik dari golongan makrolid yang
mempunyai aktivitas luas terhadap nematode dan ektoparasit. Obat ini
hanya membunuh microfilaria.
- Brugia malayi -
Hospes dan nama penyakit
Brugia malayi dapat dibagi dalam dua varian :
1. Hidup pada manusia
2. Hidup pada manusia dan hewan
Penyakit yang disebabkan oleh B.malayi disebut filariasis malayi atau biasa
disebut filariasis brugia.
Morfologi
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di pemuluh
limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna
putih susu. Cacing betina berukuran 55 mm x 0,16
mm dan yang jantan 22-23 mm x 0,09 mm. cacing
betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung.
Ukuran mikrofilaria adalah 200-260 mikron x 8
mikron.

Klasifikasi
Kingdom : animalia
Filum : nematode
Ordo : spirurida
Family : Onchocercidae
Genus : Brugia
Species : B. Malayi
Daur Hidup
Patologi dan Gejala klinis
Gejala klinis filaria malayi yakni :
1. Stadium akut
Pada stadium akut ditandai dengan serangan demam dan
peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul
beberapa kali. Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar limfe
inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul setelah
pekerja bekerja berat di ladang dan sawah, biasanya berlangsung
2-5 hari dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Pada stadium ini
tungkai bawah biasanya ikut membengkak dan menimbulkan
gejala limfedema. Limfadenitis dapat pula berkembang menjadi
bisul, pecah menjadi ulkus. Limfadenitis dengan gejala
komplikasinya dapat berlangsung beberapa minggu sampai tiga
bulan lamanya.
Epidemiologi
B.malayi hanya terdapat di pedesaan, karena vektornya
tidak dapat berkembang biak di perkotaan. B.malayi yang
terdapat pada manusia dan hewan biasanya terdapat di
pinggir pantai atau aliran sungai, dengan rawa-rawa.
Penyebaran B.malayi bersifat lokal, penderita yang terkena
penyakit ini terutama adalah nelayan dan petani. Kelompok
umur dewasa muda paling sering terkena penyakit ini,
sehingga produktivitas penduduk dapat berkurang akibat
serangan adenolimfangitis yang berulang kali.

Pengobatan dan Pencegahan


Hingga sekarang DEC masih merupakan obat pilihan.
Dosis yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari
selama 10 hari. Stadium mikrofilaremia, peradangan,
limfedema, dan elefantiasis dini dapat disembuhkan
dengan pengobatan DEC. Pencegahan yang paling baik
- Dracunculus medinensis -

Hospes dan nama penyakit


Dracunculiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing
gelang Dracunculus medinensis. Yang menyebabkan rasa sakit,
luka kulit meradang dan radang sendi yang melemahkan. Infeksi
tersebut terjadi sebagian besar pada jalur sempit melintasi
beberapa Negara di daerah Afrika Selatan dan di Yaman dan
hanya berlangsung pada musim tertentu.
Daur hidup
Morfologi
Cacing ini berbentuk silindris dan memanjang seperti benang. Permukaan
berwarna putih susu dengan kutikula yang halus. Ujung anterior berbentuk
tumpul sedangkan ujung posterior melengkung membentuk kait. Memiliki
mulut yang kecil dan ujung anteriornya dikelilingi paling sedikit 10 papila.

Klasifikasi
Kingdom : animalia
Phylum : nemathelminthes
Class : nematode
Order : camallanidae
Superfamily : dracunculoidea
Family : dracunculidae
Genus : dracunculus
Species : D. medinensis
Patologi dan gejala klinis
Gejala yang ditimbulkan tidak begitu berat, misalnya :
Gejala saluran cerna, Tidak nafsu makan, Tidak enak di perut.
Bila cacing sudah hidup di permukaan usus, gejala yang ditimbulkan :
Anemia hiperkrommakrositer, Defisiensi B12, Obstruksi.

Epidemiologi
Penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia akan tetapi di tempat yang
banyak makan ikan salem mentah atau kurang matang.
Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan :
1. Penyaringan air minum melalui katun tipis
2. Merebus air hingga mendidih sebelum digunakan
3. Hanya meminum air berklorin membantu mencegah dracunculiasis

Pengobatan :
Biasanya, cacing dewasa pelan-pelan diangkat lebih dari sehari
sampai seminggu dengan memutarnya pada sebuah batang. Cacing
tersebut bisa diangkat dengan cara operasi, tetapi pada banyak
daerah, metode ini tidak tersedia. Orang yang juga mengalami infeksi
kadangkala diberikan metronidazole untuk mengurangi peradangan.
LOA-LOA
(Cacing Loa, Cacing Mata)

Parasit ini hanya ditemukan pada manusia.


Penyakitnya disebut Loaiasis (Callabar
Swelling/Fugitive Swelling)
Loaiasis terdapat di Afrika Barat, Afrika
Tengah, dan Sudan.
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Filum :
Nemathelminthe
s
Kelas : Nematoda
Ordo : Spiruida
Superfamili :
Filarioidae
Famili : Onchocercidae
Genus : Loa
Spesies : Loa-loa
MORFOLOGI DAN CIRI-CIRI
Parasit ini ditularkan oleh lalat Chrysops, dimana
cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan.
Cacing betina berukuran 50-70 mm x 0,5 mm
mengeluarkan mikrofilaria yang beredar dalam
darah pada siang hari (diurna) dan pada malam
hari berada dalam pembuluh darah paru-paru.
Mikrofilia dapat ditemukan dalam urin, dahak, dan
terkadang dalam cairan sumsum tulang
belakang.
Cacing jantan berukuran 30-34 mm x 0,35-0,43
mm.
SIKLUS HIDUP
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh.
Seringkali menimbulkan gangguan di konjungtiva
mata dan pangkal hidung dengan menimbulkan
iritasi pada mata, sembab, sakit, dan bengkak
pada pelupuk mata.
Penderita menjadi hipersensitif terhadap zat
sekresi yang dikeluarkan oleh cacing dewasa
PENCEGAHAN DAN
PENGOBATAN
Pengobatan
• Penggunaan dietilkarbamasin (DEC) dengan
dosis 2 mg/kg berat badan, diberikan tiga kali
sehari setelah makan selama 14 hari.
• Cacing dewasa di dalm mata harus dikeluarkan
dengan pembedahan yang dilakukan oleh
seorang ahli.

Pencegahan
• Menghindari gigitan lalat.
• Pemberian obat-obatan dua bulan sekali.
• Jangan sering-sering masuk hutan.
-Onchocerca Volvulus-

Banyak ditemukan di daerah tropis yang mempunyai


banyak sungai dengan arus yang deras.
Cacing filarial ini terkenal dengan tiga gejala utama yang
ditimbulkan yaitu kebutaan, dermatitis, dan timbulnya
nodulus subkutan. Nama lain dari cacing Onchocerca
volvulus adalah filarial volvulus, Onchocerca caecutiens,
River blindness.
MORFOLOGI

Nama Panjang Tempat Tempat Sumber Gejala Diagnos Obat- keteran


umum parasit hidup masuk infeksi klinis is obat gan
parasit dalam hospes yang laborat yang
atau hospes perantara biasa orium dipakai
penyakit atau dijumpai
vektor

Filariasis Sampai 50 subkutan kulit Simulium Benjolan Biopsi Hetraza Benjolan


yang cm (lalat) subkutan kulit, n,surami pada
menyebab kehilangan aspira n,pembe kepala
kan buta penglihata benjolan dahan dan
n badan
SIKLUS HIDUP
Pengobatan

Obat yang dipakai adalah ivermectin baik untuk pengobatan masal


maupun selektif.
Suramin merupakan satu-satunya obat yang membunuh cacing
dewasa O. Volvulus. Tetapi jarang dipakai karena pemberiannya
relatif sulit dan toksitasnya tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Brown, Harold W. 1979. Dasar Parasitologi Klinis.
Jakarta : PT. Gramedia.
Soedarto. 1996. Atlas Helmintologi Kedokteran.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Craig, Faust. 1971. Clinical Parasithology 8th Ed.
Philadelphia : Lea and Febiger.
Departemen Parasitologi FKUI Jakarta. 2008. Buku
Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Indonesia.
Neva FA, Brown HW. 1994. Basic Clinical
Parasithology 6th Ed. Prentice Hall International
Editions.
Onggowaluyo J. S. 2002. Parasitologi Medik 1.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai